Anda di halaman 1dari 15

1.

Agung Permana
2. Devi Anggraeni
3. Een Ernawati
4. Ismaatun Hasanah
5. Nurkholis Fakih
6. Theo M.N.F
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
adalah suatu keadaan dimana saluran
pernafasan (hidung, pharing dan
laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi
jalan nafas dan akan menyebabkan
retraksi dinding dada pada saat
melakukan pernafasan (Pincus Catzel
& Ian Roberts; 1990; 450).
1. Factor Pencetus ISPA
a. Usia
b. Status Imunisasi
c. Lingkungan
2. Faktor Pendukung Penyebab ISPA
a. Kondisi Ekonomi
b. Kependudukan
c. Geografi
d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
e. Lingkungan dan Iklim Global
jenis kuman yang merupakan
penyebab utama yakni golongan
a. hemolityc streptococus,
staphylococus, haemophylus
influenzae,
b. clamydia trachomatis, mycoplasma
dan pneumokokus.
1. Batuk, pilek dengan nafas cepat
atau sesak nafas
Pada umur kurang dari 2 bulan,
nafas cepat lebih dari 60 x / mnt.
2. Demam.
3. Meningismus
1. Pemeriksaan analisa gas darah arteri atau
AGD
2. Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit
serum, sitologi, urinalisis, bronkogram,
bronkoskopi
3. Pemeriksaan rontgen dada
untuk melihat keadaan patologik dan atau
kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui
1. Gangguan pertukaran b.d akumulasi
protein pencairan dalam interstitial/area
alveolar, hipoventilasi alveolar, kehilangan
surfaktan
2. Disfungsi respon penyapihan ventilator b.d
ketidakmampuan beradaptasi dengan
dukungan ventilator, ketidaktepatan laju
penurunan dukungan ventilator
Resiko cidera b.d penggunaan ventilasi
mekanik
Resiko cidera b.d penggunaan
ventilasi mekanik
Resiko infeksi b.d pemasangan
selang ET dengan kondisi lemah
Intoleransi aktifitas b.d
ketidakseimbangan antar suplai
kebutuhan oksigen
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai
dengan berinteraksinya virus dengan
tubuh.Masuknya virus sebagai antigen ke
saluran pernafasan menyebabkan silia yang
terdapat pada permukaan saluran nafas
bergerak ke atas mendorong virus ke arah
faring atau dengan suatu tangkapan refleks
spasmus oleh laring.Jika refleks tersebut
gagal maka virus merusak lapisan epitel
dan lapisan mukosa saluran pernafasan
pada tahap awal gejala ISPA
yang paling menonjol adalah
batuk. Adanya infeksi virus
merupakan predisposisi
terjadinya infeksi sekunder
bakteri
Virus yang menyerang saluran
nafas atas dapat menyebar ke
tempat-tempat yang lain dalam
tubuh, sehingga dapat
menyebabkan kejang, demam,
dan juga bisa menyebar ke
saluran nafas bawah (Tyrell,
1980).
1. Sinusitis paranasal
2. Penutupan Tuba Eusthachii
3. Penyebaran infeksi
Penatalaksanaaan siuortif/non spesifik
1. Atasi hipojksimia : terapi oksigen
2. Atasi hiperkarbia : perbaiki fentilasi
a. Perbaiki jalan nafas
b. Bantuan fentilasi : face mask, ambu
bag
Penatalaksanaan kausatif/spesifik
Sambil dilakukan resusitasi (terapi
supiortif) di upayakan mencari
penyebab gagal nafas. Pengobatan
spesifik ditunjukkan pada etiologinya,
sehingga pengobatan untuk masing-
masing penyakit akan berlainan
1. Jika terdapat penyakit pernapasan sejak
lama, diharapkan dapat mengetahui faktor
penyebabnya dan penanganannya sehingga
menghindarkan terjadinya gagal napas.
2. Jika melakukan pendakian gunung yang
kadar oksigennya tipis diharuskan
membawa tabung oksigen dan biasakan
untuk menjaga kebugaran tubuh.

Anda mungkin juga menyukai