Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh:
Ahmad Badawi
Anna Yuliyanti
Desy Endriyani
Gina Natasya Stephanie Caterine
Ivana Putri Karolina
Muhammad Alpianoor
Norlatifah
Siti Rahmah
Yuni Kartika

SMKN 1 MARTAPURA
2015
SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI
NEGARA

Pengertian dan Jenis-Jenis Sistem


Pemerintahan
Pengertian Sistem Pemerintahan
Sistem
Pemerintahan

Sistem Pemerintahan

Suatu keseluruhan yang terdiri


Segala urusan yang dilakukan
atas beberapa bagian yang
oleh negara demi kesejahteraan
memiliki hubungan fungsional,
rakyat dan kepentingan negara
sehingga menimbulkan
itu, yakni dengan menjalankan
ketergantungan antarbagian. Jika
segala tugas pemeritahan baik
salah satu bagian tidak bekerja
sebagai lembaga eksekutif,
dengan baik maka sistem itu
legislatif maupun yudikatif.
akan terganggu.
Dengan demikian sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu
tatanan yang utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan
(lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif) yang bekerja saling
bergantung dan saling mempengaruhi.
Pemerintahan merupakan hasil dari kegiatan produksi bersama
(coproduction) antara lembaga pemerintahan dengan klien masing-
masing. Pola penyelenggaraan pemerintahan dalam masyarakat pada
intinya merupakan proses koordinasi (coordinating), pengendalian
(steering), pemengaruhan (influencing), dan penyeimbangan (balancing)
dari setiap interaksi.
Adapun tujuannya adalah untuk menjaga kondisi kestabilan negara
yang bersangkutan. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang
kuat, tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Sistem pemerintahan dapat didefinisikan dalam pengertian luas dan
sempit.
a. Dalam arti luas,

sistem pemerintahan sebagai sebuah sistem yang menjaga


kestabilan masyarakat dan menjaga tingkah laku kaum mayoritas
& minoritas, fondasi pemerintahan, kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, dan keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan
yang kontinu dan demokratis.

b. Dalam arti sempit,

sistem pemerintahan sebagai sarana kelompok untuk menjalankan


roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatif lama. Tujuan sistem ini adalah mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari rakyat.
JENIS-JENIS SISTEM PEMERINTAHAN

A. Sistem Presidensial (Presidensiil) / Sistem


Kongresional
Sistem pemerintahan NKRI dengan kekuasan eksekutif yang
dipengang oleh presiden dipilih melalui pemilu dan tidak bertanggung
jawab (terpisah) atas parlemen (legislatif). Sistem ini menekankan
pentingnya pemilihan secara langsung sehingga presiden yang terpilih
mendapatkan mandatnya langsung dari rakyat.
Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif (kekuasaan untuk
menjalankan pemerintahan) berada ditangan presiden. Oleh karena
itu, presiden sebagai kepala eksekutif (head of government) sekaligus
menjadi kepala negara (head of state). Presiden juga memegang
kekuasaan tertinggi atas angkatan bersenjata. Prinsip pokok lain dari
sistem ini adalah adanya pemisahan kekuasaan (the separation of power)
antara eksekutif dan legislatif.
Legislatif dengan suara terbanyak tidak dapat menjatuhkan
presiden dan menteri-menterinya jika terjadi ketidak percayaan.
Apabila terjadi perselisihan antara badan eksekutif dan legislatif, maka
yang memutuskannya adalah badan yudikatif.
Presiden hanya mungkin diberhentikan ditengah masa jabatannya
jika terbukti melanggar konstitusi, pengkhianatan terhadap negara,
dan terlibat masalah kriminal. Jika ia diberhentikan, biasanya seorang
wakil presiden yang akan menggantikan posisinya.

Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensial memiliki 3 unsur pokok


sebagai berikut:
1. Presiden yang dipilih rakyat berwenang memimpin pemerintahan &
mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
2. Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap dan
tidak bisa saling menjatuhkan.
3. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan legislatif.
Ciri-ciri pemerintahan presdiensial adalah sebagai
berikut:
1) Terdapat pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif. Akan
tetapi, tidak ada pemisahan antara jabatan kepala negara dan kepala
pemerintahan.
2) Kekuasaan legislatif berada di parlemen. Eksekutif dan legislatif
memiliki kekuasaan terpisah yang seimbang.
3) Sebutan bagi kepala pemerintahan & kepala negara adalah presiden.
Oleh karena itu, sistem ini disebut sistem presidensial. Kekuasaan
eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh rakyat atau badan perwakilan rakyat.
4) Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat
dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen
dan nondepartemen.
5) Terdapat mekanisme checks and balances atau sering disebut checking
power with power eksekutif dan legislatif.
6) Anggota legislatif dipilih langsung lewat pemilu (pemilihan umum).
7) Pimpinan eksekutif , yaitu presiden dan wakil presiden dipilih
langsung lewat pemilu (pemilihan umum).
8) Eksekutif bisa memveto kebijakan legislatif atau menolak untuk
melaksanakan perundangan, tetapi legislatif memiliki hak untuk meng-
impeach eksekutif.
9) Presiden sebagai pimpinan eksekutif memiliki hak untuk mengangkat
pejabat negara, tetapi presiden memerlukan persetujuan legislatif.
10) Legislatif tidak bisa memberhentikan presiden, sebaliknya presiden
tidak dapat membubarkan badan legislatif.
Sistem presidensial mengenal dua macam pemilu.

1. Untuk memilih 2. Untuk memilih


anggota parlemen. Presiden.
dan
Dengan hak
prerogratifnya

Menunjuk menteri-
menteri dalam kabinet.

Sebenarnya, pola penunjukkan menteri oleh presiden ini efektif didalam


sistem dua partai. Dengan adanya dua partai yang bersaing, pasti salah
satu partai akan menang secara mayoritas. Salam sistem banyak partai,
penunjukkan menteri oleh presiden juga dapat efektif jika salah satu
partai menang.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), tetapi
langsung kepada rakyat.
Sanksi jika presiden dianggap tidak merespons hati nurani rakyat
dapat berujung pada dua jalan:
Pertama, rakyat tidak memilih lagi si presiden tersebut dalam proses
pemilihan umum.
Kedua, rakyat mengadukan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
presiden kepada parlemen. Parlemen inilah yang akan
menggunakan hak kontrolnya untuk mempertanyakan sikap-
sikap presiden yang diadukan rakyat.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Presidensial
Kedudukan badan eksekutif lebih stabil karena tidak bergantung
pada parlemen.
Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan karena
jabatan badan eksekutif disandang dalam waktu yang jelas.
Badan legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan
Kelebihan eksekutif

Mengandung kecenderungan konflik permanen antara cabang


legislatif dan eksekutif, terutama jika presiden terpilij tidak
didukung oleh partai mayoritas yang berkuasa di parlemen.
Pembuat keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-
menawar antara eksekutif & legislatif sehingga dapat terjadi
Kelemahan keputusan tidak tegas & memerlukan waktu lama.
Sistem pertanggung jawaban lembaga-lembaga negara kurang jelas.
B. Sistem Parlementer
Sistem pemerintahan dimana pemerintah (eksekutif) bertanggung
jawab pada parlemen (legislatif). Dalam sistem peemerintahan ini
parlemen mempunyai kekuasaan yang besar. Oleh karena itu,
legislatif (parlemen) mempunyai kewenangan untuk melakukan
pengawasan terhadap eksekutif dalam menjalankan pemerintahan.
Selain itu dewan menteri (kabinet) bersama Perdana Menteri (PM)
bertanggung jawab kepada parlemen.
Parlemen memiliki wewenang mengangkat perdana menteri &
menjatuhkan pemerintahan. Parlemen dapat menjatuhkan pemerintah
dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya, karena lembaga
eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif. Dalam sistem
parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara.
Warga negara tidak memilih kepala negara secara langsung.
Mereka memilih anggota-anggota DPR, yang di organisasi ke dalam
satu atau lebih partai politik. Sistem parlementer mengindikasikan
hubungan kelembagaan yang erat antara eksekutif dan legislatif.
Kepala pemerintahan dalam sistem parlementer adalah perdana
menteri.
Dalam sistem parlementer, pemilu hanya dilakukan satu kali, yaitu
untuk memilih wakil-wakil mereka untuk duduk di parlemen.
Jika sebuah partai memenangkan suara secara mayoritas, secara
otomatis ketua partai tersebut menjadi perdana menteri.
menghasilkan Perdana
koalisi Menteri

Partai-partai
parlemen Kabinet

memilih mengarahkan

Para pemilih Kementerian-


dalam pemilu kementerian
Dari skema diatas dapat diketahui bahwa tugas yang harus
dilakukan perdana menteri adalah membentuk kabinet. Anggota-
anggota kabinet diajukan oleh para anggota parlemen terpilih. Anggota
kabinet dapat berasal dari partainya sendiri maupun partai saingannya
yang mempunyai jumlah suara signifikan. Menteri-menteri inilah yang
nantinya mengarahkan kementerian-kementerian.
Jika pemilu tidak menghasilkan suara mayoritas, partai-partai harus
berkoalisi untuk kemudian memilih perdana menterinya. Partai dengan
jumlah suara paling besar, ketua partainya menjadi perdana menteri
dalam koalisi (kabinet koalisi). Setiap partai yang berkoalisi biasanya
menuntut jatah menteri sesuai dengan jumlah suara yang mereka
hasilkan dalam pemilu. Untuk selanjutnya, perdana menteri (beserta
kabinetnya) bertanggung jawab kepada parlemen sebagai representasi
rakyat hasil pemilu.
Partai yang menang dan masuk dalam kabinet menjadi pemerintah,
sementara partai lainnya yang tetap berada dalam parlemen menjadi
oposisi. Hal yang menarik adalah anggota-anggota parlemen yang
menjadi opsisi membentuk semacam kabinet bayangan. Artinya, jika
kabinet pemerintah jatuh, kabinet bayangan inilah yang akan
menggantikan lewat pemilu yang dipercepat atau pemilihan perdana
menteri baru.
Berdasarkan uraian diatas ciri-ciri kabinet bayangan adalah sebagai
berikut:
1) Terdapat pemisahan antara kepala negara dengan kepala
pemerintahan, namun tidak ada pemisahan antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif.
2) Baik eksekutif maupun legislatif berada di parlemen. Jajaran
eksekutif adalah anggota parlemen. Oleh karena itu sistem ini
disebut parlementer.
3) Kepala pemerintahan adalah pimpinan kekuatan mayoritas di
parlemen. Kepala negara hanya memiliki kekuasaan simbolik diluar
eksekutif dan legislatif.
4) Sebutan kepala pemerintahan adalah perdana menteri atau prime
minister. Sebutan kepala negara adalah presiden, raja, ratu, dan
gubernur jenderal.
5) Terdapat tumpang tindih personil antara eksklusif dan legislatif
6) Anggota legislatif dipilih langsung lewat pemilihan umum.
7) Partai dengan kursi mayoritas di parlemen membentuk
pemerintahan. Pimpinan partai menjadi perdana menteri.
8) Anggota parlemen dari partai mayoritas menjadi menteri-menteri.
9) Terdapat mekanisme pemerintah oposisi dalam legislatif.
10) Partai kekuatan kedua di parlemen membentuk oposisi.
Pimpinan partai menjadi ketua oposisi dan anggota-anggota
partai lainnya menjadi anggota kabinet bayangan sehingga
disebut sebagai menteri-menteri bayangan.
11) Kebijakan pemerintah diperdebatkan di parlemen dengan pihak
oposisi sesuai dengan lingkup masing-masing.
12) Legislatif dapat membubarkan pemerintahan dengan mosi tidak
percaya dan mendesakkan pemilu untuk memilih anggota
parlemen baru.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Parlementer
Kelebihan:
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet
sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan
pemerintahan.
Kebijakan dapat dibuat secara lebih cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
publik relatif lebih jelas.

Kelemahan:
Sifatnya yang sangat tidak stabil karena setiap saat pemerintah, dapat
menerima mosi tidak percaya dari parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif tidak bisa ditentukan
berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu
kabinet dapat bubar.
Parlemen dapat dikendalikan oleh kabinet jika para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Akibat
pengaruh mereka yang besar di parlemen & partai anggota kabinet pun
dapat menguasai parlemen.
C. Sistem Semipresidensial atau Campuran
(Dualisme Eksekutif)
Dalam sistem ini, diambil hal-hal yang terbaik dari
sistem presidensial dan sistem parlementer. Jadi, dalam
sistem pemerintahan ini, selain memiliki presiden juga
memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan,
untuk memimpin kabinet yang bertanggung jawab kepada
parlemen. Jika presiden tidak memiliki posisi dominan
dalam sistem pemerintahan ini, maka presiden hanya
sebagai lambang dalam pemerintahan dan kedudukan
kabinet bisa goyah.
Presiden dipilih oleh rakyat sehingga memiliki
kekuasaan yang kuat. Presiden melaksanakan kekuasaan
bersama-sama dengan perdana menteri.
Sistem semipresidensial adalah sistem yang mencoba mengatasi
kelemahan-kelemahan sistem parlementer maupun sistem presidensial.
Untuk itu, pada awal abad XX (abad ke-20) berkembang sistem
semipresidensial. Ciri utama sistem semipresidensial adalah:
1) Pusat kekuasaan berada pada suatu majelis perwakilan berbagai
pemegang kekuasaan tertinggi.
2) Penyelenggara kekuasaan legislatif adalah suatu badan perwakilan
yang merupakan bagian dari majelis perwakilan.
3) Presiden dipilih secara langsung/tidak langsung untuk masa jabatan
tertentu dan bertanggung jawab kepada majelis perwakilan.
4) Para menteri adalah pembantu presiden yang diangkat dan
diberhentikan presiden.
5) Pusat kekuasaan berada pada majelis perwakilan sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi.
6) Penyelenggara kekuasaan legislatif adalah suatu badan perwakilan
yang merupakan bagian dari majelis perwakilan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pendidikan Kewarganegaraan, Saka Mitra


Kompetensi (2007)
Buku paket PKN
http://www.slideshare.net/amranjaya/sitem-
pemerintahan-indonesia?related=1
Atas segala perhatian dan
partisipasi teman- teman
kami ucapkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai