Anda di halaman 1dari 29

PERTEMUAN KE 11

PROSES BERPIKIR DAN PARADIGM/ WORLD VIEW


By : Dona Primasari Zulkifli
PROSES BERPIKIR DAN PARADIGM/
WORLD VIEW

- PROSES BERPIKIR DEDUKTIF DAN INDUKTIF


- TEORI KONSTRUKSI PIAGET
- PERSPEKTIF MULTIPARADIGMA TENTANG PEMBUATAN
TEORI
PROSES BERPIKIR INDUKTIF DAN
DEDUKTIF
Pengertian :
Berpikir deduktif : adalah berpikir dimulai
secara umum dan berakhir secara khusus
Bepikir induktif : berpikir dimulai secara
khusus dan berakhir secara umum
SEJARAH PEMIKIRAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

-abad ke 17, dimulai pertentangan antara Rene


Descrates (deduktif) dan Francis Bacon (induktif)
Pertengahan abad ke 18 disebut abad pencerahan
atau enlightenment : saat di mulainya kemekaran otak
manusia (adanya keyakinan akan kemampuan tak
terbatas dari otak manusia) di dunia barat
Kelahiran filsafat liberalisme, atau upaya orang barat
untuk memperoleh kebebasan (freedom)
Abad 19 : revolusi industri
Pola pikir deduksi terdiri dari :
1. Silogisme
2. Polisilogisme
3. Sorites

Pola pikir induktif terdiri dari :


1. Generalisasi
2. Analogi
Pola pikir deduksi
Silogisme : terdiri dari premis mayor dan
premis minor
Premis mayor : Umum : Semua orang
bakal mati
Premis minor : khusus : Robinson Cruise
adalah orang
Kesimpulannya : bersifat khusus : Robinson
Cruise bakal mati
Bersifat self-evident proposition :
kebenarannya tidak perlu dibuktikan
Pola pikir deduksi..cont..
Polisilogisme dan sorites : silogisme beruntun
Premisnya beruntun tapi kesimpulannya tetap satu.
Rumus umumnya : X Y, Y Y1,Y2,dsb
Y2 Z
X Z
POLA PIKIR INDUKTIF
Berpikir secara khusus ke sampainya berpikir
secara umum. Ada dua cara bagaimana khusus bisa
menjadi umum :
1. Generalisasi : keberlakuan secara umum dari
sebuah proposisi dengan tetap pada low
informative value
2. Analogi : perbandingan dari dua benda/konsep,
mencari kesamaan dan perbedaan
Abad 19 : bangsa Eropa menjadi negara industri yang
bertumpu pada teknologi berkat kemajuan sains
mereka. Pada abad ini juga muncul apa yang
disebut filsafat ilmu

Abad 20 : dalam penelitian kedua pola pikir (deduktif


dan induktif) disatupadukan dan disebut deducto-
hypothetico- verificative, yang artinya : diperlukan
suatu teori atau pola untuk menerangkan dan
sekaligus meramalkan fenomena-fenomena, hipotesis
dan diuji kebenarannya. Bila teruji, hipotesis diakui
sebagai fakta.
Dengan adanya fakta-fakta baru, maka teori
atau pola tadi dapat disempurnakan. Tidak
perlu lagi pertentangan pola induktif dan
deduktif. Empirik menjadi hakim atas salah
benarnya suatu teori atau pola pemikiran
Uji empirikal
Verifikasi= uji empirikal : hipotesis yang
perlu diuji kebenarannya dengan
menggunakan data-data empirik.
Pada masa ini juga muncul rational proff :
pembuktian secara rasional
TEORI KONSTRUKSI PIAGET

Piaget adalah psikolog pertama yang


menggunakan filsafat konstruktivisme dalam proses
belajar. Ia menjelaskan bagaimana proses
pengetahuan seseorang dalam teori intelektual
- teori teori Piaget:
1. Teori Adaptasi Intelek
2. Teori Pengetahuan
Teori adaptasi intelek
Mengerti adalah proses adaptasi intelektual
yang dengannya pengalaman-
pengalaman dan ide-ide dinteraksikan
dengan apa yang sudah diketahui
seseorang yang sedang belajar untuk
membentuk struktur pengertian yang baru
Teori adaptasi intelek ..cont
Menurut Piaget, perkembangan kognitif
seseorang punya 3 unsur :
1. Isi : apa yang diketahui oleh seseorang,men
unjuk kepada tingkah laku yang dapat
diamati
2. Fungsi : menunjuk pada sifat dan aktivitas
intelektual-asimilasi dan akomodasi yang
tetap dan terus menerus dikembangkan
sepanjang perkembangan kognitif
3. Struktur : menunjuk pada sifat organisatoris
yang dibentuk yang menjelaskan terjadinya
perilaku khusus
Teori adaptasi intelek ..cont
Kesimpulan : bagi Piaget , belajar
merupakan proses perubahan konsep.
Dalam proses tersebut, si pelajar setiap kali
membangun konsep baru melalui asimilasi
dan akomodasi mereka. Oleh sebab itu
belajar merupakan proses yang terus
menerus
Teori Pengetahuan
Tiga macam pengetahuan menurut Piaget:
1. Pengetahuan Fisis : pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari
suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar , kekasaran,
berat, serta bagaimana objek objek itu berinteraksi satu
dengan yang lainnya.
2. Pengetahuan matematis-logis: pengetahuan yang dibentuk
dengan berpikir tentang pengalaman dengan suatu objek
atau kejadian tertentu.
3. Pengetahuan sosial : pengetahuan yang didapat dari
kelompok budaya dan sosial yang secara bersama
menyetujui sesuatu
Kritik terhadap Piaget
1. Konstruktivisme piaget terlalu personal
dan individual: Piaget terlalu
menekankan bagaimana seseorang
membangun pengetahuannya dengan
kegiatannya di dunia tapi kurang
menekannkan pentingnya masyarakat
dan lingkungan
2. Piaget terlalu subjektif dan kurang sosial
PERSPEKTIF MULTIPARADIGMA TENTANG
PEMBUATAN TEORI

Paradigma merupakan perspektif riset yang


digunakan peneliti yang berisi :
bagaimana peneliti melihat realita (world views),
bagaimana mempelajari fenomena, caracara yan
digunakan dalam penelitian dan caracara yang
digunakan dalam menginterpretasikan temuan.
Dalam konteks desain penelitian, pemilihan
paradigma penelitian menggambarkan pilihan
suatu kepercayaan yang akan mendasari dan
memberi pedoman seluruh proses penelitian (Guba,
1990)
Perbedaan pandangan tersebut akan
mempengaruhi caracara yang digunakan dalam
penelitian guna membangun suatu teori.

Gioia dan Pitre (1990) mengatakan bahwa


perbedaan paradigma akan mempengaruhi tujuan
penelitian, aspek teoritis yang digunakan dan
pendekatan dalam membangun teori
PERSPEKTIF MULTIPARADIGMA TENTANG
PEMBUATAN TEORI
Dennis A. Gioia

Pendekatan multiparadigma ke pembuatan teori sebagai sarana


menciptakan korespondesi antara paradigma dan pembuatan teori.
Sebuah paradigma aalah sebuah perspektifatau cara pikir yang
mencerminkan keyakinan dan asumsi dasar tentang sifat suatu
organisasi (Kuhn,1970; Lincoln, 1985).

Terdampat empat paradigma penelitian berbeda yaitu : fungsionalist,


interpretivist, humanist radikal, dan strukturalist radikal
Four paradigma(Burell and Moergans, 1979)

Radical change
Radical Radical
humanist structuralist

Subjective Objective
Interpretivist Functionalist

Regulation
Pembuatan teori dalam paradigma
interpretif
Paradigma interpretif didasarkan pada pandangan
bahwa orang secara sosial dan simbolik
membangun dan mempertahankan realita
organisasinya sendiri (Berger dan Luckmann,!996).

Tujuan pembuatan teori dalam paradigma interpretif


adalah menghasilkan deskripsi, wawasan, dan
penjelasan kejadian sedemikian rupa sehingga
sistem interprestasi dan makna, dan proses
structuring dan organizingnya terlihat
Paradigma radical humanist
Paradigma ini hampir serupa dengan interpretive namun lebih
bersikap kritikal dan evaluatif.
Tujuan dari paradigma ini adalah untuk membebaskan individu
dari berbagai sumber eksploitasi, dominasi, dan tekanan yang
muncul dari tatanan sosial yang ada dengan tujuan untuk
mengubah tatanan tersebut tidak sekedar memahami dan
menjelaskannya
Pandangan ini sering dinamakan Critical Theory. Critical theory
berusaha untuk mengubah struktur yang melekat pada kondisi
status quo yang berpengaruh pada perilaku individu dan
mencoba mengubahnya dengan menunjukkan pada individu
bahwa struktur tersebut merugikan pihak lain karena adanya
unsur dominasi, tekanan dan
eksploitasi.
Paradigma radical structuralist
Paradigma radical structuralist merupakan paradigma yang
didasarkan pada ideologi yang berusaha melakukan
perubahan secara radical terhadap realita yang terstruktur.
Paradigma ini mirip dengan radical humanist namun
structuralist lebih bersifat makro yaitu pada kelaskelas
(kelompok) yang ada dalam masyarakat atau struktur industri.

Tujuan teori adalah untuk memahami,menjelaskan, mengkritik


dan bertindak atas dasar mekanisme struktural yang terdapat
dalam dunia sosial atau organisasi dengan tujuan utama
melakukan transformasi melalui collective resistence dan
perubahan radical (Heydebrand 1983)
Paradigma Funcsionaist
Paradigma ini berusaha menguji keajegan
(reguralities) dan hubungan variabel sosial yang
diharapkan dapat menghasilkan generalisasi dan
prinsipprinsip yang bersifat universal.

Paradigma ini beriorentasi pada upaya untuk


mempertahankan status quo dari isu penelitian
yang ada. Artinya, penelitian dilakukan dengan
asumsi bahwa isu sosial sudah ada di luar sana
(given) tinggal diteliti/dikonfirmasi sehingga tidak
ada usaha untuk mengubah isu yang ada.
Paradigma Functionalist
Paradigma ini mencoba mengembangkan teori
berdasarkan pendekatan deduktif dengan diawali
dengan review atas literature dan
mengoperasionalkannya dalam penelitian.
Hipotesis kemudian dikembangkan dan diuji dengan
menggunakan data yang ada berdasarkan pada
analisis statistik. Oleh karena itu, pendekatan ini
cenderung mengkonfirmasi, atau merevisi atau
memperluas teori (refinement) melalui analisis
hubungan sebab akibat (causal analysis).
Kesimpulan
Dari wacana di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa : proses berpikir dan paradigma
mengalami kemajuan pesat pada abad 17-19
yang ditandai juga dengan revolusi industri.
Pada abad 20 lahirlah uji empirikal sebagai
jawaban dari PROSES BERPIKIR DEDUKTIF DAN
INDUKTIF

- Kemajuan proses berpikir ditandai juga


dengan munculny berbagai teori yang
menggunakan filsafat konstruktivisme dalam
proses belajar (Teori Konstruktivisme Piaget)
Kesimpulan
Perkembangan proses berpikir juga bisa
dilihat dengan adanya perkembangan
pendekatan tradisional ke pembuatan teori
yang menggunakan pendekatan
multiparadigma.

Perkembangan pendekatan
multiparadigma ke pembuatan teori bisa
menghasilkan pengetahuan yang lebih
lengkap dibanding perspektif paradigma
tunggal.
Sekian dan terimakasih
semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai