Anda di halaman 1dari 40

OLEH:

Ning Destriyanti (7113080326)


Dwi Herli Widya Tarigan (711208028)
Selvia Gandasari Silalangit (15010002)
Laura Nova Cyntia Purba (15010039)

PEMBIMBING
Dr. dessy darmayani harianja Sp.F
Perubahan tersebut dapat timbul
Kematian adalah suatu proses dini pada saat meninggal atau
yang dapat dikenal secara beberapa menit kemudian,
klinis pada seseorang berupa misalnya kerja jantung dan
tanda kematian, yaitu peredaran darah berhenti,
perubahan yang terjadi pada pernafasan berhenti, refleks cahaya
tubuh mayat dan refleks kornea mata hilang,
kulit pucat dan relaksasi otot

sebagai tanda pasti kematian


berupa lebam mayat ( hipostatis
atau lividitas pascamati ), kaku
mayat ( rigor mortis ), penurunan
suhu tubuh,
pembusukan,mumifikasi, dan
adiposera.
Somatis

Batang
Suri
Otak
Mati

Seluler Serebral
Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya (respon terhadap
komando/perintah, taktil, dan sebagainya).
Tidak ada gerakan otot serta postur, dengan catatan pasien tidak sedang
berada dibawah pengaruh obat-obatan curare.
Tidak ada reflex pupil
Tidak ada reflex kornea
Tidak ada respon motorik dari saraf cranial terhadap rangsangan.
Tidak ada reflex menelan atau batuk ketika tuba endotrakeal didorong
kedalam.
Tidak ada reflex vestibulookularis terhadap rangsangan air es yang dimasukkan
ke dalam lubang telinga.
Tidak ada nafas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang cukup lama
walaupun pCO2 sudah melampaui nilai ambang rangsangan nafas (50 torr).
TANDA KEMATIAN

Tanda Kematian Tidak Pasti (Perubahan Dini)


Berhentinya Pernafasan
Berhentinya Sirkulasi
Kulit Pucat
Relaksasi dan Tonus Otot Menghilang
Pendataran Bagian Tubuh yang Tertekan
Perubahan pada Mata
1. KAKU MAYAT
Rigor mortis adalah kekakuan pada tubuh setelah
kematian yang disebabkan karena tidak terdapat
adenosine trifosfat (ATP) dalam otot.

Otot membutuhkan pasokan energi dari ATP untuk berkontraksi


karena jumlah yang tersedia di otot hanya mampu untuk
mempertahankan fungsi kontraksi otot selama beberapa detik
Kadar glikogen yang terdapat pada
setiap otot berbeda-beda, sehingga
sewaktu terjadinya pemecahan
glikogen menjadi asam laktat dan
energi pada saat terjadinya kematian
somatik, akan menyebabkan adanya
perbedaan kadar ATP dalam setiap
otot.
Keadaan ini dapat menerangkan alasan kaku
mayat mulai tampak pada jaringan otot yang
jumlah serabut ototnya sedikit.

Kaku mayat biasanya tampak pertama kali pada


rahang dilanjutkan siku dan kemudian
padalutut. Pada laki-laki, kaku mayat lebih
hebat dibandingkan pada perempuan oleh
karena laki-laki memiliki massa otot yang lebih
besar dibandingkan wanita
Kontraksi
muskulus erector
pilli

pada otot Kontraksi vesikel


involunter seminalis

Kontaraksi
muskulus Ciliaris

Rigor Mortis

Initial flaccidity

Pada otot volunter Onset

Resolusi
Kaku mayat Kadaverik spasme

Mulai timbul 1-2 jam setelah mati Segera setelah mati


Predisposisi --- Aktivitas berlebih, ketakutan,
perasaan tegang, dll
Kaku otot Tidak jelas, dapat Sangat jelas sukar dilawan
dilawan
Otot terkena Semua otot Satu kelompok otot volunter

Suhu mayat Dingin Hangat


Kematian sel Ada Tidak ada
Rangsangan Tidak respon Ada respon
listrik
Medikolegal Perkiraan saat kematian Cara kematian
2. LEBAM MAYAT ( LIVOR MORTIS )
Lebam mayat terjadi akibat terkumpulnya darah pada jaringan kulit dan subkutan
disertai pelebaran pembuluh kapiler pada bagian tubuh yang letaknya rendah atau bagian
tubuh yang tergantung.

Lebam mayat mulai tampak 15 20 menit setelah kematian yang pada awalnya berupa
bercak. Dalam waktu sekitar 4 jam, bercak ini semakin meluas yang pada akhirnya akan
membuat warna kulit menjadi gelap.

Posisi mayat ini juga penting untuk menentukan apakah kematian disebabkan
karena pembunuhan atau bunuh diri.Setelah kematian klinis maka eritrosit akan
menempati tempatterbawah akibat gaya tarik bumi, mengisi vena dan venula,
membentuk bercak warna merah ungu ( livide ) pada bagian terbawah tubuh,
kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras.
PATOMEKANISME LIVOR MORTIS

Orang Meninggal

Jantung berhenti bekerja

Sirkulasi darah terhenti

Pengendapan butir darah dalam kapiler dalam


letak rendah

Butir darah terkoagulasi dan menjadi Hemolisis


Sifat Lebam Memar

Tidak teratur
Sama Merah seluruh
Warna Merah Tubuh bagian
organ
terendah

Selaput Mukosa Pucat Normal

Eksudat
Tidak ada ada
Peradangan

Lambung dan usus


Organ dalam diregang tampak Warna sama
warna tidak sama
3. Perubahan Suhu ( ALGOR MORTIS )

Penurunan Suhu disebabkan oleh adanya proses radiasi konduksi, dan pancaran panas.
Proses penurunan suhu pada mayat ini biasa disebut algor mortis. Algor mortis merupakan
salah satu perubahan yang dapat kita temukan pada mayat yangsudah berada pada fase
lanjut post mortem.

Pada beberapa jam pertama, penurunan suhu terjadi sangat lambat dengan
bentuk sigmoid. Hal ini disebabkan ada 2 faktor, yaitu :

1. Masih adanya sisa metabolisme dalam tubuh mayat


2. Perbedaan koefisien hantar sehingga butuh waktu yang mencapai tang suhu.
Rumus menentukan saat kematian berdasarkan
suhu tubuh mayat

98.4 0 F suhu rectal


1.5

Pengukuran dilakukan per rectal dengan menggunakan termometer kimia (long chemical
termometer). Terdapat dua hal yang mempengaruhi cepatnya penurunan suhu mayat ini yakni:

Faktor internal.
Faktor Eksternal.
4. PEMBUSUKAN
-Pembusukan adalah suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh
mengalami dekomposisi baik yang disebabkan oleh karena adanya
aktivitas bakteri maupun karena autolisis.

-Proses pembusukan pada jenazah disebabkan oleh pengaruh


enzim proteolitik dan mikroorganisme
Wajah
kehijauan
pada dinding
perut
Kuku dan Wajah dan
rambut dapat bibir
terlepas membengkak

Terapat Tanda Scrotum dan


vulva
belatung

Pembusukan
membengkak

yang dapat
diperiksa
Bola Mata
Distensi dinding
menonjol
abdomen
keluar

Pembentukan
gas-gas Marbling
pembusukan
Jaringan cepat membusuk :
Laring,Trakea,Otak (terutama anak), Lambung,Usus
halus, Hati,Limpa

Jaringan lambat membusuk :


Jantung,Paru-paru,Ginjal,Prostat,Uterus non gravid
PEMBUSUKAN DALAM AIR
lebih lambat dibanding udara terbuka tetapi setelah
mayat dikeluarkan dari dalam air pembusukan
berlangsung cepat

Kecepatan pembusukan tergantung jenis air :


Kejernihan air, air kotor lebih cepat membusuk
Mengalir atau tidak, air tidak menggalir lebih cepat
membusuk
Kedalaman, air dalam lebih cepat membususk
VESIKEL DAN BULAE (GELEMBUNG PEMBUSUKAN)
BLOOD PURGE
MARBLING BLOATING
SKIN SLIPPAGE AND POST-MORTEM DISCOLORATION
GAMBARAN PEMBUSUKAN WAKTU
1 WARNA HIJAU DI KULIT PERUT KANAN BAWAH 24 JAM
2 MARBLING 24-48 JAM
3 GELEMBUNG PEMBUSUKAN 24-48 JAM
4 BLOOD PURGE 24-48 JAM
5 TUBUH MENGGEMBUNG 48-72 JAM
6 KULIT ARI MENGELUPAS 48-72 JAM
MUMMIFIKASI
Mumifikasi adalah proses pengeringan dan
pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan yang
selanjutnya dapat menghentikan pembusukan.
Warna cokelat
muda sampai
cokellat
kehitaman

Kulit melekat erat


Suhu udara harus
pada jaringan
tinggi
dibawahnya

Syarat
terjadinya
susunan anatomi Mumifikasi Udara harus
alat-alat tubuh
masih baik kering

Tubuh menjadi Harus ada


kurus kering aliran udara
dan yang terus
mengkerrut menerus
ADIPOSERA ( SAPONIFIKASI )
Adiposera adalah terbentuknya bahan berwarna keputihan, lunak,
atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak
tubuh paska mati.

Adiposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang


terbentuk dari hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi
sehingga terbentuk asamlemak jenuh pasca mati yang tercampur
dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang
termumifikasi, dan kristal-kristal sferis dengan gambaran pada
mayat yang terbenam di air atau rawa-rawa.
Penentuan Saat Kematian
Adapun tanda-tanda yang dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian ialah :
Penurunan suhu mayat
Lebam mayat
Kaku mayat
Proses pembusukan

Hal-hal lain yang ditemukan baik pada pemeriksaan di tempat kejadian maupun pada
waktu melakukan otopsi yang dapat ditemukan pada pemeriksaan ditempat kejadian :
Pemeriksaan setempat dalam ruangan
Tanggal pada surat pos atau surat kabar
Keadaan sisa makanan yang ditemukan, apakah masih baik atau sudah membusuk
Derajat koagulasi susu dalam botol2
Yang dapat ditemukan
pada waktu otopsi

Isi lambung yang Kadar nitrogen non


tak berisi makanan protein, asam nitrogen
/ rectum yang Larva lalat Rambut dan Cairan Serebro amino bebas, kreatin,
penuh dengan jenggot spinal magnesium dan kalium
juga meningkat setelah
feses meninggal
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai