Anda di halaman 1dari 44

Pengertian Kayu

Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan


alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk
dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan teknologi.
Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis
pohonnya mempunyai batang atau cabang serta ranting yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
JENIS KAYU

Ada banyak macam kayu yang berasal dari berbagai macam


tumbuhan yang ada, dan secara umum kayu dapat
dibedakan dalam dua jenis yaitu :
Jenis pohon dari golongan pohon berdaun sejenis
nyiur atau jarum
Jenis pohon dari golongan pohon daun lebat
Jenis pohon dari golongan pohon berdaun
sejenis nyiur atau jarum, dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
Bentuk daun seperti jarum
Pohon berbentuk kerucut.
Umumnya tidak menggugurkan daun,
kecuali beberapa pohon saja.
Pertumbuhan cepat dan lurus keatas.
Umumnya memiliki kayu lunak dan
ringan.
Kulit kayu hampir tidak ada.
Ukuran batang hampir tidak ada
perbedaan dari pangkal sampai ujung
sama besar
Jenis pohon dari golongan pohon daun
lebat, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
umumnya bentuk daun melebar.
Terjadi guguran daun
Pertumbuhan lambat/lama
Umumnya batang tidak lurus dan
berbonggol
Umumnya memiliki kayu yang lebih
keras.
Terdapat lingkaran tahun atau
gelang tahun
PERTUMBUHAN KAYU POHON BERDAUN
LEBAT

Kayu tersusun dari sel-sel yang semakin lama semakin panjang dan semakin rapat
dalam proses pertumbuhannya yang akhirnya sel-sel tersebut menjadi sangat rapat dan
pertumbuhannya berhenti, hingga sel-selnya menjadi kayu.
Lingkaran tahun pada kayu terbentuk akibat adanya perbedaan musim contohnya
di indonesia, di indonesia hanya terdapat dua musim oleh karena itu hanya terdapat dua
perbedaan, di musim kenarau lingkaran tahun rapat dengan warna yang gelap, sedangkan
pada musim hujan lingkaran tahun kurang rapat dengan warna lebih terang.
PERTUMBUHAN KAYU POHON BERDAUN
JARUM

Kayu tersusun dari sel-sel yang semakin lama semakin panjang dan
semakin rapat dalam proses pertumbuhannya yang akhirnya sel-sel tersebut
menjadi sangat rapat dan pertumbuhannya berhenti, hingga sel-selnya menjadi
kayu.
Pada kayu dari pohon berdaun jarum seratnya kasar karena dalam
jaringannya tidak terbagi antara jaringan xilem dan floemnya sehingga tidak
memiliki pori-pori melainkan sel trakeida, yaitu sel yang berbentuk panjang
dengan ujungujung yang kecil sampai meruncing
SIFAT SIFAT KAYU
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.
Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak
sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada
semua jenis kayu yaitu :
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta
lignin (non karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji
menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan
kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara
disekelilingnya.
Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan
kering.
Selain sifat tersedut di atas sifat-sifat kayu yang lain adalah : Sifat fisik dan Sifat mekanis
SIFAT FISIK KAYU
1. Berat dan Berat Jenis : Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel,
kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan
BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2
(kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin
berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan : adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari
luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif
tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada
umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3. Warna : Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam
kayu yang berbeda-beda.
4. Tekstur : adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan
kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh:
jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Kesan Raba : adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin,
dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu,
kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
6. Bau dan Rasa : Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau
kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang
(kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
7. Nilai Dekoratif : Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu
jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
8. Higroskopis : Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya
disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
10. Arah Serat : umumnya sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat
diagonal (serat miring).
11. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak
dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11. Daya Hantar Panas : Sifat daya hantar panas kayu sangat jelek sehingga kayu banyak
digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber
panas.
12. Daya Hantar Listrik : Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk
aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %,
kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu
mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama
dengan daya hantar air.
SIFAT MEKANIS KAYU
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu. Terdapat 2 (dua) macam kekuatan tarik yaitu :
Kekuatan tarik sejajar arah serat dan
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah Kekuatan tarik sejajar arah serat. Kekuatan
tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
Kekuatan tekan / Kompresi
Kekuatan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat
2 (dua) macam kekuatan tekan yaitu :
Kekuatan tekan sejajar arah serat dan
Kekuatan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi
sejajar arah serat.
Kekuatan Geser
Kekuatan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu
bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam
kekuatan yaitu :
a. Kekuatan geser sejajar arah serat
b. Kekuatan geser tegak lurus arah serat dan
c. Kekuatan geser miring
Kekuatan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada Kekuatan geser sejajar arah
serat.
Kekuatan lengkung (lentur)
Kekuatan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban
pukulan. Terdapat 2 (dua) macam kekuatan yaitu :
a. Kekuatan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
perlahan-lahan.
b. Kekuatan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif
besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan
perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik
atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan
merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
Ketahanan Belah
Ketahanan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat ketahanan belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya ketahanan belah yang tinggi sangat
baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah
sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat
mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak
kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Sifat kimia kayu
Selulosa
Polimer dari glukosa dengan hanya satu jenis ikatan dalam proses polimerisasinya menyebabkan
struktur selulosa bersifat kristalin padat walaupun diselingi dengan bagian-bagian amorf. Dengan
adanya struktur tersebut selulosa memiliki afinitas yang besar terhadap molekul-molekul perekat
dalam proses perekatan.
Lignin
Disusun oleh senyawa dasar yang disebut phenil propana atau phenyl-propane, yang bergabung
menjadi satu dengan memakai beberapa cara ikatan. Karena banyaknya molekul ikatan dalam
polimerisasi lignin ini, maka polimer yang dihasilkan bersifat amorf dengan tidak memperlihatkan
bagian kristalin sedikitpun, sehingga afinitas lignin terhadap perekat menjadi kecil, dan ini
menyebabkan lignin kurang berperan dalam perekatan.
Ekstraktif kayu
Dari berbagai macam bahan penyusun ekstraktif kayu, terdapat kelompok bahan kimia yang merugikan
atau menghambat perekatan kayu antara lain asam lemak (fatty acid), lemak (fat), asam resin (resin
acid) dan hampir semua bahan yang bersifat menolak air (water repellent chemicals). Zat ekstraktif
terdapat dalam rongga sel dan dapat dikeluarkan dengan jalan ekstraksi. Untuk mengatasi kegagalan
perekatan pada kayu yang mengandung zat ekstraktif tinggi sebaiknya pemakaian ekstender dikurangi,
meningkatkan berat labur, menambahkan bahan penguat (mis: melamin), atau dengan mengurangi zat
ekstraktif dengan cara perebusan atau pengukusan kayu
Metode Penebangan Kayu
Untuk kayu yang akan ditebang perlu diperhatikan umur kayu, sgsr kualitas kayu yang
didapatkan optimal tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua
Cara Penebangan ada beberapa cara antara lain :
Memotong akar-akar pohon yang hendak ditebang
Kelebihan : tidak merusak penampang kayu
Kekurangan : waktu yang dibutuhkan cukup lama karena perlu dilakukan penggalian
tanah terlebih dahulu
Memotong batang yang dekat dengan tanah kemudian pohon itu ditarik jatuh
Kelebihan : lebih mudah pelaksanaannya
Kekurangan : mrengakibatkan bahaya retak-retak atau pecah
Menggergaji pohon yang akan ditebang
Kelebihan : lebih aman dari cara-cara diatas
Kekurangan : waktu yang dibuthkan cukup lama apabila tidak menggunakan gergaji
listrik
Dengan kawat yang dipanaskan dengan listrik yang perlahan-lahan memotong pohon
Kelebihan : paling aman, lebih sedikit tenaga yang dibutuhkan saat pemotongan
Kekurangan : waktu yang dibuthkan cukup lama, butuh energi yang cukup besar untuk
Metode Pengeringan
Kayu
1. Solar Kiln
Ada Banyak cara mengeringkan kayu dengan menggunakan tenaga matahari
namun prinsipnya yaitu mengeringkan kayu dengan cara mengumpulkan energi
panas dari matahari hingga mencapai suhu tertentu yang akan mengurangi kadar air
dalam kayu dengan adanya penguapan akibat panas tersebut.
Kelemahan pengeringan dengan tipe ini adalah Volume atau kapasitas kayu yang
bisa dikeringkan tidak banyak dan kecepatan proses pengeringan yang relatif lama
2. Conventional Kiln
Pengeringan Kayu Konvensional menggunakan energi panas yang dihasilkan oleh
uap yang dihembuskan ke dalam ruangan yang disirkulasikan di dalamnya dengan
tujuan panas yang dihasilkan merata dan udara lembab dapat dikeluarkan, hasil dari
pengeringan dengan uap ini memiliki kualitas pengeringanyang lebih baik dari
pengeringan dengan tenaga matahari namun energi yang dibutuhkan untuk
mengalirkan uap secara terus menerus cukup besar.
3. Vacuum Kiln
Pengeringan Kayu dengan cara ini memiliki proses yang lebih cepatkarena air
dalam kayu menguap dengan sangat cepat karena sistemnya bekerja seperti
pengopenan dimana enrgi yang digunakan menggunakan listrik, namun untuk
pengoperasiannya dibutuhkan operator yang berkualitas karena tidak boleh ada
kesalahan dalam prosesnya, serta kapasitas mesin tidak begitu besar sehingga tidak
bisa dilakukan sekaligus.
Keburukan dan Penyakit Kayu
Kburukan kayu adalah menurunnya kekuatan kayu akibat adanya/terjadinya reta-
retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca, serangan serangga atau jamur;
juga menurunnya mutu kayu akibat terjadinya perubahan warna, berubahnya nilai
dekoratif, terdapat mata kayu, dan keburukan akibat penyakit kayu. Hal ini dapat
diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang cermat dalam mengelola kayu, misalnya
:
Pememliharaan hutan yang kurang baik
Cara penebangan pohon yang salah,
Pembagian kayu yang keliru,
Cara menggergaji yang keliru, dan
Pengeringan kayu yang tidak sesuai.
Keburukan Kayu dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Keburukan Setempat
2. Keburukan di beberapa tempat
3. Keburukan akibat penyakit kayu
Keburukan Setempat
Yang termasuk dalam hal ini adalah mata kayu yang merupakan lembaga atau bagian bekas
cabang yang berada di dalam kayu.
Mata kayu dapat dibedakan :
Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan
rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sekitarnya.
Mata keyu lepas : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses
pengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak ada gejala busuk.
Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-
bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya
Pengaruh mata kayu :
Mengurangi sifat keteguhan kayu
Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu (mata kayu sehat).
Mengurangi keindahan permukaan kayu
Menyebabkan lubangnya lembaran-lembaran vineer.
Menurut banyak sedikitnya mata kayu dapat dibedakan dua hal yaitu :
Kayu dinamakan kasar apabila terdapat banyak mata kayu
Kayu dinamakan mulus apabila tidak terdapat mata kayu, atau hanya ada sedikit mata
kayunya
Keburukan di Beberapa Tempat
Yang termasuk dalam hal ini antara lain :
1. Retak, Pecah dan belah
Pada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta yang terpisah memanjang
Berdasarkan ketentuan pengujian kayu, maka :
jika lebar terpisahnya serat 2 mm, dinamakan retak.
Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan pecah
Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan belah
Penyebab terjadinya cacat pecah dan belah, diantaranya :
Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu kayu menjadi kering.
Tekanan di dala tubuh kayu yang kemudian terlepas padawaktu kayu ditebang.
Kesalahan dalam teknik penebangan atau menimpa benda-benda keras.
Pengaruh cacat pecah atau belah :
Mengurangi kuat tarik
Mengurangkuat kompresi, distrubsi beban jadi tidak merata.
Kekuatan geser berkurang, akibat luasan daerah yang menahan beban berkurang.
2. Pecah busur dan pecah gelang
Pecah busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya
kurang dari setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah klanjutan dari
pecah busur yang kedua ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih
dari setengah lingkaran.
Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau peah gelang, diantaranya :
Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering.
Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba pada saat penebangan.
Pengaruh cacat jenis ini sama dengan halnya pengaruh cacat belah dan pecah.
3. Hati rapuh
Hati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Cacat hati rapuh merupakan tanda
khas yang umum dimiliki kayu daun lebar yang umum tumbuh didaerah tropis,
seperti : meranti. Bagian kayu yang rapuh ummnya menunjukkan tanda-tanda
berkurangnya kekerasan dan kepadatan namun hati rapuh yang dimaksud tidak
menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang nyata.
Cacat hati rapuh mengurangi kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan
proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan) karena tidak adanya kekuatan
dari sumbu mesin untuk mencengkram dolok tersebut.
Penyakit Kayu
Penyakit kayu banyak disebabkan oleh keracunan ataupun kuman yang ada
pada kayu diantaranya adalah sebagai berikut :
ROT (Busuk)
Kerusakan terlihat pada bagian luar dan yang rusak adalah serat-serat
kayunya, penyakit ini terjadi pada pohon yang sedang tumbuh.
VUUR
Berupa lubang-lubang kecil dalam kayu yang terjadi akibat kurangnya zat-zat
yang diperlukan pada masa pertumbuhan pohon.
BLAUW & BRUI
Timbul akibat kurang baiknya penyimpanan kayu setelah ditebang yang
mengakibatkan perubahan warna pada kayu (Blauw) yang jika dibiarkan akan
menjadi bubuk berwarna coklat (Brui)
Organisme perusak kayu
Jamur Cellar
Coniophora puteana

Penampilan
Miselium pertama kuning keputih-putihan, kemudian coklat kekuning-kuningan.
Untaian coklat kekuning-kuningan di awal, kemudian coklat tua.
Sporofor kuning susu di awal, kemudian coklat zaitun dengan pinggiran krem.
Spora tunggal panjang 0,01mm dan coklat kekuningan pucat. Kelompok spora coklat
zaitun.
Siklus hidup
Pertumbuhan mikroskofis membentuk galur (dikenal sebagai hyphae), menyerbu sel kayu
untuk membentuk permukaan vegetatif (atau miselium).
Untaian mungkin tebal dan nyata pada kayu serta meluas pada tembok. Sporofor yang
terbentuk dari untaian berukuran tipis, kulit seperi pelat dengan benjolan lembut tidak
beraturan.
Pola hidup
Jamur ini dapat menyerang kayu yang terdapat dalam bangunan tempat akses air yang
deras masuk melewati benda akibat kebocoran atap, pancuran yang patah, pipa yang pecah
dan derasnya air.
Hal itu juga menjadi penyebab umum atas kerusakan kayu bercat serta kayu lainnya yang
terdapat di luar.
Organisme perusak kayu

Busuk Kering
Serpula lacrymans

Penampilan
Miselium: kuning keputih-putihan, coklat kekuning-kuningan.
Hyphae: coklat kekuning-kuningan atau coklat tua.
Sporofor: kuning susu seperti pelat tipis, kemudian coklat zaitun.
Spora: kelompok spora berwarna coklat zaitun
Siklus hidup
Jamur pembusuk merupakan organisme hidup yang mengirim untaian yang
disebut hyphae melalui kayu basah, mengambil makanan darinya setelah mereka
tumbuh.
Pola hidup
Sering terjadi pada kayu yang lembab dan berhubungan langsung dengan
tanah atau tertanam di dalamnya, batu bata yang lembab dan bebatuan.
Gejalanya adalah: keretakan kayu, permukaan kayu yang menggelembung dan
berbau jamur.
Sebagai pemindah air hingga mencapai 3 lantai pada suatu bangunan yang
menuju area tempat terjadinya pembusukan.
Organisme perusak kayu
Rayap Kayu Kering
Cryptotermes spp
Penampilan
Dewasa tubuh hingga 7mm, atau 11mm termasuk sayap.
Prajurit rongga dada pucat 5mm dan perut dengan kepala lebih gelap.
Larva panjang 1mm, putih transparan.
Siklus hidup
Dewasa bersayap (laron) tumbuh dari sarang dan kerumunan. Setelah penerbangan
singkat, mereka akan mendarat dan melepaskan sayapnya.
Setelah sang betina menarik perhatian pejantan, mereka selanjutnya mencari tempat yang
cocok, misal, retakan pada tiang
kayu, kemudian mulai membuat lubang pada kayu.
Mereka tidak kawin sampai mereka aman tertutup di dalam sarangnya. Perkawinan terjadi
di seluruh kehidupan koloni.
Perkembangan koloni berjalan lambat dan setelah 1 tahun, Raja dan Ratu hanya dapat
memproduksi 3 atau 4 larva.
Larva berkembang menjadi pekerja, prajurit atau laron.
Pola hidup
Mereka menyerang kayu kering, misal kayu yang berstruktur.
Mereka memperluas sarangnya dengan memakan kayu di segala arah, adakalanya
meninggalkan rongga, namun jika dilihat dari luar kayu terlihat normal.
Rayap ini paling sering terdeteksi oleh serbuk yang dikeluarkan dari kayu yang terinfeksi.
Organisme perusak kayu
Kumbang jam tangan mati
Xestobium rufovillosum

Penampilan
Panjang dewasa adalah 5 - 7mm, larva 10mm. Kumbang ini coklat kemerah-merahan gelap dan memiliki bulu
seperti sisik kekuning-kuningan di bagian atas tubuh dan kulit sayap. Larva berbentuk cantelan berwarna putih
susu, tertutupi oleh bulu lurus keemasan dengan rahang coklat tua pada kepalanya.
Siklus hidup
Setelah kawin, kumbang betina bertelur 3-4 butir telur secara berkelompok dalam retakan permukaan kayu
kasar. Berwarna keputih-putihan, berbentuk lonjong, dan bertelur antara 40 hingga 60 kali selama masa
hidupnya Telur menetas dalam 2 hingga 5 minggu.
Larva berubah jadi kepompong di bawah permukaan kayu. Menjadi dewasa di antara bulan Maret dan Juni
dengan menggerogoti permukaan dan meninggalkan ciri berupa lubang ke arah luar.
Pola hidup
Dalam lingkungan aslinya, serangga ini hidup dalam kayu yang mati dari beberapa spesies pohon kayu keras,
tempat jamur membusuk di dalamnya.
Di dalam bangunan, serangga ini mendiami hampir seluruh kayu keras yang tua, terutama kayu ek yang besar.
Larva dapat menyebabkan kerusakan hebat, karena mereka menggali kayu selama 5 hingga 10 tahun.
Organisme perusak kayu
Rayap Perabotan/Rumah
Glycyphagus domesticus
Penampilan
Dewasa 0,3-0,7mm. Tubuh berambut putih susu lembut dengan kaki kuning/coklat.
Siklus hidup
Telur menjadi dewasa dalam 22 hari pada suhu ruangan.
Masa hidup dewasa kurang-lebih 50 hari.
Pola hidup
Dapat mencemari makanan dan menyebabkan iritasi usus.
Umumnya memakan tepung, sereal dan jamur.
Lebih menyukai lingkungan yang lembab, biasanya terdapat di ruangan lembab berventilasi
buruk.
Cara Cara Pengawetan dan Penyimpanan
Kayu
Penumpukan kayu yang baik serta kebersihan dari tempat penumpukan kayu
beserta adanya kondisi udara yang baik disekitar tempat penumpukan kayu
Menutupi permukaan kayu dengan lapisan pelindung
Kayu di cat / diminyaki
Kayu dilapisi dengan ter atau karbolinium
Mengarangkan permukaan kayu dengan dibakar
Membalut dengan tali ijuk
Mengusahakan agar kayu menghisap zat-zat yang dapat menghindarkan kayu
dari kebusukan
Proses dibawah tekanan atmosfiris ( Kiyanisasi : oleh Kiyan Margary)
Proses dibawah tekanan dipertinggi ( Boucheri )
Proses dibawah tekanan tinggi ( Burnet )
KIYANISASI
Kiyanisasi dilakukan dengan cara merendam kayu dalam bak dengan larutan HgCl2
selama 5 sampai 14 hari, dimana cairan selalu diaduk dan ditiuplan agar konsentrasi
cairan merata ke semua bagian kayu yang akan diawetkan, kalau perlu cairan pengawet
bisa ditambah, jika telah cukup bak dikosongkan, kayu yang telah diobati akan tertutup
endapan, endapan ini dihilangkan dengan mencuci kayu tersebut. Efek yang didapat kayu
menjadi keras, tidak mudah terbakar namun menimbulkan karat pada besi dan beracun

Sistem BOUCHERIE
Cara pengawetannya adalah zat CuSO4 dengan 100 bagian air dipompakan ke reservoir
dengan ketinggian 10m, kemudian dialirkan ke dalam kayu dengan irisan melintang balok-
balok yang telah dijepit dalam pipa untuk mengalirkan cairan tersebut, karena tekanan tinggi
zat cair menuruti jalan arah serat, hingga zat-zat cair terdesak keluar, kayunya dipasang miring,
pengawetan dapat dihentikan apabila zat cair yang keluar dari ujung bawah terdiri dari
sebagian besar zat obat. Lama proses sekitar 40 sampai 100 jam. Efek yang didapat kayu
menjadi keras hingga sulit pengerjaannya
Proses BURNETT
Cara pengawetannya adalah mengeluarkan cairan yang ada dalam kayu dengan
mengurangi tekanan udara didalam ketel hingga atmosfir selama satu jam,
setelah zat cair dalam kayu keluar, cairan ZnCl2 dipompakan ke dalam ketel agar
terhisap ke dalam kayu dengan cara menaikkan tekanan di dalam ketel hingga 10
atmosfir selama 6 jam.
Pada proses ini larutan yang digunakan harus dijaga agar tidak mengalami
pembekuan, jika terjadi pembekuan akan terjadi kristalisasi dari chlorida seng
tersebut

Proses WOLMAN
Cara pengawetannya adalah dengan menggunakan garam WOLMAN yang
disaputkan ke permukaan kayu, dapat pula kayunya dicelupkan ke dalam cairan
garam WOLMAN selama 6 atau 7 hari, dengan komposisi 1 kg garam WOLMAN
untuk 25 atau 30 liter air, penggaraman ini berfungsi untuk mengurangi kejelekan
dari proses BURNET
VINEER
Vineer adalah kayu sangat tipis dengan tebal mulai dari 0,2 sampai 6mm.
Jenis kayu untuk vineer umumnya diambil dari kayu-kayu yang baik,
untuk ditempel pada kayu yang kurang baik. Pembuatan vineer dapat
dilakukan dengan cara menggergaji, memotong atau mengupas.
Kebanyakan vineer dilakukan dengan cara mengupas karena dengan cara
mengupas vineer yang dihasilkan bisa lebih maksimal dalam ukuran lebar
maupun panjang lembaran vineer. Disini kecepatan pembuatan vineer bisa
mencapai 100m / menit dan umumnya sisa kayu pada cara ini hanya
tinggal 16cm. Sedangkan cara menggergaji paling jarang digunakan
karena pada waktu menggergaji akan membawa kerugian kayu banyak

sekali yaitu berupa serbuk gergaji.


Proses Pembuatan Vineer
DEBARKING
Proses pertama untuk vineer adalah pengupasan kulit kayu hingga bersih
CONDITIONING
Log direbus atau disteam dengan uap air panas atau air panas sehingga menjadi lunak untuk memudahkan penyayatan
vineer
CHARGING
Batang log dimasukkan ke mesin yang berfungsi untuk membuat log sebundar mungkin, termasuk pemangkasan bagian-
bagian log agar didapat rendemen yang baik.
LATHING
Proses pengupasan log, terdapat berbagai metode penyayatan antara lain : Rotary Slice, Quarter Slice, Plain Slice,
Flat / Lengthwise, Half Round Slice, dan Rift Slice
CLIPPING
Vineer (terutama dari metode rotary) dipotong-potong sesuai dengan ukuran tertentu dan sekalius memisahkan
vineer yang baik dengan membuang bagian vineer yang cacat/defects
SORTING
Proses ini biasanya dilakukan secara manual dengan memisahkan jenis vineer berdasarkan kayu gubal, kayu teras
ataupun grade vineer. Sekaligus pula vineer ditumpuk dengan kategori tersebut sebelum kemudian dikeringkan
PENGERINGAN VINEER
Vineer juga perlu dikeringkan hingga mencapai kadar air yang ditentukan dengan mesin khusus untuk pengering
vineer.
LATHING
Proses pengupasan log, terdapat berbagai metode penyayatan antara lain : Rotary Slice, Quarter Slice, Plain Slice, Flat /
Lengthwise, Half Round Slice, dan Rift Slice :
Pada metode Rotary, kayu log masih tetap dibiarkan utuh sesuai bentuk aslinya, lalu
kayu log tersebut diletakkan pada sebuah poros pemutar (penampangnya) untuk
kemudian diputar sesuai arah radial kayu. Rotary Slice memungkinkan untuk
menghasilkan vineer sepanjang mungkin dengan lebar lembaran vineer sesuai dengan
panjang kayu log.

Quarter Slicing, penyayatan dilakukan searah jari-jari log (tegak lurus dengan
lingkaran tahun) sehingga serat vineer lurus dan seragam. Pada metode ini
sebelum dilakukan penyayatan log dibelah terlebih dahulu dengan metode
Quarter Sawn.

Plain, yaitu penyayatan dengan arah sejajar lingkaran tahun dan log yang diproses
dibelah sedemikian rupa sehingga permukaan lingkaran tahun tetap
dipertahankan. Jenis serat vineer berupa motif kembang sesuai sengan
pergerakan lingkaran tahun pada kayu.
TRIPLEKS / KAYU LAPIS
Tripleks terdiri dari lapisan-lapisan lembaran tipis kayu (vineer) yang diletakkan satu sama lain dan
direkatkan dengan perekat, sedangkan jika lapisannya lebih dari tiga disebut Multipleks. Cara
meletakkan sedemikian sehingga arah dari serat-serat kayu bersilangan tegak lurus, lapisan luar
disebut dengan daun penutup, lapisan ditengah disebut dengan daun pengisi. Jenis tripleks dibedakan
berdasarkan jenis daun penutupnya, misal : Tripleks teak, tripleks mahoni dan lain-lain. Daun pengisi
dapat menggunakan bahan dari jenis kayu yang berbeda dengan daun penutup. Kejelekan tripleks
salah satunya adalah jika rekatannya kurang sempurna daun-daunnya akan mudah terlepas

Syarat-syarat kayu untuk dapat dipakai untuk tripleks adalah sebagai berikut :
Berstruktur teratur serta tidak mmpunyai cacat kayu atau pecah-pecah pada kayu.
Kayu harus padat
Batang-batang harus berarah serat lurus
Berbentuk silinder berinti
Besar dan sehat
Untuk dapat membeda-bedakan kualitas tripleks atau multipleks dapat dilihat melalui sistem rekatannya pada
tiap lapisan. Cara merekatkan ada beberapa cara adalah sebagai berikut :
Cara Basah
Daun vineer tidak dikeringkan lebih dulu, tetapi segera setelah dikupas atau dipotong dalam keadaan masih
basah direkatkan satu sama lain kemudian baru dikeringkan. Cara ini mempunyai beberapa keburukan antara
lain : terjadi tegangan-tegangan yang mungkin mengakibatkan tripleks berombak atau pecah-pecah,
menimbulkan jamur kalau pengeringannya kurang sempurna.
Cara Setengah kering
Cara ini sebagian daun-daun penutup dikeringkan terlebih dahulu, setelah itu baru direkatkan satu sama lain,
cara ini masih memiliki keburukan sistem basah namun lebih sedikit
Cara kering
Pada cara ini semua kayu-kayu tipis dikeringkan terlebih dahulu sebelum direkatkan sehingga keburukan
pada cara basah dapat diatasi.
Dengan Menggunakan Lymfilm
Lymfilm terdiri dari lapisan kertas yang telah dicelupkan dalam larutan kunsthars dengan tebal kertas 0,1mm,
yang ditaruh kering diantara daun-daun yang telah dikeringkan terlebih dahulu, Rekatan terjadi pada
temperatur130 atau 140C dan tekanan tinggi. Rekatan ini sangat kuat hingga tahan pengaruh hawa dan
jamur, namun cara ini lebih mahal dari yang lain.
Bahan Perekat
Perekat
Suatu bahan yang dapat menahan 2 buah benda berdasarkan ikatan permukaan (Sutigno,
2000), Perekat adalah suatu bahan yang digunakan untuk menyambung bermacam-macam
bagian bentuk konstruksi menjadi satu kesatuan yang kuat
Perekatan
Suatu keadaan atau kondisi ikatan dimana dua permukaan menjadi satu karena adanya
gaya-gaya pengikat antar permukaan, yaitu gaya valensi atau gaya ikatan ion dan gaya
saling mencengkeram antara perekat dengan bahan yang direkat atau interlocking forces
(Prayitno, 1996).
Suatu sistem yang terdiri atas gaya-gaya ikatan yang berbeda yang berasosiasi bersama
membentuk suatu ikatan antara garis perekat dengan bahan yang direkat, sedang garis
perekat sendiri dipengaruhi oleh mobilitas bahan perekat dan kondisi permukaan perekat
(Brown et.al, 1952).
PEREKAT KAYU
Jenis perekat :
perekat sintetik, seperti urea formaldehida, melamin formaldehida, phenol
formaldehida dan resorsinol formaldehida.
Perekat alam yang dipakai sebelum adanya perekat sintetik seperti perekat protein
(perekat tulang, kulit, kedelai, dll), perekat karbohidrat (amilum, perekat soda
silikat) dan perekat resin alam (shellak).
Setiap jenis perekat kayu mempunyai sifat sendiri (inherent characteristics) baik dalam
pembentukan garis perekat maupun dalam pencampuran dengan bahan lain sebagai
bahan tambahan pada adonan perekat.
Bahan tambahan perekat seperti pengisi, pengembang, pengeras, katalisator, bahan
pengawet, bahan penolak api, dan lain sebagainya dicampurkan untuk meramu
adonan perekat menurut tujuan perekatan kayu.
Dempul

Dempul dibuat dari kapur dengan minyak cat yang diaduk menjadi satu adonan. Untuk
pekerjaan yang dapat menahan air, kebanyakan dipakai dempul meni, ialah adukan meni
dengan minyak cat, untuk pemasangan kaca pad cendela besi, tidak dapat menggunakan
dempul yang dipakai untuk pemasangan kaca pada cendela kayu.

Dempul Dasar

Dempul dasar berupa bubur dan dipakai sebagai lapisan yang tipis diatas kayu yang akan
dicat, setelah kering dihampelas. Baru dilakukan pengecatan.
Dempul dasar ini dikerjakan dengan menggunakan pisau dempul yantg tipis tetapi
lembut atau biasa disebut kapi, agar lapisan yang terbentuk menjadi lapisan yang tipis
diatas kayu.
Dempul dasar yang baik dibuat dari campuran putih timah dengan tepung kapur tulis
dan minyak cat masak dan ditambah lagi dengan tanah tembikar putih.
Perekat-Perekat Istimewa
Eurolan FK 20, dan Eurolan FK 22 dan tipe-tipe Eurolan yang lainnya
Bahan sintetis yang dapat melekat pada dasaran yang kering ataupun basah, setelah
mengeras tahan air laut, bensin, minyak dan bahan kmia lainnya.
Pada umumnya Eurolan FK digunakan pada macam-macam konstruksi sesuai dengan
kebutuhan dan diantaranya adalah:
Pemakaian pada konstruksi saluran untuk lantai dasar saluran dan sambungan
Pada konstruksi jembatan dengan campuran agregat untuk melapisi dan merekatkan
beton dan panel-panel besi
Pemasangan dilakukan pada suhu 20C dengan waktu sekitar 40 sampai 60 menit.

Plastikol KM
Adalah suatu adonan berupa bubuk yang bercampur secara hidrolis dan tidak
menguap. Pemakaian dapat digunakan pada dasar yang kering atau basah.
Penggunaannya adalah dengan cara bubuk dicampur dengan air dan diaduk
sampai rata dengan perbandingan bubuk dan air 3:1 , adonan diaduk kira-kira
selama 10 sampai 15 menit, setelah itu baru dipakai untuk merekatkan.
Cerinol STM
Cerinol STM adalah zat alkali yang tidak mengandung unsur Cl dan sangat baik
untuk menutup sambungan-sambungan dan retak-retak yang mengandung air.
Zat ini merekat ke segala permukaan dimana bahan tersebut dapat disisipkan
secara pasti, sehingga sambungan antara besi, beton dan plesteran dapat
ditutup dengan baik
Cerinol fir
Perekatan cukup cepat karena tidak mengandung unsur chlorida dan panas
akan mempercepat pelekatan dan sebaliknya dingain dapat menghambat
perekatan.
Keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan bangunan
a. Keutungan
Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan menanam
kembali (Reboisasi).
Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta harga yang
relatif murah.
Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup tinggi/baik.
Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempunyai nilai dekoratif
yang indah/baik.
Kedap suara.
b. Kerugian/kekurangan
Sifatnya kurang homogen
Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah
Agak mudah terbakar.

Anda mungkin juga menyukai