dr. Ira Aini Dania, M. Ked KJ, SpKJ Departemen Psikiatri FK USU Medan Dalam 20 tahun terakhir ini didapati kemajuan : Dalam Brain Imaging Technique; tu dalam Magnetic Resonance Imaging (MRI) yg memfokuskan perhatian pd sistem limbik sbg pusat patofisiolog2ik skizofrenia; terutama amygdala , hippocampus dan gyrus parahipocampal 2.ditemukan clozapine, suatu obat antipsikotik yang atipikal, dengan efek samping neurologik yang minimal. Obat anti psikotik atipikal lainnya : risperidone dan olanzapine. Obat ini lebih efektif dalam mengatasi simtom negatif skizofrenia dan dengan efek samping neurologik minimal 3. Kemajuan dalam drug treatment , maka perhatian terhadap faktor psikososial yang mempengaruhi skizofrenia meningkat; termasuk mengenai onset, serangan ulang (relapse) dan hasil pengobatan (treatment outcome) Definisi : skizofrenia(menurut PPDGJ III, 1993) Ditandai dengan distorsi ikiran dan persepsi yg mendasar & khas; dan didapati afek tidak wajar (inappropriate) atau tumpul; kesadaran jernih; defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Pikiran, perasaan dan perbuatan yg paling mendalam sering terasa diketahui oleh orang lain, atau terbagi rasa dengan orang lain. Waham dapat timbul mempengaruhi pikiran &perbuatan penderita. Halusinasi, terutama : pendengaran (auditorik) lazim dijumpai dan dapat berupa memberi komentar tentang perilaku dan pikiran penderita Insidensi Terutama mengenai remaja & dewasa muda. Usia puncak onset skizofrenia pria pd usia 15-25 thn dan wanita 25-35 thn. Bila ada keluarga menderita skizofrenia maka expected rate sebesar 1 % utk seluruh kelompok usia; bila saudara kandung tanpa org tua menderita skizofrenia , expected rate sebesar 6.7- 8.2 % Pria lebih sering memiliki simtom negatif daripada wanita, ok wanita lebih baik dlm bersosialisasi dibandingkan pria; pd umumnya hasil akhir serangan skizofrenia lebih baik daripada pria. Bunuh diri dapat juga dijumpai pd kasus skizofrenik, 50 % pernah berusaha bunuh diri 1 X dalam seumur hidupnya 10-15 % penderita skizofrenik meninggal karena bunuh diri Etiologi 1.Stress Diathesis Model Menurut model ini etiologi skizofrenia berupa integrasi dari faktor biologik dan faktor psikososial & lingkungan. Seseorang mungkin memiliki specific vulnerability ( diatesis) dan bila berada dlm pengaruh lingkungan yg stressful dapat membuat simtom skizofrenia berkembang Stressor dapat biologik, lingkungan atau keduanya . Biologik misal infeksi; dan psikologik misal situasi keluarga yg stressful. Dasar biologik ini dapat diperkuat misal adanya substance abuse atau trauma. Apalagi bila ditambah dengan adanya stressor psikososial 2.Hipotesis Dopamine Menyatakan bahwa skizofrenia sbg akibat aktifitas dopaminergik yg berlebihan. Dengan memberikan haloperidol, obat antipsikotik yg memilii efikasi dan potensi antipsikotik dgn kemampuan bekerja sbg antagonis reseptor tipe dopamine2 (D2). Sebaliknya obat yg meningkatkan aktifitas dopaminergik, misal amfetamin, dapat menimbulkan ggn psikotik yg menyerupai gambaran skizofrenia. Adanya dugaan bahwa reseptor tipe dopamine 1 (D1) memegang peranan untuk timbulnya negative symptoms. Dari hasil penelitian , reseptor tipe dopamine 5 (D5) berhubungan dgn D1; dan reseptor dopamine tipe 3 (D3) dan D4 berhubungan dengan reseptor D2 Pemberian obat dopamine reseptor antagonis menanggulangi semua gejala psikotik, jadi tidak hanya skizofrenia 3.Serotonin Dopamine Antagonist Consept (SDA consept) Diperkirakan 5 HT(serotonin) memegang peranan thd skizofrenia; berarti dopamine (DA) dan 5 HT dlm keadaan disfungsional. Adanya abnormalitas dalam interaksi 5 HT dan DA mempunyai hubungan dengan simtom skizofrenia Simtom skizofrenia 1. Simtom positif 2. Simtom negatif 3. Defisit kognitif 4. Simtom agresif dan permusuhan 5. Simtom depresif dan kecemasan Positive and Negative Sindrome Scale =PANSS ( dari Kay ) Terdiri dari: 1.Simtom positif (7) 2. Simtom negatif (7) 3. Simtom psikopatologik umum (16) Yang dibicarakan hanya skala positif dan skala negatif A. Skala positif 1. Waham 2. Kekacauan proses pikir , dapat berupa sirkumstansial, tangensial, asosiasi longgar, tidak berurutan, tidak logis yg parah, putusnya arus pikiran (blocking) 3. Perilaku halusinasi, dapat berupa halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman dan somatik 4. Gaduh gelisah, hiperaktifitas dalam bentuk percepatan perilaku motorik, peningkatan respons thd stimuli, waspada berlebihan (hypervigilance) 5. Waham kebesaran , keyakinan ttg superiorotas berlebihan, tdk realistik (termasuk kemampuan luar biasa, kekayaan, pengetahuan, kekuatan & kebajikan moral ) 6.Kecurigaan /kejaran 7. Permusuhan, berupa ekspresi verbal dan non verbal ttg kemarahan, kebencian; termasuk sarkasme, perilaku pasif agresif,caci maki & penyerangan B. Skala Negatif 1. Afek tumpul berkurangnya respons emosional, yg ditandai dgn berkurangnya ekspresi wajah, modulasi perasaan dan gerak- gerik komunikatif. 2. Penarikan emosional (emotional withdrawal); berkurangnya minat dan keterlibatan serta curahan perasaan thd peristiwa kehidupan 3. Kemiskinan rapport berkurangnya empati interpersonal, kurang keterbukaan dlm percakapan dan rasa keakraban. Ditandai adanya jarak interpersonal dan berkurangnya komunikasi verbal dan non verbal. 4.Penarikan diri dari hubungan sosial secara pasif atau apatis. Berkurangnya minat dan inisiatif dalam interaksi sosial yg disebabkan pasifitas, apatis, anergia dan tidak ada dorongan kehendak. Akibatnya berkurang keterlibatan interpersonal dan mengabaikan aktifitas kehidupan sehari-hari. 5. Kesulitan dalam pemikiran abstrak. Gangguan dlm penggunaan cara berfikir abstrak atau simbolik, yg dibuktikan dalam kesulitan mengklasifikasikan, membentuk generalisasi; jadi dalam berfikir secara konkrit atau egosentrik dalam memecahkan masalah. 6.Kurangnya spontanitas dan arus percakapan. Berkurangnya arus normal percakapan yg disertai dengan apatis, avolisi, defensif atau adanya defisit kognitif. 7. Pemikiran stereotipi Berkurangnya kelancaran, spontanitas dan fleksibilitas proses fikir yg terbukti dari kekakuan, pengulangan atau isi pikiran yg miskin Defisit Kognitif Akibatpenurunan dopamine pada area pre frontal, terlihat berupa : Sulit konsentrasi daya ingat menurun Kesulitan melakukan fungsi eksekutif melakukan tugas sehari-hari Simtom agresif dan permusuhan Permusuhan yg berlebihan, seperti : verbal, penyelewengan fisik, atau bahkan penyerangan Perilaku melukai diri sendiri, seperti : bunuh diri, perusakan properti Sexual acting out Simtom depresif dan kecemasan Mood terdepresi, mood kecemasan, perasaan bersalah, ketegangan (tension), iritabilitas, kekhawatiran Pedoman Diagnostik Skizorenia (menurut PPDGJ III, 1993) Gejala yg sering terdapat pada skizofrenia : a. Thought echo, thought insertion, thought withdrawal, thought broadcast b. Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi (delusion of influence), passivity terhadap gerakan tubuh, atau pikiran, perbuatan atau perasaan;persepsi delusional c.Suara halusinasi berkomentar terus- menerus terhadap perilaku penderita, mendiskusikan perihal penderita, atau suara yg berasal dari salah satu bagian tubuh. d. Waham menetap jenis lain yang menurut budaya dianggap tidak wajar serta mustahil; misal manusia super, mampu mengendalikan cuaca e. Halusinasi yg menetap dalam setiap modalitas, baik disertai waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yg jelas, atau ide yg berlebihan (over valued ideas) yang menetap; atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu atau berbulan terus- menerus f.Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (=interpolasi) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme g.Perilaku katatonik seperti gaduh gelisah (=excitement), sikap tubuh (=posturing) tertentu (misal : katalepsi); atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan stupor. h. Gejala negatif , seperti sikap masa bodoh(=apatis), pembicaraan terhenti, respons emosional menumpul atau tidak wajar biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial (tetapi harus jelas bahwa semua hal tsb tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika). i.Suatu perubahan yg konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (=self absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial Diagnosis dapat ditegakkan bila : Harus ada sedikitnya 1 gejala yg amat jelas atau 2 gejala atau lebih apabila gejala itu kurang tajam. Gejala tsb : 1.gejala dari a s/d d 2.gejala dari e s/d h Yg harus selalu ada selama kurun waktu 1 bulan atau lebih , dan kesadaran/ sensorium harus composmentis Halusinasi pendengaran yg karakteristik untuk skizofrenia: 1. ada 2 suara atau lebih membicarakan mengenai penderita 2. membicarakan penderita dalam bentuk orang ketiga tunggal 3.membicarakan hal yang sedang dilakukan penderita 4.membicarakan mengenai hal yang menjelekkan atau merugikan penderita 5. Suara halusinasi mengancam dan atau mengganggu penderita Halusinasi penglihatan lebih sedikit dijumpai ; pada penderita skizofrenia halusinasi penglihatan dialami baik siang maupun malam sama seringnya. Pada penderita gangguan mental organik atau gangguan afektif halusinasi penglihatan lebih sering dialami pada malam hari Skizofrenia
Masuk dalam kelompok: skizofrenia,
gangguan skizotipal dan gangguan waham (ICD-X, 1992;PPDGJ III,1993) Menurut DSM -IV (1994) masuk dalam kelompok skizorenia dan gangguan psikotik lainnya. Pembagian skizofrenia (PPDGJ-III) 1.Skizofrenia paranoid * 2. Skizofrenia hebefrenik * 3.Skizofrenia katatonik * 4. Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)* (dulu: tak tergolongkan ) 5.Depresi pasca skizofrenia 6.Skizofrenia residual * 7.Skizofrenia simpleks 8.Skizofrenia lainnya * Tipe menurut DSM-IV Tipe Skizofrenia 1.Skizofrenia paranoid waham disertai halusinasi, tu :halusinasi pendengaran. Onset cenderung pada usia lebih tua 2.Skizofrenia hebefrenik (atau disorganized schizophrenia) perilaku regressif & mannerisme. Mulai pada usia 15-25 thn. Prognosis : cenderung buruk dan berkembang gejala negatif 3. Skizofrenia katatonik yang menonjol : ggn psikomotor, bervariasi antara kondisi ekstrim hiperkinesis dan stupor. Simtom katatonik a.l :katalepsi, fleksibilitas serea, autonomic obidience, dll. 4. Skizofrenia tak terinci (atau undifferentiated) memperlihatkan gejala lebih dari satu tipe atau tidak sesuai dengan salah satu tipe diatas. 5.Depresi pasca skizofrenia episode depresif setelah serangan skizofrenia; beberapa gejala skizofrenik harus tetap ada, gejala menetap dapat simtom positif atau negatif (walaupun gejala negatif lebih sering). Gejala depresif disertai peningkatan risiko bunuh diri (dlm hal ini skizofrenia telah berlangsung 1 thn atau lebih) 6. Skizofrenia residual suatu stadium kronis dalam ggn skizofrenik, ditandai gejala negatif (walaupun belum tentu ireversibel) 7. Skizofrenia simpleks perkembangan yg perlahan, tetapi progresif, mengenai keanehan tingkah laku, ketidakmampuan memenuhi tuntutan masyarakat & penurunan kinerja secara menyeluruh. Tidak terdapat waham & halusinasi. Dgn bertambahnya kemunduran sosial , pasien dpt jadi gelandangan,pendiam, pemalas dan hidup tanpa tujuan Gangguan psikotik lir- skizofrenia akut Gangguan psikotik akut dgn gejala psikotik cukup stabil dan memenuhi kriteria skizofrenia , hanya jangka waktu berlangsung dua minggu s/d kurang dari satu bulan. Bila gejala skizofrenia menetap lebih dari 1 bulan , diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia Ada 3 model pengobatan skizofrenia 1. Somatic therapy a.terapi obat b.terapi kejang listrik (ECT=electro convulsive therapy) 2.Psikoterapi a. berupa tata laksana psikoterapi b. psikoterapi formal (dapat diberikan hanya pada kasus yg tenang) 3.Milleu therapy (=terapi lingkungan ) Terapi obat Terapi dibagi atas 3 fase : 1. Fase akut 2. Fase stabilisasi : paling sedikit 6 bulan 3. Fase stabil serangan I : 6 bulan-2 tahun serangan II : 2 tahun-5 tahun serangan III : seumur hidup Obat antipsikotik dibagi atas : 1. OAP tipikal 2.OAP atipikal Obat anti psikotik tipikal a. golongan phenotiazine 1.dgn rantai alkil amino / alifatik, misal : chlorpromazine 2.dgn rantai piperidin, misal : thioridazine (Melleril R/) 3. Dgn rantai piperazine, misal : fluphenazine (Anatensol R/), trifluoperazine (Stelazine R/) b. golongan butirofenon, : Haloperidol (Haldol R/) (Serenace R/) Bila menggunakan chlorpromazine, mulai dengan dosis 300 mg/oral/hari dalam dosis terbagi. Kemajuan pengobatan dievaluasi 2-3 hari atau 5-7 hari (tergantung keparahan). Bila tidak ada kemajuan , dosis dinaikkan 30- 50 % dari dosis sebelumya. Rentang dosis untuk chlorpromazine 300-1000 mg/ oral /hari
Bila memakai haloperidol , rentang dosis
6mg-20 mg /oral/hari dalam dosis terbagi Obat antipsikotik atipikal Dianggap lebih baik daripada golongan OAP tipikal; ok memiliki : - efek pengobatan thd simtom negatif - memiliki efek samping neurologik yg minimal selain itu dapat mengobati skizofrenia thd pengobatan yg resisten/bandel 1.clozapine (Clozaril R/) dosis: 200-900 mg/oral/ hari dalam dosis terbagi. Syarat : leukosit > 3.500/ mm3 2.risperidone ( Risperdal R/ ZofredalR/) dosis : 1-16 mg/oral/ hari dalam 2 X pemberian. Dosis diatas 10 mg efek terapeutik tidak bertambah banyak, malah sebaliknya efek samping yg bertambah 3.olanzapine (Zyprexa R/) Dosis : 5-20 mg/oral/hari 1 X pemberian pada malam hari.
4. Quetiapine (Seroquel R/)
Dosis : 200-800 mg/oral/hari 2 atau 3 kali pemberian, biasanya 2 kali
5. Aripiprazole (Abilify R/)
Dosis : 5-30 mg/hari/oral, 1 kali pemberian Bioekuivalensi obat anti psikotik dibandingkan dengan chlorpromazine tioridazine =1 fluphenazine= 40 haloperidol= 40-50 clozapine=1,2 risperidone =80 olanzapine = 40-50 quetapine = 1,3 aripiprazole = 40 Misal : pasien memakai 400 mg chlorpromazine, bila mau diganti dgn : fluphenazine 400: 40 =10 mg risperidone 400 : 80 = 5 mg Selain pemakaian peroral, dikenal pula pemakaian long acting obat antipsikotik,misal : fluphenazine enantate (Modecate R/), haloperidol decanoate (Haldol decanoas R/) utk 20-30 hari