Anda di halaman 1dari 72

Spektrofotometri Infra Red atau Infra

Merah adalah suatu metode analisis yang


didasarkan pada terjadinya interaksi
antara molekul dengan radiasi
elektromagnetik pada daerah infra merah
yaitu pada panjang gelombang 0,75
1.000 m atau pada bilangan gelombang
13.00010 cm-1
Konsep radiasi infra merah pertama kali
ditemukan oleh Sir William Herschel (1800)
melalui percobaannya mendispersikan radiasi
matahari dengan prisma. Hasilnya, Pada
daerah sesudah sinar merah menunjukkan
adanya kenaikan temperatur tertinggi yang
berarti pada daerah panjang gelombang
radiasi tersebut terdapat banyak kalori yang
selanjutnya disebut daerah IR (di seberang
atau di luar merah).
No Daerah Infra Panjang Gelombang Bilangan Gelombang cm-1
. Merah () dalam m

1 Dekat 0.78 2.5 13000 - 4000

2 Tengah 2.5 - 50 4000 - 200

3 Jauh 50 - 1000 200 - 10

Radiasi IR yang digunakan untuk analisis


adalah radiasi pada rentang bilangan
gelombang 4000 670 cm-1
Daerah gugus fungsi pada rentang bilangan
gelombang 4000 1600 cm-1
Daerah sidik jari pada rentang bilangan
gelombang 1600 670 cm-1
NOTE : radiasi IR yang digunakan tersebut di
atas harus berada pada rentang frekuensi
yang sesuai dengan rentang getaran alamiah
(natural vibration) dari molekul agar
memperoleh informasi gugus molekul dari
zat yang dianalisis
Penyerapan radiasi pada daerah UV Vis oleh
suatu molekul akan menyebabkan terjadinya
eksitasi elektron dari daerah di tingkat dasar
ke tingkat yang lebih tinggi SEDANGKAN
penyerapan radiasi infra merah oleh suatu
molekul menyebabkan terjadinya rotasi atau
vibrasi molekul
1. Vibrasi Regangan (Streching)
2. Vibrasi Bengkokan (Bending)
Adalah pergerakan atom yang teratur
sepanjang sumbu ikatan antara dua atom
atau lebih sehingga jarak antara atom dapat
bertambah atau berkurang
Dibedakan menjadi streching simetri dan
asimetri
Adalah pergerakan atom yang menyebabkan
perubahan sudut ikat antara dua ikatan atau
pergerakan sekelompok atom terhadap atom
lainnya dengan cara guntingan, kibasan,
goyangan dan plintiran
Dibedakan menjadi vibrasi guntingan,
kibasan, goyangan dan plintiran
Instrumentasi Infra Merah yang diperdagangkan
ada 2 macam yaitu instrumentasi dispersi dan
FTIR. Instrumentasi dispersi didesain dengan
cara melewatkan radiasi inframerah yang telah
didispersikan oleh grating atau kisi difraksi
menembus sampel kemudian ditangkap oleh
detektor dan hasilnya dicetak oleh rekorder.
Sedangkan pada FTIR sumber radiasi
inframerah diisolasi dengan interferometer
kemudian menembus sampel dan hasilnya
ditangkap oleh detektor dan hasilnya dicetak
oleh rekorder.
IR DISPERSIF

Radiasi Monokromator Sampel Detektor


infra
merah

FTIR (NON-DISPERSIF)

Radiasi Interferometer Sampel Detektor


infra
merah
Sumb mon
sa okro detekt Amplif rekor
er
m mat or ier/pe der
radias
pel or nguat
i
1. Sumber radiasi spektrofotometer IR adalah padatan lembab yang dipanaskan
sampai pijar dengan aliran listrik. Ada 3 macam yaitu kawat nikrom, nernst
glower dan globar, sedangkan pada FTIR menggunakan LASER.
2. Sampel dapat berupa padatan, cairan, maupun gas
3. Monokromator berfungsi memperoleh radiasi mokromatis dari sumber radiasi
yang polikromatis. Bahannya dari garam NaCl, KBr, CsBr atau LiF. Pada IR
dispersi menggunakan grating Sedangkan pada FTIR digunakan interferometer
4. Detektor merubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal listrik
5. Penguat sinyal
6. Sinyal listrik dari detektor akan diperkuat lalu direkam sebagai spektrum yang
berbentuk puncak antara bilangan gelombang versus %Transmitans yang
selanjutnya disebut spektra FTIR
Spesifik terhadap suatu molekul
Selektif terhadap isomer
Bersifat kuantitatif dan nondestruktif (tidak
merusak)
Bersifat universal dalam persyaratan
pengambilan sampelnya (bisa untuk sampel
cair dan padat
Hukum Hooke, dua atom dihubungkan
dengan sebuah pegas.
Persamaan yang diturunkan dari Hukum
Hooke menyatakan adanya hubungan antara
frekuensi, massa atom, dan tetapan dari
kuatnya ikatan (forse constant of the bond).
v = frekuensi vibrasi (cm-1)
c = kecepatan cahaya (cm/sec)
k = force constant of bond (dynes/cm)
m = massa atom (g)
= massa total atom (g)
K merupakan kekuatan ikatan
Kekuatan ikatan rangkap tiga >rangkap 2>
ikatan tunggal
1. Teknik transmisi
- spektra transmisi padat (sampel padat)
- spektra transmisi cair (sampel cair)
- spektra transmisi gas (sampel gas)
2. Teknik ATR (Attenuated Total Reflectance)
dilakukan dengan cara melewatkan
berkas infra merah melalui sampel
Keuntungan:
Spectra transmisi mempunyai rasio
sinar-noise yang tinggi dan relative
tidak mahal
Bersifat universal karena bekerja pada
sampel padat, cair, gas dan polimer
Idealnya sampel harus mempunyai
ketebalan 1-20 mikron.
Ada 3 cara mengolah sampel padatan:
1. Pelet KBR (Kalium Bromida)
2.Mull
3. Lapisan tipis
Untuk memperoleh spektra IR sampel padat,
sesuai untuk sampel serbuk
KBR merupakan bahan yang inert, transparan
terhadap IR dan dapat beraksi sebagai
pendukung dan pengencer sampel
sampel KBR
(0,1-2% berat)

digerus digerus

Di campur

Di press

Pellet transparan
Mull atau suspensi dibuat dengan cara
menggerus sampel sampai halus dan
ditambah satu atau dua tetes minyak
hidrokarbon/parafin cair sehingga
membentuk lumpuran. Suspensi tersebut
diletakkan diantara plat natrium
clorida.kemudian ditekan sehingga
merupakan lapisan tipis dan rata diantara dua
lempeng tersebut
Lapisan tipis padatan cuplikan pada lempeng
natrium klorida dapat diperoleh dengan
meneteskan larutan cuplikan pada
permukaan lempeng natrium klorida. Karena
pelarutnya mudah menguap, maka akan
didapatkan lapisan tipis pada lempeng
natrium klorida
Sel: senyawa ionik
KBr : 4000 400 cm-1, lebih mahal
NaCl : 4000 650 cm-1, lebih murah
Sampel cair
Neat: dijepit diantara dua cakram KBr atau NaCl
Sampel padat
KBr pellet (digerus dan dikempa bersama KBr)
Nujol mull (digerus dengan minyak mineral,
kemudian dijepit diantara dua cakram garam.
Larutan (biasanya dalam CCl4)
Pembuatan pelet KBr dengan alat sederhana
Alat pengempa hidrolik
Mortir agat dan alat pengempa

Cakram NaCl
Panjang gelombang serapan gugus-gugus
fungsi dapat dilihat pada peta korelasi.
Daerah 4000 1400 cm-1 menunjukkan
absorpsi modus uluran, merupakan daerah
yang berguna untuk identifikasi gugus
fungsi.
Daerah sebelah kanan 1400 cm-1 rumit
karena modus uluran dan tekukan
menyebabkan serapan di daerah ini. Disebut
daerah sidik jari, berguna untuk identifikasi
senyawa.
C=O str C-O str
OH dan NH str
C=N str C-N str
CH str C=C str C-C str
C N str N-H bend

C-H bend
O-H bend

cm-1 3500 3000 2500 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
C-C sp3 : lemah, kurang bermanfaat.
C=C sp2 : 1700 1600 cm-1
C-C aril : 1600 1450 cm-1
CC sp : 2250 2100 cm-1
C-H sp3 : 3000 2800 cm-1
C-H sp2 : 3300 3000 cm-1
C-H sp : sekitar 3300 cm-1
Gem-dimetil: 1385 1360 (dua puncak,
tidak selalu terlihat)
Haloalkana
C-X ulur: 1430 500 cm-1
Alkohol dan amina
O-H atau N-H : 3700 - 3000 cm-1
(-NH2: dua puncak)
serapan OH lebih intensif dibanding NH
C-O atau C-N : 1300 900 cm-1
Pengaruh ikatan hidrogen:
puncak lebar
Alkohol
Amina primer
Amina sekunder
Amina tersier
Eter
C-O ulur : serapan kuat pada 1260-1050 cm-1
Senyawa karbonil
Serapan C=O ulur (kuat) : 1820 1640 cm-1
Aldehida, RCHO : 1740 1720 cm-1
Keton, RCOR : 1750 1705 cm-1
Asam karboksilat, RCOOH : 1725 1700 cm-1
Ester, RCOOR : 1750 1735 cm-1
Keton
Aldehida
Ikatan H-C karbonil: 2 puncak lemah pada 2900 2820 cm-1 dan
2780 2700 cm-1
Asam karboksilat
Serapan O-H ulur lebar mulai 3300 cm-1 miring ke kanan
Ester
1. Perhatikan pita-pita absorbsi yang menonjol.
Abaikan dulu pita-pita daerah sidik jari
(1300-900cm-1 ) dan pita absorbsi dekat
300cm-1 (C-H)
2. Apakah ada gugus karbonil C=O?
absorbsi kuat pada daerah 1850-1540cm-1 .
Biasanya berupa pita dengan intensitas
paling kuat dan lebar cukup
3. jika terdapat gugus karbonil
(C=O)cek hal-hal sebagai berikut:
a. Asam karboksilat : apakah ada OH?
absorbsi lebar dekat 3400-2400cm-1
sering terganggu dengan absorbsi C-
H
b. Amida : apakah ada N-H?
absorbsi medium dekat 3500cm-1
sering berupa puncak rangkap
sebesar separuh OH
c. Ester : apakah ada C-O?
Absorbsi dengan intensitas kuat pada 1300-
1000cm-1
d. Anhidrida : Dua absorbsi C=O dekat 1810
dan 1760cm-1
e.Aldehida : apakah ada C-H aldehid?
dua absorbsi lemah dekat 2850 dan 2750cm-
1 jadi terdapat disebelah kanan absorbsi C-H
Keton : Jika pilihan a-e kosong semua
4. Jika tidak ada C=O, cek hal-hal berikut
a. Alkohol : cek adanya OH
absorbsi lebar dekat 3400-2400cm-1
sering terganggu dengan absorbsi C-H
b.Fenol : cek adanya aromatik (no:5) dan
OH aromatik ditunjukkan oleh absorbsi
lebar dekat 3600-3300cm-1 . Pastikan
ada C-O, absorbsi dengan intensitas
kuat pada 1300-1000cm-1
c. amina : cek untuk N-H
absorbsi medium antara 3500-3300 cm-1
.amina primer mempunyai dua pita, amina
sekunder 1 pita. Untuk amin alifatik sekunder
pita lemah, sedangkan amin aromatik
sekunder pita kuat. Amin tersier tidak
mempunyai vibrasi NH. Tentukan amina
primer menhasilkan pita lebar pada jangkauan
1640-1360cm-1 .amina primer menghasilkan
pita lebar pada jangkauan 1640-1360cm-1
.amina sekunder mengadsorbsi dekata
1500cm-1
d. eter : cek C-O (1300-1000cm-1 ) dan
tanpa O-H. vinil dan fenil kuat pada pita
sebaran. Alifatik hanya 1300cm-1
5. Ikatan rangkap atau cincin aromatik
Pita C=C berupa absorbsi lemah didekat
1650cm-1 sering merupakan pita dibawah
3000cm-1 , maka bukan aromatik,
sedangkan jika ada absorbsi C-H
menunjukkan pita di atas 3000cm-1 , maka
merupkan senyawa aromatik
6. ikatan rangkap tiga
a. -CN, absorbsi tajam yang medium dekat
2250 cm-1
b).-CC, absorbsi tajam yang
C-H asetilenic dekat 3300 cm-1.
7. Gugus nitro (NO2)
Dua absorbsi kuat dekat 1600-1500cm-1 dan
1390-1300cm-1
8. hidrokarbon
Jika semua yg disebut di atas tidak ada .
Absorbsi yang pokok hanya C-H dekat
3000cm-1 . Spektrum sangat sederhana
hanya absorbsi dekat 1450 dan 1375cm-1

Anda mungkin juga menyukai