Anda di halaman 1dari 25

PEMICU II

PROSES INDUSTRI KIMIA

Kelompok VI :
Dinda Meilani Jambak /150405052
Steven Wijaya /150405055
Mhd. Dedi Anggreawan /15040560
Peta Konsep
Pabrik Pupuk Petrokimia Permasalahan Solusi

Proses Pabrik Bahan Baku

Reaksi Kimia Kesetimbangakimia


Teknologi Amoniak Sifat Fisika Kimia

Aspek Ekenomi Proses

Pengolahan Limbah Dampak


Tinjauan Kinetika
Reaksi Kimia

Termodinamika
Latar Belakang

Pupuk adalah zat yang terdiri dari satu atau lebih unsur kimia
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan serta dapat meningkatkan
produktivitas maupun kualitas hasil tanaman. Berdasarkan
proses pembuatannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk
alam dan pupuk buatan sedangkan menurut bahan
pembentukannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk buatan dibagi menjadi
dua menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, yaitu
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk majemuk adalah
pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara
tanaman.
Urea
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 dengan CO2
dan bahan dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N
total berkisar antara 45-46%. Urea mempunyai sifat higroskopis dan
pada kelembaban udara 73%, urea akan menarik uap air dari
udara. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah
diserap oleh tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada
urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.
Kekurangannya adalah apabila diberikan ke dalam tanah yang
miskin hara, urea akan berubah ke wujud awalnya yaitu NH4 dan
CO2 yang mudah menguap. Fungsi N bagi tanaman adalah
meningkatkan pertumbuhan tanaman, membuat daun tanaman
menjadi lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar
protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman
penghasil daun-daunan, dan meningkatkan perkembangbiakan
mikroorganisme di dalam tanah.
Amoniak
Amonia adalah senyawa
kimia dengan rumus NH3.
Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan
bau tajam yang khas Amoniak
(disebut bau amonia).
Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi
keberadaan nutrisi di bumi,
amonia sendiri adalah
senyawa kaustik,dan dapat
merusak kesehatan.
Sifat Fisika Sifat Kimia
Tinjauan Proses Secara Umum
Pada proses pembuatan Amonia (NH3) menggunakan
proses Haber. Gas natural (metana, CH4) bereaksi
dengan uap panas untuk memproduksi karbon dioksida
dan gas hidrogen (H2) dalam proses dua langkah. Gas
hidrogen dan gas nitrogen lantas direaksikan dalam
proses Haber untuk memproduksi amonia.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Tinjauan
Proses

Tinjauan
Termodinami Tinjauan
ka Kinetika
Proses Pembuatan Amoniak
Bahan baku pembuatan Pupuk Urea adalah Amoniak dan
Karbondioksida, yang mana kedua bahan baku tersebut
dihasilkan dari pabrik Amoniak. Amoniak dan
Karbondioksida berasal dari sintesa gas alam. Jadi disini
kami akan membahas proses pembuatan Amoniak terlebih
dahulu kemudian di lanjutkan dengan proses pembuatan
pupuk urea.
Reaksi : N2 + 3H2 2NH3
Diagram Alir Proses Pembuatan
Amoniak
Tahapan Proses Pembuatan
Amoniak
1. Desulfurisasi.
Gas alam pada umumnya mengandung sulfur dalam bentuk
H2S atau Sulfur Anorganik dan Sulfur Organik seperti
mercaptan yang rumus molekulnya RS. Kadar sulfur
anorganiknya di dalam gas alam yang diterima industri
pupuk adalah relatif kecil yaitu berkisar 0,18 -0.3 ppm
sedang sulfur organiknya relatif tidak ada.
Kadar sulfur dalam gas alam yang diijinkan untuk memasuki
Primary Reformer maksimum adalah 0,1 ppm. Untuk
menyerap sulfur dari gas yang dari gas alam digunakan
ZnO sebagai adsorbent ini bukan katalis.
2. Primary Reformer.
Ke dalam Primary Reformer dimasukan Steam bersama gas
alam yang keluar dari Desulfurisasi. Sebelum bertemu
katalis yang berada dalam tube yang dipanasi secara radiasi
oleh burner-burner (seperti burner pada kompor gas),
campuran steam dan gas terlebih dahulu dipanasi hingga
temperatur reaksi 530-650oC. Hal ini sesuai dengan jenis
reaksinya yang endotermis. Disamping reaksi reforming,
reaksi shift juga terjadi di Primary Reformer.
3. Scondary Reformer.
Pada dasarnya Scondary Reformer berfungsi untuk
menyempurnakan reaksi reforming yang telah terjadi di
Primery Reforming. Kalau Primery Reformer sumber
panasnya untuk reaksi reforming yang endotermis disuplay
oleh burner-burner yang memberikan panasnya secara
radiasi, maka sumber panas di Scondary Reformer disuplay
oleh udara yang dimasukkan ke Scondary Reformer
menggunakan kompresor udara.
4. Shift converter, CO2 removal dan metanasi
Karbondioksida yang ada dalam gas hasil reaksi yang terjadi
pada scondary reformer (Reforming Unit) dipisahkan dahulu
di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah dipisahkan
dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa Karbon
dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter,
oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit
Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator.
Katalisator
Katalisator adalah suatu senyawa yang berfungsi untuk
mempercepat suatu reaksi kimia. Secara fisik katalisator tidak
berubah bentuk walaupun terlibat dalam suatu reaksi kimia. Dari
bentuknya katalisator di pabrik Amoniak sebagian besar berbentuk
padatan. Hanya DEA (Dietanol Amione) yang berbentuk cairan.
Katalisator yang dalam bentuk padatan ini disuplai dari pembuatnya
dalam kondisi masih teroksidasi. Untuk mengaktifkanya katalisator
harus terlebih dahulu direduksi (penurunan bilangan oksida)
menggunakan pereduksi H2 dan CO2, akan tetapi yang umum
dipakai adalah H2 karena kenaikan temperatur yang dihasilkan dari
aktifasi/reduksi katalis masih dapat dikendalikan dibandingkan bila
menggunakan CO sebagai pereduksi.
Berikut adalah salah satu contoh reaksi reduksi katalis Fe3O4
dengan H2 :
3Fe2O3 + H2 2Fe3O4 +H2O + Panas
Teknologi Untuk Menghasilkan
Amoniak
1. Kellogg Brown & Root
Proses ini memproduksi amonia dari hidrokarbon
dan udara. Kunci utamanya adalah menggunakan
primary reforming dengan beban ringan,
secondary reforming dengan udara berlebih,
pemurnin kriogenik gas sintesis dan sintesis
amonia dalam konverter Brown. Sebanyak 25
pabrik di seluruh dunia telah menggunakan proses
Brown (1995) dan 14 diantaranya adalah
penghasil amonia terbesar dengan kapasitas
produksi 1800 ton per hari.
2. Haldor Topsoe A/S
Umpan proses Haldor Topsoe A/S dari
hidrokarbon mulai dari gas alam hingga nafta
berat. Mula-mula, kandungan hidrogen pada
hidrokarbon disingkirkan dan dikonversi menjadi
gas sintesis dengan reformasi steam melalui
primary reforming dan secondary reforming (jika
diinginkan dapat digunakan proses pre-reforming).
Konversi melalui reaksi pergeseran, penyingkiran
CO2 dengan MEA, MDEA, atau kalium karbonat,
kemudian diakhiri dengan metanasi. Reformer
steam dipanaskan dari dua sisi dan merupakan
lisensi dari Topsoe. Katalis dalam reformer juga
disediakan dari Topsoe. Proses Topsoe telah
digunakan oleh lebih dari 50 pabrik komersial.
Sejak tahun 1980, 45 % dari semua produksi
amonia terbaru menggunakan teknologi Topsoe.
3. ICI AMV
Bahan baku yang digunakan adalah hidrokarbon.
Bahan baku dan gas alam yang dibutuhkan berkisar
antara 6,5 7,0 Gcal/ton. Efisiensi energi proses ini
sangat baik, proses sederhana, dan biaya rendah
untuk kapasitas pabrik 1.000 hingga 1.750 ton/hari.
Biaya produksi didominasi oleh harga bahan baku,
bahan bakar, dan biaya modal. Proses telah digunakan
oleh 3 pabrik komersial.
4. MW Kellogg
Proses ini memproduksi amonia dari hidrokarbon
menggunakan proses reformasi steam bertekanan
tinggi. Efisiensi proses dalam penggunaan energi
sangat baik, yaitu kurang dari 25 MMBtu (LHV).
Proses telah digunakan oleh 170 pabrik amonia
berkapasitas besar.
Metode Pembuatan Gas
Hidrogen Pembuatan Amonia

Metode
Pembuatan
Gas HIdrogen

Steam Gasifikasi Biomassa Gasifikasi


Reforming Batubara
Pembuatan Pupuk Urea
Pengolahan Limbah Cair
Industri Pupuk Urea
1. Equalisasi
Yaitu pengolahan air limbah yang berfungsi untuk meratakan
beban pencemar air limbah (mencampur untuk menjadi lebih
homogen) serta untuk mengurangi atau mengendalikan
variasi karakteristik air limbah agar tercapai kondisi optimum
untuk proses lebih lanjut.
2. Netralisasi
Yaitu suatu proses pengolahan air limbah yang digunakan
untuk menetralkan asam atau basa karena beberapa limbah
industri umumnya bersifat asam atau basa, sehingga
memerlukan netralisasi sebelum dialirkan ke proses lebih
lanjut atau dibuang ke badan air penerima.
3. Pengelolaan fisik / pengendapan
Yaitu suatu proses pengolahan air limbah untuk mengurangi
padatan tersuspensi. Pada proses pengendapan ini partikel
padat dibiarkan mengendap ke dasar tangki yang biasanya
untuk mempercepat proses sedimentasi ditambahkan bahan
kimia.
4. Pengolahan biologi
Yaitu suatu proses pengelolaan air limbah yang bertujuan
untuk mengurangi zat organik melalui mekanisme oksidasi
biologis.
KASUS PERMASALAHAN

Berdasarkan kasus permasalahan pada pabrik pupuk


petrokimia yang terjadi ledakan pada salah satu pipa
ammoniak, maka dalam hal ini kami berasumsi bahwa
penyebab dari meledaknya pipa ammoniak tersebut
disebabkan oleh:
Adanya deposit-deposit yang terendapkan di sepanjang aliran pipa
ammoniak, menyebabkan terjadinya tegangan geser yang
mengakibatkan besarnya faktor friksi di sepanjang pipa.
Kecepatan aliran ammoniak pada pipa tersebut kemungkinan
bersifat tubular sehingga mengakibatkan besarnya gejolak dari
larutan ammoniak yang dapat menimbulkan gesekan pada pipa.
Kemungkinan bahan konstruksi dari pipa ammoniak kurang cocok
terhadap bahan baku, sehingga mengakibatkan cepatnya
terjadinya korosi yang dapat mengakibatkan kebocoran.
Kesimpulan dan Solusi
Berdasarkan uraian asumsi yang diambil dengan
terjadinya ledakan tersebut dapat diberikan solusi
berupa:
1. Ada kalanya setiap memproduksi pupuk urea
karyawan dan petugas wajib memeriksa dan
mengecek (maitenance) kondisi fisik dari pipa
ammoniak agar menghindari terjadinya hal yang
tidak inginkan.
2. Perlunya dilakukan peninjauan ulang teradap
bahan konstruksi dari pipa ammoniak agar umur
pipa lebih tahan lama pada saat dioperasikan.
SOLUSI
3. Telah diketahui, bahwa pada pembuatan urea,
menggunakan ammoniak sebagai bahan bakunya.
Berdasarkan tinjauan pustaka, bahwa kondisi
terbaik adalah dengan tekanan tinggi. Sehingga
sebaiknya dalam mendesain pipa untuk aliran
ammoniak disesuaikan dengan kondisi
operasinya, seperti tebal pipa, diameter pipa yang
digunakan, dan sambungan antar pipa sebaiknya
dengan bahan konstruksi yang lebih tahan
terhadap tekanan.
SOLUSI
4. Laju alir dari ammoniak sebaiknya
dikontrol supaya massa masuk yang
melewati pipa ammoniak tidak overflow.
5. Sebaiknya diperhatikan reaksi samping
dari hasil reaksi pembentukan ammoniak
supaya untuk selanjutnya dapat
mengontrol dan mengurangi peluang
terbentuknya reaksi samping diluar
pembentukan ammoniak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai