Anda di halaman 1dari 34

REFARAT

ENDOFTALMITIS

SARAH SULTHANA THAHIRAH, S. Ked

PEMBIMBING :
dr. DEZA YUMARDIKA, M.ked (Opth), Sp, M
EPIDEMIOLOGI

Endoftalmitis endogen terjadi


hanya pada 2-15% dari semua
kasus endoftalmitis

Endoftalmitis eksogen

60% Post operasi intra okular 4-13% Post traumatik pada okular
DEFENISI

Endoftalmitis merupakan peradangan supuratif


di bagian dalam bola mata yang meliputi uvea,
vitreus dan retina dengan aliran eksudat ke
dalam kamera okuli anterior dan kamera okuli
posterior.
ANATOMI MATA
GEJALA KLINIS

Nyeri pada bola mata

Fotofobia

Penurunan tajam penglihatan

Mata terasa bengkak

Nyeri kepala

Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk dibuka.


TANDA KLINIS

Udem Palpebra Superior


Reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis
Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva
Udem Kornea
Kornea keruh
keratik presipitat
Bilik mata depan keruh
Hipopion
Kekeruhan vitreus
Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak
pucat ataupun hilang sama sekali.
PATOFISIOLOGI

Bakteri / Benda Asing

Memicu Sel Sel Inflamasi

Rusaknya B-O-B

Masuknya Sel Sel Inflamasi

Pengeluaran Hasil Metabolisme + Toxin Bakteri

Kerusakan Jaringan
KLASIFIKASI

Endoftalmitis

Eksogen Endogen Fakoanafilaktik

Post-operatif Post-traumatik
Post-operatif akut Bakteri
kronis endoftalmitis

Pasca bedah
Pseudofaki kronis Jamur
katarak

Pasca operasi filtrasi


antiglaukoma
Endoftalmitis eksogen

Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat komplikasi yang


terjadi pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata
,reaksi terhadap benda asing dan trauma tembus bola mata

Eksogen

Post operatif akut Post operatif kronik Post traumatik

Pasca operasi
Pseudofaki kronis
katarak

Pasca operasi
filtrasi
antiglaukoma
1. Endoftalmitis akut pasca bedah katarak

Timbul minggu 1 sampai 6 minggu


pasca operasi
Injeksi silier, hilangnya reflek fundus,
hypopyon,
pembengkakan kelopak mata, fotofobia,
penurunan visus, kekeruhan vitreus
Staphylococcus epidermidis, Staphyloco
ccus aureus dan Streptococcus merupak
an organisme yang
paling sering dijumpai
2. Endoftalmitis Pasca Operasi Filtrasi Antiglaukoma

Terjadi pada 10% operasi Trabekulektomi dan Trepanotra


beculektomi
Tanda tanda endoftalmitis terjadi 4 minggu pasca
operasi atau lebih
Tanda dan gejala mirip dengan endoftalmitis akut +
kerusakan nekrotik pada sklera
Bakteri yang sering menyebabkan ialah Haemophilus
influenza disamping stafilokokus dan streptokokus
3. Endoftalmitis Pseudofaki Kronis

Timbul 6 minggu pasca operasi


Fotopobia, nyeri pada bola mata, hiperemi
konjungtiva, dan kekeruhan vitreus < endof
talmitis akut, Plak kapsular putih
Propionibacterium acnes dan Corynebacterium
species merupakan penyebab tersering
3. Endoftalmitis Post Trauma

Terjadi pada 20% trauma tembus okuli


Tanda tanda mirip glaukoma akut, benda asing (+/-)
Perlu ditanyakan riwayat tempat kejadian trauma (daerah
sedikit penduduk > daerah banyak penduduk)
Viterectomi harus segera dilakukan apabila terdapat
benda asing dalam bola mata
Bakteri dari golongan bacillus dan stafilokokus paling
sering menyebabkan endoftalmitis pasca trauma.
Endoftalmitis Endogen

Terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur ataupun parasit


dari fokus infeksi di dalam tubuh, yang menyebar secara
hematogen ataupun akibat penyakit sistemik lainnya,

Faktor resiko :

Memiliki faktor predisposisi, seperti : diabetes melitus, gagal ginjal,


penyakit jantung rematik, sistemik lupus eritematos, AIDS dll

Infeksi pada bagian tubuh lain, seperti: endokarditis, urinary tract in


fection, artritis, pyelonefritis, faringitis, pneumoni dll

Invasif Prosedur yang dapat mengakibatkan bakteremia seperti


hemodialisis, pemasangan kateter, total parenteral nutrisi dll
Endoftalmitis
endogen

Bakteri Jamur

Gram positif Gram negatif


Fakoanafilaktik Endoftalmitis

Endoftalmitis fakoanafilaktik merupakan suatu penyakit autoimun


terhadap jaringan tubuh (lensa) sendiri, akibat jaringan tubuh tidak
mengenali jaringan lensa yang tidak terletak di dalam kapsul
(membrane basalis lensa).
DIAGNOSIS
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Kultur Studi imaging Evaluasi


ophtamologi

USG Periksa visus


X-ray Slit lamp

TIO

Funduskopi
Injeksi siliar

Kornea keruh

Infiltrat kornea

Hipopion
DIAGNOSIS BANDING

Retensi fragmen lensa Toxic anterior segmen syndrome


PENCEGAHAN

Preoperatif

Intraoperatif
Pemeriksaan Penunjang

Postoperatif
TERAPI

Non farmakologi

Antibiotik

Terapi Farmakologi Steroid

Suportif

Operatif
Antibiotik

Intravitreal antibiotik
Pilihan pertama : Vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + ceftazidine 2.25 mg dalam 0.1ml
Pilihan kedua : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg dalam 0.1 ml
Pilihan ketiga : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2 mg dalam 0.1 ml
Antibiotik topikal
Vancomicin (50 mg/ml) atau cefazolin (50 mg/ml), dan
Amikacin (20 mg/ml) atau tobramycin (15mg%)

Antibiotik sistemik ( jarang)


Ciprofloxacin intravena 200mg BD selama 2-3hari, diikuti 500mg oral BD sel
ama 6-7 hari, atau
Vancomicin 1gm IV BD dan ceftazidim 2g IV setiap 8 jam
Steroid
Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml
Dexamethasone 4 mg (1 ml) OD selama 5 7 hari
Steroid sistemik. Terapi harian dengan prednisolone 60 mg diikuti
dengan 50 mg, 40 mg, 30 mg, 20 mg, dan 10 mg selama 2 hari.

Suportif
Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga
hematropine 2% 2 3 hari sekali.
Obat obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan penin
gkatan tekanan intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau
Timolol (0.5 %) 2 kali sehari.
Operatif
KOMPLIKASI

Panoftalmitis merupakan peradangan pada seluruh bola mata termasuk


sklera dan kapsula tenon
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai