Anda di halaman 1dari 21

By; bahori

Rs dr Ernaldi Bahar
Terapi lingkungan
menggunakan lingkungan secara total untuk tujuan
pengobatan
Perkembangan
1700 -moral treatment (pinel)
1970 -Terapi lingkungan disesuaikan dengan
kebutuhan populasi yang dilayani
1990 -Lingkungan yang dikembangkan
berdasarkan riset
- struktur lingkungan yang efektif untuk spesifik
group
YAD - terintegrasi antara RS dan komunitas
Tujuan: mengembangkan ketrampilan emosional dan
sosial yang akan menguntungkan kehidupan
setiap harian
Mengapa butuh terapi lingkungan?
Akibat negatif dari dirawat di RS:
Menurunnya kemampuan berpikir dan bertindak
secara mandiri
Mengadopsi nilai dan sikap dari institusi
Kehilangan kontak dan hubungan dengan dunia
luar

keadaan di atas harus diatasi dengan


terapi lingkungan
Karakteristik terapis
Fleksibel, toleran, demokratis
Kerjasama dalam membuat keputusan
Jujur
Toleran terhadap cemas, konflik, konfrontasi
Berbagi informasi dalam waktu yang tepat dan orang
yang tepat
Yakin bahwa semua orang dapat berubah, tumbuh,
berfungsi secara efektif
(Beck and Rawlins, 1993, hal.510)
Proses keperawatan
Pengkajian
Meliputi:
Dimensi fisik
Dimensi intelektual
Dimensi sosial
Dimensi emosional
Dimensi spiritual
Karakteristik umum dari terapi lingkungan
1. Distribusi kekuatan
2. Komunikasi yang terbuka
3. Struktur interaksi
4. Aktivitas kerja
5. Partisipasi keluarga dan masyarakat dalam
pemberian terapi
6. Lingkungan yang memenuhi kebutuhan
perkembangan individu/ klien
1. Distribusi kekuatan
prwt- klien- keluarga bekerjasama untuk melengkapi
data, berbagi tanggung jawab, kerjasama ambil
keputusan

tujuan akhir: agar klien independen dan mencapai


otonomi
2. Komunikasi terbuka
Pada model intervensi medik tradisional, semua
informasi diarahkan kepada dokter (dokter yang membuat
keputusan). Informasi ttg latar belakang dan masalah klien
bersifat rahasia, hanya dokter yang mempunyai hak untuk
mengetahuinya.

Pada terapi lingkungan, keputusan ttg treatment sering


dibuat oleh klien (klien perlu informasi untuk membuat
keputusan yang efektif)
3. Sruktur interaksi
Konsep pola struktur interaksi merupakan terapi
attitute (sikap/ pendekatan)
Contoh pendekatan yang digunakan;
-Active friendliness -watchfulness
-Passive friendliness -kind firmness
Masalah perilaku diidentifikasi dan dilakukan
pendekatan individual
Contoh:
Klien bipolar disorder biasanya mempunyai beberapa
masalah perilaku
Pada saat fase mania ia berbicara berlebihan, aktifitasnya
terganggu, banyak bergerak.
paling baik ditangani dengan pendekatan kind
firkness (batasi setting dan arahkan energi klien untuk
kegiatan yang produktif

Selama fase depresi, ia menarik diri dan pasif


Pendekatan active priendliness perawat kontak dg
klien bantu interaksi serta aktifitas klien
4. Aktifitas kerja
beberapa faktor yg berkonstribusi agar program terapi
kerja efektif
* klien perlu memilih tipe pekerjaan yang mereka
inginkan
* aktivitas kerja sebaiknya berupa pengembangan
ketrampilan
* aktifitas kerja disediakan bervariasi, sesuai kemungkinan
kerja yang akan datang

aktifitas kerja untuk keuntungan klien, bukan u/ institusi


5. Partisipasi keluarga dan masyarakat
Dulu; RSJ jauh dari pemukiman u/ melindungi masyarakat
Sekarang; RS Jiwa
Harus gampang dicapai
Melindungi klien
Klien dipertahankan selama mungkin dalam keluarga/
masyarakat
Proses pulang dikoordnir dg kluarga
Bukan hanya klien yang dirawat keluarga jg boleh berperan
serta
6. Penyesuaian lingkungan sesuai dengan kebutuhan klien
Lingkungan;
anak : mainan
remaja : streo system, kanvas,
game, peralatan olahraga
dewasa : informasi, kerja
lansia : perlu dukungan
ketenangan, dan orientasi
fasilitas lansia (penerangan
adekuat, lantai tidak licin,
warna furniture, dll
Integrasi dari 5 dimensi pada individu/ manusia

fisik

spiritual emosional-
-afek
Klien -perasaan

(manusia)

intelektual
sosial
Dimensi fisik
Ciri yang tetap
Bagian dalam dan luar gedung dan hubunannya dengan
gedung lain
Tempat dimasyarakat
Ruang dalam melindungi privacy dan harga diri klien
Misal: kamar tidur, kamar mandi, tempat barang
Ciri yang tidak tetap
Kebebasan bergerak dan hubungan dengan penataan
ruang
Jarak atau space informal
Dipengaruhi budaya, misalnya: jarak intim dan artinya
Dimensi intelektual
Warna, lampu/ cahaya, suara, temperatur, bau, rasa
Penataan ruangan: tidak komplek (tidak rumit)
Contoh: warna
Biru, hijau tenang, teduh, untuk klien
yang gaduh
Merahmerangsang klien yang menarik
diri
Dimensi sosial
Peran masing-masing ruangan
Klien: tanggung jawab terhadap perilaku sehat-sakitnya
Terapis: semua anggota tim mempunyai tujuan untuk
peningkatan kesehatan klien
Interaksi sosial ditujukan u/ meningkatkan interaksi
memperbaiki komunikasi, mendukung pertisipasi dlm
mengambil keputusan
Perlu komunikasi terbuka
Konfrontasi untuk konflik
Prinsip konfrontasi: face to face
Dimensi emosional
Semua faktor fisik-intelektual-sosial menghasilkan
suasana emosi
Misalnya: saya tenang disini
Untuk ini terapis berperan:
Tidak defensif, tulus
Empati
Menciptakan: hangat, aman, percaya, menerima
Mendukung, spontan
Perlu perasaan: harmonis, kerjasama, kohesif
Kelompok: anggota yang ada kesamaan
Ada kesempatan berhubungan
Tentukan tujuan yang umum (tentukan bersama)
Dimensi spiritual
Tersedia tempat beribadah, kitab suci
Kesempatan dan nara sumber

Meningkatkan kualitas spiritual


U/ - memaksimalkan manfaat dr pengalaman,
pengobatan, & perasaan damai bagi pasien
Memberikan penguatan thd perilaku positif klien,
meningkatkan harga diri
evaluasi
Dengan mengobservasi tercapainya tujuan
Lakukan modifikasi
Hasil dipengaruhi proses intervensi

Anda mungkin juga menyukai