Anda di halaman 1dari 39

Dr . Moch. Djumhana Sp.

M
Stikes Hang Tuah
Surabaya
Patofisiologi:

Adalah studi mengenai fungsi2 yang mengalami


ganguan atau fungsi2 yang berubah akibat proses
penyakit.

Bersifat integral melibatkan ilmu dasar dan klinis


termasuk anatomi,fisiologi,biokimia,biologi sel
sistem imun dsb.

Bahasan dibatasi tentang Biokimia sistem imun


hematologi.
Tipe I (immediate, IgE mediated)
Contoh Rx anafilaktik :

Terjadi interaksi antara antigen dan antibodi :

berupa urtikaria, rinitis, asma bronkial,

angioedema dan anafilaktik syok.

Obat penyebab (Penisilin, streptomisin, )


Urtikaria
Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1

ALLERGEN IgE MAST CELL Mediator


SYNTHESIS DEGRANUL LOCAL ANAPHYLAXIS

ALLERGIC
RHINITS

ASTHMA

ATOPIC.ECZEMA
URTICARIA
FOOD ALLERGY
1. Anafilaktik.

Sangat berbahaya merupakan bentuk reaksi


alergi berat yang terjadi tiba-tiba dan dapat
menimbulkan kematian (syok anafilaktik).
Sering terjadi pada pemberian penyuntikan obat
penisilin dan streptomisin,dekstran, relaksan
otot.
Merupakan reaksi antigen-antibodi tipe 1
( reaksi anafilatik)
Gejala & Tanda Anafilaksis Berdasarkan
Organ Sasaran
Sistem Gejala dan Tanda
Umum Lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan,
Prodromal rasa tak enak di dada & perut, rasa gatal di hidung
& palatum
Pernapasan
- Hidung Hidung gatal, bersin, & tersumbat
- Larings Rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor,
edema, spasme
- Lidah Edema
- Bronkus Batuk, sesak, mengi, spasme
Kardiovaskular Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensi
sampai syok, aritmia. Kelainan EKG : gelombang T
datar, terbalik, atau tanda infark miokard
Gastrointestinal Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang
disertai darah, peristaltik usus meninggi
Kulit Urtika, angioedema di bibir, muka atau ekstremitas
Mata Gatal, lakrimasi
Susunan saraf pusat Gelisah, kejang
1. Anafilaktik.

Sangat berbahaya merupakan bentuk reaksi


alergi berat yang terjadi tiba-tiba dan dapat
menimbulkan kematian (syok anafilaktik).
Sering terjadi pada pemberian penyuntikan obat
penisilin dan streptomisin,dekstran, relaksan
otot.
Merupakan reaksi antigen-antibodi tipe 1
( reaksi anafilatik)
Tipe II (Citotoxic)
Interaksi antara antibodi IgG, IgM atau IgA
dalam sirkulasi dengan obat, membentuk
kompleks yang akan menyebabkan sel lisis,
misalnya :
Trombositopenia karena kinidin, kina,
digitoksin dan rifampisin
Anemia hemolitik karena pemberian
penisilin, sefalosporin, rifampisin, kinin dan
kinidin
Hancurnya sel darah merah.

Efek samping obat ini biasanya ditandai dengan


pucatnya pasien setelah beberapa hari minum
obat misal penisilin, golongan sefalotin, quinidin,
rifampisin(obat TBC), metil dopa, reaksi hemolitik
pada pemberian transfusi darah.
Biasanya sering pada pasien dengan kekurangan
enzim G6PD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase
dalam darah sehingga terjadi penghancuran
eritrosit dan trombosit.
Merupakan reaksi antigen-antibodi tipe 2.
(reaksi sitotoksik)
Tipe III (immune complex,
mediated)

Interaksi antara antibodi IgG dengan antigen dalam


sirkulasi, komplek yang terbentuk melekat pada jaringan
dan menyebabkan kerusakan endotel kapiler.

Manifestasi berupa : demam, artritis, urtikaria dan ruam


Rx ini dikenal dengan serum sickness, karena umumnya
muncul setelah penyuntikan serum asing (ex :ATS)
Sindroma Steven-Johnson

Sindroma ini merupakan reaksi hipesensitivitas


kompleks yang mempengaruhi kulit dan selaput
lendir/mukosa yang mengakibatkan kematian
sel-sel kulit sehingga epidermis mengelupas dari
dermis. Kulit pasien mengelupas seperti habis
terbakar.
Obat-obat yang paling sering penyebab sindrom
ini: penisilin, sulfonamid,streptomisin, hidralazin,
tio urasil,isoniazid,rifampisin.
Merupakan reaksi antigen-antibodi tipe 3.
( reaksi kompleks imun)
Sindroma Steven Johnson
Tipe IV (delayed cell mediated-
Tcell mediated cytolysis)

Rx dengan media sel, yaitu sensitisasi limposit T


oleh komplek antigen-hapten-protein yang baru
menimbulkan Rx setelah kontak dengan suatu
antigen yang menyebabkan inflamasi.

Misal :

Dermatitis kontak yang disebabkan salep anestesi


lokal atau antibiotik .
Alergi atau Hipersensitivitas:

Efek samping ini yang paling sering ditemukan


dialami pasien.
Obat yang paling sering menimbulkan reaksi ini
adalah antibiotik golongan beta laktam seperti
penisilin,amoksilin, cefalosporin , obat golongan
sulfa, cotrimoksazol,obat penghilang rasa sakit
seperti golongan metampiron.
Gejala yang sering timbul berupa :
Merah dan gatal pada sebagian atau seluruh
kulit
Merupakan reaksi antigen antibodi Tipe 4
( reaksi hipersensitivitas tertunda)
Dermatitis medikamentosa

Anda mungkin juga menyukai