Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN LINGKARAN PEMECAHAN MASALAH

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN

Oleh:
Kelompok 4
Annisa Eka Nova 1102011032
Kaisa Lana Afida 1102011133
Pria Dinda 1102011210
Sarah Fajriah 1102011254
Pembimbing:
DR. Kholis Ernawati, S.Si, Mkes
Gambaran Umum Wilayah

Penjaringan merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah


3548,30 Ha, yang terbagi menjadi 5 Kelurahan, yaitu:
Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Penjaringan berdasarkan angka


yang didapat dari laporan kependudukan Kecamatan Penjaringan tahun
2015 sebesar 299,740 jiwa
Kesehatan
Di wilayah Kecamatan Penjaringan terdapat:1 Puskesmas
Kecamatan,5 Puskesmas Kelurahan dan 88 Posyandu aktif
Gambaran Umum Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana


teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu atau sebagian wilayah
kecamatan, yang mempunyai misi menggerakan pembangunan berwawasan
kesehatan, memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan
kesehatan, memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu
secara menyeluruh dan terpadu.
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan
puskesmas meliputi:

1.Promotif (peningkatan kesehatan)


2.Preventif (upaya pencegahan)
3.Kuratif (pengobatan)
4.Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh


Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya
Indonesia sehat.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat
indikator utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan
pelayanan kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk
Kecamatan.
Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
diwilayah kerjanya
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
Strategi Puskesmas

1. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan.


2. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta
pemberdayaan masyarakat dan keluarga.
3. Meningkatkan profesionalisme petugas.
4. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Fungsi Puskesmas

1. Pusat Penggerak Pembanguan Berwawasan Kesehatan


2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Peran Puskesmas

1. Unit Pelaksana Teknis


2. Pembangunan Kesehatan
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
4. Wilayah kerja
Upaya Kesehatan Wajib Upaya Kesehatan
Puskesmas Pengembangan Puskesmas

Promosi kesehatan masyarakat Upaya Kesehatan Sekolah


Kesehatan lingkungan Upaya Kesehatan Olahraga
KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak) Upaya Perawatan Kesehatan
KB (Keluarga Berencana) Masyarakat
Perbaikan gizi masyarakat Upaya Kesehatan Kerja
P2M (Pengendalian Penyakit Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Menular) Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Mata
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya Pembinaan Pengobatan
Tradisional
Gambaran Umum Puskesmas Penjaringan
Visi Misi

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang


Penjaringan Sehat Untuk Semua bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat dengan
prinsippelayanankesehatan prima.
2. Mengembangkan SDM yang berkualitas di
bidang kesehatan.
3. Mengembangkan profesionalisme
manajemen kesehatan.
4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman
bagi pegawai.
5. Membina dan meningkatkan kerjasama
yang harmonis dengan institusi kesehatan
lain dan masyarakat
Sumber Daya Manusia
Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu program dasar dari
Puskesmas termasuk di Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Tenaga
kesehatan untuk program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan
Penjaringan memiliki 3 tenaga kesehatan.
Tujuan Kesehatan Lingkungan
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan
ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber


lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.

3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara


masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah
dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.
Sasaran Kesehatan Lingkungan

1. Tempat Umum: hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-


usaha yang sejenis

2. Lingkungan pemukiman: rumah tinggal, asram/yang sejenis

3. Lingkungan kerja: perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

4. Angkutan umum: kendaraan darat, laut, dan udara yang


digunakan untuk umum

5. Lingkungan lainnya: misalnya bersifat khusus seperti lingkungan


yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan
penduduk secara besar-besaran, reactor/tempat yang bersifat
khusus.
Upaya Dasar Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Kecamatan Penjaringan

1. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)


2. Penyehatan tempat Pengolahan Makanan (TPM)
3. Pembinaan Sanitasi Depo Air Minum Isi Ulang (AMIU)
4. Pelaksanaan Monitoring PSN
5. Pemeriksaan Jentik Berkala
Evaluasi Penyehatan Tempat-Tempat Umum
(TTU)
Evaluasi Penyehatan Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
Evaluasi PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk)
Evaluasi Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
Identifikasi Masalah
1. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Rumah sakit di Wilayah Kelurahan Penjaringan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%,
2. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Rumah sakit di Wilayah Kelurahan Pejagalan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
3. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Rumah sakit di Wilayah Kelurahan Pluit Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
4. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Rumah sakit di Wilayah Kelurahan Kamal Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
5. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Rumah sakit di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
6. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Hotel di Wilayah Kelurahan Penjaringan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 75%,
7. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Hotel di Wilayah Kelurahan Pejagalan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 60%
8. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Hotel di Wilayah Kelurahan Pluit Periode Januari-
Oktober 2016 sebesar 83,33 %
9. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Hotel di Wilayah Kelurahan Kamal Muara Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
10. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Hotel di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
Identifikasi Masalah
11. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Sekolah di Wilayah Kelurahan Penjaringan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 62,5%,
12. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Sekolah di Wilayah Kelurahan Pejagalan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
13. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Sekolah di Wilayah Kelurahan Pluit Periode Januari-
Oktober 2016 sebesar 100 %
14. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Sekolah di Wilayah Kelurahan Kamal Muara Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 85,71%
15. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Sekolah di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
16. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Pasar tradisional di Wilayah Kecamatan Penjaringan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 0%,
17. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Swalayan di Wilayah Kecamatan Penjaringan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 0%,
18. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Tempat Ibadah di Wilayah Kelurahan Penjaringan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%,
19. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Temaot Ibadah di Wilayah Kelurahan Pejagalan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
20. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Tempat Ibadah di Wilayah Kelurahan Pluit Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 71,4 %
Identifikasi Masalah
21. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umu Sekolah di Wilayah Kelurahan Kamal Muara Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 85,71%
22. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Tempat ibadah di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
23. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Terminal di Wilayah Kelurahan Pluit Periode Januari-
Oktober 2016 sebesar 100%
24. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Restoran, di Wilayah Kelurahan Penjaringan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
25. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Restoran, di Wilayah Kelurahan Pejagalan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 80%
26. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Restoran, di Wilayah Kelurahan Pluit Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
27. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Restoran di Wilayah Kelurahan Kamal Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 80%
28. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Restoran di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 80%
29. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Jasa Boga di Wilayah Kelurahan Penjaringan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
30. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Jasa Boga di Wilayah Kelurahan Pejagalan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
Identifikasi Masalah
31. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Jaasa Boga di Wilayah Kelurahan Pluit Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 90%
32. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Jasa Boga di Wilayah Kelurahan Kamal Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 80%
33. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Jasa Boga di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
34. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Sentra Makanan di Wilayah Kelurahan
Penjaringan Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 60%
35. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Sentra Makanan di Wilayah Kelurahan
Pejagalan Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 80%
36. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Sentra Makanan di Wilayah Kelurahan Pluit
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 80%
37. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Sentra Makanan di Wilayah Kelurahan Kamal
Muara Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 62,5%
38. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Sentra Makanan di Wilayah Kelurahan Kapuk
Muara Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 66,7%
39. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Penjaringan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 60%
40. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Pejagalan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 66,7%
Identifikasi Masalah
41. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Pluit Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 75%
42. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Kamal Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 100%
43. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 50%
44. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan
Penjaringan pada Triwulan I 2016 sebesar 91%
45. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan
Penjagalan pada Triwulan I 2016 sebesar 93%
46. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Pluit pada
Triwulan I 2016 sebesar 88%
47. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Kamal
Muara pada Triwulan I 2016 sebesar 94%
48. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Kapuk
Muara pada Triwulan I 2016 sebesar 89,6%
49. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan
Penjaringan pada Triwulan II 2016 sebesar 93%
50. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan
Penjagalan pada Triwulan II 2016 sebesar 94%
Identifikasi Masalah
51. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Pluit pada
Triwulan II 2016 sebesar 94%
52. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Kamal
Muara pada Triwulan II 2016 sebesar 93%
53. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Kapuk
Muara pada Triwulan II 2016 sebesar 91,8%
54. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan
Penjaringan pada Triwulan III 2016 sebesar 95%
55. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan
Penjagalan pada Triwulan III 2016 sebesar 97%
56. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Pluit pada
Triwulan III 2016 sebesar 95%
57. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Kamal
Muara pada Triwulan III 2016 sebesar 91%
58. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Kapuk
Muara pada Triwulan III 2016 sebesar 96%
Rumusan Masalah
1. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Hotel di Wilayah Kelurahan Pejagalan Periode Januari-
Oktober 2016 sebesar 60% dengan target sebesar 75%

2. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Sekolah di Wilayah Kelurahan Penjaringan Periode


Januari-Oktober 2016 sebesar 62,5%, dengan target sebesar 75%

3. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Pasar tradisional di Wilayah Kecamatan Penjaringan


Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 0%, dengan target sebesar 75%

4. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Swalayan di Wilayah Kecamatan Penjaringan Periode


Januari-Oktober 2016 sebesar 0%, dengan target sebesar 75%

5. Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Tempat Ibadah di Wilayah Kelurahan Pluit Periode Januari-
Oktober 2016 sebesar 71,4 %, dengan target sebesar 75%

6. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Sentra Makanan di Wilayah Kelurahan Penjaringan
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 60%, dengan target sebesar 75%

7. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Sentra Makanan di Wilayah Kelurahan Kamal
Muara Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 62,5%, dengan target sebesar 75%
Rumusan Masalah
8. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Sentra Makanan di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara
Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 66,7%, dengan target sebesar 75%

9. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Penjaringan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 60%, dengan target sebesar 75%

10. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Pejagalan Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 66,7%, dengan target sebesar 75%

11. Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara Periode
Januari-Oktober 2016 sebesar 50%, dengan target sebesar 75%

12. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kecamatan Penjaringan
pada Triwulan I 2016 sebesar 89,6%, dengan target sebesar 95%

13. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kecamatan Penjaringan
pada Triwulan II 2016 sebesar 91,8%, dengan target sebesar 95%

14. Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada Wilayah Kelurahan Kamal Muara
pada Triwulan III 2016 sebesar 91%, dengan target sebesar 95%
Penetapan Prioritas Masalah Dan Penyebab
Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang aktual terjadi (observed).
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring
perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi
Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas
masalah meliputi:

1.Menetapkan Kriteria
2.Memberikan bobot masalah
3.Menentukan skoring tiap masalah
NonScoring Technique

Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan
melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama
keahliannya.

Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyaikeahlian yang sama melalui pertemuan khusus
Scoring Technique
Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :


Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka
kematian akibat masalah kesehatan tersebut.
Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah Kesehatan
tersebut
Scoring Technique

Metode Matematik PAHO

Kriteria yang dipakai ialah :


Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka
prevalens.
Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masing- masing
penyakit.
Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan
para politisi.
Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
Scoring Technique
METODE MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan


prioritas masalah adalah :
1. Emergency
2. Greatest member
3. Expanding Scope
4. Feasibility
5. Policy
Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah
kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
Emergency
Menunjukkan besar kerugian yang timbul. Ini ditunjukkan dengan
Case Fatality Rate (CFR) masing-masing penyakit. CFR diare di Indonesia
pada tahun 2012 ditemukan sebesar 1,45% yaitu sebanyak 1450 orang per
100 000 orang penduduk. CFR untuk DBD ditemukan sebesar 0,7% di
Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 700 orang per 100.000 orang
penduduk.
Penentuan Score Emergency Masalah Program
Kesehatan Lingkungan
Penentuan Score Emergency Masalah Program
Kesehatan Lingkungan
Penentuan Score Emergency Masalah Program
Kesehatan Lingkungan
Greatest Member
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan jumlah penduduk.
Penentuan Score Greatest Member Program
Kesehatan Lingkungan
Penentuan Score Greatest Member Program
Kesehatan Lingkungan
Penentuan Score Greatest Member Program
Kesehatan Lingkungan
Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu
permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan
Skoring Expanding Scope Terhadap Program
Kesehatan Lingkungan
Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Adapun parameter yang digunakan
untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi :
1.Rasio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk (Sumber Daya
Manusia).
2.Ketersediaan fasilitas (material)

3. Ketersediaan dana
Penentuan Score Feasibility Program Kesehatan
Lingkungan
Penentuan Score Feasibility Program Kesehatan
Lingkungan
Policy
Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah
adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut,
serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Penentuan Score Policy Program Kesehatan
Lingkungan
Penentuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan
Menurut Metode MCUA MS-1 MS-12
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari 14 masalah di atas
didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:

1.Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Pasar tradisional di Wilayah


Kecamatan Penjaringan Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 0%, dengan
target sebesar 75%

1.Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah


Kelurahan Penjaringan Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 60%, dengan
target sebesar 75%
Diagram Ishikawa/Fishbone Diagram Ishikawa/Fishbone Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Pasar tradisional di
Wilayah Kecamatan Penjaringan Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 0%, dengan target sebesar 75%
Diagram Ishikawa/Fishbone Cakupan Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan
Penjaringan Periode Januari-Oktober 2016 sebesar 60%, dengan target sebesar 75%
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Kriteria dalam penetapan alternative masalah

Mudah dilaksanakan

Murah biayanya

Waktu penerapan sampai masalah


terpecahkan tidak lama

Dapat memecahkan masalah dengan


sempurna
Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Penyehatan Tempat-
Tempat Umum Pasar tradisional di Wilayah Kecamatan
Penjaringan
Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Pasar tradisional di
Wilayah Kecamatan Penjaringan
Dari hasil penetapan alternative pemecahan
masalah dengan menggunakan metode MCUA,
berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai
berikut:
1.Melakukan prencanaan pelaksaan program TTU
Pasar Tradisional dalam bentuk time-table.
2.Memperkerjakan pekerja honorer untuk
membantu menjalankan penyehatan TTU (Pasar
Tradisional)
Alternatif pemecahan masalah Cakupan Penyehatan Tempat
Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Penjaringan
Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di
Wilayah Kelurahan Penjaringan
Dari hasil penetapan alternative pemecahan
masalah dengan menggunakan metode MCUA,
berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai
berikut:
1.Memilih perwakilan penanggung jawab pada
masing masing kantin untuk melakukan
komunikasi dan perkumpulan berkala dengan
petugas kesling
2.Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
kebersihan di lingkunga nkantin kepada seluruh
pedagang kantin
BAB IV
RENCANA USULAN DAN
RENCANA PELAKSANAAN
KEGIATAN PEMECAHAN
MASALAH
Rencana Pemecahan Masalah Untuk Cakupan Penyehatan Tempat-
Tempat Umum Pasar tradisional di Wilayah Kecamatan Penjaringan
Rencana Pemecahan Masalah Untuk Cakupan Penyehatan Tempat
Pengolahan Makanan Kantin di Wilayah Kelurahan Penjaringan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Akar penyebab masalah yang paling dominan pada masalah
Cakupan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Pasar tradisional di
Wilayah Kecamatan Penjaringan Periode Januari-Oktober 2016
sebesar 0%, dengan target sebesar 75%

Minimnya jumlah petugas yang


bertanggung jawab dalam menjalankan
program kesehatan lingkungan (Man)

Kurangnya waktu untuk menjalankan


program ini (Material)
Akar penyebab masalah yang paling dominan pada masalah
Cakupan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan Kantin di
Wilayah Kelurahan Penjaringan Periode Januari-Oktober 2016
sebesar 60%, dengan target sebesar 75%

Kurangnya Pengetahuan pedagang


tentang kebersihan kantin (Environment).

Kurangnya koordinasi antara petugas dan


pedagang kantin (Organizing)
Saran
Mengajukan permintaan tambahan pekerja kepada dinas
kesehatan untuk mengisi di bagian kesehatan lingkungan

Mengadakan pelatihan mengenai manjemen waktu kepada


petugas kesling di puskesmas

Memasang media media edukasi mengenai pentingnya


kesehatan lingkungan di kantin yang di tempatkan di setiap kantin
yang berada dibawah pengawasan puskesmas penjaringan

Melakukan pertemuan berkala setiap bulannya dengan masing


masing perwakilan di setiap kantin dengan petugas kesling dari
puskesmas

Anda mungkin juga menyukai