PERINATOLOGI
Kimia Klnik
Glukosa Rapid Sewaktu (GDS) 256 mg/dl Normal : < 180
V. DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia + Sindrom Turner
VI. RENCANA PENGELOLAAN
A. Usulan Pemeriksaan
o Foto rontgen thorak PA
B. Rencana Pengobatan
Non-Medikamentosa
o ASI ad lib
o Pertahankan suhu Optimal
Medikamentosa
o Oksigen 1 liter/menit
o Kebutuhan cairan : (NaCl =12cc + KCl = 6cc + CaCl = 4cc + Amino fusin
60cc + dekstrosa 10% = 398cc)
o Cefotaxim 3x150 mg
o Mikasin 1x45 mg
o Dexamethason 3x1 mg
o Pasang OGT dan decompresi
VII. PROGNOSIS
Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Bronkopneumonia
Definisi
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya
(Smeltzer & Suzanne C,2002:57).
Etiologi
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Aspirasi makanan, sekresi orofariengal atau isi lambung kedalam paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
Klasifikasi
1. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan
umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia.
2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosokomial.
3. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi
infeksi.
4. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengidentifikasikan
organisme perusak. ( Reeves, 2001)
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Pada permulaan tidak ditemukan batuk kemudian timbul batuk yang produktif
2. Pemeriksaan radiologi
a) Rontgenogram thoraks
PENATALAKSANAAN
a. Terapi antibiotika awal: menggambarkan tebakan terbaik berdasarkan pada
klasifikasi pneumonia dan kemungkinan organisme, karena hasil
mikrobiologis tidak tersedia selama 12-72 jam. Tetapi disesuaikan bila ada
hasil dan sensitivitas antibiotika (Jeremy, 2007).
-ampisilin/ amoksisilin ( 50 mg/bb/kali i.v atau i.m setiap 6 jam), harus
dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. Bila anak terdapat respon
baik diberikan selama 5 hari.
- pasien datang dengan klinis berat, berikan oksigen dan kombinasi
ampisilin- kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin ( 7,5 mg/kgBB i.v
atau i.m sekali sehari)
- bila ada tanda meningitis ( malas menetek, menangis lemah, lematrgi,
fontanel menonjol, kejang) : berikan sefotaksim atau seftriakson i.v.
a. Tindakan suportif: meliputi oksigen untuk mempertahankan PaO2 > 8
kPa (SaO2< 90%) dan resusitasi cairan intravena untuk memastikan
stabilitas hemodinamik. Bantuan ventilasi: ventilasi non invasif
(misalnya tekanan jalan napas positif kontinu (continous positive airway
pressure), atau ventilasi mekanis mungkin diperlukan pada gagal napas.
Fisioterapi dan bronkoskopi membantu bersihan sputum (Jeremy,
2007).
Komplikasi
1. Atelektasis
2. Empiema
3. Abses paru
4. Endokarditis
5. Meningitis
Prognosis
Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih
tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein
dan datang terlambat untuk pengobatan.
Pencegahan
Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan
terinfeksi antara lain:
o Vaksinasi dengan pertusis, H. influenza
o Vaksin influenza untuk bayi < 6 bulan dan usia remaja
o Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh
rendah
o Vaksin influenza yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.
Sindrom turner
Definisi
P 46,XY 46,XX
Normal normal
Spermatozoa ovum
45,X
Manifestasi Klinis
Diagnosa
Sindroma Turner mungkin terdiagnosis pada saat bayi lahir karena adanya
kelainan-kelainan tersebut diatas atau mungkin juga baru terdiagnosis pada masa
pubertas karena adanya menstruasi dan perkembangan ciri seksual sekunder
yang tertunda. Pemeriksaan fisik menunjukkan payudara dan alat kelamin yang
kurang berkembang, webbed neck, tubuh yang pendek dan kelainan bentuk
dada.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
Kariotip
USG
Pemeriksaan ginekologis
Peningkatan kadar LH dan FSH.
Tatalaksana
Pengobatannya bersifat suportif dengan tujuan :
1. merangsang pertumbuhan ciri-ciri seks sekunder, terutama pertumbuhan
payudara
2. menimbulkan perdarahan siklis yang menyerupai haid jika uterus sudah
berkembang (dengan hormon estrogen dan progesteron)
3. mencapai kehidupan yang normal sebagai istri walaupun tidak mungkin
untuk mendapat keturunan
4. pemberian growth hormon untuk terapi pertumbuhan
5. alasan psikologis, untuk tidak merasa rendah diri sebagai wanita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Garna, Herry dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi IKA. Edisi 4. 2012. FK
UNPAD, Bandung.
2. Price & Wilson. Patofisiologi Volume 2 Ed. 6 : EGC penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta
3. Pedoman pelayanan kesehatan anak dirumah sakit. 2009. Jakarta : WHO
Indonesia
4. Pedoman pelayanan medis jilid 1.2010. Jakarta : pengurus pusat IDAI.
5. Departemen Kesehatan RI (1996). Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Depkes ; Jakarta.
6. Guyton (1994). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit : EGC penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.
7. Wahab,Samik.2005.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 hal : 396-
397.Jakarta : EGC