PENANGANAN ASFIKSIA
SR M PETRI FCH
A. Konsep Dasar Medik
Pengertian
Asfiksia merupakan konsekuensi dari hipoksia
intrapartum dimana bayi membutuhkan resusitasi lebih lanjut
dan berlanjut pada keadaan ensefalopati hipoksik iskemik.(
Meadow dan Newel, 2002).
Faktor Plasenta
Faktor Fetus
Faktor Neonatus
Faktor ibu
Hipoksia pada ibu akan menimbulkan hipoksia
pada janin dengan segala akibatnya. Hipoksia
pada ibu dapat terjadi karena hipoventilasi
akibat pemberian obat analgetik atau
anastesi.
Gangguan aliran darah uterus akan
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke
plasenta dan demikian pula ke janin.
Faktor plasenta
Pertukaran gas pada ibu dan janin dipengaruhi
oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin
akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak
pada plasenta seperti: solusio plasenta dan
perdarahan plasenta.
Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan
terganggunya aliran darah dalam pembuluh
darah umbilikus dan menghambat pertukaran
gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran
darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali
pusat menumbung, tali pusat melilit leher,
kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir.
Faktor neonatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir
dapat terjadi karena beberapa hal seperti:
obat anastesi/ analgetik yang berlebihan pada
ibu, trauma persalinan, dan kelainan
kongenital pada bayi.
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan penunjang
Tindakan khusus:
1. Asfiksi berat (skor Apgar 0-3)
Memberikan O2 dengan tekanan dan intermitten
(cara terbaik dengan intubasi endotrakheal)
Koreksi asidosis dengan pemberian natrium
bikarbonat dengan dosis 2-4 mEq/ kg bb.
Diberikan juga glukosa 15-10% dengan dosis
2-4 mEq/ kgbb. Kedua obat disuntikkan IV
secara perlahan melalui vena umbilikalis.
Pemberian antibiotik sebagai tindakan
profilaksis.
Bila disertai henti jantung dilakukan RJP.
2.Asfiksia sedang (skor Apgar 4-6)
1. Persiapan keluarga
2. Persiapan tempat
3. Persiapan alat resusitasi
4. Persiapan diri.
Menilai reaksi bayi saat lahir
Selalu
diperlukan
Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan
napas, keringkan, rangsang, & beri O2 (bila
perlu)
Pemberian
obat2an
Kadang-
kadang
Standar Tindakan Pencegahan
(The US CDC & Prevention)
Lindungi diri dari Produk cairan
pasien (darah,urin, feses, liur,
muntahan)
Sarung tangan, masker, pelindung
mata harus dipakai
Resusitasi mouth to mouth harus
dihindari
Kamar bersalin harus dilengkapi
balon resusitasi & sungkup,
laringoskop, pipa endotrakeal,
penghisap mekanik & alat
pelindung lain yang dibutuhkan
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
Menentukan apakah bayi perlu resusitasi
Tanya & jawab hal-hal di bawah ini
1. Cukup bulan ?
2. Cairan amnion bening ?
3. Bernapas atau menangis ?
Perhatikan dada bayi
ii. Posisikan;
bersihkan jalan napas
bila perlu
iii. Keringkan, rangsang,
reposisi
i. MEMBERIKAN KEHANGATAN
Letakkan bayi di bawah alat
pemancar panas
ii. POSISIKAN;
BERSIHKAN JALAN NAPAS BILA PERLU
Letakkan bayi dengan kepala sedikit
tengadah
ii. MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS
Mengeringkan
.. kehilangan panas
merangsang napas
Rangsang taktil
.. merangsang napas
1. Menepuk/menyentil
telapak kaki
2. Menggosok punggung/
perut/dada/
ekstremitas
Penilaian 3 tanda:
1. Pernapasan .... spontan dan teratur ?
2. Frekuensi jantung .. > 100 kali/menit ?
(hitung dalam 6 detik, kalikan 10)
3. Warna kulit .. kemerahan ?
PENILAIAN WARNA KULIT
Seluruh tubuh kemerahan
Sianosis sentral vs sianosis perifer
Sianosis sentral perlu intervensi
PEMBERIAN OKSIGEN ALIRAN BEBAS
1 2 3
VENTILASI TEKANAN POSITIF
Balon tidak mengembang sendiri
Balon mengembang sendiri
Balon Mengembang Sendiri
Bagian2 B.M.S.:
1. Pintu masuk udara & tempat
memasang reservoar O2
2. Pintu masuk O2 1 6
3. Pintu keluar O2
4. Susunan katup 4
5. Reservoar O2
6. Katup pelepas tekanan (pop-off
5
valve)
2
7. Tempat memasang manometer 7
(bagian ini mungkin tidak ada)
3
SUNGKUP
Ukuran
Tepi
Bentuk
Kecepatan Melakukan Ventilasi
40-60 kali/menit
Gerakkan jari
sepanjang tepi bawah
iga sampai
mendapatkan sifoid
BENAR
Jari tetap
menempel di dada
SALAH
Jari terangkat
dari dada
FREKUENSI
Satu Dua Tiga Pompa
Indikasi Intubasi Endotrakea
Indikasi lain:
sangat prematur & hernia diafragmatika
Epinefrin
Asistolik
1. Pengkajian
Fokus pengkajian pada bayi dengan asfiksia adalah:
Riwayat Kehamilan: keluhan yang terjadi selama kehamilan
Pemeriksaan fisik: gangguan pernafasan (pernafasn cepat, pernafasan
cuping hidung), sianosis, nadi cepat, dan apgar skor.
2. Diagnosa Keperawatan
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
akumulasi secret
Gangguan pola nafas berhubungan dengan penurunan ventilasi
paru
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan
ventilasi paru
3. Rencana Keperawatan
a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhungan dengan
akumulasi secret
Tujuan: Dalam waktu 3x60 menit jalan nafas kembali efektif
Kriteria:
Jalan nafas bersih
Klien dapat memperhatahankan pernafasan normal
Intervensi :
Monitar tanda-tanda vital tiap 5-15 menit
Auskultasi bunyi paru
Atur posisi yang nyaman kepala lebih tinggi
Lakukan pengisapan secret
Lakukan fisioterapi dada
Kolabosi/ berikan terapi inhalasi sesuai indikasi
4. Implementasi
Pada tahap ini perawat melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan apa yang telah di buat di
intervensi
5. Evaluasi
S: Subjek (didapat dari keluhan pasien)
O: Objek (yang dapat kita lihat dari keluhan
pasien dan apa yang dapat kita kaji )
A: Analisa (apakah keluhan pasien teratasi atau
tidak)
P: Planning (apabila keluhan pasien teratasi,
intervensi dihentikan)
6. Discharge Planning
Anjurkan ibu salalu menjaga kondisi kandungan
Anjurkan ibu selalu mengontrol atau memeriksa
kandungan lebih kurang 1xsebulan
Anjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas berat
Ajurkan keluarga untuk mendampingi pasien