Anda di halaman 1dari 14

PENILAIAN KINERJA SEKTOR

PUBLIK
Siti Rofingatun
Pengertian:
Kinerja (performance):
Adalah gambaran tentang tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
program/kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
visi dan misi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis.

Penilaian Kinerja (performance apparisal):


Menurut Bacal 2012, suatu proses dengan mana kinerja individual
diukur dan dievaluasi, sehingga diketahui seberapa baik karyawan
berkinerja selama periode tertentu. (Bacal, 2012:85)
Aspek-aspek pengukuran kinerja
1. Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi sesuai visi misi
2. Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja
3. Mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran
4. Mengevaluasi kinerja
Evaluasi kinerja vs pengukuran kinerja
Evaluasi kinerja (job evaluation): memberikan penilaian tentang kinerja,
untuk memberikan informasi bagi para manajer dalam pengambilan
keputusan.

Pengukuran kinerja (job measurement): pengungkapan berbagai fakta


mengenai sebab dan konsekwensi dari suau obyek kegiatan.
Evaluasi Kinerja
1. Sebagai alat untuk mengetahui karyawan sudah bekerja sesuai
standar.
2. Sebagai cara untuk menilai kinerja karyawan.
3. Sebagai alat untuk analisis kinerja karyawan dan membuat
rekomendasi perbaikan dan pengembangan selanjutnya.
3 jenis kinerja
1. Kinerja operasional: terkait efektifitas penggunaan setiap sumber
daya yang digunakan.
2. Kinerja administratif: terkait dengan kinerja administrasi organisasi.
3. Kinerja strategik: terkait dengan kinerja organisasi dalam lingkungan
dan kemampuan adaptasinya dalam menjalankan visi dan misi nya.
Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas: kewajiban pemberian pertanggungjawaban kepada
pihak yang memberi tanggung jawab untuk menjelaskan dan
memberikan alasan atas tindakan yang telah dilakukan dalam
melaksanakan tugas.
Jenis akuntabilitas:
- akuntabilitas vertikal
- akuntabilitas horisontal
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Diatur dalam:
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Inpres RI No. 7 Tahun 1999 tentang AKIP
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No.
589/IX/6/Y/1999 tentang pedoman penyusunan pelaporan AKIP
Akuntabilitas Pemerintah
Diukur dengan membandingkan antara realisasi dengan rencana
jangka pendek dan jangka panjang.
Mengacu pada visi dan misi organisasi
Persyaratan Penilaian Kinerja
1. Input (potensi): who, what, why, when, where, how
2. Proses (pelaksanaan): proses komunikasi dan konsultasi antara
individu dan kelompok untuk menjamin seluruh aspek dalam sistem
penilaian kinerja menyeluruh dari pokok-pokok yang terkait dengan
praktek.
Meliputi: briefing, pelatihan
3. Output (hasil): kejelasan hasil penilaian dari atasan, meliputi
manfaat, dampak dan resiko serta tindak lanjut dari rekomendasi
pilihan.
Indikator Kinerja
Indikator Kinerja dalam AKIP:
a. Masukan (input): tingkat pengaruh sosial ekonomi, lingkungan yang
dimulai dari capaian indikator kinerja dalam suatu kegiatan.
b. Keluaran (output): dirasakan langsung oleh masyarakat.
c. Hasil (outcome): berfungsinya keluaran kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat.
d. Manfaat (benefit): produk/jasa fisik dan non fisik sbg hasil langsung dari
pelaksanan suatu kegiatan dan program berdasar masukan yang
digunakan.
e. Dampak (impact): segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dan program dapat berjalan.
Metode Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja (performance measurement):
Kegiatan pengumpulan data dan informasi yang relevan dengan
sasaran atau tujuan program evaluasi.
Model Sistem Pengukuran Kinerja
1. Model Balance Score Card
2. Model Integrated Performance Measurement System (IPMS)
3. Model Performance PRISM (prisma)
4. Model Supply Chain Management (SCM)
5. Model Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analisis Kinerja
Merupakan kegiatan menginterpretasikan atau pemahaman serta penggunaan data dan
informasi yang berhasil dikumpulkan guna membuat kesimpulan dan temuan evaluasi
kinerja.

Bentuk-bentuk analisis kinerja:


1. Analisis ex-ante: analisis permasalahan kuantitatif dan kualitatif sebelum
kebijakan/program dirumuskan.
2. Pemeliharaan kebijakan: untuk mnejamin terlaksananya program/kebijakan sesuai
rencana.
3. Pemantauan kebijakan: pencatatan tingkat perubahan setelah kebijakan dilaksanakan.
4. Evaluasi kebijakan ex-post facto: analisis kuantitatif dan kualitatif untuk menilai tingkat
pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan serta menilai kebijakan masih layak atau
tidak.

Anda mungkin juga menyukai