Anda di halaman 1dari 25

Masalah Korupsi di Indonesia

dan Etika Bisnis


Korupsi
Definisi

Tindak Pidana Korupsi adalah tindak


pidana sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Definisi

Berdasarkan itu, korupsi dirumuskan


dalam 30 bentuk, yang dikelompokkan ke
dalam kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, penggelapan dalam jabatan,
pemerasan, perbuatan curang, benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan
gratifikasi.
Definisi

Masyarakat Transparansi Indonesia:


Pengertian "korupsi" lebih ditekankan pada
perbuatan yang merugikan kepentingan
publik atau masyarakat luas untuk
keuntungan pribadi atau golongan.
Peraturan

Internasional:
UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST
CORRUPTION, 2003 (KONVENSI
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
MENENTANG KORUPSI, 2003)
Indonesia:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG
PENGESAHAN UNITED NATION
CONVENTION AGAINST CORRUPTION,
2OO3 (KONVENSI PERSERIKATAN
BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2003)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Peraturan

Indonesia:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG
Komisi Pemberantasan Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk


dengan tujuan meningkatkan daya guna
dan hasil guna terhadap upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi.
Sebab-sebab Korupsi

Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono:


Dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan,
hasrat, kehendak, dan sebagainya)
Rangsangan dari luar (dorongan teman-
teman, adanya kesempatan, kurang kontrol
dan sebagainya)

http://www.transparansi.or.id/?pilih=lihataboutcorruption&id=4, diakses tanggal 13 Mei 2007


Sebab-sebab Korupsi

Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan (BPKP) dalam bukunya
berjudul "Strategi Pemberantasan
Korupsi," antara lain:
1. Aspek Individu Pelaku
Sifat tamak manusia
Moral yang kurang kuat
Penghasilan yang kurang mencukupi
Kebutuhan hidup yang mendesak
Gaya hidup yang konsumtif
http://www.transparansi.or.id/?pilih=lihataboutcorruption&id=4, diakses tanggal 13 Mei 2007
Sebab-sebab Korupsi

2. Aspek Organisasi
Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
Tidak adanya kultur organisasi yang benar
Sistim akuntabilitas yang benar di instansi
pemerintah yang kurang memadai
Kelemahan sistim pengendalian manajemen
Manajemen cenderung menutupi korupsi di
dalam organisasi

http://www.transparansi.or.id/?pilih=lihataboutcorruption&id=4, diakses tanggal 13 Mei 2007


Sebab-sebab Korupsi

3. Aspek Tempat Individu dan Organisasi


Berada
Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk
terjadinya korupsi Korupsi bisa ditimbulkan
oleh budaya masyarakat.
Masyarakat kurang menyadari sebagai

korban utama korupsi


Masyarakat kurang menyadari bila dirinya

terlibat korupsi
Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi

akan bisa dicegah dan diberantas bila


http://www.transparansi.or.id/?pilih=lihataboutcorruption&id=4, diakses tanggal 13 Mei 2007
Akibat Korupsi

Korupsi mendelegetimasi proses demokrasi dengan


mengurangi kepercayaan publik terhadap proses politik melalui
politik uang.
Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan
publik, membuat tiadanya akuntabilitas publik, dan menafikan
the rule of law.
Korupsi meniadakan sistim promosi dan hukuman yang
berdasarkan kinerja karena hubungan patron-client dan
nepotisme.
Korupsi mengakibatkan proyek-proyek pembangunan dan
fasilitas umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sehingga mengganggu pembangunan
yang berkelanjutan.
Korupsi mengakibatkan kolapsnya sistem ekonomi karena
produk yang tidak kompetitif dan penumpukan beban hutang
luar negeri.

http://www.transparansi.or.id/?pilih=lihataboutcorruption&id=6, diakses tanggal 13 Mei 2007


Akibat Korupsi

Korupsi yang sistimatik menyebabkan:


Biaya ekonomi tinggi oleh penyimpangan
insentif;
Biaya politik oleh penjarahan terhadap suatu
lembaga publik; dan
Biaya sosial oleh pembagian kesejahteraan
dan pembagian kekuasaan yang tidak
semestinya.
Akibat Korupsi

Selama tiga tahun terakhir terdapat trend


kenaikan kerugian keuangan negara yang
menurut catatan akhir tahun Indonesian
Corruption Watch (24/1/07) pada tahun
2004 mencapai Rp. 4,3 triliun, tahun 2005
mencapai Rp 5,3 triliun dan tahun 2006
meningkat tiga kali lipat menjadi Rp 14,4
triliun.
Modus Korupsi

Contoh
Pemerasan Pajak
Manipulasi Tanah
Jalur Cepat Pembuatan KTP / SIM
SIM Jalur Cepat
Markup Budget/Anggaran
Proses Tender
Penyelewengan dalam Penyelesaian
Perkara
Sejarah Korupsi di Indonesia

Era Sebelum Indonesia Merdeka


Sejarah sebelum Indonesia merdeka sudah
diwarnai oleh "budaya-tradisi korupsi" yang
tiada henti karena didorong oleh motif
kekuasaan, kekayaan dan wanita.
Perilaku elit bangsawan yang korup, lebih

suka memperkaya pribadi dan keluarga, dll


Gelaja korupsi dan penyimpangan kekusaan

pada waktu itu masih didominasi oleh


kalangan bangsawan, sultan dan raja,
sedangkan rakyat kecil nyaris "belum
mengenal" atau belum memahaminya.
http://asepsofyan.multiply.com/journal/item/20/Sejarah_Korupsi_di_Indonesia, diakses tanggal 13 Mei 2007
Sejarah Korupsi di Indonesia

Era Pasca Kemerdekaan


Orde Lama
Pada era di bawah kepemimpinan Soekarno,
tercatat sudah dua kali dibentuk Badan
Pemberantasan Korupsi - Paran dan Operasi
Budhi - namun ternyata pemerintah pada waktu itu
setengah hati menjalankannya.
Sejarah kemudian mencatat pemberantasan
korupsi pada masa itu akhirnya mengalami
stagnasi.

http://asepsofyan.multiply.com/journal/item/20/Sejarah_Korupsi_di_Indonesia, diakses tanggal 13 Mei 2007


Sejarah Korupsi di Indonesia

Era Pasca Kemerdekaan


Orde Baru
Membentuk Tim Pemberantasan Korupsi (TPK)
yang diketuai Jaksa Agung. Dianggap tidak serius
dalam memberantas korupsi
Menunjuk Komite Empat beranggotakan tokoh-
tokoh tua yang dianggap bersih dan berwibawa
Membentuk Opstib (Operasi Tertib) derigan tugas
antara lain juga memberantas korupsi. Kebijakan
ini hanya melahirkan sinisme di masyarakat.
Praktek korupsi terus tumbuh subur

http://asepsofyan.multiply.com/journal/item/20/Sejarah_Korupsi_di_Indonesia, diakses tanggal 13 Mei 2007


Sejarah Korupsi di Indonesia

Era Pasca Kemerdekaan


Era Reformasi
Jika pada masa Orde Baru dan sebelumnya
"korupsi" lebih banyak dilakukan oleh kalangan elit
pemerintahan, maka pada Era Reformasi hampir
seluruh elemen penyelenggara negara sudah
terjangkit "Virus Korupsi".
Presiden BJ Habibie pernah mengeluarkan UU
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari KKN berikut
pembentukan berbagai komisi atau badan baru
seperti KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman
Presiden berikutnya, Abdurrahman
http://asepsofyan.multiply.com/journal/item/20/Sejarah_Korupsi_di_Indonesia, diakses tanggalWahid
13 Mei 2007
Sejarah Korupsi di Indonesia

Era Pasca Kemerdekaan


Era Reformasi
KPK lembaga pemberantasan korupsi terbaru
yang masih eksis

http://asepsofyan.multiply.com/journal/item/20/Sejarah_Korupsi_di_Indonesia, diakses tanggal 13 Mei 2007


Corruption Perception Index
Etika Bisnis
Definisi

Business ethics is concerned with good and bad or right


and wrong behavior that takes place within a business
context (Carroll and Buchholtz, 2006)
Pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas
yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan
penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan
tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4).
Batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber
dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus
dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap
aktivitasnya (Amirullah & Hardjanto, 2005).
Etika Bisnis dan Korupsi

Pelanggaran etika bisa terjadi di mana


saja, termasuk dalam dunia bisnis.
Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN) tumbuh subur di banyak
perusahaan.
Setiap perusahaan harus memiliki nilai-
nilai perusahaan (corporate values) yang
menggambarkan sikap moral perusahaan
dalam pelaksanaan usahanya.
Dunia usaha berperan menerapkan GCG
dengan antara lain menerapkan etika

Anda mungkin juga menyukai