Anda di halaman 1dari 99

BAHAN AJAR

HUKUM KONSTITUSI

Disiapkan oleh: Laurel Heydir


PENGASUH MATA-KULIAH
Penanggung-Jawab
Dr. Zen Zanibar, SH, MH (zen.zanibar@yahoo.co.id)

Tim Pengajar
Amir Syarifudin, SH, MHum (Amir_Syarifudin53@yahoo.co.id)
Laurel Heydir, SH, MA (LHeydir@gmail.com)
Zulhidayat, SH, MH (HidayatZul@yahoo.com)
Mahesa Rannie, SH, MH (MahesaRannie@gmail.com)
KEGIATAN
Perkuliahan
Tatap-muka
Diskusi
Tugas
Mandiri
Terstruktur
Ujian
Tengah Semester (UTS)
Akhir Semester (UAS)
KOMUNIKASI
Selain perkuliahan tatap-muka, fasilitas
internet & jaringan media-sosial yang tersedia
juga dimanfaatkan sebagai media komunikasi
penunjang perkuliahan.

Website:
Mailing-list:
SocMed Groups:
PENILAIAN
Rumus
NA = (25% X Tugas) + (30% X UTS) + (45% X UAS)

NA = Nilai Akhir
UTS = Ujian Tengah Semester
UAS = Ujian Akhir Semester

Kehadiran BUKAN komponen penilaian melainkan PER-


SYARATAN untuk bisa mengikuti UTS/UAS SYARAT
kehadiran minimal untuk boleh mengikuti UTS/UAS
adalah 80% dari jumlah perkuliahan!
BAHAN ACUAN
Acuan utama
UUD NRI Tahun 1945 pasca amandemen 14 (& UUD/
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia)

Acuan penunjang
Peraturan perundang-undangan pelaksanaan UUD yang
mengatur ketatanegaraan/penyelenggaraan kekuasaan
negara/pemerintahan Indonesia

Referensi
Buku-buku ketatanegaraan RI
CAKUPAN PERKULIAHAN
Hukum Konstitusi di Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya membahas tentang ketatanegaraan positif di
Indonesia, yakni ketentuan-ketentuan dalam
penyelenggaraan kekuasaan negara/pemerintahan
Republik Indonesia sesuai dengan konstitusi yang berlaku
yaitu: UUD NRI Tahun 1945 pasca amandemen 14
(19992002). Namun, konstitusi yang terdahulu juga
dipelajari sebagai perbandingan sekaligus pengetahuan
tentang dinamika ketatanegaraan Indonesia dari masa ke
masa.
CAKUPAN PERKULIAHAN
[lanjutan]

PowerPoint ini memaparkan ketentuan-ketentuan


konstitusi tentang sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia. Namun, patut diingat bahwa undang-undang
dasar (loi constitutionnelle) merupakan bagian dari
hukum dasar (droit constitutionnel) sehingga untuk
memahami sistem ketatanegaraan suatu negara tidaklah
cukup hanya dengan membaca teks konstitusinya saja
melainkan
.
harus juga diselidiki suasana kebatinan
CAKUPAN PERKULIAHAN
[lanjutan]

(geistlichen Hintergrund) yang dikandungnya & praktiknya


karena sebaik/seburuk apapun ketentuan konstitusi, pada
akhirnya wujud penyelenggaraan negara/pemerintahan
tergantung pada semangat para pelaksana negara/
pemerintahan, terutama semangat para pimpinannya.

Kemudian, karena kehidupan berbangsa & bernegara


meliputi berbagai aspek yang sangat kompleks, maka perlu
juga dibaca buku-buku yang membahas aspek-aspek
.
CAKUPAN PERKULIAHAN
[lanjutan]

kenegaraan Indonesia lainnya selain dari aspek hukum


terutama buku-buku yang mengkaji kenegaraan Indonesia dari
aspek-aspek kesejarahan & sosial-politik, juga ekonomi
sehingga dapat lebih dipahami realitas dalam penyelenggaraan
kekuasaan negara/pemerintahan Indonesia secara lebih utuh.
TOPIK BAHASAN

1. Periodesasi Konstitusi Indonesia


Perubahan/pergantian konstitusi Republik
Indonesia dari masa ke masa
Deskripsi materi-muatan pada masing-masing
konstitusi tersebut
Perbandingan sistem ketatanegaraan di
antara berbagai konstitusi yang pernah
berlaku di Indonesia
TOPIK BAHASAN
[lanjutan]

2. Amandemen UUD 1945 era Reformasi


Reformasi & perubahan konstitusi
Sistematika konstitusi hasil amandemen
Ketentuan-ketentuan yang tetap & yang
diubah
Kelembagaan negara RI pasca amandemen
UUD 1945 ~ di pusat & daerah
Sistem ketatanegaraan RI pasca amandemen
14 (19992002) UUD 1945
TOPIK BAHASAN
[lanjutan]

3. Antisipasi perubahan kelima UUD 1945


Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
perubahan konstitusi ~ dari berbagai aspek (i-
pol-ek-sos-bud-han-kam-nas)
Aspek-aspek yudiris yang berkaitan dengan
perubahan konstitusi, al:
Teknis perubahan konstitusi legislative drafting
Substansi norma yang akan diubah & perubahannya
Politik hukum arah ketatanegaraan yang dituju
Kelembagaan institutional re-design/re-structuring
1. PERIODESASI KONSTITUSI
INDONESIA
UUD 1945 (I) [sejak 18 Agustus 1945]
Konstitusi RIS [sejak 27 Desember 1949]
UUDS 1950 [sejak 17 Agustus 1950]
UUD 1945 (II) [sejak 5 Juli 1959]
Masa Orde Lama/OrLa (Pemerintahan Soekarno)
Masa Orde Baru/OrBa (Pemerintahan Suharto)
UUD 1945 era Reformasi
Amandemen 1 (ditetapkan 19 Oktober 1999)
Amandemen 2 (ditetapkan 18 Agustus 2000)
Amandemen 3 (ditetapkan 9 November 2001)
Amandemen 4 (ditetapkan 10 Agustus 2002)
Ringkasan perjalanan ketatanegaraan RI
dapat dibaca pada artikel:
An Outline of the Evolution of
Constitutional Law in Indonesia
https://unsri.academia.edu/LaurelHeydir/papers
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950

UUD 1945 [naskah awal ~ pra-amandemen]


Deskripsi UUD 1945: [terdiri dari]
Pembukaan (Preambule)
Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal Aturan
Peralihan & 2 ayat Aturan Tambahan)
Penjelasan (umum & pasal-pasal)

Dasar keberlakuan UUD 1945: Revolusi Indonesia,


Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 &
pengesahan UUD oleh PPKI 18 Agustus 1945
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Status: UUD sementara
Dasar negara: Pancasila
Tujuan negara: Mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat
Paham kedaulatan: Kedaulatan Rakyat (popular
sovereignty)
UUD 1945 juga menganut ajaran Ketuhananmeskipun
tanpa penyebutan kedaulatan Tuhan & tanpa penegasan
supremasi agama tertentu.
Terdapat pula aksentuasi konsep-konsep kedaulatan
negara (kesatuan) & kedaulatan hukum (supremasi
hukum/sistem konstitusional) dalam UUD 1945.
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Bentuk negara: Kesatuan (unitary state)
Bentuk pemerintahan: Republik (republiek/republic)
Wilayah negara: Tidak disebutkan dalam UUD 1945
Alat perlengkapan negara: MPR; Presiden/Wakil
Presiden; DPA; Kementerian Negara; Pemerintahan
Daerah; DPR; BPK; & MA
Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945:
Segala badan negara (& peraturan) yang ada masih terus
berlakusampai diperbarui menurut UUD 1945
[UUD 1945 tidak menyertakan rincian tentang apa saja
badan negara yang dimaksud tersebut]
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
[UUD 1945 menunjuk PPKI untuk mengatur peralihan ke
pemerintahan RI (Pasal I Aturan Peralihan UUD 1945)]
Sistem pemerintahan: Presidensial (presidential)
Sistem pemerintahan yang dianut tidak murni presidensial
karena selain ciri presidensialyaitu: Presiden sebagai
Kepala Negara merangkap Kepala Pemerintahanjuga
terdapat ciri parlementeryaitu: Presiden sebagai Kepala
Pemerintahan dipilih/diangkat oleh & bertanggung-jawab
kepada Parlemen/MPR
Sistem pemerintahan daerah: Tidak dirinci dalam
UUD 1945
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
UUD 1945 hanya menyebutkan bahwa bentuk susunan
pemerintahan daerah akan ditetapkan kemudian (dengan
UU) dengan mengingati hak-hak asal-usul daerah-daerah
yang bersifat istimewa
Hal-hal lainnya yang diatur oleh UUD 1945:
Kewarganegaraan
Penetapan kewarganegaraan berdasarkan UU
Hak-hak konstitusional warga-negara, meliputi:
kesamaan kedudukan di depan hukum & pemerintahan;
pekerjaan & penghidupan yang layak bagi kemanusiaan;
kemerdekaan berserikat & berkumpul & mengeluarkan
pikiran secara lisan & tertulis
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Agama
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara menjamin kebebasan beragama & beribadah
Pertahanan negara
Warga-negara berhak/berkewajiban untuk bela negara
(diatur dengan UU)
Pendidikan
Warga-negara berhak mendapatkan pengajaran
Pemerintah menyelenggarakan sistem pengajaran
nasional (dengan UU)
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Kesejahteraan sosial
Penguasaan negara terhadap SDA & cabang-cabang
produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
Fakir miskin & anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
negara
Bendera & bahasa
Bendera: merah-putih
Bahasa: Indonesia
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Perubahan UUD
Sekurang-kurangnya 2/3 anggota MPR harus hadir
Sekurang-kurang 2/3 dari anggota MPR yang hadir
menyetujui perubahan UUD
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Sistem ketatanegaraan menurut UUD 1945
Prinsip-prinsip ketatanegaraan:
RI adalah negara hukum (rechtsstaat)bukan negara
kekuasaan (machtsstaat)
RI menganut sistem konstitutionalbukan absolutismeyaitu
dengan menempatkan UUD 1945 sebagai aturan dalam
penyelenggaraan kekuasaan negara/pemerintahan
Struktur kekuasaan negara/pemerintahan:
Kekuasaan tertinggi negara pada MPR (die gesamte
Staatgewalt liegi allein bei der Majelis)
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
MPR sebagai pelaku sepenuhnya kedaulatan rakyat/penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia (Vertretungsorgan des Willens des
Staatsvolkes)
Kewenangan MPR meliputi:
Menetapkan UUD
Menyusun GBHN
Memilih/mengangkat & memberhentikan Presiden
Di bawah MPR, Presiden sebagai mandataris MPR adalah
penyelenggara negara/pemerintahan tertinggi
Penyelenggaraan negara/pemerintahan bertumpu pada Presiden
(concentration of power & responsibility upon the President)
Kewenangan Presiden meliputi,
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Sebagai Kepala Pemerintahan:
Menyelenggarakan pemerintahan (executive power)
Membentuk UU (Gesetzgebung) (legislative power) [bersama
DPR]
Menetapkan APBN (Staatsbegrooting) [bersama DPR]
Menetapkan PP (pouvoir reglementair)untuk menjalankan UU
Menetapkan Perpu (noodverordeningsrecht)dalam hal-ihwal
kegentingan yang memaksa [selanjutnya Perpu tersebut harus
mendapatkan persetujuan DPR untuk dapat terus berlaku]
Memegang kekuasaan tertinggi AD, AL & AU (commander-in-
chief)
Menyatakan perang, membuat perdamaian & perjanjian
dengan negara lain [bersama DPR]
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Menyatakan keadaan bahaya [yang syarat-syarat & akibatnya
ditetapkan dengan UU]
Sebagai Kepala Negara:
Mengangkat/menerima duta & konsul
Memberi grasi, amnesti, abolisi & rehabilitasi
Memberi gelaran, tanda jasa & tanda kehormatan lainnya
Sehubungan dengan luasnya kekuasaan Presiden, Penjelasan
UUD 1945 menegaskan bahwa Presiden bukan diktator &
kekuasaan Presiden tidak tak terbatas (Presiden untergeordnet
& bertanggung-jawab kepada MPR)
Ada pembatasan masa jabatan Presiden/Wakil Presiden, yaitu: 5
tahun (& sesudahnya dapat dipilih kembali)]
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
[Untuk pertama kalinyasebelum MPR terbentukPresiden &
Wakil Presiden dipilih oleh PPKI (Pasal III Aturan Peralihan UUD
1945)]
Di samping Presiden adalah DPRsebagai mitra Presiden
dalam penyelenggaraan negara/pemerintahan
Kedudukan DPR setara (neben) dengan Presiden
Kewenangan DPR meliputi:
Membentuk UU (legislasi) [bersama Presiden]
[anggota DPR dapat mengajukan RUU]
Menetapkan anggaran (Staatsbegrooting) [bersama Presiden]
Mengawasi/mengontrol tindakan-tindakan Presiden/
Pemerintah
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
[Karena seluruh anggota DPR adalah anggota MPR,
pengawasan DPR terhadap Presiden cukup kuat & jika DPR
menganggap Presiden melanggar UUD/GBHN, maka MPR
dapat mengadakan Sidang Istimewa untuk meminta
pertanggung-jawaban Presiden]

Sistem pemerintahan:
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Presiden dibantu
oleh seorang Wakil Presiden & beberapa Menteri Negara
Menteri memimpin departemen pemerintahansebagai
pelaksana kekuasaan dalam praktik pemerintahan di
bidangnya (pouvoir executif)
Menteri bertanggung-jawab kepada Presidenbukan kepada
DPR
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
DPA sebagai badan penasehat memberikan pertimbangan-
pertimbangan/jawaban atas pertanyaan Presidensebaliknya
DPA juga dapat mengajukan usul kepada Pemerintah
Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945:
Sebelum terbentuknya MPR, DPR & DPA, segala kekuasaan-
nya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah
komite nasionalKNIP
Sistem perekonomian:
Berazaskan kekeluargaan
SDA & cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
UUD 1945 menempatkan perekonomian nasional dalam
konteks kesejahteraan sosial (social welfare)
Azas kekeluargaandisebut dalam Penjelasan UUD 1945
dengan istilah demokrasi ekonomimerujuk pada usaha
bersama (koperasi) yang tujuan utamanya adalah
kemakmuran masyarakatbukan kemakmuran perseorangan
Pengelolaan keuangan negara:
APBN ditetapkan pada setiap tahun dengan UU
Perihal keuangan negara lainnya diatur dengan UU
Pemeriksaan keuangan negara dilakukan oleh BPK
Hasil pemeriksaan BPK dilaporkan kepada DPR
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Sistem hukum:
RI adalah negara hukum (rechtsstaat)
RI menganut sistem konstitutional
Kekuasaan kehakiman:
Diselenggarakan oleh MA & badan kehakiman lainnya
menurut UU
Persyaratan/pemberhentian hakim ditetapkan UU
[Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945:
Segala badan negara (& peraturan) yang ada
masih terus berlakusampai diperbarui menurut
UUD 1945]
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]

Konstitusi RIS
Bagian ini dst masih dalam pengerjaan
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Konstitusi RIS
Deskripsi Konstitusi RIS: [terdiri dari]
Mukaddimah
Isi (6 bab & 197 pasal)
Piagam Persetujuan

Dasar keberlakuan Konstitusi RIS: Kesepakatan


KMB (antara delegasi RI & BFO)/pengakuan
kedaulatan RIS & Konstitusi RIS oleh Kerajaan
Belanda (mulai berlaku per 27 Desember 1949)
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Status: Konstitusi sementara
Dasar negara: Pancasila
Tujuan negara: mewujudkan kebahagiaan,
kesejahteraan, perdamaian & kemerdekaan
masyarakat & negara Indonesia yang merdeka &
berdaulat sempurna
Paham kedaulatan: Kedaulatan rakyat
Bentuk negara: Serikat/federasi
Bentuk pemerintahan: Republik
Sistem pemerintahan: Parlementer
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Wilayah negara:
a. Daerah status-quo persetujuan Renville (17 Januari 1948)
[meliputi: Negara Indonesia Timur; Negara Pasundan (termasuk
Distrik Federal Jakarta); Negara Jawa Timur; Negara Madura; Negara
Sumatera Timur (dengan pengertian Asahan Selatan & Labuhan Batu
berhubungan dengan Negara Sumatera Timur tetap berlaku); &
Negara Sumatera Selatan]
b. Satuan-satuan kenegaraan mandiri
[terdiri dari: Jawa Tengah; Bangka; Belitung; Riau; Kalimantan Barat
(Daerah istimewa); Dayak Besar; Daerah Banjar; Kalimantan
Tenggara; & Kalimantan Timur]
c. Daerah Indonesia selebihnya adalah bukan daerah-daerah
bagian
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Alat perlengkapan federal RIS: Presiden; Menteri-
Menteri; Senat; DPR; MA; Jaksa Agung (pada MA);
DPK; Bank Sirkulasi; & alat perlengkapan RIS
lainnya yang ditetapkan dengan Undang-Undang
Federal
Alat perlengkapan khusus federal: Konstituante
Konstituante bertugas menetapkan Konstitusi RIS baru
pengganti Konstitusi RIS sementara tersebut
Anggota Konstituante adalah anggota DPR+Senat+anggota
luar biasa (yang sama jumlahnya dengan anggota DPR+
Senat yang dipilih/ditunjuk/diangkat sebagaimana anggota
biasa)
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Ketua DPR sebagai Ketua Konstituante & Ketua Senat
sebagai Wakil Ketua Konstituante
Catatan:
Pemerintah adalah Presiden bersama Menteri-Menteri
Para Menteri berada dalam Dewan Menteri yang diketuai
oleh Perdana Menteri yang diangkat oleh Presiden
Menteri-Menteri duduk dalam DPR dengan suara penasehat
Ketua Senat dipilih di antara anggota Senat yang setelah
terpilih yang bersangkutan tidak lagi berstatus sebagai
anggota Senat & memiliki suara penasehat. Ketua Senat
didampingi oleh Wakil-Ketua yang statusnya tetap sebagai
anggota Senat dengan hak suara
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
Prinsip-prinsip ketatanegaraan Konstitusi RIS:
RIS adalah negara hukum demokratis
Kedaulatan negara dilaksanakan bersama oleh Pemerintah,
DPR & Senat
Cukup banyak porsi pengaturan perlindungan HAM (hak/
kebebasan) warga-negara & penduduk (termasuk warga
asing)
Pemerintah terdiri dari: Pemerintah Federal & Pemerintah
Daerah Bagian
Cukup rinci pengaturan sistem pemerintahan federal
Pengaturan sistem pemerintahan daerah bagian & statusnya
dalam RIS diserahkan kepada masing-masing daerah bagian
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
berdasarkan kehendak rakyat setempat
Presiden tidak dapat diganggu-gugat
Yang bertanggung-jawab atas kebijakan pemerintah adalah
Menteri
Diatur pembagian pendapatan/keuangan federalbagian
DPR mempunyai hak interpelasi, hak menanya & hak
menyelidik (enquete)
Anggota DPR mempunyai hak menanya
Undang-Undang Federal tidak dapat diganggu-gugat
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]
UUDS 1950

Mukaddimah
Isi (6 Bab & 146 Pasal)
[Pasal II UU-RIS No.7/1950]
2 ayat (tentang pemberlakuan UUDS RI)
PERBANDINGAN KETATANEGARAAN
UUD 1945, KONSTITUSI RIS & UUDS 1950
[lanjutan]

Dasar keberlakuan UUDS 1950: UU RIS No. 7/1950


(15 Agustus 1950) tentang Perubahan Konstitusi RIS
menjadi UUDS RI (mulai berlaku 17 Agustus 1950)
2. AMANDEMEN UUD 1945
Tuntutan Reformasi
Tema utama amandemen UUD 1945 adalah
membatasi dominasi kekuasaan Presiden (executive
heavy), termasuk masa jabatan kepresidenan yang
maksimal 2 (dua) periode
Terjadinya krismon (krisis moneter) memicu
tuntutan publik untuk mundurnya Suharto dari
Meluasnya tuntutan publik untuk mereformasi
kehidupan berbangsa & bernegara Indonesia agar
lebih berkeadilan, demokratis & berkelanjutan;
mengukuhkan kedaulatan rakyat supremasi
pemerintahan sipil dengan menghapuskan
AMANDEMEN UUD 1945 [lanjutan]
Latar-Belakang
Tema utama amandemen UUD 1945 adalah
membatasi dominasi kekuasaan Presiden (executive
heavy), termasuk masa jabatan kepresidenan yang
maksimal 2 (dua) periode
Terjadinya krismon (krisis moneter) memicu
tuntutan publik untuk mundurnya Suharto dari
Meluasnya tuntutan publik untuk mereformasi
kehidupan berbangsa & bernegara Indonesia agar
lebih berkeadilan, demokratis & berkelanjutan;
mengukuhkan kedaulatan rakyat supremasi
pemerintahan sipil dengan menghapuskan
AMANDEMEN UUD 1945 [lanjutan]
Perubahan Pertama UUD 1945
[19 Oktober 1999; LN Nomor 11 Tahun 2006]
Mengubah
Pasal-Pasal: 5 ayat (1); 7; 9; 13 (2); 14; 15; 17 (2)
& (3); 20; & 21

Perubahan Kedua UUD 1945


[18 Agustus 2000; LN Nomor 12 Tahun 2006]
Mengubah dan/atau menambah
Pasal-Pasal: 18; 18A; 18B; 19; 20 ayat (5); 20A;
22A; 22B; Bab IXA; 25E; Bab X; 26 (2) & (3); 27 (3);
AMANDEMEN UUD 1945 [lanjutan]
Bab XA; 28A; 28B; 28C; 28D; 28E; 28F; 28G; 28H;
28I; 28J; Bab XII; 30; Bab XV; 36A; 36B; & 36C

Perubahan Ketiga UUD 1945


[9 November 2001; LN Nomor 13 Tahun 2006]
Mengubah dan/atau menambah
Pasal-Pasal: 1 ayat (2) & (3); 3 (1), (3) & (4); 6 (1)
& (2); 6A (1), (2), (3) & (5); 7A; 7B (1), (2), (3), (4),
(5), (6) & (7); 7C; 8 (1) & (2); 11 (2) & (3); 17 (4);
Bab VIIA; 22C (1), (2), (3) & (4); 22D (1), (2), (3) &
(4); Bab VIIB; 22E (1), (2), (3), (4), (5) & (6); 23 (1)
(2) & (3); 23A; 23C; Bab VIIIA; 23E (1), (2) & (3);
AMANDEMEN UUD 1945 [lanjutan]
23F (1) & (2); 23G (1) & (2); 24 (1) & (2); 24A
(1), (2), (3), (4) & (5); 24B (1), (2), (3) & (4); 24C
(1), (2), (3), (4), (5) & (6)

Perubahan Keempat UUD 1945


[10 Agustus 2002; LN Nomor 14 Tahun 2006]
Menetapkan
(a) UUD 18 Agustus 1945 jo. Dekrit Presiden 5 Juli
1959 jo. aklamasi DPR 22 Juli 1959
(b) Penambahan kalimat pada bagian akhir
Perubahan Kedua UUD 1945
(c) Perubahan penomoran beberapa pasal & ayat
AMANDEMEN UUD 1945 [lanjutan]
(d) Penghapusan judul Bab IV (DPA), pengubahan
substansi Pasal 16 & penempatannya ke dalam
Bab III (Kekuasaan Pemerintahan Negara)
(e) Pengubahan dan/atau penambahan
Pasal-Pasal: 2 ayat (1); 6A (4); 8 (3); 11 (1); 16;
23B; 23D; 24 (3); Bab XIII; 31 (1), (2), (3), (4) &
(5); 32 (1) & (2); Bab XIV; 33 (4) & (5); 34 (1),
(2), (3) & (4); 37 (1), (2), (3), (4) & (5); Aturan
Peralihan Pasal I, II, & III; & Aturan Tambahan
Pasal I & II
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945
Yang tetap
Bentuk Negara Republik (Republic)
Susunan Negara Negara Kesatuan
(Unitary State)
Sistem Pemerintahan Presidensial
(Presidential)
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Yang diubah [termasuk ditambah & dihapuskan]
Meskipun Pancasila sebagai norma dasar negara
(staatsfundamentalnorm) tidak diubah, namun terjadi
pergeseran paradigma dalam penataan negara sbb:
Bergesernya cita-negara (staatsidee)
[dari paham negara integralistik ke negara demokrasi
konstitusional]
Dipertegasnya sistem pemerintahan presidensial
[dengan Presiden/Wakil Presiden yang dipilih langsung oleh
rakyat (melalui pemilu) sekaligus dengan pembatasan masa
jabatan kepresidenan (maksimal 2 periode)]
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Dilikuidasinya supremasi MPR
Tidak lagi sebagai pelaksana kedaulatan rakyat untuk
selanjutnya kedaulatan rakyat dilaksanakan menurut aturan
Konstitusi
Tidak lagi superior sebagai Lembaga Tertinggi Negara
(melainkan setara dengan Lembaga Negara lainnya)
Tidak lagi berwenang memilih Presiden/Wakil Presiden
(kecuali sebagai pemandu prosesi dalam pelantikan/
pemberhentian/pengisian kekosongan jabatan Presiden/Wakil
Presiden)
Tidak lagi menetapkan GBHN (sebagai panduan
penyelenggaraan negara)
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Diperkuatnya kelembagaan DPR
Dialihkannya kewenangan legislasi dari Presiden ke DPR
(namun pembentukan UU tetap memerlukan persetujuan
bersama Presiden & DPR)
Dilimpahkannya fungsi anggaran & fungsi pengawasan
kepada DPR
Diberikannya hak-hak dalam rangka pelaksanaan fungsi DPR
Hak-hak DPR:
Hak interpelasi, hak angket & hak menyatakan pendapat
Hak-hak anggota DPR:
Hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan usul & pendapat, hak
imunitas & hak mengajukan usul RUU
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Dibentuknya DPD: (sambil menghapuskan utusan
daerah & utusan golongan dalam MPR)

Dibentuknya MK: untuk menafsir UU terhadap UUD


KY lembaga independen rekrutmen Hakim Agung &
menjaga integritas hakim
KPU lembaga indenpenden penyelenggara pemilu
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Terjadi perubahan pada struktur/kelembagaan
negara:
Tidak ada lagi superbody (lembaga tertinggi negara) [seperti
MPR tempo dulu yang posisinya superior terhadap lembaga
negara lainnya karena berperan sebagai pelaku kedaulatan
rakyat] ~ pasca amandemen kedaulatan tetap berada di
tangan rakyat namun pelaksanaannya tidak diserahkan
kepada lembaga negara tertentu melainkan dilaksanakan
menurut aturan UUD
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Dihapuskannya DPA, utusan daerah & utusan
golongan (dari kelembagaan MPR)
Dibentuknya DPD, MK, KY & KPU

Kategorisasi kelembagaan negara


Dahulu: [istilah resmi]
Lembaga Tinggi Negara (Presiden, DPR, MA, DPA, BPK)
Lembaga Tertinggi Negara (MPR)
Sekarang: [sebutan teoretis]
Lembaga negara utama (primary state institution)
Lembaga negara pendukung (supporting state institution)
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Selain itu, ada juga:
Lembaga negara tambahan (auxiliary state institution)
Kemunculan berbagai lembaga publik tambahan pasca
Reformasi adalah konsekuensi atas proses demokratisasi, yakni
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
urusan publik dan/atau yang menyangkut kepentingan publik ~
yang diwujudkan melalui representasi anggota masyarakat
pada berbagai lembaga negara tambahan tersebut

Sedangkan relasi antar lembaga negara [utama] pada saat ini


disebut dengan istilah checks and balances, yakni saling
mengawasi secara berimbang
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Lembaga Negara Utama
Ketatanegaraan Nasional:
Legislatif: MPR, DPR, DPD
Eksekutif: Presiden, Wakil Presiden, Kementerian
Negara
Yudikatif: MA & MK
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Ketatanegaraan Daerah
Pemerintahan Provinsi
o Gubernur [& Wakil Gubernur]
o DPRD Provinsi

Pemerintahan Kabupaten/Kota
o Bupati/Walikota [& Wakil Bupati/Walikota]
o DPRD Kabupaten/Kota
Pemerintahan Daerah Khusus/Istimewa (NAD, DKI Jakarta, DIY & Papua) ~
diatur dalam UU secara tersendiri (di luar UU Pemerintahan Daerah)
Keberadaan Wakil Gubernur & Wakil Bupati/Walikota diatur dalam UU
Pemerintahan Daerah ~ meskipun entitasnya tidak disebutkan dalam UUD
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Lembaga Negara Pendukung
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Penyelenggara rekrutmen Hakim Agung & pengawas integritas
Hakim (KY)
Penyelenggara Pemilu/Pemilukada (KPU/KPUD)
Bank Sentral (BI)
Duta & Konsul
Dewan Pertimbangan Presiden (WANTIMPRES)
Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Kepolisian Negara RI (POLRI)
Kejaksaan
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Lembaga Negara/Publik Tambahan
Yang dibentuk dengan UU, al:
KOMNAS HAM (Komisi Nasional Hak Azasi Manusia), KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi), KPI (Komisi Penyiaran
Indonesia), KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), KKR
(Komisi Kebenaran & Rekonsiliasi), KOMNAS Anak (Komisi
Perlindungan Anak Indonesia), Komisi Kepolisian Nasional
(KOMPOLNAS), Komisi Kejaksaan, Dewan Pers, Dewan
Pendidikan, PPATK (Pusat Pelaporan & Analisis Transaksi
Keuangan), Dewan Pertahanan Nasional, LPSK (Lembaga
Perlindungan Saksi & Korban), LPS (Lembaga Penjamin
Simpanan) dst
Sistem Ketatanegaraan RI
Pasca Amandemen UUD 1945 [lanjutan]
Lembaga Negara/Publik Tambahan
Yang dibentuk dengan PP/PerPres/KepPres, al:
KON (Komisi Ombudsman Nasional) ~ sekarang disebut ORI
(Ombudsman Republik Indonesia), KHN (Komisi Hukum
Nasional), KOMNAS Perempuan (Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan), DMN (Dewan Maritim
Nasional), DEN (Dewan Ekonomi Nasional), DPUN (Dewan
Pengembangan Usaha Nasional), DRN (Dewan Riset Nasional),
DPIS (Dewan Pembina Industri Strategis), DBN (Dewan Buku
Nasional), KPA (Komisi Penanggulangan Aids), Komisi Banding
Merek, Dewan Pengupahan, Dewan Sumber Daya Air Nasional,
KASN (Komisi Aparatur Sipil Negara) dst
Sistem Pemerintahan:
Sistem Pemerintahan: Presidensial
Struktur Pemerintah [Pusat]
Presiden/Wakil Presiden
Menteri Negara ~ memimpin Kementerian Negara
Kepala Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (dh:
LPND/Lembaga Pemerintah Non-Departemen)
Birokrasi Pusat
Pejabat Negara & Pegawai Negeri

Kewenangan Presiden di luar kekuasaan eksekutif:


Kewenangan di bidang legislatif:
Bersama DPR membuat UU
Sistem Pemerintahan: [lanjutan]
Membuat peraturan pelaksanaan UU
Menetapkan Perpu dalam hal-ikhwal kegentingan yang
memaksa

Kewenangan di bidang yudikatif:


Memberi grasi & rehabilitasi [dengan pertimbangan
MA]
Memberi amnesti & Abolisi [dengan pertimbangan
DPR]
Presiden menetapkan Hakim Agung yang
direkomendasikan KY & disetujui DPR
Mengangkat/memberhentikan anggota KY [dengan
persetujuan DPR]
Menetapkan Hakim MK
Sistem Pemerintahan: [lanjutan]
Kewenangan di bidang lainnya:
Pemegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL & AU
Menyatakan perang [dengan persetujuan DPR]
Membuat perjanjian internasional [dengan
persetujuan DPR]
Menyatakan keadaan bahaya
Mengangkat/menerima duta & konsul [dengan
pertimbangan DPR]
Memberi gelar, tanda jasa & lain-lain tanda
kehormatan
Sistem Perwakilan Rakyat ~ Parlementaria
Di tingkat nasional:
MPR (Parliament)
DPR (House of Representatives)
DPD (Senate)
Di tingkat daerah:
DPRD Provinsi
DPRD Kabupaten/Kota
DPRD merupakan perwakilan warga daerah yang
dalam UU Pemerintahan Daerah diposisikan
sebagai bagian dari penyelenggara pemerintahan di
daerah
Sistem Perwakilan: [lanjutan]
Fungsi DPR:
Legislasi (legislation)
Anggaran (budgeting)
Pengawasan (controlling)
Hak-Hak DPR:
Hak Interpelasi
Hak Angket
Hak Menyatakan Pendapat (Petisi)
Hak Budget
Hak-Hak Anggota DPR:
Hak Bertanya (mengajukan pertanyaan)
Sistem Perwakilan: [lanjutan]
Hak-Hak Anggota DPR: [lanjutan]
Hak Inisiatif (menyampaikan usul)
Hak Imunitas
Hak mengajukan RUU (Amandemen)
Amandemen UUD 1945 pada era Reformasi,
sambil menegaskan sistem pemerintahan
presidensial, juga melakukan penguatan Lembaga
Perwakilan Rakyat dalam rangka membatasi/
mengimbangi kekuasaan pemerintah ~ alhasil DPR
memiliki hak-hak/kewenangan yang sejatinya
merupakan karakteristik sistem pemerintahan
parlementer
Sistem Perwakilan: [lanjutan]
Keanggotaan Lembaga Perwakilan:
DPR & DPRD: Perwakilan dari partai politik
DPD: Perwakilan daerah/teritorial (4 wakil per provinsi, total
anggota DPD 1/3 jumlah anggota DPR)

Rekrutmen keanggotaan Lembaga Perwakilan:


Melalui pemilu/pemilihan umum ~ yang diselenggarakan
serentak secara nasional
Pemilu DPR & DPRD diikuti oleh calon anggota yang berasal
dari partai politik peserta pemilu
Pemilu DPD diikuti oleh calon perseorangan
Pemilu diselenggarakan oleh badan independen KPU/KPUD
Sistem Pemerintahan: [lanjutan]
Pemerintah Daerah
Pemerintah Provinsi
Gubernur [& Wakil Gubernur]
Pemerintah Kabupaten/Kota
Bupati/Walikota [& Wakil Bupati/Walikota]
DPRD
Perangkat Daerah
Pemerintah Desa
Pemerintah Daerah Khusus/Istimewa
[Diatur secara tersendiri untuk masing-masing daerah]
Pengisian Jabatan Kepala Daerah melalui Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Langsung yang diselenggarakan secara lokal di daerah ybs
Hubungan Pemerintah Pusat & Daerah
Azas otonomi
Tugas pembantuan

Desentralisasi
Dekonsentrasi
Perbantuan (Mede Bewind)
Konsep-konsep yang dikandung: [lanjutan]
Demokrasi & keterwakilan rakyat dalam
penyelenggaraan negara/pemerintahan
Negara hukum (rechtsstaat, rule of law)
Hak-Hak Azasi Manusia (HAM)
Pemisahan/pembagian/pemencaran kekuasaan
(separation/division/distribution/dispersion of
powers)
Saling mengawasi secara berimbang (checks &
balances)
Desentralisasi pemerintahan ~ otonomi daerah
(otda)
Perekonomian nasional pro kesejahteraan sosial
Kementerian Negara
Yang nomenklaturnya disebutkan dalam UUD 1945:
[Triumvirate]
Kementerian Luar Negeri
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Pertahanan
Yang ruang-lingkup urusannya disebutkan dalam UUD
1945:
Kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia
Kementerian Keuangan
Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perdagangan
Kementerian Negara [lanjutan]
Yang ruang-lingkup urusannya disebutkan dalam UUD
1945: [lanjutan]
Kementerian Pertanian
Kementerian Kehutanan
Kementerian Perhubungan
Kementerian Kelautan & Perikanan
Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi
Kementerian Pekerjaan Umum
Kementerian Kesehatan
Kementerian Pendidikan Nasional
Kementerian Sosial
Kementerian Agama
Kementerian Negara [lanjutan]
Yang ruang-lingkup urusannya disebutkan dalam UUD
1945: [lanjutan]
Kementerian Kebudayaan & Pariwisata
Kementerian Komunikasi & Informatika

Yang menangani urusan pemerintahan dalam rangka


penajaman, koordinasi & sinkronisasi program
pemerintah:
Kementerian Sekretariat Negara
Kementerian Riset & Teknologi
Kementerian Koperasi & Usaha Kecil & Menengah
Kementerian Lingkungan Hidup
Kementerian Negara [lanjutan]
Yang menangani urusan pemerintahan dalam rangka
penajaman, koordinasi & sinkronisasi program
pemerintah: [lanjutan]
Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan
Anak
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi
Birokrasi
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Kementerian Perumahan Rakyat
Kementerian Pemuda & Olah Raga
Kementerian Negara [lanjutan]
Kementerian Koordinator (untuk menyelenggarakan
sinkronisasi & koordinasi urusan kementerian-
kementerian yang berada di dalam lingkup tugasnya):
- Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum & Keamanan
- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
- Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
(dh: Lembaga Pemerintah Non-Departemen):
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
Badan Intelijen Negara (BIN)
Badan Kepegawaian Negara (BKN)
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Badan Kooordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Badan Koordinasi Survei & Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
Badan Meteorologi, Klimatologi & Geofisika (BMKG)
Badan Narkotika Nasional (BNN)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Badan Nasional Penempatan & Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI)
Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM)
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian [lanjutan]
Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapeten)
Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan (BPKP)
Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi (BPPT)
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Badan Pusat Statistik (BPS)
Badan SAR Nasional (Basarnas)
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)
Lembaga Penerbangan & Antariksa Nasional (LAPAN)
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian [lanjutan]
Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas)
Sistem Hukum & Perundang-undangan
Kekuasaan Kehakiman
Mahkamah Agung & struktur pengadilan
Lingkungan Peradilan Umum
Lingkungan Peradilan Agama
Lingkungan Peradilan Militer
Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
MA mengadili pada tingkat kasasi
Menguji peraturan perudang-undangan di bawah UU
Mahkamah Konstitusi mengadili pada tingkat pertama &
terakhir (putusan final)
Menguji UU terhadap UUD
Memutus sengketa kewenangan Lembaga Negara (yang
kewenangannya diberikan oleh UUD)
Memutus pembubaran partai politik
Memutus perselisihan hasil pemilu
Sistem Hukum & Perundang-undangan
KY
Komisi Yudisial
Perekrutan Hakim Agung & pengawas integritas Hakim
9 Hakim MK: 3 dari
Produk & Hirarki Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar
Ketetapan MPR/S
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi & Kabupaten/Kota
Lembaga pembentuk peraturan perundang-undangan
Materi muatan peraturan perundang-undangan
Prosedur pembentukan peraturan perundang-
undangan
Wilayah Negara
Warga Negara & Penduduk
Kesamaan kedudukan dalam hukum &
pemerintahan
Berhak atas pekerjaan & penghidupan
yang layak
Berhak & wajib dalam bela negara
Kemerdekaan berserikat & berkumpul,
mengeluaarkan pikiran dengan lisan & tulisan
Penduduk & Warga Negara
WNA & WNI
Azas kewarganegaraan
Pewarganegaraan (naturalisasi)
Hak & kewajiban warga-negara
Kehilangan kewarganegaraan
Hak Asasi Manusia
Hak hidup & mempertahankan kehidupan
Hak untuk berkeluarga & berketurunan melalui
perkawinan yang sah
Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh &
berkembang & perlindungan dari kekerasan &
diskriminasi
Hak untuk mendapatkan pemenuhan dasar,
pendidikan & memperoleh manfaat dari iptek, seni
& budaya
Berhak untuk memajukan diri & memperjuangkan
haknya secara kolektif
Hak kesetaraan di depan hukum
Hak Asasi Manusia
Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, &
kepastian hukum yang adil & kesamaan di hadapan
hukum
Hak terhadap pekerjaan & mendapat imbalan &
perlakuan yang adil dalam hubungan kerja
Hak kesempatan yang sama dalam pemerintahan
Hak atas status kewarganegaraan
Hak atas kebebasan beragama & menganut
kepercayaannya, memilih pendidikan & pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara &
meninggalkannya, & berhak kembali
Hak Asasi Manusia [lanjutan]
Hak kebebasan memilih tempat tinggal di wilayah
negara
Hak untuk berserikat, berkumpul & berpendapat
Hak terhadap informasi
Hak atas rasa aman
Hak untuk bebas dari penyiksaan & pelecehan
martabat & untuk memperoleh suaka politik dari
negara lain
Hak untuk hidup sejahtera dalam lingkungan yang
baik & sehat
Hak terhadap pelayanan kesehatan
Hak Asasi Manusia [lanjutan]
Hak atas jaminan sosial
Hak untuk memperoleh perlindungan atas hak
miliknya
Hak untuk hidup bebas dari siksaan & perbudakan
Hak masyarakat atas identitas tradisinya

Perlindungan terhadap HAM adalah tanggung-jawab negara


Agama
Pertahanan & Keamanan
Pendidikan & Kebudayaan
Perekonomian Nasional & Kesejahteraan
Sosial
Bendera, Bahasa, Lambang negara, &
Lagu Kebangsaan
Perubahan UUD
Sistem Perekonomian Nasional
Pro Kesejahteraan Sosial

Keuangan Negara
APBN
APBD
Perbendaharaan Negara
Pajak & Retribusi
Beberapa hal lain yang diatur dalam UUD
Wilayah Negara
Pertahanan & Keamanan Negara
Pendidikan & Kebudayaan
Bahasa Negara (Bahasa Indonesia)
Lambang Negara (Garuda Pancasila & Semboyan
Bhineka Tunggal Ika)
Lagu Kebangsaan (Indonesia Raya)

Perubahan UUD
Aturan Peralihan
Aturan Tambahan
Topik Diskusi, al:
Apakah yang sesungguhnya terjadi:
amandemen/perubahan atau pembaruan/pergantian
konstitusi?
Sub-topik bahasan: constitutional amendments,
constitutional changes, constitutional reforms
Apa sejatinya tujuan Reformasi? ~ yang ingin diraih
melalui perubahan konstitusi itu
Apakah ada naskah akademiknya atau grand-design atau
konsep ketatanegaraan atau konsep demokrasi yang
dijadikan rujukan dalam perubahan konstitusi tersebut?
Absennya semua itu membuat ada pihak-pihak yang
menyimpulkan bahwa perubahan konstitusi akibat euforia
Reformasi tersebut adalah tindakan kebablasan
Topik Diskusi, al: [lanjutan]
Namun, utamanya kalangan pro-reformasi/demokrasi
justru mempertanyakan motivasi dimunculkannya
beberapa pertanyaan di atas:
apakah dalam situasi reformasi/revolusi diperlukan
alasan-alasan obyektif untuk diperdebatkan ataukah
yang lebih diperlukan adalah kecepatan untuk
memutuskan & melakukan tindakan-tindakan perbaikan
terhadap situasi genting yang dihadapi
untuk dicatat bahwa ada kaum mapan yang menikmati
tatanan kenegaraan berdasarkan UUD 1945 versi rezim
Orde Baru & mereka lebih menginginkan UUD 1945
seperti sediakala
langan yang Sistematika konstitusi RI & kelaziman
sistematika pada berbagai konstitusi di dunia
Beberapa topik bahasan, al: [lanjutan]
Beberapa bahan diskusi, al:
Konsistensi konstitusi?
Tempat pengundangan Konstitusi RI?
Topik-Topik Bahasan [lanjutan]
Antisipasi perubahan kelima UUD 1945
Pengaruh situasi lingkungan
Aspek-aspek i-pol-ek-sos-bud-han-kam-nas yang
perlu diperhatikan
Aspek yuridis:
Teknis perubahan: [yang perlu diperjelas &
disepakati, al:] sistem perubahan konstitusi,
mekanisme perubahan konstitusi, prosedur
perubahan konstitusi & berbagai aspek
legislative-drafting lainnya yang terkait dengan
amandemen konstitusi
Topik-Topik Bahasan [lanjutan]
Antisipasi perubahan kelima UUD 1945
Substansi perubahan: karena kompleksitas
permasalahan konstitusionalisme [Indonesia],
diperlukan kajian yang mendalam & sangat
cermat agar dapat dipastikan bahwa perubahan
norma-norma konstitusi yang akan dilakukan
adalah benar-benar merupakan solusi atas
permasalahan konstitutionalisme yang ada
[dengan tidak menciptakan konflik norma
lainnya]
Topik-Topik Bahasan [lanjutan]
Politik hukum: perubahan konstitusi perlu
didukung dengan kesepakatan bersama
tentang visi-misi negara-bangsa Republik
Indonesia ke depan, kejelasan grand-design
ketatanegaraan & konsep-konsep
penatanegaraan yang dianut
Aspek kelembagaan negara: struktur &
fungsi kelembagaan negara, hubungan antar
lembaga negara, hubungan antara pusat &
daerah
Konsep-Konsep Kunci
Ada beberapa peristilahan (terminology) kunci
yang perlu dimengerti dengan baik agar dapat
mengapresiasi secara proporsional amandemen
UUD 1945 (sebagai produk Reformasi), antara-lain:
Negara (state):
Kedaulatan negara (state sovereignty); kedaulatan rakyat (popular
sovereignty) [yang berperan sangat krusial pada mayarakat
demokratis (democratic society)]
Kekuasaan negara (state powers); penyelenggara negara/lembaga
negara/alat perlengkapan negara (state institutions/apparatus);
penyelenggaraan negara = pemerintahan (governance);
pemisahan/pembagian/pemencaran kekuasaan negara
(separation/distribution/division/dispersal of [the state] powers);
Konsep-Konsep Kunci [lanjutan]
cabang-cabang kekuasaan negara (branches of [the state] powers)
badan legislatif (legislative), pemerintah/eksekutif (executive) &
badan peradilan/yudikatif (judiciary); pembagian kekuasaan antara
pusat & daerah desentralisasi/ otonomi daerah
(decentralization/local autonomy), dekonsentrasi
(deconcentration), pembantuan (medebewind)
Bentuk negara (form of government) republik (republic/res
publica) lazimnya dilawankan dengan kerajaan (monarchy)
Susunan negara (power structure) negara kesatuan (unitary
state) lazimnya dilawankan dengan negara federasi (federal
state/united states) termasuk konfederasi (confederation/
confederal states)
Negara hukum (rechtsstaat, rule of law/supremacy of law)
lazimnya dilawankan dengan negara kekuasaan [yang
mengandalkan kekuatan] (machtsstaat)

Anda mungkin juga menyukai