diketahui sifat-sifatnya setelah dibandingkan dengan sifat suatu produk yang diamati serta menunjukkan derajat kemurnian sesuai dengan tujuan penggunaannya
BPFI adalah senyawa yang telah dikarakterisasi seperti
obat tertentu. Jika disahkan untuk digunakan sebagai baku pembanding pada pengujian kualitatif dan kuantitatif pada Farmakope Indonesia, BPFI bersifat resmi dan memiliki legalitas hukum di Indonesia. Baku Pembanding Primer Bahan yang diterima secara luas memiliki mutu yang tepat dalam suatukonteks yang ditentukan, di mana nilainya dapat diterima tanpa harus membandingkan lagi dengan zat kimia lain apabila digunakan sebagai baku penetapan kadar. Baku Pembanding sekunder Suatu bahan yang karakteristiknya ditetapkan berdasarkan perbandingan dan/atau dikalibrasi terhadap baku pembanding primer. Tingkat karakterisasi dan pengujian baku pembanding sekunder mungkin lebih kecil dari baku pembanding primer. Definisi ini berlaku juga untuk beberapa bahan yang dikategorikan sebagai baku kerja. JENIS BAKU PEMBANDING 1. Baku pembanding untuk artikel Farmakope Indonesia Tersedia sebagai bahan murni atau campuran bahan kimia seperti bahan obat atau eksipien tertentu. Penggunaan bahan-bahan ini ditentukan dalam masing-masing monografi dan umunya digunakan dalam penetapan kadar dan/atau uji identifikasi. 2. Baku Pembanding cemaran Cemaran organik yang terbentuk baik pada saat proses produksi maupun selama penyimpanan bahan. Cemaran anorganik yang umumnya dihasilkan dari proses sintesis termasuk antara lain pereaksi , katalisator , logam berat dan garam anorganik Sisa pelarut yang dapat berupa larutan organik atau anorganik yang digunakan selama proses sintesis 3. Baku Pembanding Bersertifikat Yaitu baku pembanding yang memiliki sertifikat nilai karakteristik dengan ketidakpastian terkait dan ketertelusuran metrologi yang sesuai dengan ISO . Penggunaan yang benar dari bahan pembanding Farmakope Indonesia bersertifikat ini menunjang ketertelusuran hasil terhadap satuan standar internasional dan komparasi prosedur . 4. Baku Pembanding Farmakope Indonesia untuk produk biologik
5. Baku Uji Verifikasi Kinerja Farmakope Indonesia
Bahan ini digunakan untuk menganalisis atau untuk membantu penyesuaian operasi instrument untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh akurat dan atau presisi atau memberikan hasil yang bisa diterima. Penggunaan baku pembanding ini secara umum dijelaskan dalam bab uji umum dan informasi terkait Penggunaan baku pembanding Penggunaan resmi Baku Pembanding Farmakope Indonesia ditetapkan dalam monografi kan ketentuan Umum Farmakope Indonesia yaitu : Penggunaan kuantitatif pada penetapan kadar dari zat aktif dan sediaan uji batas, atau blanko dan kontrol Penggunaan kualitatif ( seperti uji identifikasi, uji kesesuaian sistem atau penanda puncak kromatografi ) Penggunaan metode khusus ( seperti baku verifikasi kinerja, baku titik leleh, dan perhitungan partikel ) Evaluasi Perlu dipertimbangkan semua data yang dihasilkan dari pemeriksaan bahan dan sebaiknya dengan menggunakan variasi metode ananalisis yang luas, bila bahan pembanding dimaksudkan untuk digunakan dalam uji identifikasi atau penetapan kemurnian pemeriksaan dapat dilakukan tanp program yang disamakan, semua data analisis yang diperoleh dari berbagai laboratorium kemudian dipertimbangkan. Jika hasil dari berbagai laboratorium bersifat kompatibel, keputusan positif dapat diambil bahwa bahan cocok digunakan untuk bahan pembanding. Prosedur dapat disederhanakan pada evaluasi batch, pengganti untuk bahan pembanding yang sudah ada. Jika diperlukan nilai kuantitatif, uji secara menyeluruh menggunakan protocol yang dirancang dengan teliti dan dilakukan pada sedikitnya 3 laboratorium Metode untuk mengevaluasi bahan pembanding Metode yang digunakan untuk membuktikan identitas bahan pembanding Identitas bahan untuk menggantikan bahan pembanding yang sudah baku memiliki struktur molekul dasar yang sama dibuktikan dengan menggunakan uji yang mampu menunjukkan bahwa karakteristik sifat kedua spesimen tersebut spesifik. Untuk tujuan ini, pembandingan spektrum absorbsi inframerah umumnya memadai. Bila bahan pembanding baru yang akan diajukan mengandung suatu senyawa yang strukturnya telat terelusidasi dengan baik, identitas dapat dibuktikan dengan mencocokkan spektrum infarmerah bahan tersebut dengan senyawa asli. Teknik yang sangat spesifik lainnya, seperti spektroskopi resonansi magnet nuklir, spektroskopi massa, atau kristalgrafi difraksi sinar X. Namun, jika spesimen asli tidak tersedia, untuk membuktikan identitas bahan dilakukan teknik analisis berdasarkan analisis elemental, kristalografi, spektrometri massa, spektroskopi resonansi magnet nuklir, analisis gugus fungsi, Spektrofotometri IR, dan Spektrofotometri UV. Metode yang digunakan untuk persyaratan kemudnian bahan pembanding Persyaratan tergantung pada tujuan penggunaan bahan, untuk penggunaan spektrofotometri IR tidak memerlukan emurnian mutlak karena adanya pengotoran. Untuk KLT low loading tidak harus memiliki kemurnian yang tinggi. Sebaliknya untuk penetapan kadar memiliki kemurnian yang tinggi. Bahan pembanding sebaiknya memiliki kemurnian 99,5% atau lebih. Namun untuk analisis presisi rendah, bahan pembanding tidak perlu kemurnian yang tinggi Metode yang digunakan untuk menentukan kemurnian bahan pembanding Hal yang paling penting adalah metoda preparasi dan tujuan penggunaan bahan pembanding. Metode analisis tersebut dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Metode yang hanya bergantung pada sifat termodinamik intrinsik yang dimiliki sistem (analisis fase kelarutan, kalorimetri pemindaian diferensial) 2. Metode yang memerlukan pembanding dengan standar eksternal (kromatografi, spektrofotometri) 1. metode berdasarkan sifat termodinamik intrinsik Analisis fase kelarutan o Untuk mendeteksi kontaminan (bentuk isomer) dan menentukan konsentrasinya. o Koefisien variasi sekitar 0,2%. o Dapat diterapkan untuk hampir semua baku pembanding o Peralatan yang digunakan relatif sederhana. o Faktor penyebab metode ini tidak digunakan: Penguraian bahan selama berjalannya analisis. Pembentukan larutan padat dan polimorfisme senyawa utama. Kalorimetri Pemindaian Diferensial. o Didasarkan pada penentuan panas fusi sampel dan penentuan perubahan titik leleh yang disebabkan adanya pengotor. o Cepat o Presisi tinggi o Tidak digunakan jika terjadi penguraian pada saat bahan tersebut meleleh. 2. Metode berdasarkan pembandingan dengan standar eksternal dan metode lainnya Kromatografi o contoh teknik kromatografi yang digunakan asalah KLT dan KGC. o KLT digunakan untuk pemeriksaan bahan kimia pembanding. o KGC terutama digunakan untuk mendeteksi dan menentukan pengotor yang mudah menguap, termasuk residu pelarut dalam bahan pembanding. Spektrofotometri Digunakan luas untuk menentukan kemurnian. Bergantung pada karakteristik kromofor. Digunakan untuk mendeteksi pengotor yang terutama memengaruhi nilai absorbansi. Spektrofotometri IR kurang baik untuk mendeteksi pengotor, akan tetapi kadang dapat berguna untuk menentukan bagian dari isomer geometri. Titrimetri Menentukan identitas dan kemurnian dari bahan yang akan dijadikan bahan pembanding. Keuntungan: bersifat stokiometri standar eksternal yang digunakan dapat dipilih sehubungan dengan kecocokan standar eksternal sebagai bahan pembanding primer. Rotasi Optik Menetukan perbandingan relatif dari isomer- isomer optik. Untuk pemeriksaan kuantitatif dan dapat memberikan hasil dengan presisi yang tinggi, tergantung pada pelarut dan panjang gelombang yang dipilih untuk pemeriksaan. Metode lain Seperti analisis gravimetri, elektroforesis, spektroskopi absorbsi atom, polarografi, da prosedur pembakaran.