Anda di halaman 1dari 16

Pembuatan

minyak atsiri
dan minyak
kelapa
Chomisatut thoyibah
Elvi nuraini
Iif fitrotul mahmudah
Siti afiyatus sholihah
Minyak Atsiri
Minyak Atsiri, atau dikenal juga
sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil)
adalah kelompok besar minyak
nabati yang berwujud cairan kental pada
suhu ruang namun mudah menguap
sehingga memberikan aroma yang khas.
Minyak Atsiri merupakan bahan dasar
dari wangi-wangian atau minyak gosok
(untuk pengobatan) alami
Daun sereh mengandung 0,4% minyak
atsiri dengan komponen yang terdiri dari
sitral, sitronelol (66-85%), -pinen, kamfen,
sabinen, mirsen, -felandren, p-simen,
limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal,
borneol, dll)
Percobaan membedakan minyak lemak dan minyak
atsiri
Alat
Tabung reaksi Beaker glass
Serbet Pipet tetes
Mikroskop cahaya Mortal dan pistil
Lampu spiritus, kaki tiga, kasa asbes

Bahan
Daun serai NaOH 1 N
Alcohol 96% Sudan iii
Minyak goreng, minyak kayu putih (botol kecil)
Pembuatan minyak kelapa
Alat
Wajan kecil
Sotel kayu
Saringan santan
Pisau
Beaker glass 500 ml, 250 ml
Sentrifuge
Bahan
Kelapa 2 butir
200 ml air matang
Prosedur Kerja
1. Membedakan minyak lemak dan minyak atsiri

Minyak goreng dan minyak kayu putih masing-masing 1 ml dimasukkan pada tabung reaksi.

NaOH 1 N 1 tetes ditambahkan pada masing-masing tabung kemudian dikocok agar


tercampur,dilakukan berulang hingga diperleh sabun yang berwarna putih; jumalh tetesan
NaOH 1 N dihitung.

Setelah diperoleh sabun, ditambahkan 3 tetes minyak lagi ke dalam tabung kemudian dikocok,
diamati perubahan yang terjadi.

Setelah diperoleh sabun, ditambahkan 3 tetes minyak lagi ke dalam tabung kemudian dikocok,
diamati perubahan yang terjadi.

Daun serai digerus pada mortal hingga halus, kemudian ditambahkan 5 ml alcohol 96% dan
diaduk hingga tercampur.
Hasil gerusan dimasukkan bersama dengan alcohol 96% dalam tabung reaksi. Tabung reaksi
ditutup dengan plastic dan dirapatkan dengan karet gelang.

Tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit. Tutup plastic dibuka
setelah pemanasan, kemudian bau yang ada pada setiap tabung reaksi ditangkap. Apakah
berbau tajam kemudian makin lama hilang, atau tidak berbau?

Disimpulkan
1. Pengamatan mikroskopik

Daun serai dibuat irisan melintang setipis mungkin

Preparat diamati dengan mikroskop cahaya

Dicari sel-sel yang mengandung minyak lemak atau minyak atsiri

Preparat direaksikan dengan menggunakan reagen sudan III

Hasil dan pengamatan dicatat


Hasil Pengamatan
Pengamatan aroma minyak atsiri menggunakan pemanasan
Setelah Setelah
Sebelum
dipanaskan 5 dipanaskan 10
dipanaskan
menit menit

Bahan
Tidak Menyen Tidak Menyen Tidak Menyen
bau gat bau gat bau gat

Serai - - -
Pengamatan minyak atsiri menggunakan mikroskop perbesaran 40x10

Menggunakan
Perbesaran Tanpa Sudan 3
Sudan 3

40x10 Ada Ada (lebih jelas)


Hasil pengamatan
pembuatan minyak kelapa
Cara pemanasan (ml) Herba bagoes (ml)

45 (kuning 27 (lebih bening)


kecoklatan)
Pada praktikum pengujian minyak atsiri digunakan
serai sebagai bahan pengamatan. Pengamatan
dilakukan sebelum dipanaskan, 5 menit setelah
dipanaskan dan 20 menit setelah dipanaskan.
Berdasarkan hasil pengamatan, aroma minyak
atsiri sebelum dipanaskan tidak menyengat,
setelah 5 menit dipanaskan tidak memiliki bau
yang menyengat dan setelah dipanaskan selama
10 menit memiliki bau yang sangat menyengat.
Menurut Guenther (1950) minyak Atsiri bersifat
mudah menguap karena titik uapnya rendah.
Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat
memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung)
sehingga seringkali memberikan efek psikologis
tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun
memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat
menghasilkan aroma yang berbeda.
Selanjutnya adalah pengamatan minyak
atsiri menggunakan mikroskop. Pelepah serai
di sayat tipis untuk mendapatkan preparat,
kemudian diamati dengan mikroskop.
Pengamatan dilakuka sebelum dan setelah
ditetesi larutan Sudan 3. Sebelum ditetesi
larutan Sudan 3, terdapat minyak atsiri pada
preparat. Begitu juga setelah ditetesi larutan
Sudan 3, juga terdapat minyak atsiri, bahkan
lebih jelas. Pewarnaan Sudan adalah
penggunaan zat warna untuk mewarnai
bahan-bahan sudanofil, biasanya lemak
karena sudan larut dalam lemak. Pewarnaan
sudan digunakan untuk mendemonstrasikan
trigliserida, lipid, dan lipoprotein
Pada pembuatan minyak kelapa dengan
pemanasan dihasilkan sebanyak 45 ml minyak
kelapa murni dengan warna kuning kecoklatan,
warna ini disebabkan oleh pemanasan santan
kelapa oleh api sehingga dihasilkan santan kental
(blondo) yang berwarna kecoklatan, warna ini akan
mempengaruhi warna dari minyak kelapa yang
dihasilkan. Sedangkan dengan metode herba
bagoes dihasilkan 27 ml minyak kelapa dan hasil nya
lebih bening, menurut setiawan dan ruskandi (2004)
Perlakuan panas (suhu 500 C merupakan perlakuan
yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan
lainnya karena rendemen minyak yang dihasilkan
lebih tinggi (14,45 %). Kadar air dan kadar asam
lemak bebas memenuhi setandar SII, tahan tengik
dan dapat disimpan lebih lama serta lebih ekonomis
dan efisien.
Metode sentrifugasi memiliki keunggulan yaitu
waktu pemrosesan cepat, proses relatif mudah
dan sederhana serta menghasilkan VCO yang
bermutu tinggi. Dengan menggunakan mesin
sentrifuse maka emulsi dalam santan dapat
terpecah (Duryanto, 2005).
Cara pembuatan VCO dengan metode
sentrifugasi akan dapat berhasil apabila
bahan baku kelapa telah benar-benar tua
yang dicirikan semua kulit telah berwarna
cokelat tua. Selain itu untuk meningkatkan
rendemen maka buah kelapa setelah dipanen
disimpan dahulu pada tempat teduh selama
beberapa hari (2-4 minggu) (Cahyana, 2005).

Anda mungkin juga menyukai