bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.Ketika dinyatakan bahwa sesuatu itu bernilai, berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai bisa dipilah menjadi 2 macam. Pertama: nilai dasar dan yang kedua: nilai instrumental B. Ciri-Ciri Nilai
Menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai
berikut. 1. Nilai itu suaturealitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindera. 2. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). 3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindakberdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Dalam filsafat,nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu 1. Nilai logika, yaitu: nilai benar salah. 2. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah. 3. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara Indonesia
1. Pancasila merupakan suatu system filsafat maka
kelima sila bukan terpisah-pisah, dan memiliki makna sendiri-sendiri melainkan memiliki esensi makna yang utuh. 2. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa setiap aspek kebangsaan, kemasyarakatan , serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai keTuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. 3. Negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan kodrat bahwa manusia sebagai warga dari Negara sebagai persekutuan hidup berkedudukan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Nilai obyektif pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut : 1)Rumusan sila-sila pancasila bersifat umum, universal dan abstrak 2)Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa 3)Pancasila yang terkandung didalam pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental bagi Negara Nilai subyektif pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut : 1)Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri 2)Pancasila diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebijakan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 3) Nilai-nilai pancasila mengandung 7 nilai kerohanian yaitu : Kebenaran, kebaikan, keadilan, kebijaksanaan, etis, estetis, religius 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ketuhanan yang maha esa ini meliputi dan menjiwai keempat sila yang lainnya. Terkandung nilai bahwa Negara yang Indonesia adalah pengejawantahan tujuan manusia se 2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa Negara, HAM, menjunjung tinggi harkat dari matrabat manusia sebagai makhluk yang beradabbagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 3. Sila Persatuan Indonesia Dalam sila Persatu Indonesia terkandung nilai, Negara adalah merupakan persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk Negara ; Suku, Ras, Kelompok, golongan maupun agama. Perbedaan diantaranya beranekaragam tetapi satu, Bhineka Tunggal Ika. 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilakukan dalam kehidupan bernegara. Nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat : a. adanya perbedaan yang harus disertai tanggungjawab baik terhadap masyarakat maupun secara moralterhadap Tuhan Ynag Maha Esa. b. menjunjung tinggi harkat dan martabat c. menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuaan hidup bersama d. mengakui perbedaan individu, kelompok, ras, suku maupun agama, karena perbedaan adalah bawaan kodrat manusia 5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalm sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila pertama, kedua, ketiga sampai keempat. Dalam sila tersebut terkandung niali yang merupakn jutuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah keadilan yang didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan. pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku etika, yakni manusia. Oleh karena itu etika politik berkaitan erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Dapat disimpulkan bahwa dalam hubungannya dengan masyarakat bangsa maupun negara, etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan senantiasa didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsa, maupun negara bisa berkembang ke arah keadaan yang tidak baik dalam arti moral. Misalnya suatu negara yang dikuasai oleh penguasa atau rezim yang otoriter. Dalam suatu masyarakat negara yang demikian ini maka seseorang yang baik secara moral kemanusiaan akan dipandang tidak baik menurut negara serta masyarakat negara. Oleh karena itu aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia (Suseno, 1987: 15). Manusia dalam hidupnya tidak lepas dari manusia lain. Untuk itu, manusia perlu hidup berkelompok (zoon politicon) yang menampilkan insan berfikir sekaligus sebagai insan usaha (homo economicus). Hal itu dilakukan selain sebagai kodratnya, dimaksudkan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Bangsa Indonesia memilih bentuk (organisasi) negara yang dinamakan Republik yang merupakan suatu pola yang mengutamakan pencapaian kepentingan umum (respublica) dan bukan kepentingan perseorangan atau kepentingan golongan. Pada umumnya, kegiatan kenegaraan kaitannya dengan hasil perjanjian bermasyarakat, orang beranggapan bahwa kegiatan kenegaraan meliputi: Membentuk hukum atau kewenangan legislatif. Menerapkan hukum atau kewenangan eksekutif. Menegakkan hukum atau kewenangan yudikatif