A New Rule For Terminating Resuscitation of Out-Of-Hospital Cardiac Arrest Patients in Japan: A Prospective Study
A New Rule For Terminating Resuscitation of Out-Of-Hospital Cardiac Arrest Patients in Japan: A Prospective Study
Latar Belakang
American Heart Association dan European Resuscitation Council telah
memberikan beberapa syarat tentang penghentian resusitasi (TOR) pada
kasus cardiac arrest diluar rumah sakit (OHCA)
Di Jepang, hanya dokter yang boleh berhenti melakukan resusitasi pada kasus
OHCA
Tujuan
Studi ini memiliki tujuan untuk lebih mencocokkan peraturan penghentian
resusitasi yang sesuai dengan keadaan system emergensi medis di Jepang
Metode
Lima kombinasi syarat penghentian resusitasi dibandingkan terkait dengan
spesifitas dan positive predictive value terhadap 1-month survival with
unfavorable neurologic outcomes
Syarat
Kejadian tidak disaksikan oleh petugas emergensi medis
Kejadian tidak disaksikan oleh orang sekitar
Ritme awal di tempat kejadian berupa unshockable
Ritme awal di tempat kejadian berupa asistol
Tidak ada shock yang diberikan
Tidak kembalinya sirkulasi sebelum tiba di rumah sakit
Ritme unshockable saat tiba di rumah sakit
Ritme asistol saat tiba di rumah sakit
Hasil
Pada studi ini telah dipilih sebanyak 13,291 kasus. Kombinasi dari : kejadian tidak
disaksikan oleh orang sekitar, ritme awal di tempat kejadian berupa asistol, ritme
asistol saat tiba di rumah sakit, memiliki nilai spesifitas dan positive predictive value
tertinggi dalam menentukan gangguan neurologis yang buruk dalam 1 bulan dan
kematian
Nilai spesifitas dan PPV dalam menentukan gangguan neurologis untuk kombinasi ini
adalah 0.992 dan 0.999, dan dalam menentukan kematian memiliki nilai 0.986 dan
0.998
Kesimpulan
Pasien OHCA yang tidak disaksikan kejadiannya oleh orang sekitar, ritme awal
di tempat kejadian berupa asistol, ritme awal saat tiba di rumah sakit berupa
asistol, memiliki prognosis yang tidak baik
Terminasi resusitasi untuk pasien ini saat tiba di rumah sakit dapat
mengurangi penanganan yang tidak terlalu bermanfaat
Introduction
Kejadian henti jantung di luar rumah sakit masih menjadi masalah utama di
penjuru dunia. Meskipun dengan perkembangan proses resusitasi yang
baik, OHCA masih memiliki prognosis yang buruk
Panduan AHA dan ERC tentang CPR memiliki kriteria untuk penghentian
resusitasi untuk pasien OHCA. Kejadian tidak disaksikan oleh petugas
emergensi medis, tidak ada shock yang diberikan, tidak kembalinya
sirkulasi hingga tiba di rumah sakit merupakan kriteria yang
direkomendasikan.
Namun demikian, di Jepang, seluruh petugas medis dilarang untuk menghentikan
resusitasi
Hampir semua pasien OHCA dibawa ke rumah sakit, termasuk mereka yang
memiliki potensi kecil untuk selamat, yang dimana memerlukan pengeluaran
yang lebih besar lagi
Penghentian resusitasi di Jepang saat ini tidak mungkin dilakukan, maka penting
untuk membuat sebuah aturan baru yang menganggap pasien OHCA dapat tiba di
rumah sakit
Goto dkk. telah melakukan studi di All-Japan Utstein Registry of the Fire and
Disaster Management Agency (FDMA) selama periode 2005-2009 untuk
membentuk aturan TOR yang baru untuk dokter pada departemen emergensi
Syarat yang diajukan oleh Goto dkk. berupa kejadian tidak disaksikan oleh orang
sekitar, ritme awal di tempat kejadian berupa unshockable, dan tidak kembalinya
sirkulasi hingga tiba di rumah sakit
Aturan ini memiliki nilai spesifitas 0.903, dan 95% confidence interval 0.894-0.911
dalam menentukan kematian dalam 1 bulan
Studi yang dilakukan oleh Goto dkk. meneliti hasil dalam 1 bulan atau saat
pulang, apapun yang lebih dahulu, yang dimana memiliki risiko untuk penilaian
CPC yang lebih tinggi
Pasien yang diteliti juga merupakan gambaran dari seluruh penjuru pasien OHCA,
yang memuat beberapa rumah sakit dimana pasien OHCA memilih DNR
Petugas emergensi medis juga dapat salah dalam menilai ROSC sebelum tiba di
rumah sakit
Sedangkan studi SOS-KANTO 2012 hanya meniliti hasil akhir dalam satu
bulan
Studi ini juga meniliti pasien OHCA yang ditolong pada pusat kesehatan
tersier dan tidak mendapatkan berbagai macam variasi dalam penanganan
Dan studi ini juga meliputi hasil ECG saat tiba di rumah sakit, yang dimana
dapat dinilai sebagai alternative dari ROSC sebelum tiba di rumah sakit
Studi prospektif ini bertujuan untuk membentuk suatu aturan TOR
baru yang dapat digunakan pada system dimana petugas emergensi
dilarang untuk menghentikan resusitasi (Jepang) dan juga yang
memiliki nilai spesifitas dan PPV tertinggi untuk hasil akhir dalam 1
bulan dengan gangguan neurologis yang tidak baik
Desain dan Pengaturan Studi
SOS-KANTO 2012 merupakan studi observasional multisenter prospektif terdiri
dari 16.452 pasien OHCA yang datang ke 67 rumah sakit darurat di Kanto, Jepang
antara Januari 2012 dan Maret 2013.
Studi tersebut menganalisis catatan medis pasien OHCA, dan data dikumpulkan
sesuai dengan cara Utstein-style dalam mengumpulkan informasi pasien OHCA
Penelitian ini disetujui oleh The Institutional Review Boards dari 67 institusi.
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Medis di
Jepang
Wilayah Kanto di Jepang terdiri dari tujuh prefektur, termasuk ibukota
Tokyo.
Perawatan pra-rumah sakit disediakan oleh tenaga kegawatdaruratan
medis dan penyedia layanan kesehatan
Perawatan di rumah sakit disediakan oleh dokter
Kedua perawatan tersebut merujuk pada pedoman nasional Japan
Resuscitation Council.
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Medis di
Jepang
Di Jepang, setidaknya satu teknisi penyelamat kegawatdaruratan naik di ambulans.
Teknisi tersebut bisa menggunakan defibrillator eksternal semi otomatis, memasang jalan nafas tambahan,
dan infus. Teknisi yang dilatih khusus diizinkan mmelakukan pemasangan tracheal tube dan memasukkan
adrenalin secara IV di bawah pengawasan tim medis
Teknisi tersebut dilarang oleh undang - undang untuk menghentikan resusitasi di lapangan.
Sebagian besar pasien OHCA akan diantar ke rumah sakit, apakah pasien mengalami ROSC atau tidak, kecuali
dalam kasus dengan tanda-tanda kematian yang jelas, seperti hilangnya kepala, terbakar, dekomposisi, kaku
mayat, atau lebam mayat.
Kasus dengan resusitasi awal yang dilakukan di dalam rumah sakit atau klinik
ROSC prehospital
kategori 4, koma
kategori 5, kematian
OHCA