TUBERKULOSIS PARU
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 114x/menit
Resp rate : 22x/menit
Suhu : 37,3 C
Kepala :
Anemis/ikterus/sianosis : -/-/-/
Kepala / leher : Ikterik :-
Bentuk : oval, simetris
(+)
Telinga
Warna rambut : putih
beruban Pendengaran :
DBN
Mata
Pupil : isokor
Hidung
Reflek cahaya :+/+
Pernapasan cuping hidung (-)
Konjungtiva palpebra pucat : -
Mulut Leher
Purse lips breathing (-) Deviasi trakea (-)
Bibir sedikit kering JVP tidak meningkat
Bibir cianosis (-) Pembesaran KGB (-)
Lidah kotor (-) Massa (-)
THORAKS
Bentuk : simetris
Spider nevi (-)
Pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-)
Rambut ketiak rontok (-)
PARU
Perkusi
Inspeksi Suara perkusi : sonor pada seluruh
Bentuk : simetris lapang paru
Gerak nafas simetris
Retraksi ICS (-) Auskultasi
Otot bantu pernapasan (-) Suara nafas: Vesikuler / suara nafas kiri
menurun + (kasar ) -
Palpasi Rhonki : + ( kasar ) -
Gerak nafas : simetris
+ (kasar) -
Stem fremitus : simetris
Wheezing :
+ -
- -
- -
Pemeriksaan Fisik Jantung
Perkusi :
batas atas : setinggi ICS 2
batas kiri : ICS 5 midclavicular line sinistra
batas kanan : ICS IV Parasternal line dekstra
piggang jantung : ICS III sternal line sinistra
Auskultasi :
Irama jantung : S1 S2 tunggal reguler
murmur(-)
gallop(-)
Abdomen
Inspeksi Palpasi
Bentuk flat Dinding perut supel
(+)
Umbilicus tidak
menonjol Hepar tidak teraba
Ascites (-) Lien tidak teraba
Nyeri tekan (-) pada
seluruh lapang perut
Auskultasi
BU (+) 7 x/menit
Perkusi
Bruit (-)
Meteorismus (-)
Shifting dullness (-)
Ekstremitas
Atas Bawah
Edema - - - -
Varises - - - -
Reflek fisiologis + + + +
Reflek patologis - - - -
Jari tabuh - - - -
Kuku - - - -
rash - - - -
Diagnosa
TB paru
Diagnosis banding
2. sopt
2. PPOK
Planning diagnosa
1. Cek Sputum SPS
2. Foto thorax
3. CT scan
4. Tes fungsi paru
Planning terapi
1. NS 20 tpm
2. OAT kategori 1 2HRZE/4H3R3
4FDC 1x3tab
(isoniazid 75 mg, rifampicin 150mg, pirazinamid 400 mg, etambutol
275 mg)
3. vit B6 1x1 tab
Planning monitoring
1. ku
2. ttv
3. sputum
Rencana Pemeriksaan
Penunjang
Sputum BTA
Foto Thoraks PA
Lab : Darah Lengkap
Pemeriksaan penunjang laboratorium
26/07/2016
LED 32 (4 20 )
Trombosit 167, 000 (150-450 ribu)
Ureum 18 ( 15 45 )
Kreatinin 0, 74 ( 0,70 -1, 40 )
SGOT 29 ( < 33 )
SGPT 31 ( < 42 )
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
30/03/2016
Radiologi throrax
Kesan :
kesimpulan : kp aktive
SPUTUM
Resume
Telah diperiksa wanita usia 58 thn dengan keluhan utama batuk.
Dari anamnesis didapatkan :
Rhonki : + (kasar) -
+ (kasar) -
+ (kasar) -
Wheezing : + -
- -
- -
Adalah seorang pasien TB yang dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan contoh uji
biologinya dengan pemeriksaan mikroskop langsung, biakan atau tes diagnostic cepat
yang direkomendasi oleh Kemenkes RI (misalnya : GeneXpert)
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah :
a. Pasien TB paru BTA positif
b. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
c. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
d. Pasien TB esktraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan
maupun tes cepat dari contoh uji jaringan terkena
e. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis
Catatan : semua pasien yang memenuhi definisi tersebut diatas harus dicatat tanpa memandang
apakah pengobatan TB sudah dimulai apa belum
Pemeriksaan dahak
1. diagnosis TB paru
* Dalam upaya pengendalian TB secara nasional, maka diagnosis TB paru pada
orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan pemeriksaan mikroskopis
langsung, biakan dan tes cepat
Catatan : apabila pada pemeriksaan selanjutnya ternyata hasil tes HIV menjadi positif, pasien harus disesuaikan
kembali kalsifikasinya sebagai pasien TB dengan HIV positif
Catatan : apabila ada pemeriksaan selanjutnya dapat diperoleh hasil tes HIV pasien, pasien
harus disesuaikan kembali klasifikasinya berdasarkan hasil tes HIV terakhir
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia (sesuai rekomendasi WHO ) Paduan OAT yang
digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia adalah :
Kategori 1 : 2 (HRZE)/4(HR)3
Kategori 2 : 2 (HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Kategori anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZA (S)/4-10 HR
Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resitan obat di Indonesia terdiri
dari OAT lini ke-2 yaitu Kanamisin, Kapreomisin, Levofloksasin, Etionamide,
Sikloserin, Moksifloksasin dan PAS, serta OAT lini 1 yaitu Pirazinamid dan Etambutol
oEmpiema
oTuberkulosis pada organ lain
oKor pulmonale