Anda di halaman 1dari 7

Pendampingan Ibu Hamil Resiko Tinggi.

Faktor diterminan kematian Ibu tidak hanya


di sektor kesehatan, namun justru yang
lebih besar (60 %) di sektor non kesehatan,
Salah satu diantaranya adalah
pengetahuan Ibu. tentang tanda tanda
bahaya yang mungkin terjadi selama
kehamilan dan persalinan. Masih adanya
perilaku-perilaku yang tidak
menguntungkan bagi kesehatan ibu hamil
serta ketidak berdayaan ibu dalam
mengambil keputusan terkait kehamilan
yang dijalaninya.
Tujuan utama dari kegiatan pendampingan Bumil Risti
adalah untuk menurunkan angka kematian bayi,
dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Melakukan skreening terhadap ibu hamil yang
memiliki resiko terkait dengan kehamilannya, deteksi
resiko ibu hamil menggunakan kartu skor Pudji
Rochjati (KSPR).
Melakukan rekruitmen kader pendamping yang
berasal dari desa yang sama dengan ibu hamil.
Mensosialisasi tentang program pendampingan ibu
hamil resiko tinggi terhadap petugas Puskesmas dan
calon kader pendamping.
Melakukan kegiatan pendampingan terhadap ibu
hamil.
Kader dalam melaksanakan tugas pendampingan
secara garis besar mempunyai tugas yaitu :

melapor pada bidan bila ditemukan ibu hamil baru,


memotivasi ibu hamil, suami dan keluarga agar ibu
hamil melakukan pemeriksaan secara rutin dan tepat
waktu
mengantar ibu hamil untuk periksa pada petugas (bila
diperlukan),
melakukan deteksi dini dan memantau
perkembangan resiko kehamilan,
memotivasi ibu agar bersedia dirujuk apabila
diperlukan,
melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil
dan keluarga terkait kehamilannya,
memonitor kepatuhan ibu hamil minum tablet tambah
darah serta memberi penjelasan tentang buku KIA
pada ibu hamil.
tugas kader saat mendampingi bumil dalam
mempersiapkan persalinan adalah;
momitavasi dan memastikan bumil hanya
bersalin pada petugas kesehatan,
membantu mengkoordinir ambulan desa
untuk merujuk ibu hamil bila perlu rujukan,
membantu ibu hamil dan keluarga dalam
mempersiapkan dana persalinan baik berupa
Tabulin maupun Dasolin.
Kader juga bisa melakukan pendampingan
bumil di tempat persalinan (bila diperlukan)
serta
memberikan laporan pada petugas terkait
perkembangan proses persalinan ibu hamil.
Tugas kader saat mendampingi ibu nifas
adalah:
mencatat dan melaporkan pada petugas
tentang persalinan dan bayi lahir,
memantau kesehatan ibu dan bayi baru
lahir,
memotivasi ibu, suami dan keluarga untuk
melakukan rujukan bila diperlukan,
memotivasi ibu melakukan pelayanan nifas
pada petugas,
memotivasi ibu dan suami untuk segera ber-
KB setelah melahirkan serta
membantu menyiapkan transportasi rujukan
bila diperlukan
Evaluasi program dilakukan pada akhir
kegiatan dengan melaporkan jumlah ibu
hamil yang mendapat pendampingan,
jumlah kader yang terlibat pendampingan
serta kondisi bayi dan ibu selama kegiatan
pendampingan.
Kegiatan pendampingan ibu hamil resiko
tinggi apabila memiliki dampak dan daya
ungkit yang signifikan dalam mewujudkan
kesehatan ibu dan bayi akan dijadikan
program replikasi yang diharapkan terdanai
oleh anggaran APBD Kabupaten Bojonegoro.
(Imam Wahyudi, SKM.MPH. / Promkes).

Anda mungkin juga menyukai