Disadari Efektor
Vertigo Efektor
Dysorientasi
Ruangan
Fungsi otonom Otot leher otot tubuh lainnya Otot bola mata
Mual, pucat Perubahan sikap Statik & kinetik Nystagmus
berkeringat kepala Equalibrium
13
I. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer
A. Telinga bagian luar-serumen/benda
B. Telinga bagian tengah retraksi
timpani, OMA/OMP, kolesteatom
C. Telinga bagian dalam
(Labirintitis akuta, Syndrom Meniare, BPPV)
D. N VIII
Infeksi, trauma, tumor
E. Inti Vestibuler
Infeksi, CVA, tumor, multiple sklerosis
II. Penyakit Susunan Saraf Pusat
A. Hipoksia/Iskemia otak
Hipertensi kronis, Arteriosklerosis, Anemia,
Fibrilasi atrium paroksismal, Sindrom Sinus
Karotis, Sinkop, Hipotensi Ortostatik, Blok
jantung
B. Infeksi : meningitis/ensefalitis
C. Trauma kepala
D. Tumor
E. Migren
F. Epilepsi
III. Kelainan Endokrin
Hipotiroid, Hipoglikemia
Keadaan hamil/menstruasi/menopause
IV. Kelainan Psikiatri
Depresi : Sindroma hyperventilasi, Neurosa
cemas; Fobia
V. Kelainan mata
Kelainan Refraksi
VI. Intoksikasi
Klasifikasi Vertigo
Pola serangan : Paroksismal : epilepsi, migren,
BPPV, syndroma
menier, multiple
sklerosis
Kronis : arteriosklerosis serebri,
multipel sklerosis,
baciler inpresien,
tumor serebello pontin,
kontusio serebri,
kelainan endokrin
Akut : Labirintitis akut, herpes
zoster otikus, oklusi arteria,
Auditivainterna, multiple sklerosis,
trauma labirin perdarahan/infark
serebellum
Hubungan dengan telinga : tuli, tinitus, perasaan tak enak di telinga : serumen,
OMA/OMC, labirintitis akut, sindroma menier,BPPV, tumor serebello pontin,
multipel sklerosis
Bentuk serangan :
- Rotational : TIA, vertebro basilaris,
perdarahan serebellum
- Non rotational : dizzines : TIA vertebro
basilaris, muscle
contraction
headache,
hipotensi
: Gangguan keseimbangan : akustik neuroma
: Perasaan mau pingsan : ortostatik hipotensi,
hiperventilasi sindrom
A. Simtom / Gejala
Utama Lebih sering rotatory Dapat rotatory Lebih banyak non rotatory
( Dizziness )
B. Induksi Dipicu posisi / gerakan Dapat / tidak dipicu dari Dipicu gerakan kepala /
tertentu dari kepala posisi / gerakan tertentu tubuh
dari kepala
C. Simtom tambahan Tinitus Ada / tidak Tidak ada
Gangguan abnormal ada Ada / tidak Tidak ada
Lesi vestibuler Lesi Vestibuler
Lesi non Vestibuler
Perifer Sentral
1. Nystagmus
Nystagmus Spontan Lesi direktional fixaxi mata Bidirektional fixaxi mata Directional prepoderance tidak
menghambat menghambat menentu
Arah horizontal / horizontal tertio Horizontal / Rotatoar murni
3. Test Posisional
Test posisional Nystagmus timbul pada posisi Asimetri berubah ubah Berubah ubah
kepala tertentu dengan arah yang arahnya
sama
Gerakan kepala Nystagmus arah tertentu, dan Arah / bentuk berubah ubah Tidak konstan
konstan
Hallpike Manuver Nystagmus timbul lebih cepat dan Nystagmus timbul lebih lama Nystagmus timbul lebih lama dan
lama dan singkat singkat
Lesi vestibuler Lesi Vestibuler
Lesi non Vestibuler
Perifer Sentral
4. Pemeriksaan
Vestibulo Spinal
Romberg Test Abnormal waktu mata tertutup Abnormal waktu mata terbuka Abnormal waktu mata tertutup
/ tertutup
Stepping Test Penyimpangan ke arah sisi lesi Penyimpangan tak beraturan Penyimpangan ke arah sisi lesi
I. Terapi Simtomatik
A. Fase akut :
- Entry Blocker
- Anti Kolinergik
- Simpatomimetika/monoaminergik
- Golongan antihistamin
- Sedativ Tranquilizer pada penderita gelisah
- Histaminik
- Antidepressan
- Kombinasi obat obat tersebut
B. Fase Rehabilitasi :
- Metode Brand Daroff terutama untuk BPPV
- Latihan Visual Vestibuler
- Latihan berjalan (Gait Exercise)
II. Terapi Medisinal Kausatif :
Antidiabet
Oklusif : Anti Aggregasi
Neuropati : roboransia saraf