Burhannudin Ichsan
Bagian Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran Komunitas FK
UMS
Jenis Penelitian Epidemiologi
Jenis-jenis penelitian epidemiologi utama:
1. Penelitian potong melintang (cross sectional
study)
2. Penelitian kasus-kelola (case control study)
3. Cohort study
(Bustan, 2012)
Bagan desain penelitian
Penelitian potong melintang (cross sectional study)
(Bustan, 2012)
Penelitian potong melintang (cross
sectional study)
Dari sini dapat diperoleh informasi yg dapat
menjadi petunjuk lanjut tentang penyebab
suatu masalah kesehatan
Penelitian ini biasa disebut penelitian
prevalensi
Biasanya dilakukan dalam bentuk yg dikenal
dg nama suurvei dan penelitian korelasi
(ecological study = penelitian ekologi)
Kelebihan cross sectional
(Bustan, 2012)
Kelemahan cross sectional
Sulit dilakukan terhadap penyakit atau
masalah yg jarang dalam masyarakat
Sulit dipakai untuk peny yg akut, pendek masa
inkubasi dan masa sakitnya. Point prevalence
kemungkinan tdk dpt menemukan kasus kalau
kejadian peny telah berlangsung
Contoh penelitian cross sectional
(Bustan, 2012)
Penelitian case control
Tabel 1. Analisis hubungan konsumsi daging dg enteritis nekrotikan dari penelitian kasus-kontrol
(Bustan, 2012)
Kelebihan case control
Kasus biasanya tersedia dan mudah
didapatkan, karena itu jenis penelitian ini
cocok untuk peny yg jarang atau untuk
mempelajari perihal klinik
Dpt dilakukan dg cepat dan murah dan dapat
dilakukan di tempat fasilitas klinik
Hasil penelitian sudah menunjang ke arah
dukungan hipotesis kausal dg menegakkan
adanya asosiasi
(Bustan, 2012)
Kelebihan case control
Data historis biasanya tersedia pada catatan
medis pasien sehingga memungkinkan
memakai data sekunder
Jumlah subjek lebih kecil dibanding kebutuhan
sampel untuk peneltian cross sectional dan
cohort
Contoh penelitian case control
Baldness and heart attack
Desain: case control
Hipotesis: pela kebotakan pria berhubungan dengan
serangan infark miokard
Setting: hospital-based
Subjek : pria usia 55 tahun ke bawah
Kasus: pria yg masuk rumah sakit karena serangan pertama
infark miokard dan kontrol adalh pria yg masuk rs yg sama
karena peny jantung yg lain
Hasil: OR setelah adjusting dg umur
1. OR kebotakan frontal dibanding normal 0,9 (95% CI 0,6-
1,3)
2. OR kebotakan belakang kepala 1,4 (95% CI 1,2-1,9)
3. OR kebotakan belakang kepala berat 3,4 (95% CI 1,7-7,0)
(Bustan, 2012)
Penlitian cohort
(Bustan, 2012)
Penlitian cohort
Mereka yg sehat ini akan diobservasi terhadap
ada tidaknya keterpaparan dlm suatu waktu
tertentu
Setelah 5 tahun observasi misalnya,
dihitunglah berapa yang jatuh sakit dan
berapa yg tetap sehat
Hasilnya memberikan nilai perhitungan
asosiasi yg disebut relatif risk (risiko relatif)
RR adalah tdk ada hubungan jika nilainya 1
Kelebihan cohort
(Bustan, 2012)
Kelebihan cohort
Masalah etika lebih sedikit dibanding dg
eksperimental
Dapat dipakai langsung untuk mengukur incident
rate dari penyakit dan risiko relatif dari faktor
risiko yg sedang diteliti
Informasi mengenai studi mudah dimengerti oleh
oorang bukan ahli epidemiologi
Karena pengamatan dilakukan secara kontinyu
dan longitudinal, maka studi cohort memiliki
kekuatan yg handal untuk meneliti berbagai
masalah kesehatan yg semakin meningkat
Kekurangan cohort
Memerlukan ukuran sampel yg besar terutama
untuk jenis penyakit yg sedikit dijumpai di masy
Memerlukan waktu follow up yg cukup lama
Biaya mahal
Follow up kadang sulit dilaksanakan dan loss of
follow up dapat mempengaruhi hasil penelitian
Studi cohort seringkali rumit, maka pilihlah
populasi yg stabil, dan tidak berpindah-pindah
tempat
(Bustan, 2012)
Kekurangan cohort
Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk
meneliti kasus yang jarang teradi
Terancam terjadinya drop out atau terjadinya
perubahan intensitas paparan atau faktor
risiko sehingga mengganggu analisis
Dapat menimbulkan masalah etika karena
peneliti membiarkan subjek terkena paparan
yg dicurigai atau dianggap merugikan subjek
Penelitian eksperimental
Penelitian eksperimental yaitu jenis penelitian
yang penelitinya melakukan intervensi terhadap
subjek penelitian, kemudian peneliti menganalisis
hasil dari intervensinya.
Penelitian eksperimental merupakan kebalikan
dari penelitian observasional. Pada penelitian
observasional, apa yang terjadi pada subjek
penelitian bukan merupakan campur tangan
peneliti tetapi sudah terjadi secara alami.
Penelitian eksperimental
Kadang-kadang, sebagian mahasiswa
dibingungkan dengan perbedaan antara
penelitian eksperimental dengan suatu penelitian
observasional analitik.
Contoh kasus yang membingungkan adalah
sebagai berikut. Seorang peneliti ingin melihat
perbedaan kekuatan memori antara anak-anak
Sekolah Dasar umum dengan anak-anak Sekolah
Dasar yang memberikan program tambahan
berupa tahfidz/hafalan Al Qur an.
Penelitian eksperimental
Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik
(cross sectional) ataukah penelitian eksperimental?.
Kata kuncinya adalah: apakah perlakuan program
menghafal Al Qur an itu merupakan kehendak peneliti
ataukah kehendak sekolahnya.
Jika program menghafal Al Qur an bukan kehendak peneliti
tetapi sudah ada karena merupakan bagian dari program
sekolah tersebut maka peneliti tidak dapat mengklaim
bahwa penelitian tersebut adalah penelitian eksperimental.
Jadi penelitian tersebut merupakan penelitian
observasional analitik dalam hal ini yaitu cross sectional.
Macam2 penelitian eksperimental
Pada prinsipnya terdapat dua macam penelitian
eksperimental yaitu: 1) penelitian eksperimental
murni (true experimental) dan 2) penelitian
eksperimental kuasi (quasi experimental).
Menurut Dahlan (2014), kriteria suatu penelitian
dikatakan sebagai eksperimental murni bila
memenuhi semua syarat berikut ini: 1) ada
intervensi, 2) terdapat kontrol, 3) randomisasi,
dan 4) terdapat pengukuran kondisi awal.
Contoh penelitian eksperimental
murni yaitu sebagai berikut.
Seorang peneliti ingin mengetahui efek psikoterapi terhadap pasien
enuresis (mengompol).
Peneliti mengambil kontrol yaitu subjek enuresis tanpa psikoterapi.
Pemilihan subjek yang diberi psikoterapi dan tidak diberi dilakukan
secara randomisasi.
Sebelum diberi psikoterapi, dilakukan pengukuran terhadap
kejadian enuresis dan variabel lainnya yang diperlukan pada kedua
kelompok.
Setelah dilakukan intervensi, kemudian dilakukan pengukuran lagi.
Karena memenuhi keempat syarat seperti disebutkan di atas, maka
penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni.
Kuasi eksperimental
Terdapat beberapa contoh kuasi eksperimetal.
Beberapa jenis kuasi ekperimental yaitu: 1)
rangkaian berkala, 2) rancangan sebelum dan
sesudah intervensi menggunakan satu
kelompok, dan 3) rancangan sebelum dan
sesudah intervensi menggunakan kelompok
pembanding eksternal (Murti 1997).
Rancangan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan satu
kelompok digambarkan sebagai berikut (Murti 1997):
Rancangan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan
kelompok pembanding eksternal digambarkan sebagai berikut
(Murti 1997):
Rangkaian berkala (time series)
yaitu penelitian yang bertujuan
menggambarkan dan mempelajari frekuensi
penyakit atau status kesehatan dari sebuah
atau beberapa populasi berdasarkan
serangkaian pengamatan pada beberapa
sekuens waktu.
Beberapa jenis rancangan rangkaian berkala
digambarkan sebagai berikut (Murti 1997):
Beberapa jenis rancangan rangkaian berkala
digambarkan sebagai berikut (Murti 1997):
Lain2, yg cukup sering keluar uji
kompetensi dokter (UKMPPD)
Tingkat Pencegahan
Dikenal ada 4 tingkat utama pencegahan
penyakit:
1. Pencegahan tingkat awal (primordial
prevention)
2. Pencegahan tingkat pertama (primary
prevention)
3. Pencegahan tingkat kedua (secondary
prevention)
4. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary
prevention)
(Bustan, 2012; Noor, 2014)
Bentuk-bentuk upaya pencegahan yg dilakukan pd keempat
tingkat itu meliputi enam bentuk upaya pencegahan sebagai
berikut
Hubungan kedudukan riwayat perjalanan penyakit, tingkatan
pencegahan dan upaya pencegahan
Lebih lanjut pada setiap bentuk upaya pencegahan itu dapat diberikan
beberapa contoh sebagai berikut
(Bustan, 2012)
(Bustan, 2012)
Tingkat pencegahan dan kelompok targetnya menurut fase penyakit
Endemitas penyakit
Beberapa cara yg dipergunakan untuk
menunjukkan endemitas penyakit dalam masy
adalah:
Endemik : suatu keadaan di mana penyakit secara
menetap berada dlm masy pada suatu tempat
atau populasi tertentu
Epidemik: terjadinya penyakit dalam komunitas
atau daerah tertentu dalam jumlah yg melebihi
batas jumlah normal atau yg biasa
Pandemik: epidemik yg terjadi dalam daerah yg
sangat luas dan biasanya mencakup proporsi
populasi yg banyak, bahkan dpt mengenai
berbagai daerah/negara di dunia
(Bustan, 2012)
Endemitas penyakit
Selain itu beberapa istilah yg dipakai dalam kaitan
keberadaan penyakit pada seseorang sebagai
bagian dari penularan penyakit, seperti:
1. Kasus: seorang anggota masy yg menderita peny
yg telah mendapatkan diagnosis, bukan sekedar
terinfeksi
2. Kasus indeks: kasus pertama yg diperoleh atau
mendapat perhatian dlm laporan kejadian
penyakit/wabah atau penelitian
3. Kasus primer: kasus pertama yg menjadi sumber
penyebaran peny menular yg terjadi dlm
komunitas
(Bustan, 2012)
Perhitungan validitas suatu uji skrining