Anda di halaman 1dari 36

KAMAR BEDAH

By

Dr. Sigit Jatmika,SpB.


Adalah salah satu ruang atau
unit dalam suatu rumah sakit
yang khusus untuk melakukan
tindakan pembedahan baik
segera (emergency) maupun
yang berencana (elective)
Jumlah kamar bedah tergantung
dari beberapa hal :

Jumlah dan lama waktu


operasi yang dilakukan
Jumlah dokter bedah dan
macam macam spesialisasi
serta sub spesialisasi bersama
fasilitas penunjangnya ( alat
alat)
Perimbangan antara operasi
berencana dan operasi segera
Jumlah kebutuhan waktu
pemakaian kamar bedah baik
jam per hari maupun dan hari
per minggunya.
Sistem dan prosedur yang
ditetapkan untuk arus pasien,
petugas dan penyediaan
peralatan.
cara penentuan lain :
jumlah kebutuhan kamar bedah
dengan membandingkan jumlah
operasi dengan jumlah tempat
tidur khususnya jumlah tempat
tidur dari rs tersebut khususnya
jumlah tempat tidur dari bagian
bedah .
LOKASI

Harus dipikirkan letaknya


terhadap bagian kamar yang
lain
Diletakkan pada suatu tempat
yang mudah dicapai dari
bagian lain dari RS khususnya
UGD
Yang penting dalam
merancang kamar bedah
harus berdasarkan prinsip
bahwa membuat suatu
ruangan yang khusus yang
terpisah atau bebas
kontaminasi dari luar
PEMBAGIAN DAERAH
RUANGAN BEDAH

1. Daerah bebas (unrestricted area)


Pada daerah ini bila petugas dan
pasien masuk tidak perlu mengganti
pakaian . Ini merupakan juga daerah
peralihan dari luar ke dalam kamar
bedah.
Yang termasuk daerah ini adalah :
a. R. tunggu pasien
b. R. tata ruang
c. R. kepala kamar bedah
d. R. rapat
e. R. ganti baju
f. R. istirahat
g. R. gudang
h. kamar mandi wc
2. Daerah Semi terbatas (Semirestricted
Area)

Adalah daerah penghubung antara


daerah bebas dengan kamar bedah.
Setiap orang dan pasien yang masuk
daerah ini wajib ganti pakaian khusus
di kamar bedah, topi dan masker
Yang termasuk daerah ini
adalah :
a. R. Persiapan premedikasi
b. R. koridor
c. R. pulih ( Recovery room )
d. R. penyimpanan alat steril
e. R. penyimpanan alat tidak steril
f. R. pencucian alat bekas pakai
g. R. sterilisasi
h. R. depo farmasi
i. R. pembuang limbah operasi
3. Daerah Terbatas
( Restricted Area)
Yang dimaksud daerah ini adalah :
a. R. Cuci tangan
b. R. Induksi
c. R. tindakan pembedahan (OK)
Maksud dari pembagian daerah pada
kamar bedah adalah memperkecil
kemungkinan kontaminasi luka operasi
dari kuman yang terbawa oleh udara luar .
Ada kepustakaan yang membagi RS umumnya
dan bagian bedah khususnya atas 5 zone :
Zone 4 ( General Zone)
Yang Termasuk zone ini adalah : r. tunggu, r.
tamu, kantor, r. dokter, r. administrasi, r.
laboratorium patologi, r. penyimpanan
peralatan peralatan non steril, r.ganti
pakaian, r. istirahat sta kamar bedah , r.
penyimpanan peralatan anestasi , r. tempat
penyimpangan makanan, toilet dan
sebagainya.
Zone 3 (Clean Zone )
Yang dimaksud dengan zone ini adalah
ruangan penerimaan pasien di bagian
bedah , r. anestasi . R. endoscopi, r.
tempat penyimpanan darah dan obat -
obatan .
Zone 2 (Superclean zone )
Zone ini adalah : kamar bedah, r.cuci
tangan dan tempat memakai jas operasi r.
tempat penyimpanan peralatan bedah ,
tempat penyimpanan linen steril dan
ruang post anestesi.
Zone 1 ( Ultra Clean Zone )
Daerah sekitar 1 meter dari luka operasi

Zone 0 ( Aseptic Zone)


Merupakan daerah yang akan dilakukan
insisi
Menurut fungsi , ruangan
bedah dapat dibedakan sbb. :

A. Daerah Bebas
Daerah dimana orang berada di ruang
ini tidak perlu ganti pakaian atau
berpakaian khusus.
1. Ruang Tunggu
2. Dapur
B. Daerah Peralihan
Pasien atau petugas yang akan masuk dari
daerah bebas ke dalam daerah semi ketat
harus melalui daerah peralihan, untuk itu
perlu diatur alur pasien, alur petugas dan
alur peralatan.
I. Ruang Tempat Masuknya Pasien
Keruangan Bedah ( preoperative check in
unit )
Pasien yang menjalani pembedahan
masuk ke ruangan bedah melalui tempat
ini. Pakaian pasien dari tempat perawatan
diganti disini dengan pakaian dari kamar
bedah.
II. Ruang Induksi ( preoperative holding
area)
Pasien dipasang kateter intravena (infus)
III. Ruang Ganti Pakaian
Harus dipisahkan antara pria dan wanita.
Pada ruangan ini para petugas kamar
bedah mengganti pakaiannya dari pakaian
yang dipakai diluar dengan pakaian
khusus di dalam ruangan bedah.

IV. Ruang Istirahat


C. Daerah Penunjang

Setiap Ruang Bedah perlu dialokasikan ruang


yang memadai untuk pelayanan penunjang. Yang
dimaksud ruang penunjang adalah :
* R. Administrasi / Tata Usaha
* Kantor
* R. Rapat
* R. Laboratorium
* R. Radiologi
* R. Pulih ( Recovery Room )
* R. Cuci Tangan
* R. Penyimpanan Alat alat anestesi
* R. Penyimpanan Alat alat bedah
* R. Pencucian peralatan / instrumen
* R. Sterilisasi
* R. Farmasi
* Koridor
* Gudang
D. Kamar bedah

Kamar bedah adalah ruangan dimana dilakukan


tindakan tindakan sehubungan dengan
pembedahan .
Syarat kamar bedah :
1. Bentuk
Sudut sudut tidak boleh tajam, lantai dinding
dan langit langitnya harus melengkung . Lapisan
dari dinding dan langit langit harus dari bahan
yang keras, tidak berpori.
D. Kamar bedah

2. Ukuran
Dianjurkan minimal 29,1 37,16 m2 ( 5,6 x5,6
maksimal 56 - 60 m2 ( 7,2 m x 7,8 m).
3. Pintu
4. Sistem Ventilasi
5. Sistem Penerangan
6. Sistem Gas Medis
7. Sistem Listrik
8. Sistem Komunikasi
9. Peralatan
PERAWATAN PERIOERATIF
DI KAMAR BEDAH

Perawatan perioperatif yang meliputi perawatan


sebelum pembedahan selama pembedahan dan
sesudah pembedahan, bertujuan untuk :
1. Menciptakan hubungan yang baik dgn pasien
/tim bedah yang lain.
2. Mengkaji, merencanakan dan memenuhi
kebutuhan pasien perioperati
3. Memahami dan mengetahui daerah dan prosedur
pembedahan.
PERAWATAN PERIOPERATIF
DI KAMAR BEDAH

4. Mengetahui akibat pembedahan dan pembiusan


yang dilakukan terhadap pasien .
5. Mengantisipasi dan menanggulangi kesulitan
yang timbul.
6. Mengevaluasi pengadaan , penggunaan,
pemeliharaan alat serta tindakan secara
berkesinambungan .
TEHNIK ASEPTIK
ANTISEPTIK DI KAMAR
OPERASI

Tehnik aseptik kamar operasi adalah tindakan yang


dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
oleh mikroorganisme pada jaringan atau bahan bahan
dengan cara menghambat atau menghancurkan
tumbuhnya organisme dalam jaringan .
Tujuan penerapan tehnik aseptik di kamar operasi :

1. Mencegah penyebaran bakteri dalam kamar


operasi
2. Membunuh kuman kuman / mikroorganisme.
3. Mencegah timbulnya infeksi luka operasi.
A. Prinsip Aseptik dan
Antiseptik

- Harus dilaksanakan secara terus menerus oleh


anggota tim kamar operasi dan segera bertindak
jika ada indikasi terjadinya kontaminasi. Dalam
upaya menerapkan tehnik aseptik danantiseptik
di OK harus ditaati beberapa ketentuan sbb. :
1. Daerah steril harus tegas batasnya.
2. Daerah operasi harus dijaga sterilitasnya.
3. Semua kasus pembedahan harus dijaga
dicegah terjadinya kontaminasi.
4. Lingkungan OK harus selalu dalam keadaan
bersih.
5. Tim bedah dan pasien yang ada di OK tidak
menjadi sumber kontaminasi.
Untuk mempertahankan sterilitas OK harus
diperhatikan 3 aspek yang meliputi :
A. Lingkungan
Lingkungan OK harus dalam keadaan bersih dan
siap pakai :
1. Alas kaki petugas harus dibedakan untuk ruang
operasi, kamar kecil dan keg. Di luar kamar
operasi.
2. Pintu OK selalu dalam keadaan tertutup serta
batasi lalu lintas keluar masuk petugas.
3. Membuat jadwal pembersihan rutin kamar bedah
dan dilaksanakan dengan disiplin dan cermat.
4. Dilakukan uji bakteriologi secara rutin minimal 2
bulan sekali.
5. Air yang dipakai harus memenuhi syarat (bebas
kuman dan partikel).
6. Pengontrolan debu
B. Petugas
Semua petugas yang masuk OK harus memenuhi
hal hal sbb. :
Dalam penerapan tehnik aseptik hanya tim bedah
steril yang boleh berada di daerah steril di
kamaroperasi.
Mentaati batasan tegas tiga area di OK
Harus memakai baju khusus, topi dan masker.
Ahli anestesi dan perawat sirkuler tidak boleh
melintas di depan tim bedah yang sudah memakai
baju steril.
5. Tim bedah steril harus melakukan prosedur
pemakaian topi, masker, cuci tangan, pemakaian jas
steril dan drapping.

C.Pasien
Pasien yang akan mengalami tindakan pembedahan
pada daerah pembedahannya harus bebas
daridebu,mikroorganisme dan minyak yang
menempel di kulit, guna menekan
seminimalmungkin bahaya infeksi sayatan kulit.

Anda mungkin juga menyukai