Anda di halaman 1dari 18

ASTHMA

KELOMPOK 3
RIKI GUSTIAWAN G1B116005
NISNAINI ANGGRAINI G1B116006
UKHVIA MUNAWARA G1B116007
ASTRI RAHMA YANI G1B116008
TUTI YUNIARTI G1B116017
MARISA MAHARTI G1B116018
AYUNI AMALINA G1B116019
RIA RAMADANI WANSYAPUTRI G1B116032
ROBBI MEDIANSYAH G1B116033
RINA FEBRIANTI G1B116034
FATIMAH ARIANTI NASUTION G1B116035
DARA MAYORI SIREGAR G1B116036
Asma adalah kelainan berupa inflamasi kronik saluran napas yang
menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang
dapat menimbulkan gejala mengi, batuk, sesak napas dan dada terasa berat
terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat reversible
baik dengan atau tanpa pengobatan (Depkes RI, 2009).
Menurut Heru Sundaru, (2002) ada beberapa hal yang
merupakan penyebab dari asma bronchial yaitu :

Alergen Infeksi Saluran Nafas Tekanan Jiwa

Olah Raga Obat-obatan Polusi Udara


Ditandai dengan reaksi alergik yang
disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, Ekstrinsik
serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan (antibiotic dan aspirin) dan (alergik)
spora jamur

Ditandai dengan adanya


reaksi non alergi yang
Bentuk asma yang bereaksi terhadap
paling umum. Asma pencetus yang tidak
ini mempunyai spesifik atau tidak
karakteristik dari Asthma Intrinsik diketahui, seperti udara
bentuk alergik dan
non-alergi.
gabungan (non alergik) dingin atau bisa
pernafasan dan emosi.
Manifestasi
Klinis

Gambaran Gambaran Gambaran


Obyektif Subyektif Psikososial

Nafas parah Sianosis, Sesak, sukar Cemas, takut


Batuk dengan
disertai Takikardi, bernapas dan dan mudah
sputum kental
wheezing gelisah anoreksia tersinggung
Status
asmatikus

Emfisema Atelektasis

Pneumotoraks Hipoksemia
edukasi

Menilai dan memonitor asma secara berkala

Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus

Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang

Menetapkan pengobatan pada serangan akut

Kontrol secara teratur

Mengajarkan pola hidup sehat


Asma Persisten Berat
Asma Persisten Ringan
Asma Intermiten Tujuan terapi pada keadaan
membutuhan obat ini adalah mencapai kondisi
Termasuk pula penderita pengontrol setiap hari sebaik mungkin, gejala
exercise-induced asthma untuk mengontrol seringan mungkin,
Asma Persisten Sedang
atau kambuh hanya bila asmanya dan kebutuhan obat pelega
cuaca buruk, tetapi di luar mencegah agar seminimal mungkin, faal
Penderitaan
pajanan pencetus tersebut asmanya tidak paru (APE) mencapai nilai
membutuhkan obat
gejala tidak ada dan faal bertambah berat; terbaik, variabiliti APE
pengontrol setiap hari
paru normal. Serangan berat seminimal mungkin dan efek
untuk mencapai asma
umumnya jarang walaupun samping obat seminimal
terkontrol dan
mungkin terjadi. mnugkin.
mempertahankannya.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Keluhan Utama
Klien datang ke UGD RS dengan keluhan batuk persisten, nafas sesak dan pendek,
wheezing, nyeri dada pada bagian depan namun tidak menyebar.
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengalami batuk persisten, sesak nafas dan pendek, nyeri dada
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
6 bulan yang lalu klien dinyatakan mengidap penyakit Asthma Bronchial dan
mendapatkan terapi ventolin.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak terkaji
4. Pemeriksaan fisik
Berat badan : 68kg
Tinggi badan : 158cm
TTV
Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respiratory Rate : 37x/menit
Suhu tubuh : 37 Celcius
ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

Ds : Pasien mengeluhkan batuk persisten Peningkatan produksi Ketidakefektifan bersihan


Do : Wheezing mukus jalan napas b.d peningkatan
produksi mucus d.d klien
1
mengeluhkan batuk.

Ds : Klien mengeluh nyeri dada Bronkospasme Ketidakefektifan pola napas


2 Do : RR 37x/menit dan dilakukan pemeriksaan
dengan posisi fowler
Ds : pasien menngeluh nyeri pada dada depan namun Karena tekanan saat pasien Nyeri
tidak menyebar menarik nafas yang mengalami
3 Do : sesak dan batuk yang persisten
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d
peningkatan produksi sekret.
2. Ketidakefektifan pola napas b.d bronkospasme.
3. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai
O2
4. Nyeri
Intervensi Keperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Tujuan : Jalan napas menjadi efektif
Kriteria hasil
a. Jalan napas bersih
b. Sesak berkurang
c. Batuk efektif
d. Mengeluarkan sekret
Intervensi :
1. Kaji TTV dan auskultasi bunyi napas
Rasional : beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas.
2. Arahkan pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman
Rasional : Meninggikan bagian atas tempat tidur atau menambah bantalan penyangga untuk mempermudah
fungsi pernapasan.
3. Tingkatkan masuknya cairan dengan pemberian air hangat
Rasional : membantu mempermudah pengeluaran sekret.
4. Bantu latihan napas dalam dan batuk efektif
Rasional : memberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea dan mengeluarkan sekret
5. Kolaborasi : Pemberian obat dan huumidifikasi seperti nebulizer
Rasional : menurunkan kekentalan sekret dan mengeluarkan sekret
2) Ketidakefektifan pola napas
Tujuan : Pola napas kembali efektif
Kriteria hasil :
a) Pola napas efektif
b) Bunyi napas kembali normal
c) Batuk berkurang
Intervensi :
1. Kaji frekuensi pernapasan dan ekspansi dada
Rasional : kecepatan biasnaya mencapai kedalaman pernapasa
2. Auskultasi bunyi napas
Rasional : wheezing dan mengi mcnyatai obstruksi jalan napas
3. Observasi pengembangan dada dan posisi trakea
4. Tinggikan kepala dan mengatur posisi menjadi fowler/semi fowler
Rasional : memudahkan dalam ekspansi paru dan pernapasan
5. Ajarkan klien napas dalam
5. Kolaborasi pemberian O2
Rasional : memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas
3) Nyeri
Tujuan :
Setelah dilakukan interverensi keperawatan diharapkan dengan kriteria hasil nyeri yang dirasakan berkurang
Interverensi:
1. Tunjukan tekhnik relaksasi yang nyaman dan efektif
2. Berikan obat pereda nyeri seperti analgestik dan non analgestik secara tepat.

Anda mungkin juga menyukai