Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN JAGA

25 Agustus 2017
DPJP: dr. Adi Setyawan P,
Sp.OG (K)Fer
Kelompok Jaga
Jumat, 25 Agustus 2017
No Nama/ Usia Diagnosis Awal Tindakan Diagnosis Saat ini

1 Ny. A /19th G1P0A0 Usia 19 tahun hamil 37 Induksi P1A0 usia 19 tahun post partum
minggu 5 hari Janin Tunggal Hidup Rencana Partus spontan patologis dengan induksi
Intrauterin, belum inpartu dengan Pervaginam atas indikasi ketuban pecah dini
KPD 9 jam (Potensial infeksi)
2 Ny. R /24th G1P0A0 usia 25tahun,hamil 38 Persalinan bracth P1A0 usia 25 tahun post partus
minggu JTHIU dengan presentasi dengan Manual aid spontan patologis dengan manual
bokong aid + IUD

3. Ny. S/ 24 th G1P0A0 usia 24 tahun hamil 39 Partus pervaginam P1A0 usia 24 tahun post partus
minggu + 2 hari JTHIU dengan vakum patologis dengan tindakan
presbelkep puka dengan kala II ekstraksi vakum ekstraksi atas indikasi
lama kala II lama

4. Ny. H/ 34 th G2P1A0 usia 34 tahun hamil 33 Konservatif G2P1A0 usia 34 tahun hamil 33
minggu, JTHIU belum inpartu minggu, 1 hari JTHIU belum inpartu
dengan anemia berat, riwayat TB 3 dengan anemia berat, riwayat TB 3
tahun lalu tahun lalu

5. Ny. D/ 20 th G1P0A0 usia 20 tahun hamil 36 Partus spontan P1A0 usia 20 tahun post partum
minggu 4 hari JTHIU inpartu kala I pervaginam spontan patologis dengan partus
fase aktif dengan Partus prematurus
Prematurus iminen
Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Alamat : Kedungwuluh RT 04/06 Purwokerto barat
Usia : 19 tahun
No. CM : 02019585
SO A P
Hari, S:
Tanggal: Keluhan utama: keluar air rembes dari jalan lahir
Jumat, RPS:
25/8/17 Pasien datang ke VK IGD RSMS Purwokerto pukul 18.30
dengan rujukan dari BKMIA Kartini dengan keluhan keluar
air rembes warna jernih dari jalan lahir sejak pukul 10.00.
Pukul: kenceng-kenceng masih jarang, L/D (-).
18:30 HPHT: 17-12-2016 HPL: 24-9-2017
UK: 37 minggu 5 hari
Tempat: R. ANC: Rutin/ Bidan
VK IGD R. Mens: Teratur/ 5 hari/ siklus 28 hari, dismenore (-)
R. Nikah: 1x/ 1 tahun
R.KB : -
R. Obs: G1P0A0
1. Hamil ini

RPD : riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-),


riwayat asma (-), riwayat alergi (-)

RPK : riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-),


riwayat asma (-), riwayat alergi (-)

RSE: pekerjaan ibu rumah tangga. Pasien mengaku


mengonsumsi sayur dan buah hanya kadang-kadang, sering
konsumsi gorengan, dan jarang berolahraga.
SO A P
Hari, O:
KU/Kes: sedang/compos mentis
Tanggal: TD: 100/70; N: 90 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36.4 C, TB 155 cm,
BB awal 47 kg, BB sekarang 62 kg,
Jumat, delta BB 15 kg, IMT 25.8
25/8/17 Status generalis
Kepala
Mata: CA -/-, SI -/-
Pukul: Hidung/Telinga: discharge -, NCH -/-
Mulut: sianosis -/-
18.30 Leher
Tiroid: tidak ada pembesaran
Thoraks
Tempat: Paru: sd ves +/+ rbh -/- rbk -/-
VK IGD Jantung: s1>s2 Murmur (-) Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi cembung gravid, linea nigra (+), striae gravidarum (+), palpasi
supel, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan obstetri:
L1: bokong
L2: teraba punggung di kanan
L3: kepala
L4: divergen
TFU: 29 cm,
DJJ: 136 X/menit
His: jarang
Pemeriksaan dalam Bishop score 3:
1.Inspeksi: vulva vagina tenang, tidak ada lesi, kondiloma, tidak ada kista
2.Dinding vagina licin, supel
3.Portio: konsistensi kenyal, posisi medioposterior, pendataran 10%
4.Pembukaan 1 cm
5.Kulit ketuban (-)
6.Janin: presentasi kepala, penurunan kepala Hodge I
7.POD : belum dapat dinilai
8.STLD - AK + jernih
SO A P
Hari, Laboratorium: G1P0A0 Usia Lapor dr. Adi,
Tanggal: Darah Lengkap 19 tahun Sp.OG
Jumat, Hb: 12,0 g/dL hamil 37 Instruksi :
Leu: 12.550 U/L (H) - Terminasi
25/8/17 Ht: 37% (L) minggu 5 hari
kehamilan
Eri: 4,6 10^6 /uL Janin Tunggal dengan priming
Pukul: Trom: 354.000 /uL Hidup misoprostol 1/8
18.30 MCV: 78,9 fL (L) Intrauterin, tab per vagina
MCH: 25,9 pg/cell (L) belum inpartu - Inj Ceftriakson
MCHC: 32,5 %
Tempat: dengan KPD 9 2x1 g
VK IGD PT: 9.5 detik jam
APTT: 28.7 (L)
3/8/17 Kronologi SO A P
19.00 VK IGD S: keluar air rembes dari jalan lahir G1P0A0 Usia 19 - Rawat VK
O: KU/Kes: Sedang/CM
TD: 110/70 mmHg; tahun hamil 37 - Priming misoprostol 1/8
N: 90x/mnt; minggu 5 hari Janin tab per vagina
RR: 20 x/mnt; S: 36.4C Tunggal Hidup - Inj Ceftriakson 2x1 g
Abd : supel
St. genitalia Intrauterin, belum
Ext : L/D: - inpartu dengan KPD
DJJ: 143x/menit 9 jam
HIS: jarang
Pemeriksaan dalam: pembukaan 1 cm,
portio kenyal, kepala turun H1
22.30 VK Belakang S: kenceng-kenceng mulai teratur G1P0A0 Usia 19 - Drip oksitosin 5 IU dalam
O: KU/Kes: Sedang/CM
TD: 110/70 mmHg; tahun hamil 37 RL 500 ml mulai 8 tpm,
N: 80x/mnt; minggu 5 hari Janin maks 20 tpm
RR: 20 x/mnt; S: 36.5C Tunggal Hidup
Abd :supel
St. genitalia Intrauterin, inpartu
Ext : L/D: + kala I fase laten
DJJ: 150x/menit dengan KPD 12 jam
HIS: 2x/10/10
Pemeriksaan dalam: pembukaan 2 cm,
portio lunak, kepala turun H1
02.00 VK belakang S: kenceng-kenceng G1P0A0 Usia 19 Lapor dr Residen
O: KU/Kes: Sedang/CM
TD: 120/80 mmHg; tahun hamil 37 Instruksi :
N: 88x/mnt; minggu 5 hari Janin - Drip oksitosin 5 IU dalam
RR: 20 x/mnt; S: 36.5C Tunggal Hidup RL 500 ml mulai 8 tpm
Abd :supel
St. genitalia Intrauterin, inpartu
Ext : L/D: + kala I fase laten
DJJ: 142x/menit dengan KPD 16 jam
HIS: 3x/10/10
Pemeriksaan dalam: pembukaan 3 cm,
portio lunak, kepala turun H1
18/1/17 Kronologi SO A P

05.30 VK Belakang S: kenceng-kenceng, ingin mengejan G1P0A0 Usia 19 - Pimpin Persalinan


O: KU/Kes: Sedang/CM
TD: 120/80 mmHg; tahun hamil 37
N: 88x/mnt; minggu 5 hari Janin
RR: 20 x/mnt; S: 36.5C Tunggal Hidup
Abd :supel
St. genitalia Intrauterin, inpartu
Ext : L/D: + kala I fase laten
DJJ: 142x/menit dengan KPD 19 jam
HIS: 4x/10/10
Pemeriksaan dalam: pembukaan 10 cm,
kepala turun H3+

05.50 VK Belakang Bayi lahir : P1A0 usia 19 tahun Inj Oksitosin 10 IU IM


Perempuan, A/S 7-8-9 post partum spontan
BB 2950 gr patologis dengan
PB 48 cm induksi atas indikasi
LK 32 cm Ketuban Pecah Dini
LD 32 cm
Anus (+)
Kelainan (-)

05.55 VK Belakang Plasenta dilahirkan lengkap. P1A0 usia 19 tahun


post partum spontan
Perdarahan -+ 200 ml
patologis dengan
induksi atas indikasi
Ketuban Pecah Dini
2 Jam Post Partum

Waktu TD N S TFU Kontraksi Urin PPV

06.15 11070 86 36.7 1 jari bawah pusat


keras - 5 cc

06.30 110/70 88 36.7 1 jari bawah pusat


keras - -
1 jari bawahpusat
06.45 110/70 80 36.7 keras - -

07.00 110/80 84 36.7 1 jari bawah pusat


keras - 5 cc

07.30 110/80 86 36.8 2 jari bawahpusat


keras - -

08.00 110/80 78 36.8 2 jari bawah pusat


keras - -

Waktu Kronologi SO A P
08.30 VK Belakang S:- P1A0 usia 19 Rawat
O: tahun post partum Flamboyan
TD : 110/80 spontan patologis
dengan induksi
N : 80 atas indikasi
RR : 20 Ketuban Pecah
S : 36.5 Dini
MASALAH PADA PASIEN

1.Ketuban Pecah Dini


2.Obesitas
3.Lifestyle
4.Manajemen
Definisi
Ketuban Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum terdapat tanda tanda persalinan.

Bila KPD terjadi sebelum UK 37 minggu disebut KPD


pada kehamilan prematur

8-10% wanita hamil aterm akan mengalami ketuban


pecah dini
Penegakan Diagnosis

Tentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya


cairan ketuban di vagina --> tes lakmus ( Nitrazin Tes)
merah menjadi biru

Tentukan tanda-tanda persalinan

Tentukan ada tidaknya infeksi ( suhu >38, air ketuban


keruh & berbau, leukosit>15 rb)
Komplikasi yang dapat terjadi

1. Infeksi
2. Hipoksia & Asfiksia
3. Persalinan prematur (bila UK <37 mg)
Manajemen

Kehamilan >37 mg -> induksi dengan oksitosin


Bila gagal -> SC

Dapat diberikan misoprostol 25-50 mcg intravaginal per


6 jam, max 4 kali

Skor pelvik <5 -> pematangan serviks, induksi, jika


gagal SC

Skor pelvik >5 -> induksi


Diskusi

Obesitas & Life Style


Obesitas

Salah satu mitos umum yang perlu dihindari adalah saat


kehamilan adalah "makan untuk dua orang menjadikan
para ibu hamil makan dengan porsi berlebih. Akhirnya,
terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang
berujung pada diabetes.
Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu
hamil hanya naik rata-rata 10-15 persen.
Menyebabkan kasus diabetes pada masa kehamilan
(gestational diabetic) semakin meningkat.
Resiko = lebih mungkin untuk memiliki anak obesitas,
walaupun ketika lahir bayi berukuran normal. Mereka
berpeluang 29 persen lebih tinggi menderita obesitas
Klasifikasi Obesitas
Klasifikasi Obesitas Asia Pasifik
Konsep tentang perinatal programming tersebut pertama
kali diungkapkan oleh Dorner (1975) melalui hipotesanya
functional teratology,

hormon dan hormone like factor seperti sitokin dan


neurotransmiter sangat berpengaruh terhadap lingkungan
perkembangan hasil konsepsi. Selama fase awal konsepsi
hormon berperan terhadap neuroendocrine-immune
system (NEIS) yang meregulasi fungsi yang sangat
fundamental dari kehidupan seperti fungsi reproduksi,
imunitas termasuk pertumbuhan berat badan, dan otak
(Hipotalamus) merupakan pusat dari regulasi NEIS
tersebut
Bayi yang terlahir dari ibu overweight atau obesitas 2 kali
berisiko untuk menjadi obesitas pada usia 24 bulan dan
anak-anak dengan BMI yang lebih dari normal cenderung
untuk mengalami berat badan lebih pada usia 12 tahun

tiap peningkatan 1 kg berat badan bayi baru lahir


meningkatkan kecenderungan sebesar 5% untuk terjadinya
overweight saat remaja.
Bayi yang lahir dengan BB lebih tersebut sangat
dipengaruhi oleh status berat badan ibu saat sebelum
hamil maupun selama kehamilan
Hubungan potensial antara berat badan ibu selama dan setelah
kehamilan dengan risiko peningkatan berat badan pada bayinya
Wanita yang mengalami obesitas seharusnya didorong lebih keras
untuk mencapai BMI yang ideal sebelum merencanakan kehamilan
(BMI : 18,5-24,9 kg/m2) dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup
Pengurangan berat badan merupakan tujuan utama dari
intervensi pada wanita yang obesitas sebelum
merencanakan kehamilan. Data dari beberapa penelitian
kohort prospektive menunjukan penambahan berat badan
sebelum kehamilan meningkatkan risiko untuk terjadinya
preeklampsia (odds rasio, 3,2; 95% interval kepercayaan,
2,5-4,2), sedangkan penurunan berat badan sebelum
kehamilan sehingga mencapai BMI normal pada wanita
obesitas menurunkan risiko persalinan dengan seksio
sesaria dan bayi makrosomia
Aktivitas fisik seperti olah raga dapat direkomendasikan
pada wanita hamil dengan obesitas tanpa komplikasi
(kontraindikasi absolut)
Senam ibu hamil
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai