Anda di halaman 1dari 12

NAMA ANGGOTA:

1. Anisa
2. Antika
3. Aulia
4. Bambang
5. Devi
6. Fiorentina
7. Luluk
8. Mimah
9. Moez
10. Tutik
11. Winda
PENGANTAR
KEPERAWATAN
KESEHATAN
GANGGUAN JIWA

Kelompok 2

S1 KEPERAWATAN 2A
Sejarah dan perkembangan pelayanan
keperawatan jiwa di indonesia
1. Dulu Kala Gangguan Jiwa Dianggap Kemasukan ( Terapi
: mengeluarkan roh jahat )
2. . Zaman Kolonia
Sebelum ada Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, para
ganggguan jiwa ditampung di RS sipil atau RS militer di
Jakarta, Semarang dan Surabaya.
3. Zaman Setelah Kemerdekaan
a. . Awal Sejarah
Gangguan jiwa masih dianggap sebagai penyakit
yang tidak dapat disembuhkan dan berkaitan dengan dosa
atau kejahatan, sehingga terkadang pengobatan yang
dilakukan pun bersifat brutal dan tidak manusiawi
b. Abad Pertengahan
Orang yang mengalami gangguan jiwa biasanya dipenjara
atau dikurung oleh keluarganya namun sekarang mulai
disalurkan ke rumah sakit
c. Abad 15-17
Kondisinya memprihatinkan. Penderita laki-laki
dan perempuan disatukan. Mereka mendapatkan pakaian
dan makanan yang tidak layak, bahkan sering dirantai,
dikurung
d. Abad ke-18
memberikan inspirasi pada masyarakat luas akan
kebisaaan serta perlakuan yang adil untuk semua.
e. Abad ke-19
Didirikan Rumah Sakit Jiwa pertama.yang
memberikan pengobatan secara manusiawi pada penderita
gangguan jiwa

f. Abad ke-20
Kesehatan jiwa berkembang pesat pada Perang
Dunia II karena menggunakan pendekatan metode
pelayanan public health service
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA DI
DUNIA

1.zaman mesir kuno


Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan
karena adanya roh jahat yang bersarang di otak.
2. Zaman Yunani (Hypocrates)
gangguan jiwa sudah dianggap suatu penyakit
3. Zaman Vesalius

gangguan jiwa adalah suatu penyakit. Namun


kenyatannya, pelayanan di rumah sakit jiwa tidak pernah
berubah.
4. Revolusi Prancis I

5. Revolusi Kesehatan Jiwa II

6. Revolusi Kesehatan Jiwa III


Peran dan fungsi perawat kesehatan
keperawatan jiwa

Menurut weiss (1947) :


mengobservasi perubahan
Respek
Memahami klien
Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi
dalam interaksi
Sedangkan menurut peplau:
Sebagai pendidik
Sebagai pemimpin
Sebagai surrogate parent
Sebagai konselor
Pelayanana dan kebijakan serta kolaborasi dalam kesehatan
keperawatan jiwa

1. UU Kesehatan Jiwa No 13 Tahun 1966


Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual, emosional secara dari seseorang dan
perkembangan ini selaras dengan orang lain. Keperawatan
jiwa pelayanan keperawatan profesional di dasarkan pada
ilmu prilaku, ilmu kep jiwa pada manusia sepanjang siklus
kehidupan dengan respom psikososial yang melakdaptif
yang disebabkan oleh gangguan bio psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi kep jiwa atau
(komunikasi terapeutik & terapi modalitas kep kes jiwa)
melalui pendekatan proses kep u
meningktkan,mencegah,memperthnkan dan memulihkan
masalah kes jiwa klien.
PASAL 52 UU KESEHATAN NO
36/2009
PELAYANAN KESEHATAN
Mencakup Kegiatan : Promotif, Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif

Upaya Kes. Perorangan Upaya Kes.


Masyarakat
- Penyembuhan Penyakit -
Pencegahan
Penyakit
- Peningkatan Kes

(Kelompok/Masyarakat)
- Pemulihan Kes
(Individu/Keluarga)
Penerapan etika keperawatan pada
intervensi keperawatan jiwa

Etika keperawatan nilai dan prinsip yang


diyakini oleh profesi keperawatan dalam melaksanakan
tugasnya yang berhunungan dengan pasien
Bagaimana penerapannya pada perawat??
Ex: seseorang yang telah didiagnosa gangguan jiwa ,misal:
skizofrenia maka dia akan dianggap sebagai orang yang
mengalami pecah kepribadian,berarti dia sudah tidak
mampu bersosialisasi. Cara merawat pasien dengan
gangguan jiwa juga sangat erat dengan pelanggaran etika .
Beberapa keluarga malah melakukan pasung terhadap
pasien .jika dirumah sakit, diikat harus menggunakan
srgam khusus dengan berbagai ketentuan khusus .
Perawatan pasien harus memperhatikan aspek etika sesuai
dengan diagnosa.
Upaya promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitativ untuk
penanganan masalah kesehatan jiwa

Pencegahan primer
intervensi biologi, social atau psikologis yang
bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan atau
menurunkan insiden penyakit dimasyarakat dengan mengubah
factor-faktor penyebab sebelum membahayakan.
Pengkajian kebutuhan akan tindakan keperawatan preventif
termasuk identifikasi:
Faktor resiko
Faktor perlindung
Penyuluhan kesehatan
Pencegahan sekunder

termasuk menurunkan prevalensi gangguan


pecegahan tersier
mencoba untuk mengurangi beratnya gangguan dan
disabilitas yang berkaitan.
rehabilitasi
merupakan proses yang memungkinakan
individu untuk kembali ke tingkat fungsi setinggi
mungkin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai