Anda di halaman 1dari 35

PENDAHULUAN

Sebab sebab terjadinya Gempa


Anggapan dahulu tentang sebab sebab terjadinya gempa :
Keruntuhan goa goa besar ( tidak benar )
Tabrakan benda benda angkasa yang jatuh ( tidak benar )
Letusan gunung berapi ( akibatnya sangat kecil / tidak berarti )
Kegiatan tektonik ( paling berarti )

Gerakan tektonik terjadi karena :


Proses pembentukan gunung - gunung
Gerakan patahan tanah bumi
Tekanan / tarikan benua yang besar
STRUKTUR BUMI DAN PLAT TEKTONIK
KEGIATAN GEMPA BUMI DI INDONESIA
Indonesia terletak di daerah yang resiko gempanya
cukup tinggi
Sebab sebab : Indonesia terletak pada batas
lempeng Eurasia , lempeng India dan lempeng
pasifik.
Ada 3 busur pulau yang mengakibatkan keadaan
tersebut:
1.Busur Indonesia
Panjang + 4000 km , arah sejajar dengan pantai
barat pulau Sumatra ,pantai selatan pulau jawa
sampai kesepanjang Pulau Timor. Dibagian Sumatra
,diperkirakan dalamnya sumber gempa tidak
melampaui 100 km,sedang dipulau jawa banyak
lokasi sumber gempa yang dalamnya lebih dari 600
km.
2.Tapal Batas Benua Indonesia
Mengikuti potongan lempeng pasifik dan
lempeng India kearah Timur dari semenanjung
Berau sampai Irian Jaya, Sistem tektonik ini aktif
sekali , tetapi lokasinya dalam sekali, sehingga
pengaruhnya tidak berarti.

3. Busur Pilipina
Tapal batas tektonik ini aktif sekali, Gempa
gempa besar yang berhubungan dengan
tapal batas Pilipina ini (dibawah Mindano
misalnya ) dapat menyebabkan efek yang
berarti di Indonesia.
PARAMETER-PARAMETER DASAR
2. Hypocentre
Lokasi Sumber Gempa bumi tertentu (di
dalam kerak bumi ) jarak hypocentre ke
suatu titik dipermukaan bumi ,yang terkena
gempa bumi
3.Epycenter
Suatu titik langsung diatas hypocenter di
permukaan Bumi
4.AFTER SHOKS
Suatu gempa bumi dapat menyebabkan pelepasan
energi pada sumber sumber lain yang berdekatan
gempa yang kedua ini (setelah pelepasan energi )
dinamakan after shock
5.EFEK GEMPA BUMI
Parameter efek melukiskan besarnya goncangan tanah
(pada permukaan bumi) pada lokasi tertentu , misalnya :
kota .
Menurut intuisi , besarnya efek gempa bumi tergantung
pada :
Jarak Hypocentre ( R )
Nilai Richter Magnitude (M)
Ada suatu skala efek gempa yang dibuat untuk dapat
melukiskan besarnya goncangan gempa bumi secara
kwalitatif. Skala ini disebut : Skala Intensitas modified
Mercalli
Skala ini terdiri dari 12 taraf ( level , tingkatan )
Tingkat I . : Tidak terasa
II : Terasa oleh orang yang sedang istirahat
III : Terasa orang didalam gedung
IV : Alat yang tergantung bergoyang ,
jendela kaca berbunyi
V : Terasa diluar bangunan , alat kecil labil
didalam rumah bisa berpindah tempat
VI : Terasa semua orang
Orang tidak bisa berjalan tetap , kaca
jendela bisa pecah , tembok tipe D retak
VII : Sulit untuk berdiri
terasa oleh sopir yang mengendarai mobil , tembok
tipe D rusak, tipe C retak
VIII : Sulit untuk mengendarai mobil
tembok C rusak , B retak , pondasi mutu jelek terpisah
IX : Kegugupan umum
Tembok D hancur , C rusak berat sampai runtuh ,
tembok B rusak. Pondasi pada umumnya rusak , rangka
struktur bangunan terpuntir.
X : Banyak bangunan tembok dan rangka hancur
termasuk pondasinya .
XI : Rel KA melentur cukup besar , pipa / saluran
tak dapat digunakan
XII : Kerusakan hampir menyeluruh , penglihatan
kabur
TIPE TEMBOK
A pengerjaan baik , mutu spesi Baik ,
memakai penulangan.
B Pengerjaan baik , mutu spesi baik , tanpa
penulangan , tapi memakai pengikat
sudut
C Pengerjaan cukup , mutu spesi cukup
punya pengikat pada sudut sudut.
D Pengerjaan kurang baik, mutu bahan
rendah termasuk spesinya .
6. HUKUM GUTENBERG RICHTER
Dari analisa data gempa bumi yang terjadi diseluruh dunia
(banyak tempat) , Diperoleh suatu perumusan yang
melukiskan kira kira hubungan antara besar gempa bumi
menurut skala Richter dengan frekwensi kejadian gempa
bumi tersebut
Rumus : log N = k i M
Dimana :
k dan i = konstanta untuk suatu daerah gempa tersebut .
N = Frekwensi kejadian gempa pertahun dengan
skala Richter =M
M = Skala Richter
Untuk daerah daerah diIndonesia , menurut ahli New
Zealand , dapat dirumuskan secara rata-rata
Log N = 7,30 0,94 M
Berarti bahwa diharapkan terjadi 2 x pertahun untuk gempa
bumi dengan M > 7 .Tetapi perumusan ini tidak diharapkan
untuk daerah Kalimantan dan Irian Jaya.
RESIKO GEMPA
Indonesia dibagi 6 wilayah gempa
Irian Jaya : Resiko tinggi sekali
Sumatera : Tinggi
Kalimantan Barat : rendah sekali
DASAR UNTUK PERATURAN GEMPA
Peraturan gempa dibuat dengan tujuan :
Gedung gedung harus dapat :
1, Menahan gempa bumi yang kecil sama
sekali tanpa mengalami kerusakan .
2.Menahan gempa bumi yang sedang
(moderate earthquakes) tanpa
mengakibatkan kerusakan struktur yang
berarti.
3.Menahan gempa bumi yang besar tanpa
mengakibatkan kerusakan besar
terhadap bagian strukturnya.dan juga
keamanan jiwa yang terkena kerusakan
gedung harus dilindungi.
Hubungan dengan struktur / biaya gedung :
Gedung harus masih dalam keadaan elastis.
Struktur gedung mulai mencapai leleh , ada
kerusakan tidak pada struktur (faktor
ekonomis) .
Pembatasan keamanan manusia (struktur
rusak , namun tidak roboh).
Pertimbangan komponen Struktur ditinjau
dari besarnya gempa
Harga awal ( Initial cost )
Komponen ini merupakan fungsi dari
besarnya gempa bumi kecil .Oleh karena
kekuatan elastis ditentukanoleh gempa ini
.Ukuran (dimensi ) dari bangunan
ditentukan oleh kekuatan elastisnya.
Ongkos kerusakan (Damage cost)
Ongkos-ongkos ini diperlukan untuk perbaikan
setelah terjadinya kerusakan akibat dilanda
gempa. Semakin besar gempa bumi kecil
(Kekuatan elastis) , semakin kecil ongkos
kerusakan ini.Tetapi komponen ini selain
ongkos untuk untuk perbaikan
bangunan,juga harus diperhitungkan ongkos
ongkos lain yang tidak kelihatan ,misalnya :
Produksi berhenti
Sewa gedung , selama gedung lama
diperbaiki
Ongkos sengketa akibat timbulnya gempa
tersebut yang merugikan.
Contoh 1:
Suatu gedung 8 lantai menpunyai berat tiap tiap lantai sebagai berikut :
lantai H (m ) Berat (KN)

8 28 7178,4
7 24,5 9118,8
6 21 9118,8
5 17,5 9118.8
4 14 9118,8
3 10,8 9118,8
2 7 9118,8
1 3,5 9118,8
71010

Gedung perkantoran berada pada wilayah gempa 6 , tanah lunak .


Hitung : 1. Gaya geser akibat beban gempa
2. Distribusi Fi
Jawab : Tinggi gedung H = 28 m
T empiris = 0,06 (H)3/4 = 0,06 ( 28 ) = 0,730 dt
Kontrol pembatas T
Wilayah gempa 6 = 0,15 ( table 8 )
T1= n = 0,15 x 8 = 1,2 dt > Tempiris = 0,730 dt
Syarat : Nilai T1 < n
T = 0,730 dt Wilayah 6 tanah lunak diperoleh C = 0,95 ( gambar 2 )
Daktilitas penuh R = 8,5 ( Tabel 2 )
Gedung perkantoran I = 1
V = C . I Wt = 0,95 x 1 x 71010 = 7936,41 KN
R 8,5
Distribusi Fi :
Fi = Wi hi . V
Wihi
lantai hi (m ) Wi (KN) Wihi (KNm ) Fi = Wi hi . V
Wihi

8 28 7178,4 200995,2 1453,635


7 24,5 9118,8 223410,6 1615,748
6 21 9118,8 191494,8 1384,926
5 17,5 9118.8 159579 1154,105
4 14 9118,8 127663,2 923,284
3 10,8 9118,8 98483,04 712,248
2 7 9118,8 63831,6 461,642
1 3,5 9118,8 31915,8 230,821
71010 1097373,24 7936,41 = V
Contoh 2 :

q4
Data-data :
5m q1 = q2 = q3 = 3 t/m
q3 q4 = 2 t/m

q2 5m qt = qm+ qh
qm = 0,4 qt

q1 5m

7m

3m 3m
Bangunan gedung perkantoran berada pada Wilayah gempa I , Tanah keras
,Struktur menggunakan daktilitas penuh.
Hitung : 1. Gaya geser gempa dasar (V)
2. Distribusi gaya geser kesepanjang tinggi gedung (F)

I . Perhitungan beban
Lantai 4 ( atap )
Wm4 = 0,4 x q4 x L = 0.4 x 2000 x 6 = 4800 kg
Wh4 = 0,6 x q4 x L x 0,3 = 0,6 x 2000 x 6 x 0,3 = 2160 kg
Wt 4 = 4800 + 2160 = 6960 kg
Lantai 3
Wm3 = 0,4 x q3 x L = 0,4 x 3000 x 6 = 7200 kg
Wh3 = 0,6 x q3 x L x 0,3 = 0,6 x 3000 x 6 x 0,3 = 3240 kg
Wt 3 = 7200 + 3240 = 10440 kg
Lantai 2 = Lantai 1 = Lantai 3
Wt2 =Wt1 = W3 = 10440 kg
Berat total bangunan = Wt = 6960 + 3 ( 10440 ) = 38280 kg
II. Waktu getar Bangunan (T )
T = 0,06 (H)3/4 = 0,06 ( 22 ) = 0,609
T1= n = 0,2 x 4 = 0,80 dt > T = 0,609 dt
Syarat : Nilai T1 < n
T = 0,609 dt Wilayah 1 tanah keras diperoleh C = 0,07
III. Gaya geser dasar horizontal total akibat gempa ( V )
V = C . I Wt = 0,07 x 1 x 38280 = 315 , 247 kg
R 8,5
IV. Distribusi gaya geser dasar horizontal total akibat gempa kesepanjang
tinggi gedung
H = 22 = 3,67 > 3 maka 0,1 V dianggap sebagai beban terpusat
A 6
yang bekerja pada atap dari gedung dan 0,9 V sisanya harus dibagikan
sepanjang tinggi gedung.
Lantai Zi Wi (kg) WiZi (kgm) Fi = WiZi(0,9V)+(0,1V) Fi =
( m) (m) WiZi WiZi(0,9V)
WiZi
4 22 6960 153120 113,655
3 17 10440 177480 95,196
2 12 10440 125280 67,197
1 7 10440 73080 39,198
528960 113,655 201,591

113,655 + 201,591 = 315,246 kg

Anda mungkin juga menyukai