Anda di halaman 1dari 27

CASE REPORT

PERINATOLOGI

AJENG FEBRIYANTI 1102010013

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD SOREANG JULI 2014
I. IDENTITAS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Bayi Bilati Hiya
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 10 hari
Alamat : Kp. Simpang Wangi Sekarwangi
Tanggal masuk RS : 09 Juli 2014
Tanggal pemeriksaan : 10 Juli 2014
Nomer rekam medik : 479745

1. IDENTITAS ORANG TUA PASIEN


AYAH PASIEN
Nama : Tn. R
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak Napas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 12 jam
sebelum masuk rumah sakit, sesak dirasakan semakin memberat.
Batuk tidak ada, pilek tidak ada,kejang tidak ada, panas badan juga
tidak dikeluhkan oleh ibu pasien
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini semenjak
lahir
Riwayat Penyakit Keluarga
-
Riwayat Pribadi (orang tua)
-
Riwayat Makanan
Pasien diberi ASI.
Riwayat Tumbuh Kembang
Usia 0-3 bulan
Mengangkat kepala setinggi 45o
Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
Melihat dan menatap wajah anda
Mengoceh spontan atau berekasi dengan mengoceh
Bereaksi terkejut terhadap suara keras
A. Pemeriksaan Umum (Tanggal 10 Juli 2014)
1) Warna : Biasa
2) Kesadaran : STATE : 3 DS:4
3) Tanda vital
a. HR :150 x/mnt
b. RR : 70 x/mnt
c. Suhu : 37,8o C
4) Kepala : simetris ,UUB datar
a. Sutura : belum tertutup
b. Rambut : berwarna hitam
c. Mata : sklera tidak ikterik
d. Telingga : pinna kembali seketika
e. Hidung : coanna (+)/(+), PCH (-)
f. Mulut : langit-langit intak, langit langit tinggi, POC (-)
g. Tenggorokan : sulit dinilai
h. Tonsil : sulit dinilai
i. Lidah : tidak makroglosi
j. Gigi : belum erupsi
k. Leher : retraksi epigastrium (+), Webbed neck (+)
l. Genitslia : perempuan, labium minor tidak ada
5) Thoraks : retraksi intrcostae (+)
a. Pernapasan : BVS kanan = kiri
Ronkhi (+)/(+) slem (+) whezzing (-)/(-)
a. cor : BJ murni regular
murmur (-) gallop (-)

6) Abdomen : datar, lembut


a. hepar : tidak teraba
b. Lien : tidak teraba

7) Ekstremitas : akral hangat, CRT<3, kaki edema (+) kanan


dan kiri
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 09 Juli 2014
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 12,3 g/dl Normal : 16-25
Hematokrit 40% -
Lekosit 20.200/mm3 Normal : 10.000-30.000
Trombosit 290.000/mm3 Normal : 150.000-400.000

Kimia Klnik
Glukosa Rapid Sewaktu (GDS) 256 mg/dl Normal : < 180

V. DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia + Sindrom Turner
VI. RENCANA PENGELOLAAN
A. Usulan Pemeriksaan
o Foto rontgen thorak PA

B. Rencana Pengobatan
Non-Medikamentosa
o ASI ad lib
o Pertahankan suhu Optimal
Medikamentosa
o Oksigen 1 liter/menit
o Kebutuhan cairan : (NaCl =12cc + KCl = 6cc + CaCl = 4cc + Amino fusin
60cc + dekstrosa 10% = 398cc)
o Cefotaxim 3x150 mg
o Mikasin 1x45 mg
o Dexamethason 3x1 mg
o Pasang OGT dan decompresi

VII. PROGNOSIS
Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Bronkopneumonia

Definisi
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya
(Smeltzer & Suzanne C,2002:57).

Etiologi
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Aspirasi makanan, sekresi orofariengal atau isi lambung kedalam paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
Klasifikasi
1. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan
umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia.
2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosokomial.
3. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi
infeksi.
4. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengidentifikasikan
organisme perusak. ( Reeves, 2001)
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Panas badan yang tinggi : 39-40 derajat celcius

Sesak napas disertai pernapasan cuping hidung

Pada permulaan tidak ditemukan batuk kemudian timbul batuk yang produktif

Pada pemeriksaan fisik

Inspeksi : pernafasan cuping hidung(+), sianosis sekitar hidung dan mulut,


retraksi sela iga.
Auskultasi : Suara pernafasan mengeras ( vesikuler mengeras ) disertai ronki
basah gelembung halus sampai sedang.
Diagnosis
Bronkopneumonia sangat berat :
Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak harus
dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia berat :
Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup
minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia :
Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :
> 60 x/menit pada anak usia< 2 bulan
> 50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun
> 40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun.
Bukan bronkopenumonia :
Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat
dan tidak perlu diberi antibiotika. Diagnosis pasti dilakukan dengan
identifikasi kuman penyebab:
1. kultur sputum atau bilasan cairan lambung
2. kultur nasofaring atau kultur tenggorokan (throat swab), terutama virus
3. deteksi antigen bakteri
Terdapat tiga dari lima gejala pada bronkopneumoni :
1. Sesak nafas ( dengan pernafasan cuping hidung & retraksi)
2. Panas badan
3. Auskultasi : suara nafas ronkhi basah
4. Foto toraks yang mendukung
5. Leukositosis
- virus : tidak lebih 20.000/mm
- bakteri : 15.000-40.000/mm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat menegakkan diagnosis dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan sputum
c. Analisa gas darah
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia
e. Sampel darah, sputum, dan urin

2. Pemeriksaan radiologi
a) Rontgenogram thoraks
PENATALAKSANAAN
a. Terapi antibiotika awal: menggambarkan tebakan terbaik berdasarkan pada
klasifikasi pneumonia dan kemungkinan organisme, karena hasil
mikrobiologis tidak tersedia selama 12-72 jam. Tetapi disesuaikan bila ada
hasil dan sensitivitas antibiotika (Jeremy, 2007).
-ampisilin/ amoksisilin ( 50 mg/bb/kali i.v atau i.m setiap 6 jam), harus
dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. Bila anak terdapat respon
baik diberikan selama 5 hari.
- pasien datang dengan klinis berat, berikan oksigen dan kombinasi
ampisilin- kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin ( 7,5 mg/kgBB i.v
atau i.m sekali sehari)
- bila ada tanda meningitis ( malas menetek, menangis lemah, lematrgi,
fontanel menonjol, kejang) : berikan sefotaksim atau seftriakson i.v.
a. Tindakan suportif: meliputi oksigen untuk mempertahankan PaO2 > 8
kPa (SaO2< 90%) dan resusitasi cairan intravena untuk memastikan
stabilitas hemodinamik. Bantuan ventilasi: ventilasi non invasif
(misalnya tekanan jalan napas positif kontinu (continous positive airway
pressure), atau ventilasi mekanis mungkin diperlukan pada gagal napas.
Fisioterapi dan bronkoskopi membantu bersihan sputum (Jeremy,
2007).
Komplikasi
1. Atelektasis
2. Empiema
3. Abses paru
4. Endokarditis
5. Meningitis
Prognosis
Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih
tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein
dan datang terlambat untuk pengobatan.
Pencegahan
Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan
terinfeksi antara lain:
o Vaksinasi dengan pertusis, H. influenza
o Vaksin influenza untuk bayi < 6 bulan dan usia remaja
o Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh
rendah
o Vaksin influenza yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.
Sindrom turner

Definisi

Sindrom Turner adalah suatu kondisi yang hanya mempengaruhi anak


perempuan dan wanita,yang disebabkan kekurangan kromosom seks.Sindrom
Turner dapat menyebabkan berbagai masalah medis dan perkembangan,
termasuk perawakan pendek, kegagalan untuk mulai pubertas, infertilitas, cacat
jantung dan ketidakmampuan belajar tertentu.
Etiologi
Terjadi disebabkan oleh:

a. Adanya nondisjunction waktu ibunya membentuk sel telur

b. Hilangnya sebuah kromosom kelamin selama mitosis

P 46,XY 46,XX

Normal normal

a. 23,X 23,X b. 24,XX 22

Spermatozoa ovum

45,X
Manifestasi Klinis
Diagnosa
Sindroma Turner mungkin terdiagnosis pada saat bayi lahir karena adanya
kelainan-kelainan tersebut diatas atau mungkin juga baru terdiagnosis pada masa
pubertas karena adanya menstruasi dan perkembangan ciri seksual sekunder
yang tertunda. Pemeriksaan fisik menunjukkan payudara dan alat kelamin yang
kurang berkembang, webbed neck, tubuh yang pendek dan kelainan bentuk
dada.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
Kariotip
USG
Pemeriksaan ginekologis
Peningkatan kadar LH dan FSH.
Tatalaksana
Pengobatannya bersifat suportif dengan tujuan :
1. merangsang pertumbuhan ciri-ciri seks sekunder, terutama pertumbuhan
payudara
2. menimbulkan perdarahan siklis yang menyerupai haid jika uterus sudah
berkembang (dengan hormon estrogen dan progesteron)
3. mencapai kehidupan yang normal sebagai istri walaupun tidak mungkin
untuk mendapat keturunan
4. pemberian growth hormon untuk terapi pertumbuhan
5. alasan psikologis, untuk tidak merasa rendah diri sebagai wanita.
DAFTAR PUSTAKA

1. Garna, Herry dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi IKA. Edisi 4. 2012. FK
UNPAD, Bandung.
2. Price & Wilson. Patofisiologi Volume 2 Ed. 6 : EGC penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta
3. Pedoman pelayanan kesehatan anak dirumah sakit. 2009. Jakarta : WHO
Indonesia
4. Pedoman pelayanan medis jilid 1.2010. Jakarta : pengurus pusat IDAI.
5. Departemen Kesehatan RI (1996). Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Depkes ; Jakarta.
6. Guyton (1994). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit : EGC penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.
7. Wahab,Samik.2005.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 hal : 396-
397.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai