Anda di halaman 1dari 39

ANTIPSIKOSIS

Oleh :
1. Alliffabri Oktano
2. Sundari
3. Febrima Rahayu
4. Rachmi Annisa
ANTIPSIKOSIS

Definisi :
Antipsikotik merupakan pengobatan untuk penyakit
skizofrenia dan penyakit psikotik lainnya
ANTIPSIKOSIS
Ciri terpenting obat antipsikosis ialah :
1. Berefek antipsikosis, yaitu berguna mengatasi agresivitas,
hiperaktivitas, dan labilitas emosional pada pasien
psikosis.
2. Dosis besar tidak menyebabkan koma yang dalam
ataupun anastesia.
3. Dapat menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang reversible
atau ireversibel.
4. Tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikis.
Klasifikasi

Fenotiazin (low potency)


Rumus
kimia
Nonfenotiazin (high potency)

Antipsikosis
DRA/ Dopamin antipsikosis
APG I
recepyor antagonist tipikal
Cara
kerja SDA/Serotonin
Dopamin antipsikosis atipikal APG II
Antagonist
Rantai aliphatic :
CHLORPROMAZINE,

Phenothiazine Rantai piperazine :


PERPHENAZINE, TRIFLUOPERAZINE,
FLUPHENAZINE

Obat anti psikotik Rantai piperidine: THIORIDAZINE


tipikal

Butyrophenone HALOPERIDOL

diphenyl-butyl-piperidine PIMOZIDE
Benzamide SULPIRIDE

CLOZAPINE,
obat anti psikotik Dibenzodiazepine OLANZAPINE,
atipikal QUETIAPINE

Benzisoxazole RISPERIDON
MEKANISME KERJA ANTIPSIKOSIS
Bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin dan serotonin
di otak
FARMAKOKINETIK ANTIPSIKOSIS
Metabolisme dipengaruhi oleh :
pemakaian bersama enzym inducer (carbamazepin, phenytoin,
ethambutol, barbiturat) mempercepat pemecahan antipsikotik
butuh dosis tinggi
SSRI, TCA dan beta blocker menghambat ekskresi
antipsikotik
Stres, hipoalbumin, gagal ginjal dan gagal hati
mempengaruhi ikatan protein
1. Antipsikosis Tipikal : Klorpromazin (CPZ) dan derivat
fenotiazin
Farmakodinamik :
SSP :
menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap acuh tak
acuh terhadap rangsang dari lingkungan.
CPZ berefek antipsikosis terlepas efek sedasinya
Semua derivat fenotiazin mempengaruhi ganglia
basal, menimbulkan gejala ekstrapiramidal
CPZ mengurangi/mencegah muntah yang disebabkan
rangsangan pd chemoreceptor trigger zone.
Neurologik
Pd dosis berlebihan, semua derivat fenotiazin
dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal
serupa dengan parkinsonisme.
Empat gejala yg biasa terjadi sewaktu obat
diminum :
Distonia akut
Akatisia
Parkinsonisme
Sindrom neuroleptic malignant
Otot rangka :
Relaksasi otot rangka pd keadaan spastik
Efek endokrin :
Pada wanita dpt terjadi amenore, galaktorea, peningkatan
libido. Pada pria, penurunan libido dan ginekimastia.
Kardiovaskular :
Hipotensi ortostatik dan peningkatan denyut nadi istirahat.
Tekanan arteri rata-rata, resistensi perifer, curah jantung
menurun dan frek.denyut jantung meningkat.
Farmakokinetik CPZ
Kebanyakan antipsikosis diabsorpsi sempurna.
Bersifat larut dalam lemak, terikat kuat protein plasma.
Metabolit ditemukan di urin sampai beberapa minggu
setelah pemberian obat terakhir.

Efek samping :
Efek samping merupakan perluasan efek
farmakodinaminya.
Sediaan :
Klorpromazin :
Tablet 25 mg dan 100 mg.
Larutan injeksi 25 mg/mL : larutan dapat berubah warna merah
jambu oleh pengaruh cahaya
Perfenazin : obat suntik dan tablet 2, 4, & 8 mg
Tioridazin : tablet 50 dan 100 mg
Flufenazin : tablet HCl 0,5 mg
2. Antipsikosis Tipikal Lainnya
Haloperidol
Farmakodinamik :
SSP :
Menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang
mengalami eksitasi.
Efek sedatif kurang kuat dibanding CPZ
Efek terhadap EEG : memperlambat/menghambat
gelombang teta
Menghambat sistem dopamin dan hipotalamus
Sistem saraf otonom :
Efek terhadap sistem saraf otonom lebih kecil
dibandingkan antipsikotik lain.
Dapat menyebabkan pandangan kabur (blurring of
vision)
Kardiovaskular :
Hipotensi
Takikardi
Efek endokrin :
Galaktore
Farmakokinetik :
Cepat diserap disaluran cerna
Kadar puncak plasma 2-6 jam, menetap sampai 72 jam.
Obat ini ditimbun dalam hati
Ekskresi lambat melalui ginjal, kira-kira 40% dikeluarkan
selama 5 hari sesudah dosis tunggal.
Efek samping :
Reaksi ekstrapiramidal dengan insidens tinggi
Depresi akibat reversi keadaan mania
Perubahan hematologi ringan
Sebaiknya tidak diberikan pada wanita hami sampai
terbukti tidak menimbulkan efek teratogenik
Sediaan Haloperidol :
Tablet 0,5 mg dan 1,5 mg
Sirup 5 mg/mL
Ampul 5 mg /mL
Nama Generik Nama Dagang Dosis Akut Dosis
mg/hari pemeliharaan
mg/hari
Phenothiazine
- Chlorpromazine Promacul 200-1000 50-400
-Thioridazine Melleril 200-800 50-400
-Perphenazine Trilafon 12-64 8-24
-Trifluoperazine Stelazin 10-6 4-30
Butyrophenones
-Haloperidol Haldol 5-20 1-15
diphenyl-butyl-
piperidine
- Pimozide Orap 2-10 2-10
3. Antipsikosis Atipikal

KLOZAPIN
Farmakodinamik
Klozapin merupakan obat antipsikotik atipikal yang pertama
ditemukan.
Klozapin bekerja sebagai antagonis kuat reseptor 5-HT2,
adrenergik a1 dan a2. memiliki affinitas yang baik pada
reseptor H1 dan reseptor muskarinik, serta affinitas yang
paling rendah terhadap reseptor D2.
Farmakokinetik

Pemberian melalui preparat oral. Klozapin mencapai kadar


tertinggi di dalam plasma dalam waktu 2 jam. Klozapin
memiliki waktu paruh 12 jam.
Klozapin di metabolisme di hati dan saluran pencernaan.
Efektivitas
79% penelitian menunjukkan bahwa klozapin lebih superior
dibandingkan antipsikotik lainnya.

Dibandingkan haloperidol, klozapin lebih unggul dan memiliki efek


yang lebih baik untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa berat
dan pasien yang mengalami refrakter dari pengobatannya.

Dibandingkan dengan risperidon, klozapin memiliki respon klinis


yang sama dalam 6 bulan, tetapi gejala ekstrapiramidal lebih
terlihat pada pengobatan dengan risperidon.
Efek samping
Agranulositosis
Sialorrhea
sistem kardiovaskular
takikardia, hipotensi postural dan aritmia
efek samping perifer antikolinergik
mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, dan retensi urin.
gangguan pengaturan temperatur tubuh
peningkatan berat badan
diabetes mellitus
gangguan gastrointestinal
obstruksi saluran cerna
efek ekstrapiramidal : Akatisia 6%, tremor 6%, rigiditas 5%.
sindrom neuroleptik maligna
kejang
RISPERIDON
Memiliki profil efek samping yang ringan.
Risperidon bekerja sebagai antagonis reseptor 5HT2 dan
D2.
Memiliki affinitas yang kuat terhadap reseptor a1 dan a2,
tetapi lemah pada reseptor b adrenergik dan reseptor
muskarinik.
Menimbulkan efek samping ekstrapiramidal, namun tidak
seberat pada antipsikotik konvensional.
Baik untuk mengobati gejala negatif skizofrenia, kurang
memiliki efek sedasi daan antikolinergik

.
Efektivitas
Risperidon pada dosis 6 mg menunjukkan sedikit perbaikan
pada PANNS (positive and negative symptom scale)
dibandingkan haloperidol pada dosis 20 mg.
indikasi terapi
psikosis akut
untuk mengobati gejala skizofrenia dan skizoafektif dengan
gejala positif dan negatif dari psikosis.
memelihara pengobatan pada skizofrenia dan skizoafektif
mencegah relaps
diskinesia tardif
pasien yang rentan gejala ekstrapiramidal
Efek samping
efek ekstrapiramidal bergantung dosis
Dosis batas aman risperidon dari efek samping
ekstrapiramidal adalah 6 mg/hari. Dosis terbaik adalah 2 4
mg.
peningkatan prolactin plasma
risperidon dapat menginduksi munculnya sindrom neuroleptik
maligna, tetapi dengan risiko yang rendah.
OLANZAPIN
Olanzapin merupakan obat yang aman dan efektif untuk
gejala skizofrenia baik gejala ositif maupun negatif dengan
profil efek samping yang aman.
Dapat diberikan dalam dosis tunggal dimulai dari 10 mg.
Profil efek samping meliputi peningkatan berat badan,
somnolence, hipotensi ortostatik, dan konstipasi.
kemungkinan terjadinya efek samping ekstrapiramidal dan
kejang sangat kecil.
Farmakokinetik
Olanzapin mencapai kadar puncaknya dalam plasma dalam
waktu 5 jam. Waktu paruh olanzapin 31 jam.
Farmakodinamik
memblokade reseptor 5HT2a dan D2 dengan spesifik.
olanzapin juga memblokade reseptor muskarinik, H1, 5HT2c,
5HT3, 5HT6, a1, D1, dan D4. Blokade reseptor 5HT jauh lebih
kuat dibandingkan blokade pada reseptor dopamin.
Efektivitas
Dibandingkan dengan haloperidol, olanzapin lebih superior
untuk mengobati psikopatologi dan gejala positif psikosis,
serta respon gejala negatif psikosis.
Efek ekstrapiramidal akut lebih minimal dibandingkan dengan
haloperidol.
Olanzapin juga lebih baik untuk mengobati skizofrenia episode
pertama dengan profil risk-benefit yang lebih baik.
skizofrenia kronik dan resisten, 15-25 mg/hari olanzapin
memiliki efek terapeutik yang sama dengan 200 600 mg
klozapin.
Indikasi
psikosis akut
melanjutkan pengobatan
diskinesia tardif
pasien yang rentan dengan efek samping ekstrapiramidal.
skizoafektif
Efek samping
Olanzapin meningkatkan berat badan dan kadar
trigliserid serum pada dosis 2,8 mg/hari.
Diabetes mellitus.
QUETIAPIN

Farmakokinetik
Quetiapin memiliki waktu paruh yang stabil, yaitu sekitar 6-9
jam. Konsentrasi maksimum dicapai dalam waktu kurang dari
2 jam.
Farmakodinamik
Memiliki affinitas yang tinggi terhadap 5HT2, H1, 5HT6, a1,
dan a2 reseptor, dan affinitas yang rendah terhadap reseptor
D1
Indikasi
Quetiapin baik untuk pasien dengan skizofrenia dengan
eksserbasi akut dan skizoafektif.

Efek samping
Somnolence, hipotensi postural, dan pusing.
Mulut kering dan konstipsai
Peningkatan kecil frekuensi nadi
Penurunan hormon tiroid tanpa disertai dengan penurunan
TSH.
peningkatan sementara aktivitas ALT selama 2 minggu
pertama.
Dosis dan Sediaan

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Risperidone RISPERDAL Tab. 1,2,3 mg Tab 2-6 mg/h


NERIPROS Tab. 1,2,3 mg
NOPRENIA Tab. 1,2,3 mg
PERSIDAL-2 Tab. 2 mg
RIZODAL Tab. 1,2,3 mg
2 Clozapine CLOZARIL Tab. 25 mg, 100 mg 25-100 mg/h

3 Quetiapine SEROQUEL Tab. 25 mg, 100 mg, 50-400 mg/h


200 mg
4 Olanzapine ZYPREXA Tab. 5 mg, 10 mg 10-20 mg/h
EFEK SAMPING GAMBARAN KLINIS
ANTIPSIKOSIS
Distonia akut Kekakuan dan kontraksi otot secara tiba-tiba, biasanya
mengenai otot leher, lidah, muka dan punggung.
Biasanya terjadi pd minggu pertama pengobatan
antipsikotik tipikal.
Akatisia Kondisi yg secara subyektif dirasakan berupa perasaan
tidak nyaman, gelisah, dan merasa harus menggerak-
gerakkan tungkai. Gelisah dengan cemas dan atau agitasi.
Parkinsonisme Bradikinesia, rigiditas, fenomena roda bergerigi, tremor,
muka topeng, postur tubuh kaku, gaya berjalan seperti
robot, dan drooling.
Sindroma Gejala utama berupa rigiditas, hiperpiretik, gangguan
neuroleptik sistem saraf ototnom dan delirium. Gejala dalam periode
maligna jam-hari setelah pemberian antipsikotik.
Tremor perioral Tremor perioral (mungkin sejenis perkinsonisme yang
(sindroma kelinci) datang terlambat) pengobatan

Diskinesia tardif Diskinesia mulut-wajah; koreoatetosis atau distonia meluas


Prinsip Pengobatan Antipsikosis
Terapi inisial
Diberikan setelah diagnosa ditegakkan, dosis dimulai dari dosis
anjuran kemudian dinaikkan secara perlahan dalam 1-3 minggu,
sampai dicapai dosis obat optimal yang dapat mengendalikan gejala.
Terapi pengawasan
Dosis optimal dipertahankan selama 8-10 minggu
Terapi pemeliharaan
Dosis dapat diturunkan sampai dosis minmal yang masih dapat
dipertahankan tanpa menimbulkan kekambuhan.
Konsensus:
Bila kondisi akut pertama kali: terapi diberikan selama 2 tahun
Bila kronis dengan beberapa kali kekambuhan : terapi sampai 5
tahun s/d seumur hidup
Daftar Pustaka
Kammen DPv, Marder SR. Biological therapies: Serotonin-dopamine
antagonist (atypical or secong generation antipsychotics). Dalam: Kaplan &
Sadocks Comprehensive textbook of psychiatry, 8th ed. USA: Lippincott
Williams & Wilkins, 2005.
Kusumawardhani, dkk. 2013. Buku Ajar Psikiatri edisi kedua. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Syarif, Amir dkk. 2011. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai