Manufaktur
Suatu Studi Di Tiga Negara Berkembang
Latar Belakang
Peranan perdagangan semakin menunjukkan eksistensi sentral. Adanya anggapan di kalangan pemikir
1 ekonomi Tentang penekanan peran perdagangan dalam mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif
dan berkesinambungan (Smith, 2001).
2
Perdagangan sesungguhnya telah tampak sebagai penggerak utama atas akselerasi pertumbuhan ekonomi
di beberapa kawasan termasuk Asia Tenggara.
3
Dominannya industri manufaktur banyak didorong dan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh revolusi
ICT di tahun 1980-an dan 1990-an.
Pilihan untuk memodifikasi startegi kebijakan dari Import Subtitusion Strategy (ISS) menjadi Export
4 Promotion (EP) adalah salah satu faktor penting penyebab signifikannya peran perdagangan di dalam
meningkatkan pertumbuhan.
Penganut paham export-led strategy dan pasar bebas juga menggarisbawahi bahwa hampir sebagian besar
5 negara berkembang yang cenderung untuk tetap menjalankan kebijakan inward oriented dan berarti
sekaligus pro terhadap ISS ternyata memiliki prestasi ekonomi yang kurang menggembirakan (Balassa, 1980).
6
Kegiatan ekspor telah umum diterima sebagai salah satu penghubung terpenting yang dapat
membawa negara-negara berkembang menjadi lebih terintegrasi dengan perekonomian dunia
Era ekonomi dunia yang mengglobal juga memberikan penekanan pokok atas sebuah
7 keberhasilan ekspor dari suatu negara demi semakin menjamin sustainability ekonomi jangka
panjang negara bersangkutan.
8
Tiga negara berkembang yang terpilih sebagai objek dalam penelitian ini adalah Indonesia, Peru
dan Thailand.
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana pengaruh kondisi external market (tingkat permintaan dunia,
tingkat daya saing, tingkat diversifikasi produk ekspor dan tingkat
teknologi) terhadap kinerja ekspor manufaktur di tiga negara
berkembang (Indonesia, Thailand, Peru) ?
e
Penelitian Terdahulu
l l
Karvis (1970) dan Love (1984) sangat dan pasar bebas juga menggarisbawahi bahwa
hampir sebagian besar negara berkembang yang
menekankan peran dari faktor kondisi supply
cenderung untuk tetap menjalankan kebijakan
domestik, termasuk peningkatan daya saing inward oriented dan berarti sekaligus pro terhadap
untuk memperbaiki kinerja ekspor. ISS ternyata memiliki prestasi ekonomi yang
kurang menggembirakan.
Bruton (1989) meyakini bahwa negara-negara yang Pack (1993) menyatakan bahwa kegiatan
l l
tetap berkutat dengan ISS atau mereka yang gagal ekspor juga memungkinkan negara
untuk menggeser kebijakannya ke arah pendekatan
yang lebih keluar dan terbuka dapat dipastikan berkembang untuk memperluas pasar dan
akan cenderung untuk menjadi lebih rentan mengambil keuntungan dari economies of
terhadap kejadian-kejadian eksternal. scale dan transfer teknologi.
Kumar & Agarwal (2000) berpendapat Stuivenwold & Timmer (2003) mengemukakan bahwa
bahwa keberhasilan itu bisa berasal dari
l l
perkembangan teknologi yang pesat dari produksi
pengembangan jenis produk yang ditawarkan barang-barang ICT menyebabkan tingginya
pertumbuhan produktivitas dalam industri manufaktur,
ke pasar (aktivitas diversifikasi), adaptasi terutama elektronik. Korea Selatan dan Taiwan
jenis teknologi baru, aktivitas-aktivitas misalnya, banyak mengambil keuntungan dari
inovasi dan pengembangan kemampuan kesempatan yang disediakan oleh boomingnya
organisasional. permintaan global untuk barang-barang elektronik.
l
dengan strategi substitusi impor, strategi
orientasi ekspor lebih mempromosikan
fleksibilitas di dalam hal pergeseran sumber
daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu
negara.
Tingkat permintaan dunia berpengaruh terhadap
produk ekspor manufaktur
H1
Tingkat daya saing produk berpengaruh terhadap
produk ekspor manufaktur
H2
Hipotesis
H
3
Tingkat diversifikasi produk berpengaruh terhadap
H4
produk manufaktur masing-masing negara
Variabel yang diukur dalam penelitian ini mencakup kinerja ekspor manufaktur,
tingkat permintaan dunia akan produk ekspor, tingkat daya saing produk, tingkat
diversifikasi produk ekspor, dan tingkat teknologi masing-masing sektor.
H1 H2 H3 H4
Dari penelitian ini dapat diperoleh hasil bahwa kinerja ekspor manufaktur
untuk negara Peru dan Thailand lebih dipengaruhi oleh faktor tingkat daya
saing produk.
Keterbatasan Dan
Peluang Penelitian
Berikutnya
T I H
E A S
R M K I
A