b. Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen,
tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata.
c. Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan
menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul.
Sterilisasi dengan pemanasan secara basah
Ciri-ciri pemanasan basah
1. yang dipanaskan adalah air menjadi uap air.
2. proses pembunuhan mikroba berdasarkan koagulasi
penggumpalan zat putih telur dari mikroba tersebut.
3. waktu yang diperlukan lebih singkat, kira-kira 30 menit.
4. suhu yang diperlukan lebih rendah, maksimal 116
(dalam otoklaf). Satu gram uap air 100 jika mengembun
menjadi 100 membebaskan 536 kalori.
5. digunakan pada sediaan injeksi dengan pembawa berair.
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.
a. Uap bertekanan (autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk
diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap
jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk
vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat
menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
. Pemanasan dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak
stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena
dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal.
c. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya
dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif
mikroorganisme tetapi tidak sporanya
Persyaratan sediaan parenteral
1. Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada didalam sediaan dengan
pernyataan tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas
selama penyimpanan akibat kerusakan obat secara kimiawi dan
sebagainya.
2. Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan
sediaan tetap steril , tetapi juga mencegah terjadinya ineraksi antara bahn
obat dengan material dinding wadah.
3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi.
4. Bebas kuman.
5. Bebas Pirogen.
6. Isotonis.
7. Isohidris.
8. Bebas partikel melayang
AMPUL
Pada ampul tertutup lehernya harus dipotong terlebih dahulu
dengan bantuan alat pemotong ampul.leher ampul digores
perlahan dengan intan, kemudian ampul dijungkirkan vertical
dengan goresan membelakangi kita. Pegangi tubuh ampul dengan
tangan kiri dan ujung ampul dengan jari telunjuk dan ibu jari kanan,
tekan hingga leher ampul patah. Ampul kemudian dijentik beberapa
kali untuk mengeluarkan pecahan gelas di mulut lubang yang
terbentuk.
Setiap ampul sekurang-kurangnya dicuci 3 kali dengan air suling
yang telah disaring dengan saringan G3 hingga semua air dalam
ampul keluar. Ampul yang telah dicuci diletakkan terbaring dalam
kaleng dengan tutup sedikit terbuka untuk memungkinkan uap air
mengalir keluar. Sterilisasinya dilakukan dalam oven suhu 1700C
selama 30 menit. Selesai sterilisasi rapatkan tutup kaleng dan
keluarkan dari oven, jika akan digunakan ampul dikeluarkan dari
dalam kaleng (Permata, 2009).
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan
penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap
panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses
dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada
suhu 1210C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan
pada suhu 1500C sampai 1700C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan untuk sterilisasi panas kering 1600C paling cepat 1 jam, tetapi lebih
baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat
lainnya. (Steril, 2011)
Injeksi
Injeksi (FI) adalah sediaan streil berupa larutan,
emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lender injeksi. Injeksi
dibuat dengan melarutkan, mengemulsikan
atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam
sejumlah pelarut dan disisipkan dalam wadah
takaran tunggal atau ganda.
KARET
Karet yang digunakan untuk sebagai tutup akan kontak dengan
larutan injeksi pada tekanan dan suhu yang tinggi maka karet akan
memenui syarat- syarat fisika dan kimia. Selain tersebut tutp karet :
Harus elastis, dapat menutup baik pada percobaan jarum
injeksi dan larutan tidak keluar dari samping jarum dan akan
menutup baik setelah jarum ditarik.
Permukaan lapisannya harus licin dan tidak berlubang agar
dapat dicuci bersih.
Sehabis sterilisasi karena ada penurunan tekanan dalam vial
karena pendinginan tutup karet akan tertarik ke dalam dengan
demikian menjamin penutupan wadah yang sempurna.
Pada pemanasan tutup karet pada suhu 115 C selama 30
menit dalam air suling makak cairan harus tidak mempunyai rasa,
tidak boleh ada bahan reduksi dan logam logam yang berasal dari
proses vulkanisasi( Anief, 2003)
ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan :
1. Autoclave 1. Natrium Karbonat
2. Ampul 0,5%
3. Vial 2. Teepol
4. Botol infus 3. Aquadest
5. Tutup karet 4. Alkohol
6. Las ampul 5. HCl encer
CARA KERJA
PROSEDUR PENCUCIAN TUTUP KARET DARI BOTOL INFUS
Direndam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari.
Diulang-ulang lagi tindakan nomor 4 sampai larutan terlihat jernih dan bersih.
Karet ditambah spiritus dilutes dan aquadest yang sama banyak (1 : 1) atau 2 kali
tergantung dengan jernih tidaknya cairan rendaman, setelah itu diautoclave lagi.
Setelah itu, diautoclave lagi 1 kali, tetapi dengan dimasukkan kantong plastic
tanpa air untuk sterilisasi.
PROSEDUR PENCUCIAN AMPUL/VIAL/BOTOL INFUS
(ALAT GELAS)
Dicuci ampul/vial/infuse dengan HCl encer.