Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak
di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior.
Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi
oleh kapsul fibromuskuler,yang terletak disebelah inferior vesika
urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars
prostatika) dan berada disebelah anterior rektum.
Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang
dewasa kurang lebih 20 gram, dengan panjang (jarak basis ke apex)
3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2 atau 2,5cm.
Prostat mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di bagian
posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius.
Secara histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar
yang mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang
terpisah.
Gambar anatomi prostat
Gambar anatomi prostat
Gambar anatomi prostat
Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus :
1. Lobus medius
2. Lobus lateralis (2 lobus)
3. Lobus anterior
4. Lobus posterior
Mc Neal (1976) membagi kelenjar prostat menjadi:
1. Zona Anterior atau Ventral
2. Zona Perifer
3. Zona Sentralis.
4. ZonaTransisional.
5. Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Definisi
Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) adalah pembesaran jinak
kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa
atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar /
jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan
uretra pars prostatika ( Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr.
Sutomo, 1994 : 193 ).
Histopatologi
Gejala: Gejala hiperplasia prostat menurut Boyarsky dkk pada tahun 1977 dibagi
atas :
a) Gejala obstruktif
Gejalanya ialah:
1.Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistency)
2.Pancaran miksi yang lemah (Poor stream)
3.Miksi terputus (Intermittency)
4.Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
5.Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder emptying).
Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih
tergantung tiga faktor yaitu:
1.Volume kelenjar periuretral
2.Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat
3.Kekuatan kontraksi otot detrusor.
b) Gejala iritatif
gejalanya ialah :
Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency)
Nokturia
Miksi sulit ditahan (Urgency)
Disuria (Nyeri pada waktu miksi) (P/UI)
Gejala-gejala tersebut diatas sering disebut sindroma
prostatismus. Secara klinis derajat berat gejala prostatismus itu
dibagi menjadi :
Grade I : Gejala prostatismus + sisa kencing < 50 ml
Grade II : Gejala prostatismus + sisa kencing > 50 ml
Grade III : Retensi urin dengan sudah ada gangguan saluran
kemih bagian atas + sisa urin > 150ml.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Eamination (DRE) sangat penting.
Pada perabaan prostat harus diperhatikan :
a. Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)
b. Adakah asimetris
c. Adakah nodul pada prostate
d. Apakah batas atas dapat diraba
e. Sulcus medianus prostate
f. Adakah krepitasi
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah: Ureum dan Kreatinin, Elektrolit Blood, urea, nitrogen,
ProstateSpecific Antigen (PSA), Gula darah.
b. Urin : Kultur urin + sensitifitas test Urinalisis dan pemeriksaan mikroskopik,
Sedimen
3. Pemeriksaan pencitraan
a. Foto polos abdomen (BNO)
b. Pielografi Intravena (IVP)
c. MRI atau CT jarang dilakukan
d. Transrektal Ultrasonografi (TRUS)
e. Sistogram retrograd
4. Pemeriksaan lain
a. Uroflowmetri
b. Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow Studies)
c. PemeriksaanVolume Residu Urin
Penatalaksanaan
pengobatan gejala klinik ditujukan untuk :
1. Menghilangkan atau mengurangi volume prostat
2. Mengurangi tonus leher vesika, otot polos prostat dan kapsul
prostat
3. Melebarkan uretra pars prostatika, menambah kekuatan
detrusor
Terdapat beberapa pilihan tindakan terapi didalam penatalaksanaan
hiperplasia prostat benigna yang dapat dibagi kedalam 4 macam
golongan tindakan, yaitu :
1. Observasi (Watchful waiting)
2. Medikamentosa
3. Operatif
4. Invasif minimal
penatalaksanaan secara operatif
1.Prostatektomi terbuka
a.Retropubic infravesica (Terence Millin)
b.Suprapubic Transvesica/TVP (Freeyer)
2. Prostatektomi Endourologi
a. Trans urethral prostatic resection (TURP) : paling
banyak dilakukan
b. Trans urethral resection (TUR): waspada TUR Syndrom
c. Trans Urethral Incision of Prostate (TUIP)
d. Pembedahan dengan laser (Laser prostatectomy)
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola eliminasi urine (retensi urine) b. d.
obstruksi oleh pembesaran prostat, ketidakmampuan
andung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat,
dekompensasi otot detrusor.
2. Nyeri b. d. obstruksi traktus urinarius.
3. Gangguan pola tidur b. d. nocturia.
4. Kecemasan (ansietas) b. d. tindakan pembedahan.
Terimakasih