Anda di halaman 1dari 45

Arsanti SpKJ

RSJ Grhasia Jogja


MODALITAS TERAPI

Sifat penyakit kronis kambuhan dan


perilaku pecandu yang berisiko
pengobatan sangat sulit
Sejak terdeteksi penularan berbagai penyakit
infeksi pada pengguna narkoba suntik
perubahan fokus Demand Reduction
menjadi Harm Reduction
Tidak ada satu jenis terapi yang sesuai
untuk setiap orang
TUJUAN TERAPI
JANGKA PANJANG :
Total abstinence.
Kepribadian menjadi lebih kuat.
Perubahan Life Style

JANGKA PENDEK :
Mengurangi pemakaian
Meningkatkan kemampuan klien utk menjalankan
fungsinya.
Meminimalkan komplikasi medis dan sosial
TERAPI FARMAKOLOGIS
Pemberian dibedakan pada kondisi :
- Intoksikasi/overdosis
- Kondisi putus zat
- Kondisi dual diagnosis baik fisik maupun
psikiatris
- Kondisi Rumatan/pemeliharaan
Terapi farmakologis yang efektif harus
ditunjang dengan terapi non farmakologis
GAWAT DARURAT

FISIK

PSIKIATRIK
TUJUAN
Pasien terbebas dari keadaan gawat
darurat, kembali stabil, berfungsi
dengan baik
Menciptakan lingkungan yang aman dan
stabil bagi pasien, jaga kemungkinan
pasien mencelakakan diri
TUJUAN
Melakukan observasi, coba menemukan
tanda/gejala yang mengancam hidup,
persiapkan bantuan darurat medik
Mengupayakan pasien tetap sadar atau
lebih sadar, kurangi kecemasan, beri
pengertian tentang medikasi
GAWAT DARURAT
Lakukan pendekatan dengan sikap
hangat, terbuka dan tidak menghakimi
pasien percaya terapis, tidak merasa
terancam
Nilai situasi:
Tentukan apakah pasien dalam keadaan
agitasi/stupor
Tentukan zat apa yang digunakan
Penentuan zat
Tanyakan pada pengantar
Lihat gejala klinis
Istilah, kode street drugs
Multidrugs
Pemakaian terakhir
Dosis
Gawat darurat karena zat
Pernafasan
Gaduh gelisah bantuan khusus
Keadaan yang mirip :
Koma diabetikum, renjatan insulin,
psikotik
Tanda-tanda yang mengancam hidup

Hilangnya kesadaran
Pernafasan sangat lambat, sulit dan
henti nafas
Demam tinggi
Frekuensi nadi > 140 x/menit
Muntah berulang
Kejang
Intervensi
Periksa tanda vital
Usahakan pernafasan lancar
Usahakan sirkulasi darah lancar
resusitasi
IVFD
Pemeriksaan kemungkinan adanya
trauma/perdarahan
Intervensi
Observasi kejang
Periksa darah rutin, gula darah, elektrolit,
analisa gas darah
Bila hipoglikemia 50 cc Dextrose 40% IV
EKG
Urinalisis
Bila zat sudah dapat dipastikan, berikan
antagonisnya
Intervensi
Kuras lambung hanya dilakukan bila zat
dipakai secara oral tidak lebih dari 6 jam
Pasien koma jaga keseimbangan cairan
dan elektrolit, perawatan mata,
pencegahan dekubitus, higiene mulut dan
tenggorokan
Pasien psikotik Serenace 3 x5 mg
Setelah kondisi kritis selesai, lengkapi data
INTOKSIKASI ALKOHOL

Kondisi Hipoglikemia : 50 mg Dextrose 50%


Kondisi Koma :
- Posisi face down cegah aspirasi
- Observasi ketat vital sign setiap 15 menit
- Injeksi Thiamine 100 mg i.v utk profilaksis terjadinya
Wernicke Encephalopathy.Lalu 50 ml Dextrose 50% iv
(berurutan)
Problem Perilaku :
- Buat suasana tenang dan bila perlu tawarkan makan
- Beri dosis rendah sedatif ; Lorazepam 1-2 mg atau
Haloperidol 5 mg oral, bila gaduh gelisah secara i.m
INTOKSIKASI OPIAT
Merupakan kondisi gawat darurat yang
memerlukan penanganan secara cepat
Atasi vital sign (TD, Pernafasan, Denyut
Nadi, Temperatur)
Berikan antidotum Naloxon HCL (Narcan,
Nokoba) dengan dosis 0,01 mg/kg.BB
secara iv, im, sc
Kemungkinan perlu perawatan ICU
Observasi 24 jam
INTOKSIKASI OPIAT
Beri Nalokson HCl (Narcan) 0,4 mgr
IV,IM atau SC dapat diulang setelah 2-
3 menit
Overdosis
Gawat darurat kardiopulmoner
Advance life support hipotensi,
edema paru, aritmia ventrikuler ec.
narcotic-induced respiratory depression
Multidrugs meningkatkan komplikasi
kardiak
Overdosis
Dosis tinggi depresi SSP
hipoventilasi, depresi miokardial,
vasodilatasi, bradikardia
Koma dengan hipotensi, pinpoint pupils,
atau needle tracks
Edema paru
Hipotermia/kejang
Tatalaksana Awal Overdosis
Bebaskan jalan nafas, high flow oxygen
Naloxone IV mulai dengan 2 mg s/d
maksimal 10 mg
Tatalaksana sesuai protokol ACLS
INTOKSIKASI BENZODIAZEPIN

Langkah 1 mengurangi efek sedatif hipnotik :


- Pemberian Flumazenil (Antagonis Benzodiazepin)
0,2 mg i.v, setelah 30 detik diikuti dengan dosis
tunggal 0,3 mg
- Serum level yang tinggi secara ekstrim dialisis
- Tindakan supportif
Langkah 2 mengurangi absorbsi dengan
merangsang muntah atau Activated Charcoal
Langkah 3 cegah komplikasi dengan pemberian
antibiotik pada aspirasi, perhatikan tanda-tanda
tentament suicide setelah perawatan darurat
INTOKSIKASI KANABIS
Umumnya tidak perlu farmakoterapi
supportif talking down
Bila ansietas berat :
- Lorazepam 1-2 mg oral
- Alprazolam 0.5 1 mg oral
- Chlordizepoxide 10-50 mg oral
Bila gejala psikotik menonjol berikan
Haloperidol 1-2 mg oral atau i.m ulangi
setiap 20-30 menit
INTOKSIKASI AMFETAMIN
Simptomatik tergantung kondisi klinis
Untuk penggunaan oral merangsang muntah
Antipsikotik ; Haloperidol 2-5 mg atau
Chlorpromazine 1 mg/kg BB setiap 4-6 jam
Antihipertensi bila diperlukan
Kontrol temperatur selimut dingin atau
Chlorpromazine
Aritmia cordis Cardiac monitoring + Propanolol
Asamkan urin dgn Amonium Chlorida 2,75 mEq/kg
atau Ascorbic Acid 8 mg/hari pH urin < 5
PUTUS ALKOHOL
Koreksi cairan berdasarkan pemeriksaan
elektrolit
Agitasi dan kegelisahan diatasi dengan :
Barbiturat, Chloralhidrat, Phenothiazine
atau Chlordiazepoxide
Injeksi Neurobion 5000 mcg im dan
diteruskan dengan pemberian Vit B1 3x50
mg
Bila ada riwayat kejang berikan Dilantin
Kejang-kejang Diazepam 5-10 mg i.v
atau Lorazepam 1-2 mg i.v pelan-pelan
Awasi gejala-gejala Delirium Tremens
PUTUS ZAT OPIAT
Beberapa jenis terapi yang dapat diberikan
- Cold Turkeys Abrupt Withdrawal
- Subtitusi non opioida : Clonidine dengan
dosis 0,17 mcg/kg BB/hari tap off
- Subtitusi dengan golongan opioida ;
Codein,Oral morfin, Buphrenorphine,
Metadon
JENIS-JENIS DETOKSIFIKASI
Abrupt withdrawal atau cold turkey
Detoksifikasi simtomatis
Detoksifikasi cepat
Kombinasi antagonis opiat dengan
agonis adrenergik (putus zat akut)
Detoksifikasi substitusi
Abrupt withdrawal/
Cold turkey
Klasik
Di rumah/rumah sakit
Kondisi ketergantungan ringan/sedang
Kondisi fisik dan sosial mendukung
Ada yang mengawasi pasien
Penghentian total dan tiba-tiba
Puncak gejala putus zat hari ke-2 s/d ke-4
Detoksifikasi Simtomatis
Pasien dibantu mengatasi gejala putus
zat
Diberi obat sesuai gejala yang timbul :
Analgetik
Anti mual/muntah
Anti diare
Hipnotik/sedatif
Detoksifikasi Cepat
Ketergantungan berat
Tak dapat mentoleransi gejala putus zat
Motivasi tinggi
Dukungan keluarga
Keadaan umum cukup baik
6-8 jam detoksifikasi, dilanjutkan dengan
10 bulan rumatan naltrekson
Kombinasi antagonis opiat dengan
agonis adrenergik (akut)
Klonidin 300-400 mcg 3x sehari (hari ke-
1 dan ke-2) diteruskan sampai hari
ke-7, turun bertahap
Langsung diberikan naltrekson 12,5 mg
1x sehari dosis dinaikkan setiap hari
s/d 50 mg sehari, pertahankan
Jarang dilakukan karena efek samping
yang berat (hipotensi)
Detoksifikasi substitusi

Metadon

Buprenorfin
TERAPI RUMATAN DENGAN
SUBTITUSI
Merupakan terapi jangka panjang > 6
bulan
Bertujuan untuk mengubah gaya hidup dan
perilaku klien lebih produktif
Umumnya berupa terapi pengganti
(subtitusi)
Jenis obat yang digunakan dapat berupa :
Antagonis (Naltrekson)
Partial agonist (Buprenorfin)
Agonist (Metadon, Oral Morfin)
TUJUAN TERAPI RUMATAN DENGAN
SUBTITUSI
Mengurangi risiko dan infeksi penularan
HIV
Menggiring penyalahguna dari pasar
gelap menjadi pengguna narkoba legal
Mengurangi risiko overdosis
Menggiring penyalahguna narkoba suntik
untuk memakai narkoba bukan suntikan
Mengurangi pemakaian narkoba yang
membahayakan
Tujuan Terapi Subtitusi
Menurunkan tindak kriminal yang biasa
dilakukan penyalahguna narkoba
Menjalin hubungan dengan pemakai
narkoba
Menyediakan bimbingan, rujukan, dan
perawatan
Menstabilkan kehidupan penyalahguna
BUPHRENORPHINE
Merupakan partial agonist (mempunyai sifat agonist dan
juga antagonist)
Dapat mencegah dan menghilangkan gejala putus zat
Mengurangi sugesti dan rasa sakit
Bisa digunakan sebagai short term, long term treatment
maupun transisi dari metadon ke naltrekson
Dosis tinggi efeknya lebih ringan dibanding golongan
agonist lain
Efek samping yang ditimbulkan : sulit b.a.b, pusing, mulut
kering, mual
Diberikan setelah 6 8 jam setelah pemakaian opiat terakhir
TERAPI RUMATAN METADON (1)
Metadon merupakan obat sintetik yang
mempunyai efek jangka panjang
Digunakan sebagai terapi rumatan,
khususnya di USA sejak tahun 1960
Merupakan agonist opiat efek sama
dengan golongan narkotika lain
Bila diberikan dengan dosis yang tepat
untuk terapi rumatan, metadon tidak
menimbulkan euforia, mengantuk atau efek
analgesik
Dosis yang adekuat sangat menentukan
Terapi Rumatan Metadon (2)

Tersedia dalam bentuk : tablet, bubuk dan


liquid
Dosis dimulai dengan 20 30 mg (rendah)
sampai diperoleh toleransi, dosis rata-rata
60-80 mg atau beberapa kasus dengan dosis
tinggi 100 mg atau lebih
Seleksi untuk treatment ini cukup ketat
pilihan setelah terapi lain gagal
Interaksi dengan obat-obat tertentu dapat
menurunkan atau meningkatkan kadar
metadon dalam tubuh
Terapi Rumatan Metadon (3)
Lama program diharapkan berjalan dalam 2
tahun tergantung kebutuhan pasien
Metadon tidak mengontrol keinginan high dari
klien tetapi dengan dosis yang adekuat
melindungi pasien dari kebutuhan fisik opiat
illegal
Dengan terapi rumatan ini klien akan
memperoleh 3 hal utama :
Menghilangkan gejala putus opiat
Membuat pasien merasa nyaman dan lepas dari
sugesti/craving
Mem block efek dari opiat illegal
PILIHAN TERAPI
Anjuran untuk menggunakan
a longer-acting opioid agonist or partial
agonist ( misalnya metadon atau
buprenorfin) lebih mudah untuk
mempertahankan stabilitas
Untuk derajat ketergantungan yang lebih
ringan (biasa dengan kodein)
gunakan kodein
PILIHAN TERAPI
Gejala putus buprenorfin lebih ringan
dianjurkan untuk program detoksifikasi
Pasien dengan nyeri kronis tidak
dianjurkan buprenorfin ( blokade >>)
Wanita hamil metadon lebih
dianjurkan
TERAPI NON
FARMAKOLOGI/PENUNJANG
Terapi rumatan tidak akan memberikan hasil
optimal tanpa terapi psikososial, antara lain:
Konseling
Psikoterapi (Cognitif Behavior Therapy,
Motivational Interviewing)
Terapi keluarga
Terapi perilaku
Terapi kelompok
Self Help Group
After Care Program
PUTUS ZAT SEDATIF-HIPNOTIK
Tidak dianjurkan menghentikan secara
mendadak
Penurunan bertahap dengan pemberian
sedatif golongan Benzodiapine atau
Barbiturat
Dilakukan test dose untuk menentukan
dosis intoksikasi teruskan beberapa
hari sampai tenang kmdn turunkan 10%
setiap hari sampai dosis nol
PUTUS ZAT AMFETAMIN
Observasi 24 jam menilai kondisi fisik
dan psikiatrik
Rawat inap diperlukan ; gejala psikotik
berat, gejala depresi berat atau
kecenderungan bunuh diri, komplikasi
fisik lain
Terapi : Antipsikotik, Antiansietas atau
Antidepresi

Anda mungkin juga menyukai