Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Berdasarkan penggunaan
Berdasarkan penggunaan
tradisional dalam Berdasarkan studi literatur
tradisional dalam
masyarakat dan studi
masyarakat
literatur tanaman dalam
famili yang sama Studi literatur mengenai
Penggunaan tanaman
Penggunaan tanaman rimpang temu ireng sudah temu ireng sudah mulai
rimpang temu-temuan mulai banyak dirasakan dipublikasikan walaupun
sudah banyak dirasakan manfaatnya dalam tidak sebanyak jahe, kunyit
manfaatnya oleh masyarakat diantaranya dan tanaman satu famili
masyarakat seperti jahe, adalah sebagai lainnya. Namun salah satu
kunyit, temu lawak dll. antihelmintik, karminatif, literatur menyatakan
Disamping itu penelitian peluruh dahak dll bahwa ekstrak etanol temu
tentang tanaman-tanaman hitam memiliki aktivitas
ini juga sudah banyak dalam membunuh sel
dipublikasikan sebagai kanker seperti sel Breast
bukti ilmiah yang nyata. carcinoma (MCF-7) dan
cervical carcinoma (Ca Ski)
Beberapa hal diatas menjadi alasan kami untuk
mengisolasi senyawa murni dari rimpang temu
ireng (temu hitam) Curcuma aeruginosa Roxb.
Preparasi Sampel
Alat dan Bahan
Alat Bahan
2 buah pisau 1 kg Temu ireng
1 buah telenan
1 buah tampah
1 buah timbangan
manual
1 lembar kertas
putih polos
(flipchart)
Prosedur kerja
1. Pengumpulan Bahan Baku
Berat temu
ireng sebelum
dikeringkan
2. Sortasi Basah
Proses pencucian
temu ireng
Rimpang temu ireng yang telah dicuci dirajang dengan memotong bagian
simplisia temu ireng dengan ketebalan yang merata . Dan meletakkan
simplisia diatas tampah yang telah dilapisi oleh flichart dan ditata dengan
rapi agar tidak ada simplisia yang saling tumpang tindih.
Proses Proses
pemoton penataan
gan temu temu
ireng ireng
Rimpang temu ireng dikeringkan dengan cara dikering anginkan dan tidak
langsung terkena sinar matahari.
Ekstraksi
Penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari
bahan yang tidak larut dengan menggunakan pelarut cair
Ekstrak
Sediaan yang diperoleh dengan mengektraksi senyawa aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan.
1. Maserasi
Pelarut
2. Perkolasi
Organik
3. Sokletasi
Cara
Tradisional
1. Dekokta
1. Ekstraksi 3. Destilasi
ultrasonik uap
Kita tidak tahu senyawa yang akan diisolasi termolabil atau tidak, adapun maserasi
merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan
panas ataupun tahan panas
Jenis dan jumlah senyawa aktif yang dapat terekstrak tergantung pada sifat
kepolaritasan senyawa dalam temuireng yang belum diketahui sepenuhnya. Sehingga
diharapkan melalui metode maserasi tersebut, senyawa aktif yang terkandung dalam
temuireng dapat tertarik seluruhnya baik yang bersifat polar, semipolar hingga
nonpolar.
a). Unit alat yang dipakai a) Proses penyariannya
KELEMAHAN
KELEBIHAN
sederhana, hanya tidak sempurna, karena
dibutuhkan zat aktif hanya
bejana per mamputerekstraksi
endam sebesar 50% saja
b). Biaya operasionalnya b) Prosesnya lama,
relatif rendah butuh waktu beberapa
c). Prosesnya relatif hari.
hemat penyari dan tanpa
pemanasan
Alasan Pemilihan Pelarut Etanol 96 %
Pelarut etanol dapat menembus semua jaringan tanaman untuk menarik senyawa aktif keluar
dari jaringan sel bahan.
Etanol punya polaritas yang tinggi sehingga dapat melarutkan hampir semua bahan
organik baik senyawa polar maupun senyawa semipolar, sehingga senyawa-senyawa
kimia aktif seperti flavonoid, alkaloid, tannin, dan saponin dapat terlarut dalam pelarut.
Karena hasil simplisia sudah kering, lebih baik menggunakan dengan etanol 96 %
METODOLOGI
- Serbuk halus simplisia kering
(217,78 gram) EKSTRAKSI
- Etanol 96 % (1,5 L)
Langkah Kerja
1.
Menimbang
serbuk
simplisia
yang telah
dihaluskan
dan
memasukkan
ke dalam
botol gelap
Tujuan dilakukan
penyaringan untuk
menghasilkan
maserat jernih dan
tanpa pengotor
Tujuan
penyaringan
dengan kapas :
untuk menyaring
serbuk simplisia
dengan ukuran
besar
Tujuan
penyaringan
dengan kertas
saring untuk
menyempurnakan
proses
penyaringan
5. Menguapkan pelarut dalam filtrat
yang didapatkan dengan
menggunakan vacuum rotary
evaporator hingga didapatkan ekstrak
kental
Berat Ekstrak
Organoleptis Ekstrak
Maserasi 7.61 gram
Bentuk Kental
Remaserasi 9.5683 gram
Warna Coklat
kehitaman
13.1339 gram
Bau khas
Rasa -
*Berat Cawan Kosong = 23,1873
gram
Perhitungan Rendemen Ekstrak
Diketahui :
Berat awal sampel = 1 kg = 1000
gram
Berat total ekstrak kental = 13,1339 gram
Rendemen = x 100 %
13,1339
Rendemen = x 100 % = 1,313 %
1000
Hasil
Bobot rimpang temu ireng Bobot rimpang temu ireng
sebelum dikeringkan sesudah dikeringkan
1 kg 217,78 g
PARTISI
Ekstraksi Cair-Cair
1. Corong pisah
2. Gelas ukur 1. Ekstrak etanol rimpang temu
3. Gelas beker ireng
4. Cawan penguap 2. Pelarut non-polar (N-Heksan)
5. Vial 3. Pelarut semipolar (Etil Asetat)
Proses Partisi
(Cara Kerja, Hasil dan
Pembahasan)
1 Penyiapan ekstrak etanol temu ireng
Ekstrak etanol temu ireng yang diperoleh
proses maserasi digunakan semuanya
setelah
untuk
proses partisi ( ... mg). Ekstrak yang kental
ditambahkan etanol secukupnya dan diaduk
hingga mudah dituang.
HASIL :
Fraksi etanol = 2,7483 gr
Fraksi etil asetat =3,4911 gr
Fraksi n-heksan =2,8644 gr
FASE DIAM :
Silica GF254
-Silika gel : tdk bereaksi dgn pereaksi2 yg lebih reaktif
(H2SO4)
- Mekanisme sorpsi : Adsorpsi
- GF254 : Gypsum sbg pengikat + berfluoresensi pd
254 nm
- Bersifat polar senyawa polar terjerap lebih kuat
Menjenuhkan
s2
Chamber
1. Memasukkan fase gerak (eluen) yaitu campuran pelarut
dengan perbandingan n-heksana : etil asetat (9:1) dengan
total volume 10 ml ke dalam chamber
2. Memasukkan potongan kertas saring menutup
chamber membiarkan kertas saring terbasahi
Sebelumnya, eluen n-
Coba menambahkan rasio non
heksana:etil asetat (4:1)
Eluen polar (n-heksana) eluen
fraksi n-heksana = pemisahan
dipilih dg n-heksana:etil asetat (9:1)
jelas + banyak bercak (dibanding
cara trial diharapkan dpt mengangkat
fraksi etil asetat & etanol)
and error bercak yg masih belum
senyawa pd temu ireng bersifat
terpisah sempurna
non polar
Menjenuhkan
s2
Chamber
1. Memasukkan fase gerak (eluen) yaitu campuran pelarut
dengan perbandingan n-heksana : etil asetat (9:1) dengan
total volume 10 ml ke dalam chamber
2. Memasukkan potongan kertas saring menutup
chamber membiarkan kertas saring terbasahi
Nilai Rf : utk
- Rf besar kepolaran
identifikasi senyawa Nilai Rf sgt
rendah
(membandingkan Rf karakteristik utk
- Rf kecil kepolaran
senyawa murni dgn senyawa tertentu
tinggi
Rf senyawa standar)
N-heksana : etil asetat (4:1)
NILAI Rf:
Rf1 = 1,6/3,5 = 0,45
Rf2 = 2,5/3,5 = 0,71
Rf3 = 2,9/3,5 = 0,82
Rf4 = 3,3/3,5 = 0,94
NILAI Rf:
1 = 1,25/3,5 = 0,35
2 = 2,3/3,5 = 0,65
3 = 2,75/3,5 = 0,78
4 = 3,2/3,5 = 0,91
KESIMPULAN
Fraksi rimpang temu ireng yang akan di purifikasi lebih lanjut (dg
kromatografi kolom) adalah fraksi n-heksana, karena menunjukkan
bercak paling banyak dan pemisahan paling jelas dibandingkan fraksi
etil asetat dan fraksi etanol
Major compound pd ekstrak temu ireng adalah senyawa yang
bersifat non polar
ISOLASI SENYAWA
MURNI DENGAN
METODE
KROMATOGRAFI
KOLOM
WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : Selasa, 3 November 2015
TUJUAN
Pemisahankomponen kimia dengan metode
kromatografi lapis tipis (KLT)terhadap
beberapa fraksi
PRINSIP
Prinsip klt fraksi sama dengan klt biasanya
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Chamber Ekstrak temu ireng
Gelas ukur yang telah dikolom
Penutup chamber Larutan n-Heksan
Lempeng klt
Kertas saring
Pinset
Pensil
Penggaris
Pengelompokan ekstrak yang
1.
telah dikolom
Membuat batas atas dan bawah pada lempeng klt dengan batas bawah 1
cm dan batas atas 1 cm
Untuk mengetahui batasan atas agar eluen yang melarutkan ekstrak tidak melebihi
batas atas. Fase diam yang digunakan adalah silica GF254 .
-Silika gel : tdk bereaksi dgn pereaksi2 yg lebih reaktif (H2SO4)
- Mekanisme sorpsi : Adsorpsi
- GF254 : Gypsum sbg pengikat + berfluoresensi pd 254 nm
- Bersifat polar senyawa polar terjerap lebih kuat
3. Penjenuhan larutan eluen
Menotolkan sampel pada plat KLT pada batas bawah dengan pipa kapiler
- Tinggi fase gerak harus dibawah tepi bawah garis plat KLT
- Selama proses elusi, chamber kromatografi harus ditutup rapat
Melihat hasil dengan
7.
menggunakan lampu UV
Plat silica
Pembuatan pelarut
Pembuatan pelarut n-heksan : etil asetat untuk melarutkan vial dari fraksi no
17
PENJENUHAN CHAMBER
Chamber yang digunakan sebagai wadah fase gerak dijenuhkan,
menggunakan pelarut n-heksan : etil asetat (9 : 1) sebanyak 100 ml.
bejana yang digunakan biasanya dilapisi dengan kertas saring dan
Bejana chamber selama proses penjenuhan harus tertutup rapat
masukan