Anda di halaman 1dari 13

TERAPAN FARMAKOKINETIKA PADA SITUASI

KLINIS

Nama kelompok : 1

Bobby combara 1404015062


Aturan dosis berdasarkan populasi rata-rata
Metode ini mungkin didasarkan pada suatu model yang tetap atau
suatu model adaptif (Greenblatt,1979, mawer 1976)
Fixel model mengasumsikan bahwa parameter farmakokinetika
populasi rata-rata dapat digunakan secara langsung untuk mengatur
suatu aturan dosis untuk pasien tanpa perubahan apapuN

Adaptive model untuk perhitungan aturan dosis menggunakan


variable pasien seperti berat badan, umur, jenis kelamin, luas
permukaan tubuh, dan patofisiologi pasien yang diketahui.
Aturan dosis berdasarkan Parameter
farmakokinetika parsial
Jika obat ini kurang diabsorbsi sistemik pasien akan mengalami
pengobatan kurang daripada pengobatan berlebih
Aturan dosis empiris
Dalam beberapa kasus dokter memilih suatu aturan dosis untuk pasien
tanpa mnggunakan berbagai variable farmakokinetika
Dan membuat data klinis empiris, pengalaman pribadi, dan pengamatan
klinis. Dokter mengkarakterisasi pasien sebagai wakildsri populasi
klinis yang di pelajari dari yang telah menggunakan obat dengan sukses.
Konversi dari infuse intravena ke dosis oral
Metode 1 : metode 1 mengasumsikan bahwa konsentrasi obat dalam
keadaan tunak Css setelah infuse IV identik dengan Cav yang diinginkan
stelah dosis oral ganda obat oleh karena itu, persamaan berikut dapat
digunakan :

0
=


0
=

Penentuan Dosis
Dosis obat di estimasi untuk memberikan suatu kadar terapeutik obat
yang diinginkan ke tubuh.
Untuk beberapa obat kadar terapeutik obat yg diinginkan dan partner
farmakokinetika tersedia dalam pustaka klinis
Untuk suatu obat yang diberikan dalam dosis ganda untuk jangka
waktu yang lama aturan dosis biasa nya di hitung sehingga kadar
darah keadaan tunak berada dalam rentang terapeutik
Penentuan frekuensi pemberian obat
secara umum interval pendosisan sebagian besar obat ditentukan oleh
waktu paruh eliminasi. Obat obatan seperti penisilin yang memiliki
toksisistas relative rendah dapat diberikan interval lebih lama, dari
waktu paruh eliminasi tanpa masalah toksisitas. Obat yang memiliki
rentang terapi sempit spt digoksin dan fenitoin harus diberikan
relative sering untuk meminimalkan fluktuasi puncak-dan-
palungyang berlebihan dalam kadar darah
Penentuan dosis dan interval pendosisan

Dosis interval harus dipertimbangkan dalam perhitungan aturan dosis.


Idealnya aturan dosis terhitung harus menjaga konsentrasi obat serum
antara Cmaks dan Cmin
Penentuan Rute pemberian
Pemilihan rute pemberian yang tepat merupakan suatu pertimbagan
penting dalam terapi obat. Laju absorbsi obat dan lama aksi di
pengaruhi oleh rute pemberian obat. Obat yang tidak stabil dalam
saluran cerna atau obat yang mengalami lintas pertama (first pass
effect ) yang besar tidak cocok untuk pemberian oral sebagai cotoh :
insulin adalah protein yang rusak dalam saluran pencernaan oleh enzim
proteolitik. Obat obat seperti xilokain dan nitrogliserin tidak cocok untuk
pemberian oral karena efek lintas pertama. Karena itu, obat obat ini
harus di berikan melui rute altenatif.
Pendosisan obat pada pasien obesitas
Seorang pasien dianggap obesitas jika berat badan aktual melebihi
20% berat badan ideal atau yg diinginkan, menurut daTA Metropolitan
Life Insureranve Company (tabel yg publikasikan terakhir)
Obesitas sering ditakripkan dg indeks massa tubuh(body mass index-
BMI), suatu nilai yg menormalisasikan berat badan berdasarkan tinggi
badan.
BMI dihitung menurut 2 persamaaan berikut :
berat (lb )
BMI 2
x 703
tinggi (in )
berat (kg)
BMI 2
x10000
tinggi (cm)
Pasien obesitas (BMI >30) memiliki akumulasi jar.lemak yg diperlukan untuk fungsi
tubuh normal. Jaringan adiposa (lemak) memiliki proporsi cairan yang lebih kecil
dibandingkan jar.otot.dengan demikian,pasien obesitas memiliki proporsi cairan
tubuh total yang lebih kecil ke berat badan total dibandingkan dg pasien berat
badan ideal,yg dpt mempengaruhi vol distribusi obat.
Berat badan tanpa lemak diperkirakan oleh beberapa persamaan empiris
yang didasarkan pada tinggi badan dan berat badan aktual(total) pasien.
Persamaan berikut telah digunakan untuk memperkirakan berat badan tanpa
lemak, terutama untuk penyesuaian pendosisan pasien pada gangguan gagal
ginjal.
LBW (laki-laki) = 50kg + 2,3kg untuk tiap inci diatas 5 kaki.
LBW (perempuan) = 45,5kg + 2,3kg untuk tiap inci diatas 5 kaki
LBW adalah berat badan tanpa lemak.
Farmakokinetika interaksi obat
Interaksi obat umumnya mengacu pada suatu modifikasi dari respon obat
yang diharapkan pada pasien sbg akibat dari paparan pasien terhadap
obat atau substansi lain.
Skrinning untuk interaksi obat harus dilakukan jika penggunaan banyak
obat terlibat. Beberapa program komputer akan memberi sinyal suatu
interaksi obat yg potensial.namun farmasis perlu mementukan kemaknaan
klinis interaksi.
Penyesuaian dosis dapat didasarkan pada klirens atau waktu paruh
eliminasi obat. Bila waktu paruh berubah oleh interaksi obat, interval
pendosisan dapat diperpanjang atau dosis dikurangi sesuai dengan
persamaan 20,4.
Inhibisi metabolisme obat
Sejumlah kasus klinis dari reaksi merugikan yg berat akibat interaksi
obat yang melibatkan perubahan dalam laju metabolisme obat telah
dilaporkan.Dalam menilai situasi,patofisiologi,pasien dan efek terapi
kronis terhadap disposisi obat pada pasien harus dipertimbangkan.
Reaksi obat yang parah pada pasien dg gangguan hati telah
menyebabkan reaksi yang hampir fatal. Obat-obat poten seperti
morfin,midazolam,lidokain,pentothal, dan fentonil dapat mengakibatkan
reaksi merugikan serius jika kinetika pendosisan ganda tidak dinilai
secara hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai