Anda di halaman 1dari 16

IA SEM.

VII PRODI DIV KEPERAWATAN


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
ABSES PARU
ABSES PARU
Adalah :
Penyakit pada paru yang di-
sebabkan infeksi lokal, ditandai
nekrosis jaringan paru-paru dan
penyatuan nanah dalam rongga.
Lesi paru berupa supurasi dan
nekrosis jaringan.
Kavitas dalam jaringan paru yang
berisi material purulen berisikan
sel radang akibat proses nektorik
parenkim paru oleh proses infeksi.
PENYEBAB
(Tipe Abses)
Primer Sekunder
Staphylococcus aureus Aerob
Parainfluenza
Haemophilus influenza tipe B, Streptococcus group B.
C, F. Klebsiella pneumoniae.
Escherichia coli
Streptococcus viridians, Candida, dll.
pneumonia. Anaerob
Alpha-hemolytic streptococci. Peptostreptococcus constellatus.
Intermedius.
Neisseria sp. Veillonella sp.
Mycoplasma pneumonia. Fragilis.
Bacteroides melaningonicus.
Aspirasi dari daerah orofaring paling sering .
Sumber infeksi di
sal.pernapasan, obstruksi Peradangan pada bronkus
mekanik, pus, makanan, menyebar ke parenkim
Aspirasi berulang
tumor bronkus, daya tahan paru
sal.napas terganggu

Pembentukan pus dan Pembentukan jariingan


drainase tidak memadai granulasi di paru

Penurunan jaringan efektif Sesak napas, penggunaan


paru, kerusakan membran otot bantu napas tidak
alveolar-kapiler efektif

Edema trakeal/faringeal,
peningkatan produksi sekret
Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinis
berbeda. Pasien dengan abses paru datang dengan:
- Deman (78%)
- Batuk produktif (57%)
- Nyeri dada (29%)
- Penurunan BB (15%)
- Hemoptisis (9%)
Pemeriksaan Penunjang
Radiologis
Pemeriksaan foto thoraks posterior-
anterior dan lateral; lokasi lesi
secara lebih tepat. Drainase tidak
sempurna. Besar kavitas 4-5 cm.
Laboratorium
menunjukan adanya leukositosis .
Kadang jumlah leukosit 20.000-
30.000/mm3.
Sputum diperiksa makroskopis.
pemeriksaan mikroskopis untuk
identifikasi organisme.
Pentalaksanaan
Medikamentosa
Pilihan pertama antibiotik.
Drainase
drainase postural dan fisioterapi dada: 2-5 x seminggu (15
menit).
Bedah
- respon terhadap antibiotik rendah
- abses yang besar
- infeksi paru berulang
- gangguan drainase karena obstruksi
Asuhan Keperawatan

Abses Paru
Pengkajian
Anamnesi: batuk, sputum purulen dan berbau, demam,
menggigil, SB >40 derajat C, sesak nafas.
Psiko-sosio-spritual: kecemasan dengan keluhan yang
dialami.
Pemeriksaan Fisik
a. KU dan TTV; SB >40 derajat C, frekuensi napas
meningkat, denyut nadi meningkat, TD biasanya normal.
Breathing (B1): Gerakan pernapasan asimetris pada sisi paru yang
lesi, gerakan pernapasan tertinggal, pernafasan cepat dan dangkal,
penurunan taktil fremitus (akumulasi pus), bunyi redup sisi yang
kena, suara napas melemah, suara napas bronkhial dan ronkhi basah.
Blood (B2):Takikardi.
Brain (B3): kongjuntiva anemis.
Bladder (B4): monitor adanya oliguria (tanda awal syok)
Bowel (B5): mual muntah, penurunan nafus makan, penurunan berat
badan.
Bone (B6): kelemahan dan kelelahan fisik
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d sekresi mukus yang
kental, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakheal/faringeal.
Gangguan pertukaran gas b.d abses paru.
Hipertemi.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
peningkatan metabolisme tubuh.
Intoleransi aktivitas b.d kerusakan gas sekunder terhadap asbes
paru.
Ansietas b,d kondisi sakit, prognosis penyakit berat.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
NOC:
- Status respirasi: ventilasi
- respiraory status : airway patency
NIC:
- Airway Suction
Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
Informasikan pada klien dan keluarga tentang suction.
Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
Monitor status oksigen.
- Airway Management
Gangguan pertukaran gas
NOC:
- Respiratory status : gas exchange
- Respiratoru status : ventilation
-Vital sign status
NIC:
- Airway Management
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
Monitor respirasi dan status O2.
- Respiratory Monitoring
Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha ekspirasi.
Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot bantu tambahan.
Catat lokasi trakea.
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara
tambahan.
Hipertermia
NOC: Thermoregulation
Suhu tubuh dalam rentang normal
Nadi dan RR dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
NIC:
Fever Treatment
- Monitor suhu sesering mungkin
- Monitor warna dan suhu kulit
- Selimuti pasien
- Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- Kolaborasi pemberian cairan intravena
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
NOC:
- Nutritional status: food and fluid intake
- Nutritional status: nutrient intake
- Weight control
NIC:
- Kaji pola makan klien
- Timbang berat badan klien
- Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang tidak keras
- Pertahankan cairan intake dan output yang adekuat
- Kolaborasi dengan ahli gizi

Anda mungkin juga menyukai