Rumah Tradisional
Achnia Tiffany (1507113493)
Iman Fadhil (1507113558)
Jepang
Jacob Adha Putra (1507123664)
Myisha Amanda Finia (1507117477)
Nur Hafizhoh (1507122913)
Teguh Virmanto Putra (1507117527)
Sejarah Perkembangan Arsitektur Jepang
Periode Prasejarah (3000 SM 2000 SM)
Pada periode ini perkembangan dari style untuk kuil-kuil Budha masih
bertahan dengan wayou (Japanese style). Bangunan-bangunan kuil dengan
pola perletakan kompleks kuilnya menjadi ciri khas pada periode tersebut.
Demikian juga dengan lukisan-lukisan dengan konsep mandalanya
berkembang dengan pesat, dan menjadi ciri dari periode tersebut. Salah
satu peninggalan arsitektur pada periode ini adalah kuil Byodoin-jin.
Periode Kamakura Muromachi (1185 M 1573 M)
Rumah tradisional jepang disebut juga dengan minka yang merupakan hunian
untuk rakyat biasa. Keindahan arsitektur minka terletak pada keharmonisan
antara bentuk dengan bahan-bahan bangunan yang dipergunakan seperti
tanah, kayu, dan batu yang berasal dari pegunungan dan hutan-hutan yang
berada di sekeliling rumah. Hampir semua material rumah Jepang
menggunakan kayu, dan dibuat sederhana serta tidak terlalu banyak barang.
Minka di bagian Jepang Selatan Minka di bagian Jepang utara
di Negara Jepang terdapat dua macam desain rumah adat yang berbeda. Yaitu
rumah adat rakyat di bagian Jepang Utara dan rumah adat Jepang bagian
Selatan. Rumah Adat di Jepang ini disebut Minka.
Minka di Jepang Selatan
Rumah minka yang ada di Jepang selatan umumnya berbentuk rumah panggung.
Namun rumah panggung yang dimaksud tidaklah seperti rumah panggung yang
ada di Indonesia. Rumah panggung ala Jepang tidaklah terlalu tinggi dari tanah,
hanya beberapa senti dari permukaan tanah, desain rumah adat orang Jepang ini
ialah untuk menghadapi guncangan gempa yang sering terjadi di Jepang, selain itu
rumah panggung juga bertujuan untuk mendapatkan penghawaan dan
pencahayaan alami semaksimal mungkin
Minka di Jepang Utara
Rumah adat jepang Utara memiliki bentuk atap yang terjal dan tinggi yang berguna
untuk menyesuaikan diri dengan udara cuaca yang bersalju dan musim dingin yang
panjang. Jendela kecil yang hanya terdapat pada bubungan bertujuan agar angin dingin
tidak masuk dalam rumah terlalu banyak, sehingga rumah tetap hangat. Rumah ini
dibangun dari material-material yang berasal dari alam, seperti tanah, batu, alang-
alang dan jerami. Jerami digunakan sebagai penutup atap agar rumah tetap hangat .
Sejarah Minka
Di zaman Jepang kuno, ada dua jenis rumah. Yang
pertama dikenal sebagai rumah bawah tanah. Yang
kedua naik di atas permukaan tanah. Gaya rumah
dengan lantai tinggi dikatakan telah datang ke Jepang
dari Asia Tenggara, rumah bawah tanah digunakan
untuk menyimpan makanan biji-bijian dan lainnya
sehingga tidak akan rusak karena panas dan lembap.
Evolusi Arsitektur dan Gaya Interior Pada periode
Heian hingga Edo Periode pertengahan (792 1750)
yaitu:
1. Shinden-zukuri
Merupakan tempat tinggal bangsawan yang pertama muncul pada periode Heian. Shinden
mengambil contoh dari ruang ibadah kuil Budha. Lorong-lorong terhubung satu sama lain
oleh lorong beratap. Pusat ruang utama disebut Moya dan ada sebuah ruangan kecil yang
disebut nurigome digunakan untuk tidur atau tempat penyimpanan. Gaya ini di gunakan
oleh para bangsawan dan samurai peringkat tinggi melalui pertengahan abad 15. Contoh
yang terdekat dapat ditemukan adalah versi abad ke-19 dari Istana Kekaisaran di Kyoto.
2. Shoin-zukuri
Gaya sukiya berasal dari upacara minum teh, sebenarnya kata sukiya
mengacu pada bangunan di mana dilakukan upacara minum teh. Gaya sukiya
yang berkembang dari periode Azuchi-Momoyama dan gaya shoin, sangat
kontras langsung dan pengaturan yang luar biasa besar dari-shoin zukuri.
Dalam sukiya, semakin kecil dan sederhana dianggap sebagai desain terbaik.
Penggabungan dari sukiya dengan shoin dikembangkan menjadi sukiya-
zukuri. Gaya ini menjadi gaya yang populer bagi warga kota yang tinggal di
pertengahan hingga akhir zaman Edo (1750 -1867). Contoh klasik sukiya-
zukuri adalah Katsura Imperial Villa (Terpisah Istana) dibangun pada
pertengahan 1600-an.
Tipe-tipe Rumah Tradisional Jepang (Minka )
Rumah Petani (/ nouka)
Denah standar rumah para petani Jepang dari permulaan abad ke-19 terdiri dari
empat ruang yaitu:
- Doma
Doma merupakan ruang utama pada nouka.
Doma mengambil sepertiga dari luas denah
rumah. Fungsi doma adalah tempat melakukan
kegiatan pertanian dan memasak, sehingga
tersedia oven tanah dan tempat mencuci yang
terbuat dari kayu yang didirikan di belakang
doma.
Selain itu juga terdapat perapian yang berukuran
satu meter persegi. Di perapian ini kayu dibakar
untuk memanaskan ruang, sekaligus sebagai
penerangan. Seluruh anggota keluarga
berkumpul di perapian ini, khususnya pada
waktu makan.
Selain doma, empat ruang pada nouka ini
adalah :
-Dua ruangan yang terletak paling dekat
dengan doma, digunakan sebagai tempat
melakukan kegiatan harian para penghuni
rumah.
-Ruang kecil bersifat dekoratif disebut
dengan tokonoma. Ruangan ini menempel
pada dinding ruang depan yang berfungsi
sebagai tempat memamerkan lukisan atau
bunga.
-Ruang depan berfungsi sebagai tempat
menerima tamu pada keadaan keadaan
formal. Ruang tamu ini disebut dengan
zashiki atau dei. Di depan ruang tamu ini
terdapat serambi panjang dan sempit yang
disebut dengan engawa.
Bahan Bangunan Minka
Bahan bangunan yang dipergunakan antara lain, balok kayu besar untuk
tiang utama rumah dan rangka-rangka penting dari kerangka rumah. Kayu
juga digunakan untuk dinding, lantai, langit-langit, dan bubungan atap.
Bambu digunakan untuk melapisi tempat-tempat kosong di antara dinding
kayu dan setelah itu dilapisi dengan tanah liat untuk dijadikan dinding yang
rata. Tanah liat juga dibakar menjadi genteng.
Rumput jenis tertentu dipergunakan sebagai atap, sedangkan jerami
tanaman padi dipergunakan untuk dianyam menjadi tikar kasar yang
disebut dengan Mushiro, dan tikar halus yang disebut dengan tatami, yang
digelar di atas tikar kasar. Batu-batu terbatas dipergunakan untuk fondasi
rumah, tidak pernah digunakan sebagai dinding.
Atap
Washitsu yaitu ruang serba guna Fungsi washitsu berubah tergantung kepada alat
rumah tangga mana yang dipakai. Hal ini dimungkinkan karena semua perabotan
bersifat portable, yang disimpan dalam oshire (bagian kecil dari rumah yang
digunakan untuk menyimpan barang). Washitsu berubah menjadi ruang belajar bila
diletakkan meja, menjadi ruang tidur bila diletakkan futon (matras tidur), menjadi
ruang makan apabila diletakkan meja besar.
2. Shoji
Ada dua jenis dapur di rumah tradisional Jepang, yang pertama dengan tungku dan
yang kedua dengan cara digantung. Kedua cara ini sama-sama menggunakan kayu
bakar.
Bagian rumah yang lainnya:
Roka
Taman Jepang tidak mengenal garis-garis lurus atau simetris. Taman Jepang
sengaja dirancang asimetris agar tidak ada satu pun elemen yang menjadi
dominan. Bila ada titik fokus, maka titik fokus digeser agar tidak tepat berada di
tengah.Taman Jepang berukuran besar dilengkapi dengan bangunan kecil seperti
rumah teh, gazebo, dan bangunan pemujaan (kuil).
Taman jepang memiliki elemen dasar antara lain. air (melambangkan kesucian
dan kehidupan), Tanaman (melambangkan keabadian), dan Batu (melambangkan
alam). Batu adalah elemen terpenting dalam taman karena dapat dipakai untuk
melambangkan pegunungan, garis pantai, dan air terjun.