Anda di halaman 1dari 13

BRONKIOLITIS

Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik


bawah biasanya disebabkan oleh virus(bisa
juga disebabkan oleh bakteri) yang biasanya
lebih berat pada bayi muda, terjadi epidemik
pada setiap tahun dan ditandai dengan
obstruksi saluran pernafasan dan wheezing
(episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan
setelah serangan bronkiolitis).
Etiologi
Respiratory Syncytial Virus (RSV) *tersering
Rhinovirus
Adenovirus
Parainfluenza virus
Enterovirus
Influenza virus
Faktor Resiko pada Bronkiolitis berat
Usia, bayi usia muda memiliki resiko tinggi
Prematuritas, bayi prematur memiliki resiko tinggi menderita RSV-
associated hospitalization daripada bayi cukup bulan.
Kelainan jantung bawaan
Chronic Lung Disease of Prematurity
Orang tua perokok
Jumlah saudara
Sering di titipkan ke tempat penitipan
Sosioekonomi rendah
Diagnosis
1. Anamnesis
Sering pada anak <2tahun
Demam atau memiliki riwayat demam
Rhinorrhea (pilek) timbul sebelum gejala lain.
Seperti batuk, takipnea, sesak nafas, dan
kesulitan makan.
Batuk kering dan wheezing
Poor feeding
Diagnosis
2. Pemeriksaan fisik
Nafas cepat
Wheezing, yang tidak membaik dengan tiga dosis
bronkodilator kerja cepat
Ekspirasi memanjang (expiratory effort)
Hiperinflasi dinding, dengan hipersonor pada perkusi
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Fine inspiratory Crackles pada seluruh lapang parusering
ditemukan (tidak selalu)
Sulit makan, menyusu atau minum
Apnea dapat terjadi terutama pada usia yang sangat
muda, Bayi prematur, atau BBLR
Pemeriksaan Penunjang
Pulse Oximetry, pada bayi dengan bronkiolitis saturasi <92%
membutuhkan perawatan di ruang intensif. Jika >94% pada udara ruang dapat
dipertimbangkan pulang

Analisis Gas Darah


Foto Toraks, pada bronkiolitis ringan tidak memberikan hasil apapun
Pemeriksaan virologi
Pemeriksaan bakteriologi (darah dan urin)
Pemeriksaan darah lengkap
C-reactive Protein
Oksigen
Beri pada semua anak dengan wheezing dan distres nafas berat
Metode dengan nasal prongs atau kateter nasal
Antibiotik
Jika ada nafas cepat saja : kotrimoksazol 4 mg TMP/kgBB/kali,
2Xsehari.(rawat jalan)
ATAU amoksisilin 25 mg/kgBB/kali, 2Xsehari.
Jika ada tanda distres pernafasan tanpa sianosis: ampisilin/amoksisilin 25-
50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6jam.(rawat inap)
Jika pasien datang dalam keadaan beram (pneumonia berat)
kombinasi ampisilin-kloramfenikol atau ampisilin gentamisin
Alternatif : seftriakson 80-100 mg/kg BB/kali IM atau IV sekali sehari

*pantau selama 72 jam, baik amoksisilin oral 25 mg/kgBB/kali 2Xsehari untuk 3 hari berikutnya.
memburuk sebelum 48 jam +kloramfenikol 25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam sampai keadaan
membaik, lalu lanjutkan peroral 4kali sehari sampai total 10 hari
Indikasi rawat di ICU
Terjadi distres respirasi berat
Gagal mempertahankan sat oksigen >92%
dengan terapi oksigen
Perburukan status pernafasan, ditandai
dengan peningkatan distres nafas dan/atau
kelelahan
Apnea berulang dan lama
Kriteria pulang

SpO2 > 92% tanpa terapi oksigen


Intake per oral adekuat (>75% dari kebutuhan
biasanya)
Keluarga mampu merawat di rumah
Pasien harus diobservasi minimal 4-6 jam
setelah penghentian pemberian oksigen

Orang tua perlu diberi tahu bahwa gejala batuk pada anak pasca bronkiolitis bisa
menetap sampai dengan 4 minggu, dan ini tidak memerlukan terapi apapun.
DDX anak dengan wheezing

Anda mungkin juga menyukai