Anda di halaman 1dari 17

FILOSOFI RISET DALAM

BIDANG AKUNTANSI
KEPERILAKUAN

LOGO
KELOMPOK 10

1 Tutik Mulyani (201512052)

2 Devi Eka Pratiwi (201512066)

3 Lailia Karuniawati (201512069)

4 Lailatul Hidayah (201512071)


Pergeseran Arah Riset
Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam
riset akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini :
Pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade
tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap
digunakan dalam praktik sehari-hari. Desain sistem
akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif pada
kenyataannya tidak dipakai dalam praktik. Sebagai
konsekuensinya, muncul anjuran untuk memahami
berfungsinya sistem akuntansi secara deskriptif dalam
praktik nyata. Harapannya adalah dari pemahaman atas
praktik langsung akan muncul desain sistem akuntansi yang
lebih berarti.
Adanya gerakan dari masyarakat peneliti akuntansi yang
menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku.
Akuntansi Keperilakuan
Filosofi Paradigma Metologi Riset
Suatu pengetahuan dibangun berdasarkan
asumsi-asumsi filosofis tertentu.
Menurut Burrel dan Morgan (1979), asumsi-
asumsi tersebut adalah ontologi (ontology),
epistemologi (epistemology), hakikat manusia
(human nature) dan metodologi (methodology).
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Burrel dan
Morgan (1979) mengelompokkan pengetahuan
dalam tiga paradigma yaitu : fungsionalis-
interpretif, radikal humanis, dan radikal
strukturalis.

Akuntansi keperilakuan
Paradigma Fungsionalis
Sering disebut juga fungsionalis struktural
(stuctural functionalist) atau kontinjensi rasional
(rational contigency).
Merupakan paradigma yang umum dan sangat
dominan digunakan dalam riset akuntansi
dibandingkan dengan paradigma yang lain
sehingga disebut juga paradigma utama.
Secara ontologi, paradigma ini dipengaruhi oleh
realitas fisik yang menganggap bahwa realitas
objektif berada secara bebas dan terpisah di luar
diri manusia.

Akuntansi Keperilakuan
Paradigma Interprektif
Disebut dengan interaksionis subjektif (subjective
interactionist),
Pendekatan alternatif ini berasal dari filsuf Jerman yang
menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi dan
pemahaman dalam ilmu sosial.
Menurut Burrel dan Morgan, paradigma ini
menggunakan cara pandang nominalis yang melihat
realitas sosial sebagai sesuatu yang hanya merupakan
label, nama, atau konsep yang digunakan untuk
membangun realitas, dan bukanlah sesuatu yang nyata,
melainkan hanyalah penamaan atau sesuatu yang
diciptakan oleh manusia atau merupakan produk
manusia itu sendiri.

Akuntansi Keperilakuan
Paradigma Strukturalisme Radikal
Mempunyai persamaan dengan
fungsionalis, yang mengasumsikan bahwa
sistem sosial mempunyai keberadaan
ontologis yang konkret dan nyata
Pendekatan ini memfokuskan pada konflik
mendasar sebagai dasar dari produk
hubungan kelas dan struktur pengendalian,
serta memperlakukan dunia sosial sebagai
objek eksternal dan memiliki hubungan
terpisah dari manusia tertentu.

Akuntansi Keperilakuan
Paradigma Humanis Radikal
Macintosh menyatakan bahwa humanis
radikal memiliki visi praktik akuntansi
manajemen dan sistem pengendalian yang
berorientasi pada orang yang mengutamakan
idealisme humanistik dan nilai-nilai
dibandingkan dengan tujuan organisasi.
Laughlin (1987) menunjukkan bagaimana
teori kritis Habermas akan sangat berguna
dalam meneliti saling keterkaitan antara
teknologi akuntansi dengan asal mula
sosialnya.
Akuntansi Keperilakuan
Paradigma Posmodernisme
Paradigma ini merupakan
oposisi dari paradima modern
yang menyajikan suatu
wacana sosial yang sedang
muncul yang meletakkan
dirinya di luar paradigma
modern.

Akuntansi Keperilakuan
Paradigma Akuntansi Kritis
Teori paradigma ini tidak berkaitan dengan
penyelasian masalah ketersaingan, melainkan dengan
proses penilaian, dimana penilaian didefinisikan
sebgai nilai objektif yang didasarkan pada konsep
ekonomi marginalis. (Mattesich, 1994). Mattesich
menginginkan akuntansi untuk dipadukan ke dalam
ilmu manajemen yang meliputi metode ekonomi dan
analitis administrasi dan manajemen entitas. Teori
mattesich mencerminkan seestem sosioeonomi yang
ada sehingga menjadi saran untuk mengulangi
kesadaran yang salah dalam menyatakan bahwa tidak
ada perspektif lain selain yang didominasi oleh
kapitalis.
Akuntansi Keperilakuan
Peluang Riset Akuntansi keperilakuan pada
lingkungan akuntansi
Audit
Riset akuntansi keperilakuan pada tahun 1990-1991
menunjukkan penekanan pada kekuatan pembuatan keputusan.
Penjelasan daru bagian ini berorientasi pada pembuatan
keputusan dalam audit, dan telah memfokuskan riset terakhir pada
penilaian dan pembuatan keputusan auditor, seperti perbedaan
penggunaan laporan audit dan meningkatnya perkembangan
berorientasi kognitif.
Pencerminan dari riset terakhir dan riset mendatang merupakan
fokus terhadap:
Karakteristik pengethuan yang dihubungkan dengan pengalaman
Pengujian atas bagaimana pengetahuan berinteraksi dengan
variabel organisasional atau lingkungan
Pengujian pengaruh kinerja terhadap pengetahuan yang berbeda.

Akuntansi Keperilakuan
Lanjutan..
Pengalaman berperan dalam orientasi
kognitif riset akuntansi keperilakuan. Ada
dua alasan:
Pengalaman merupakan ekspektasi yang
berhubungan dengan keahlian kinerja
Manipulasi sebgai suatu variabel independen
telah menjadi efektif dalam
mengidentifikasikan domain karakteristik
dari pengetahuan spesifik.

Akuntansi Keperilakuan
Peluang Riset Akuntansi keperilakuan pada
lingkungan akuntansi
Akuntansi Keuangan
Teradapat beberapa alasan kenapa risen akuntansi
keperilakuan dibidang keuangan akan memberikan konstribusi
yang besar di masa mendatang:
a. Riset pasar modal saat ini adalah konsisten dengan beberapa
komponen pasar modal dengan ekspektasi naif
b. Memberikan kontribusi yang lebih besar berhubungan dengan
keuntungan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang
audit.

Akuntansi Manajemen
1. Riset akuntansi keperilakuan di bidang akuntansi manajemen
hanya merupakan subidang akuntansi yang telah memperluas
pengujian dari pengaruh fungsi akuntansi terhadap perilaku.
2. Riset akuntansi di bidang akuntansi manajemen cenderung
fokus pada variabel lingkungan dan organisasional yang
mengandalkan teori agensism seperti insentid dan variabel
asemetri informasi
Akuntansi Keperilakuan
Peluang Riset Akuntansi keperilakuan pada
lingkungan akuntansi
Sistem Informasi
Akuntansi
Perpajakan
Riset akuntansi keperilakuan
Keterbatasan riset akuntasi
di bidang pajak memfokuskan
perilaku dibidang sistem
diri apda kepatuhan dengan
informasi adalah keslitan
melakukan pengujian variabel
membuat generalisasi
psikologi dan lingkungan.
meskipun berdasarkan pada
Variabel-variabel yang sering
studi sistem akuntansi yang
diuji dengan hasil campuran
lebih awal sekalipun. Riset
meyarankan bahwa perilaku
akuntansi keperilakuan
kepatuhan pajak adalah
dibidang SIA akan lebh
kompleks.
berhasil jika difokuskan
pada domain spesifik dari yang sering diuji dengan hasil
variabel yang unik dalam campuran meyarankan bahwa
sistem akuntansi dan perilaku kepatuhan pajak
konteks keputusan adalah kompleks.
akuntansi, sperti standar
profesi dan analisis
pengecualian.
Akuntansi Keperilakuan
Peluang Riset Akuntansi keperilakuan
pada lingkungan akuntansi

Pertumbuhan Riset Perilaku Akuntansi


Secara substansial, persentase penulis artikel lebih
besar daripada persentase yang berhubngan dengan
staf pengajar sebagai calon perilaku. Tiga faktor
utama:
Peneliti yang menggunakan paradigma perilaku
menghasilkan lebih banyak artikel yang diterbitkan
oleh kedua jurnal yaitu Journal of Accounting
Research dan The Accounting Review.
Beberapa artikel yang ditulis oleh para penliti yang
sementara dilakukan dalam bidang ini, belum ada
calonnya.
Minat pembaca pada bidang ini telah meningkat.

Akuntansi Keperilakuan
Teori Keperilakuan Tentang
Perusahaan
Teori modern perusahaan terkait dengan arah tujuan
perilaku yang dipastikan berkaitan dengan tujuan,
motivasi, dan karakteristik dalam menyelesaikan masalah
anggotanya. Tujuan organisasi akan dipandang:
Hasil pengaruh dari permulaan proses antar peserta
organisasi
Penentu batas pengambilan keputusan perusaahan dan
penyelesaian masalah aktivitas
Perannya di dalam sistem pengawasan internal adalah
untuk memotivasi peserta, dimana derajat tingkat
kepuasan kerja anggotny diuraikan dalam kaitannya
dengan tujuan peribadi mereka yang saling tunpang tindih
dengan tujuan organisasi.
Akhirnya dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan
diuraikan sebagai fungsi peserta yang menyelesaikan masalah
perilaku yang ditandai oleh pembatasan kapasitas mereka secara
rasional. Yang perlu diperhatikan adalah perusahaan dipandang
sebagai suatu keseimbangan dalam mencari sistem pengambilan
keputusan.
Akuntansi Keperilakuan
LOGO

Anda mungkin juga menyukai