0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan14 halaman
Indonesia sebagai negara kepulauan juga disebut negara kemaritiman karena banykanya wilayah perairan yang ada di Indonesia. hal ini menyangkut bagaimana cara menjaga serta melindungi wilayah perairan tersebut terlebih kenyataan saat ini banyak kasus mengenai kelautan salah satunya yaitu penangkapan ikan yang dilakukan tanpa adanya izin dari pemerintah Indonesia. lalu bagaimana peran hukum dalam menegakkan aturannya jika terjadi masalah tersebut
Indonesia sebagai negara kepulauan juga disebut negara kemaritiman karena banykanya wilayah perairan yang ada di Indonesia. hal ini menyangkut bagaimana cara menjaga serta melindungi wilayah perairan tersebut terlebih kenyataan saat ini banyak kasus mengenai kelautan salah satunya yaitu penangkapan ikan yang dilakukan tanpa adanya izin dari pemerintah Indonesia. lalu bagaimana peran hukum dalam menegakkan aturannya jika terjadi masalah tersebut
Indonesia sebagai negara kepulauan juga disebut negara kemaritiman karena banykanya wilayah perairan yang ada di Indonesia. hal ini menyangkut bagaimana cara menjaga serta melindungi wilayah perairan tersebut terlebih kenyataan saat ini banyak kasus mengenai kelautan salah satunya yaitu penangkapan ikan yang dilakukan tanpa adanya izin dari pemerintah Indonesia. lalu bagaimana peran hukum dalam menegakkan aturannya jika terjadi masalah tersebut
2. Frendy friman N. F. (150710101486) 3. Intan Puspa dewi A. (150710101491) 4. Bagaskara (150710101494) 5. Anggi Rara Novanda (150710101512) 6. Hasni Arifanti Hafida (150710101515) 7. Farhad Lubbena (150710101544) 8. Nur Aisya Hidayati (150710101545) 9. Fadhilah Atika Suri (150710101546) 10. Muhammad Hairul U. (150710101554) Latar Belakang Sebagai suatu negara kepulauan, Indonesia mempunyai wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah daratan. Sehingga, keanekaragaman hayati lautnya sangat melimpah dan bervariasi di dalam laut Indonesia yang mana menjadi sumber kehidupan dan mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia khususnya yang bermukim di pesisir pantai. Bahkan telah didaptkan data dari Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang menempatkan Indonesia diurutan ketiga penghasil ikan setelah Cina dan India. Dengan demikian pula, bertambah dan semakin luasnya wilayah perairan kelautan indonesia maka bertambah pula ancaman yang akan didapatkan bangsa indonesia dalam menghadapi keamanan sektoral kelautan dari yang berupa faktual dalam melakukan penerapan hukum maupun yang bersifat conflict sectoral dimana pemanfaatan sumber daya laut yang dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab bisa dengan person tertentu atau dengan negara lain. Dalam kepemimpinan pemerintah yang baru, Presiden Joko Widodo akhirnya memberikan perhatian yang khusus pada sektor kelautan Indonesia dengan membentuk Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman yaitu dengan menunjuk Susi Pujiastuti. Dengan terpilihnya Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, hal ini mendapatkan respon yang positif dari berbagai kalangan. Salah satu kebijakan yang telah dikeluarkan yaitu dengan penindakan tegas terhadap penenggelaman kapal asing ilegal yang terbukti melakukan pencurian ikan di peraiaran Indonesia. Pengertian Dapat diartikan bahwa Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh orang atau kapal asing pada suatu perairan yurisdiksi suatu negara tanpa izin dari negara tersebut, atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; bertentangan dengan peraturan nasional dan/atau kewajiban internasional; dilakukan oleh kapal yang mengibarkan bendera suatu negara yang menjadi anggota organisasi pengelolaan perikanan regional, tetapi beroperasi tidak sesuai dengan ketentuan pelestarian dan pengelolaan yang diterapkan oleh organisasi tersebut, atau ketentuan hukum internasional. Factor Penyebab Illegal Fishing 1. Luasnya potensi laut yang belum terolah
2. Peluang bisnis ikan yang menggiurkan
3. Kelemahan pegenakan hukum
4. Mentalitas aparat
5. Hambatan dari factor perundang-undangan.
Klasifikasi Illegal Fishing Jika perbuatan tersebut dikaitkan dengan rumusan dari pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Terhadap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 mengenai Perikanan, maka praktek illegal fishing sebagaimana dimaksudkan ini dapat diklasifikasikan juga sebagai tindak pidana perikanan, karena : 1. Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan bahan/alat dan cara yang membahayakan kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan laut (Tindak Pidana menurut Pasal 84 ayat (1), ayat (2), ayat (3)); 2. Penangkapan ikan yang melanggar ketentuan perundang-undangan perikanan (Tindak Pidana menurut Pasal 85); 3. Penangkapan dan pengolahan ikan dengan tidak memiliki SIUP, SIPI, dan SIKPI (Tindak Pidana menurut Pasal 92, Pasal 93, dan Pasal 94); 4. Melakukan transhipment di laut (Tindak Pidana menurut Pasal 94). Dasar Hukum Adanya kebijakan mengenai penenggelaman kapal didasarkan pada ketentuan Pasal 69 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan (UU Perikanan).
Pasal 69 ayat (1) UU Perikanan menentukan bahwa kapal pengawas
perikanan berfungsi melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia.
Pasal 69 ayat (4) berbunyi, dalam melaksanakan fungsi sebagaimana
ayat (1) penyidik dan atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Dampak Kegiatan Illegal Fishing Dalam makalah ini dampak dari perilaku Illegal Fishing akan ditinjau dari empat aspek yaitu: 1. ekonomi; 2. politik; 3. sosial; dan 4. ekologi. Ekonomi Dari pernyataan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) bahwa tingkat kerugian tersebut sekitar 25 persen dari total potensi perikanan yang dimiliki Indonesia yakni senilai 1,6 juta ton per tahun. Kerugian negara yang dapat diselamatkan diperkirakan mencapai Rp 439,6 miliar. Kerugian ekonomi lainnya adalah hilangnya nilai ekonomis dari ikan yang dicuri, pungutan hasil perikanan (PHP) akan hilang, dan subsidi BBM dinikmati oleh kapal perikanan yang tidak berhak. Selain itu Unit Pengelolaan Ikan (UPI) kekurangan pasokan bahan baku, sehingga melemahkan upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan daya saing produk perikanan. Politik Permasalahan Illegal Fishing ini mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Disamping itu, munculnya tindak pidana penangkapan ikan secara ilegal menimbulkan citra negatif bagi Indonesia karena beberapa negara menganggap kita tidak mampu mengelola sumber daya kelautan dengan baik. Sosial Bagi Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, sektor perikanan dan kehutanan menjadi sumber utama bagi ketahanan pangan. Eksploitasi secara besar-besaran dan drastis sebagai upaya utama perbaikan ekonomi negara dan kesejahteraan penduduk menjadi alasan dan penyebab utama berkurangnya secara drastis sumberdaya perikanan. Dampak sosial muncul dengan rawannya terjadi konflik / sengketa diantara para nelayan tradisional antar negara dan pemilik kapal. Ekologi/lingkungan Motif ekonomi selalu menjadi alasan bagi kapal- kapal penangkap ikan untu melakukan kegiatan Illegal Fishing. Alat tangkap yang digunakan dalam bentuk bahan beracun yang akan merusak terumbu karang (alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan), akan berakibat makin sedikitnya populasi ikan dalam suatu perairan tertentu. Terkadang menangkap menggunakan alat tangkap ikan skala besar (seperti trawl dan Pukat harimau) yang tidak sesuai dengan ketentuan dan keadaan laut Indonesia. Upaya Indonesia dalam Menangani Kasus Illegal Fishing 1. Penetapan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor EP/50/MEN/2012 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Illegal, Unreported, and unregulated Fishing (IUU Fishing); 2. Kerjasama Internasional Regional Fisheris Management Organization (RFMO); 3. Penenggelaman Kapal yang Melakukan Tindak Illegal Fishing. Terimakasih kepada: 1. Allah SWT 2. Pak Iwan sebagai Dosen Pengampu 3. Orang tua 4. Kontribusi teman-teman