MENCIPTAKAN
PEKERJA YANG SEHAT
DAN PRODUKTIF
Kenaikan
Program
Survei di produktivitas
pengobatan
perkebunan 4,7% sampai
anemia
10% .
Meningkatkan
Pemanfaatan Perbaikan
produktivitas
teknik sikap badan
sebesar 10%.-
ergonomi saat bekerja
20%
Jumlah dan jenis perusahaan di
DIY th 2010
Jenis Jumlah tenaga Jumlah
perusahaan kerja perusahaan
Besar >100 421
Kecil <25
UU NO 13 TH 2003
Dalam undang -undang ini yang dimaksud dengan:
1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
KESEHATAN KERJA
JOINT ILO / WHO committe, 1995 :
SOSIAL
FISIK
MENTAL &
SPIRITUAL
SEHAT
PRODUKTIF
OUTPUT
INPUT
WHERE
BEBAN KERJA
KAPASITAS LINGKUNGAN
KERJA KERJA
SEHAT,TANGGUNG JAWAB
BERSAMA
PERUSAHAAN
PEKERJA
PIHAK TERKAIT
Personil kesehatan kerja
Dokter perusahaan (
Permenaker No
01/1976)
Paramedis
Petugas penyelenggara perusahaan (
jasa boga (PMP No
07/1964) Dokter pemeriksa
permenaker No
kesehatan kerja 01/1979)
/Penanggung
jawab PKK. ( UU
no 1/1970 ps 8.
Permenaker No 01
/1976 dan 02 /
1980)
Petugas PPPK ( UU
no 1/1970, Ahli k3 kimia(Kepmen
Permenakertrans No No 187/1999)
15 /2008)
Tugas
1) Tugas Medis-Teknis
2) Tugas Administratif
perusahaan
Pekerja
PERATURAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
No: PER.03/MEN/1982
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN TENAGA KERJA
Pasal 6
-Pengurus wajib memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang
menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja.
-Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan
Kerja, bebas memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-
pemeriksaan dan mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan.
Pasal 8
-Dokter maupun tenaga kerja kesehatan wajib memberikan keterangan-
keterangan tentang Pelaksanaan Kesehatan Kerja kepada Pegawai
Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja jika diperlukan.
UPAYA KESEHATAN KERJA
(UU No 36 Th 2009 , tentang KESEHATAN, BAB XII, PASAL 165)
(NO.KEP.22/DJPPK/V/2008)
REHABILITATIF
KURATIF
PREVENTIF
POMOTIF
PROMOTIF
MENINGKATKAN KESEHATAN /
EDUKASI
(1) Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh.
(2) Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi :
a. istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk
jam kerja;
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
c. cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh
yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus; dan
GIZI KERJA
PEMBERIAN ASI DI TEMPAT KERJA
Undang-undang No.13 tahun 2003 pasal 83
Hasil :
- Fit for duty
- Fit for duty with minor correctable defect
- Fit for selected limited duty
- Unfit for duty
(Modul pelatihan K3, 2012, Pusat K3, Jakarta)
PEMERIKSAAN KESEHATAN
BERKALA
PASAL 3
(2) Semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2
ayat (2) tersebut di atas harus melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja
sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan
lain oleh Direktur jendral Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.
(3) Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani,
rontgen paru (bilamana mungkin) dan laboratorium
rutin serta pemeriksaan-pemeriksaan lain yang
dianggap perlu.
HASIL :
-sehat
-sakit : - penyakit umum
- PAK
- diduga PAK
(Materi 5, Pengawasan kesehatan kerja, Evaluasi dan Penunjukan Calaon Ahli K3, Depnakertrans)
HASIL :
-Sehat
-Perlu tindak lanjut untuk kelainan medis yang
ditemukan
-Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaan
(Modul pelatihan K3, 2012, Pusat K3, Jakarta)
Sehat Pertahankan
Evaluasi
PHK Rotasi
Evaluasi
Kasus lain
PAK Tindak lanjut
Promosi
Pengendalian
PEMERIKSAAN KESEHATAN
KHUSUS
Kecelakaan / Penyakit yang memerlukan
perawatan lebih dari 2 minggu.
MASYARAKAT UMUM
DAN MASYARAKAT DI
SEKITAR TEMPAT USAHA
Kementrian kesehatan :
Puskesmas
Program pemerintah
pemeriksaan kesehatan pekerja
sektor UMKM
k3
Pelayanan Kuratif :
diberikan kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan
gangguan kesehatan gejala dini
-mengobati penyakitnya, supaya
-cepat sembuh
-mencegah komplikasi
-penularan terhadap keluarga maupun teman kerjanya.
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
(SARANA, TENAGA, ORGANISASI)
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN
PELAKSANAAN PPPK
PELAKSANAAN GIZI KERJA
PELAKSANAAN PEMERIKSANAAN
SYARAT-SYARAT ERGONOMI
oleh Pengawas ketenagakerjaan
Obyek Pengawasan Kesehatan Kerja
PELAKSANAAN PELAPORAN.
(KESEHATAN KERJA, 2012, PUSAT K3, JAKARTA)
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
MEDIS
KEPANITIAAN TEKNIS
TUGAS
SOSIAL
ADMINISTRATIF
PENDIDIKAN
Pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
Dilaksananan :
Di tempat kerja/ pel.kesehatan pd
perusahaan tsb
Di luar perusahaan dg kerjasama dengan
perusahaan jasa pemeriksaan/pengujian/
pelayanan kesehatan kerja yang telah
mendapat pengesahan sesuai
permenaker no.04/Men/1995
PELAKSANAAN PPPK/P3K
PERMENAKERTRANS NOMOR : PER
15/MEN/VIII/2008
TENTANG P3K DI TEMPAT KERJA
Petugas : TK ditunjuk, tugas tambahan
untuk melaksanakan P3k. Nama & lokasi
P3k dipasang di tempat yang mudah dilihat,
memakai tanda khusus.
Kotak : mudah dibawa, warna dasar putih,
lambang hijau.
Kesiapan P3K
(Modul Kesehatan kerja, 2012, Jakarta : Pusat K3)
Penolong : petugas
Sarana : kotak P3K, alat angkut, isi kotak,
kotak khusus dokter, transportasi,
peralatan darurat pada pabrik seperti kran
air, APD.
Pedoman tindakan : buku petunjuk
Pelayanan Rehabilitatif
(Pemulihan) :
Pelayanan ini diberikan pada tenaga kerja yang
karena penyakit parah atau kecelakaan parah yang
telah mengakibatkan cacat permanen.
Medis Kerja
Psikososial
Rehabilitasi
(Modul Kesehatan kerja, 2012, Jakarta : Pusat K3)
Perusahaan
Jasa
Tenaga kerja
rehabiitasi
Serikat
Koordinator
pekerja
Dokter
perusahaan
PENCEGAHAN TERHADAP
PENYAKIT UMUM DAN AKIBAT
KERJA/AKIBAT HUBUNGAN
KERJA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1993
TENTANG
PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA
FAKTOR PEKERJAAN
HSE Gathering 62
PAK
OCCUPATIONAL
DISEASES
PAHK
WORK
TENAGA KERJA RELATED
DISEASES
GENERAL
DISEASES
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22
tahun 1993
Tentang Penyakit Akibat Hubungan Kerja
1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentuk jaringan
parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang
silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronchopulmoner) yang disebabkan
debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan( bronchopulmoner) yang disebabkan
olehdebu kapas, vlas, hennep dan sisal (bissinosis)
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyakit sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan
5. Alveolitis alergica yang disebabkan faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik
6. Penyakit yang disebabkan oleh birilium atau persenyawaan nya yang
beracun
7. Penyakit yang disebabkan oleh cadmium atau persenyawaan nya yang
beracun
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaan nya yang beracun
9. Penyakit yang disebabkan oleh kroom atau persenyawaan nya yang beracun
10. Penyakit yang disebabkan oleh Mangaan atau persenyawaan nya yang
beracun
11. Penyakit yang disebabkan oleh Arsen atau persenyawaan nya
yang beracun
12. Penyakit yang disebabkan oleh Air raksa atau persenyawaan nya
yang beracun
13. Penyakit yang disebabkan oleh Timbal atau persenyawaan nya
yang beracun
14. Penyakit yang disebabkan oleh Fluor atau persenyawaan nya
yang beracun
15. Penyakit yang disebabkan oleh Karbon disulfida
16. Penyakit yang disebabkan oleh derifat Halogen dari
persenyawaan hidrokarbon alifatik, atau aromatik yang beracun
17. Penyakit yang disebabkan oleh Benzene atau homolognya yang
beracun
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat Nitro dan Amina dari
Benzene atau homolognya yang beracun
19. Penyakit yang disebabkan oleh Nitrogliserin atau Ester asam
nitrat lainnya
20. Penyakit yang disebabkan oleh Alkohol, Glikon dan Keton
21. Penyakit yang disebabkan oleh Gas atau Uap penyebab asfiksia
atau keracunan seperti: Karbonmonoksida, hidrogensianida,
hidrogensulfida atau derivatnya yang beracun, amonik seng,
braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan2 otot,
urat, tulang, persendian, pembuluh darah tepi, saraf tepi)
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang
bertekanan lebih
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi yang meng ion
26. Penyakit yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi, atau
biologis
27. Kanker kulit, epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,
bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan produk
atau residu dari zat tersebut
28. Kanker paru (mesothelioma) yang disebabkan oleh asbes
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit
yang didapat dari suatu pekerjaan yang memiliki resiko
kontaminasi khusus
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau
panas radiasi atau kelembaban udara tinggi
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk
bahan obat.
Pencegahan Terhadap Penyakit Umum &
PAK ( Penyakit Akibat Kerja)
Pedoman (Leaflet) tentang pentingnya memelihara Kesehatan,
Pengetahuan tentang Penyakit Akibat Kerja. (PAK) & masalah-
masalah yang berkaitan dengan K3.
Pemasangan Poster2 tentang Kesehatan Kerja & Tanda-tanda
Peringatan di Board.
Komitmen Management harus tinggi
Keterlibatan Petugas / Managemant Secara Menyeluruh dari
segala lapisan.
Pendidikan dan latihan yang berkesinambungan tentang P3K
bagi Kader Pekerja.
Pengendalian dengan Monitoring Factor-Faktor (hazard ) bahaya
di Lingkungan Kerja.
Higiene dan Sanitasi Perorangan TK dan Lingkungan Kerja agar
tetap bersih dan nyaman.
PAK MUDAH DICEGAH
Tk terikat peraturan
1/3 waktu dihabiskan di tempat kerja
Bisa dimonitor tiap hari
Hazard mudah dikenali&dikendalikan
Kendala
1.Pelayanan kesehatan kerja masih
dianggap sebagai klinik perusahaan yang
sekedar hanya berfungsi kuratif
2.Pemahaman dan kesadaran pimpinan
perusahaan & karyawan akan manfaat
kesehatan kerja masih sangat kurang,
khususnya sektor UMKM
3.Kedudukan organisasi kesehatan di
perusahaan belum maksimal
Lanjutan Kendala
4. banyak dokter yang hanya bekerja part
timer sehingga kesulitan mengembangkan
kemampuannya
5.Pengurus perusahaan masih banyak
yang menganggap bahwa biaya yang
dikeluarkan dikategorikan sbg pos rugi
Lanjutan Kendala
6.Pengusaha mengatakan :tenaga kerja
sudah diberikan APD tapi mereka enggan
memakainya, Prosedur keselamatan kerja
sudah diedukasikan namun pekerja tidak
mengindahkan
Kecelakaan Kerja di DIY
Tahun Kasus
2006 244
2007 229
2008 198
2009 111
2010 120
2011 23
2012 25
Meningkatnya jumlah Meningkatnya jumlah
perusahaan yang perusahaan dengan
diaudit SMK3 zero accident
INDONESIA
BERBUDAYA K3
TAHUN 2015
FURTHER INFORMATION....
1. KODE ETIK SPESIALIS KEDOKTERAN KERJA.
2. PEDOMAN PENYELESAIAN KASUS
KECELAKAAN KERJA&PAK
(KEPMENAKERTRANS RI NO 609 TH 2012).
3. PEDOMAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN
CACAT KARENA PAK/KECELAKAAN KERJA
(DEWAN K3 NASIONAL, 2009).
4. Permenaker 15/Men/2008 tentang Pelatihan
Pertolongan Pertama pada kecelakaan di
Tempat Kerja
FURTHER INFORMATION....
5. Permenakertrans No
PER.08/MEN/VII/2010 tentang APD.
6. Pedoman Pelatihan Kader KK, Dirjen
Bina Kk, Kemenkes, 2011.
Challenges...
1. Hubungan gambaran rontgen thorax
dengan hasil spirometri tenaga kerja
pada pemeriksaan awal calon tenaga
kerja.
2. Survey jangka waktu timbulnya gangguan
pernafasan kronis pada tenaga kerja
yang terpapar debu.
3. Hubungan anemia , shift kerja malam,
pekerja laki-laki
Pelaporan PAK
Pelaporan dan Keterangan
Dalam Pelayanan Kesehatan Kerja
Pengurus Perusahaan :
Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK
disampaikan kepada Dinas Tenaga Kerja
setempat dengan tembusan Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi up. Direktur
Pengawasan Norma K3.