Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ipors Pomalingo

Jurnal Ditelaah : Ekologi Simbolik Dalam Puisi Korea


Perempuan yang membawa Air Perspektif Ekolinguistik

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


KLH
2017
Ekologi Simbolik Dalam Puisi Korea Perempuan yang membawa Air:
Perspektif Ekolinguistik

Fenomena ekologi simbolis untuk menggambarkan keragaman benda yang ditemukan dalam
puisi Korea "Woman Making Water" (Perempuan Yang Membuat Air) serta untuk menganalisa
makna simbolis dan filosofi untuk setiap objek yang dianggap menyiratkan hubungan antara
keragaman objek dan lingkungan di Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
representasi fenomena ekologis simbolis yang ditemukan dalam puisi PYMA (Perempuan yang
Membuat Air) dan mengungkap filosofi makna simbolis dalam kaitannya dengan lingkungan dan
cara orang Korea dalam melihat lambangnya.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang memanfaatkan data yang berasal dari koleksi
puisi 'PYMA' oleh Moon Chung Hee. Mendengarkan Strategi penjadwalan adalah teknik yang
digunakan untuk penelitian ini. Proses analisis data menggunakan kerangka eko-linguistik dan
interpretasi data menggunakan kerangka semiotika budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan
kepedulian lingkungan penyair yang diungkapkan melalui adopsi objek makrososmik, flora dan
fauna.
Bahasa dapat menginspirasi manusia untuk menjaga kealamiahan lingkungan dan dengan
bahasa manusia juga dapat merusak lingkungan. Kolaborasi antara ekologi dan linguistik dapat
menginspirasi manusia untuk saling peduli satu sama lain dan peduli kealamiahan dunia yang
dipengaruhi oleh pikiran, konsep, ide, ideologi dan cara pandang yang semuanya
dimanifestasikan dengan bahasa.
Hubungan manusia dengan lingkungannya dapat dimanifestasikan melalui bahasa yang
dapat menginspirasi manusia untuk saling peduli satu sama lain dan peduli terhadap
kealamiahan dunia.
Beberapa puisi yang dijadikan sebagai sampel untuk menemukan simbol-simbol berupa
leksikon yang banyak memiliki unsur ekologisnya antara lain: Musim Gugurku, bulan Tanah,
Sekolah Pohon, Api Cinta, Perempuan yang Membuat Air, Kata Puisi kepada Pohon, Malam
Delima, Ada Gunung di Gunung itu?, Elang, Perempuan yang Tinggal di Pohon Hijau, Waktu
Menggiling Biji Kopi, Musim Semi tak Berwujud, Mencintai langit, Menghadap Lili Air,
Kepada Pasir, Skandal Kucing, Cinta dari dalam.
Salah satu fenomena ekologi simbolik yang ditemukan dalam puisi PYMA ialah:
Lingkungan. Lingkungan alam sekitar sebagai hasil penjelajahan penulis dalam
memanifestasikan ide, gagasan, dan perasaannya sangatlah variatif. Sejumlah lingkungan
alam sekitar ditemukan dideskripsikan sebagai konteks natural puisinya. Aspek lingkungan
yang dimaksud termasuk evolusi 4 musim yang dikenal dalam masyarakat Korea yaitu
musim semi, musim gugur, musim dingin (musim salju), dan musim panas.
Bagi masyarakat Korea, setiap musim membawa sensasi dan pengalaman lahir batin
tersendiri dalam menikmatinya. Hal ini pun terefleksi dalam puisi Moon yang mengadopsi
nama musim sebagai judul puisi atau menggambarkan kondisi jiwanya melalui pilihan
musim sesuai maksudnya.
Pilihan objek lingkungan yang ditemukan dalam data dapat digambarkan dalam tabel
berikut:
Objek Yang Dirujuk/ Pengarang/ Pembaca/ Konstituen Sosio-kultural
Leksikon Pembuat Teks Konsumen Teks

1 Musim Semi Musim Bunga Jenis Musim Ekspresi keindahan dan


keromantisan
2 Musim Salju Musim Dingin Jenis Musim Ekspresi kebekuan rasa
Dingin
3 Musim Gugur Kehilangan Jenis Musim Ekspresi Kehilangan
4 Gurun Kebebasan Tanah Tandus Ekspresi kebebasan dan
liar
5 Ladang Kehidupan Tempat Kemakmuran
Berkebun
6 Lembah/Sungai Kehidupan Yang Kelanggengan dan
Apa Adanya bersifat kontinyu

7 Pasir Kehilangan Objek Yang Kesabaran dan hilang


Tanpa Disadari Ditemukan tanpa jejak
Digurun dan
Pantai
8 Batu Kekuatan Benda Padat dan Kekuatan kegigihan dan
Keras keikhlasan
Bahasa dapat menginspirasi dan membawa pesan-pesan humanistis agar
manusia melindungi ekosistem yang banyak memberi manfaat bagi
kehidupan manusia dan untuk menghindari bencana alam. Penyadaran agar
manusia dapat saling peduli bukan hanya kepada sesamanya tetapi juga
kepada alam sekitar yang telah banyak memberi sumbangsih untuk
kelanjutan hidup manusia. Ekologi simbolik dalam puisi PYMA juga membawa
pesan cinta dan perdamaian dari seorang sastrawan perempuan Korea
kepada masyarakat Korea dan bahkan kepada dunia.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai