Anda di halaman 1dari 36

Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang STOP

Buang Air Besar Sembarangan di Dusun IV Desa


Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan

Disusun oleh:

M ARCHIE DHIO K 71160891411


AULIA DINI R 71160891307
INDAH SYAFITRI TPB 71160891119
INDAH AWAN H M SRG 71160891112
NINGRUM PUJI L 71160891113
WINDA FIRST SARY 71160891124
REGINA NADA EL ASHAR 71160891154
NURAINI SYAHPUTRI 71160891430
BIHISTI ZEWAR 71160891311
WINY DAHLIANTY 71160891101
TURIP TUYONO 71150891250

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya sanitasi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 3 Tahun 2014 yang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) yaitu meliputi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS),
Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan
Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1,1


milyar orang atau 17% penduduk dunia masih buang air besar di area
terbuka, dari data tersebut diatas sebesar 81% penduduk yang Buang
Air Besar Sembarangan (BABS) terdapat di 10 negara dan Indonesia
sebagai negara kedua terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar
di area terbuka yaitu India (58%), Indonesia (12,9%), China (4,5%),
Ethopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal
(1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%) (WHO, 2010).
Hasil Riskesdas 2013 tentang proporsi rumah tangga berdasarkan
penggunaan fasilitas buang air besar, rerata nasional perilaku buang air besar di
jamban adalah (82,6%). Lima provinsi dengan presentase tertinggi rumah tangga
yang berperilaku benar dalam buang air besar diantaranya DKI jakarta (98,9%),
DI Yogyakarta (94,2%), Kepulauan Riau (93,7%), Kalimantan Timur (93,7%) dan
Bali (91,1%). Sedangkan lima provinsi terendah diantaranya Sumatera Barat
(29,0%), Papua (29,5%), Kalimantan Selatan (32,3%), Sumatera Utara (32,9%)
dan Aceh (33.6%). Di Sumatera Utara rumah tangga yang memiliki tempat
pembuangan tinja memiliki presentase 32,9% sudah mencakup daerah perkotaan
dan pedesaan termasuk wilayah kabupaten Deli Serdang (Kemenkes, 2014).
Tabel 1.1 Data Kelurahan/ Desa Berdasarkan Jumlah KK yang Memiliki
Jamban Sehat di Kecamatan Percut Sei Tuan
No Kelurahan / Desa KK Jumlah Persentase
jamban sehat
1 Kenangan Lama 5621 5621 100%
2 Kenangan Baru 5830 5709 97.92%
3 Tembung 13447 12153 90.37%
4 Amplas 2433 2026 83.28%
Tabel 1.2 Data Dusun Berdasarkan Jumlah KK yang Memiliki Jamban Sehat di
Desa Amplas
No Kecamatan Percut Sei KK Jumlah Persentase
Tuan jamban sehat
1 Dusun I 836 766 90.62%
2 Dusun II 160 142 88.75%
3 Dusun III 63 63 100%
4 Dusun IV 124 72 58.06%
5 Dusun V 1250 975 78%

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas dari data survey awal
bahwasannya ada sebanyak 72 kepala keluarga (58.1%) yang memiliki
jamban, dan yang tidak memiliki 52 kepala keluarga ( 41,8%) maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana gambaran
pengetahuan masyarakat tentang Stop Buang Air Besar Sembarangan di
Dusun IV Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan?
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan masyarakat tentang Stop Buang Air Besar Sembarangan di
Dusun IV Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengetahui distribusi frekuensi masyarakat berdasarkan tingkat
pendidikan.
2. Mengetahui distribusi frekuensi masyarakat berdasarkan
pekerjaan.
3. Mengetahui distribusi frekuensi masyarakat berdasarkan yang
menggunakan jamban dan tidak menggunakan jamban.
4. Mengetahui distribusi frekuensi masyarakat berdasarkan tempat
pembuangan tinja.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi kalangan masyarakat
sekitar mengenai gambaran pengetahuan masyarakat tentang Stop Buang Air Besar
Sembarangan di Dusun IV Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan.
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberi pengalaman belajar dan sebagai salah satu
syarat menyelesaikan studi serta dapat menjadi pengetahuan pribadi mengenai
Stop Buang Air Besar Sembarangan.
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi
1. Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan data untuk program
kerja selanjutnya bagi dinas kesehatan.
2. Puskesmas
Hasil penelitian ini sebagai masukan data untuk puskesmas agar
dilakukan penyuluhan sebagai acuan perkembangan tentang Stop Buang
Air Besar Sembarangan di desa tersebut.
1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat / Umum
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta menambah
wawasan bagi masyarakat, serta dapat menjadi landasan untuk
mengembangkan penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pengindraan menghasilkan
pengetahuan yang dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek (Notoatmodjo, 2010).
Notoatmodjo (2010), secara garis besar membaginya dalam enam
tingkat pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehention)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evalution)
STOP Buang Air Besar Sembarangan
Berdasarkan Permenkes (2014) Stop buang air besar sembarangan adalah
suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar
sembarangan.
Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari:
Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap)
Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari
gangguan cuaca dan gangguan lainnya.
Bangunan tengah jamban
Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, yaitu:
Lubang tempat pembuangan tinja dan urine yang dilengkapi oleh
konstruksi leher angsa.
Lantai Jamban
Bangunan Bawah merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan
pengurai kotoran/tinja.
Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu:
Tangki Septik
Cubluk
Gambar 2.2 Perubahan
perkembangan
bangunan atas jamban
(dinding dan/atau atap)
Gambar 2.3 Perubahan
perkembangan bangunan
tengah jamban
Gambar 2.4 Perubahan
perkembangan bangunan
bawah jamban
Pengaruh Pembuangan Kotoran Secara Tidak Baik Bagi Kesehatan Manusia

Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pembuangan


kotoran secara tidak baik adalah (Chandra, 2007) :
Pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran makanan.
Perkembangbiakan lalat
Peranan lalat dalam penularan penyakit melalui tinja (faecal-borne
disease) sangat besarSementara itu beberapa penyakit yang dapat
disebarkan oleh tinja manusia antara
lain :
Tifus
Disentri
Kolera
Shistosomiasis
Diare
Bermacam-macam cacing (cacing gelang, cacing kremi, cacing
tambang, cacing pita)
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Variabel Penelitian

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambaran Pengetahuan
Mayarakat Tentang Tindakan Stop Buang
Stop Buang Air Besar Air Besar Sembarangan
Sembarangan
3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala


1 Pengeta- Adalah apa yang Kuesioner a. Baik Ordinal
huan diketahui oleh b. Tidak
masyarakat tentang Baik
stop buang air besar
sembarangan
2 Tindakan Adalah tindakan Kuesioner a. Baik Ordinal
Buang buang air besar b. Tidak
Air Besar sembarngan Baik
Sembara kegiatan seseorang
ngan yang berkaitan dengan
pembuangan tinja
meliputi, tempat
pembuangan tinja dan
pengelolaan tinja yang
tidak memenuhi
syarat-syarat
kesehatan sehingga
dapat menimbulkan
dampak yang
merugikan bagi
kesehatan.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dimana penelitian ini hanya
menggambarkan tentang pengetahuan masyarakat mengenai STOP Buang Air Besar
Sembarangan di Dusun IV Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan Waktu
1 Survey Pendataan 14 Agustus 2017
2 Pendataan 16 Agustus 2017
3 Penelitian 18 26 Agustus 2017
4 Pengolahan Data 28 Agustus 2017

4.2.2 Tempat Penelitian

Tempat pada penelitian ini dilakukan di Dusun IV Desa Amplas Kecamatan Percut Sei
Tuan.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat yang
tinggal di Dusun IV Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan.

4.3.2 Sampel Penelitian


Sampel dalam penelitian ini akan diambil dengan menggunakan
teknik pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random
Sampling). Teknik ini merupakan desain pengambilan sampel
dimana setiap elemen tunggal dalam populasi mempunyai
peluang yang diketahui dan sama untuk terpilih sebagai subjek.
Agar sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini dapat
mewakili populasi maka dapat ditentukan besar sampel pada penelitian ini
dengan menggunakan rumus Taro Yamane dan Slovin sebagai berikut (Susila,
2015):

n = N
2
N.d +1

dimana :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
2
d : persentase kelonggaran ketidaktelitian (presisi) ditetapkan 10% dengan
tingkat kepercayaan 95%, karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir.

Berdasarkan rumus tersebut, dengan jumlah populasi 124 orang, maka


diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

n = N = 124 = 55,35
2 2
N.d +1 124 . (0.1) + 1

Jumlah sampel yang akan diambil adalah 55 orang


4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.4.1 Kriteria Inklusi

Masyarakat yang tinggal di Dusun IV Desa Amplas Kecamatan


Percut Sei Tuan
Masyarakat yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

4.4.2 Kriteria Eksklusi


Masyarakat yang tidak bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini

4.5 Instrumen Penelitian


Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode kuesioner yang diberikan kepada masyarakat di
Dusun IV Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan.Kuesioner telah
diuji validitas dan reabilitasnya oleh Lasrobema (2016).
4.6 Aspek Pengukuran Data
Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan responden tentang stop
buang air besar sembarangan digunakan 20 pertanyaan dengan
alternatif jawaban responden nilai tertinggi 1dan
nilai terendah 0. Maka skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah
adalah 0.
Berdasarkan jumlah yang diperoleh pengetahuan
dikategorikan sebagai berikut:
Baik : apabila responden mendapat nilai 11-20
Tidak Baik : apabila responden mendapat nilai 0-10
4.7 Pengolahan dan Analisis Data

4.7.1 Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul kemudian diolah melalui beberapa tahap :
-Editing (Mengedit)
-Coding (Mengkode)
-Tabulating (Mentabulasi)
-Cleaning (Pembersihan)

4.7.2 Analisa Data


Analisa yang digunakan adalah analisa univariat untuk mengetahui
distribusi frekuensi dan presentasi dari setiap variabel penelitian.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban Keluarga di
Dusun IV Desa Amplas
N0. Kepemilikan Jamban n %
1 Memiliki jamban
1.Tidak 21 38.2
2. ya 34 61.8
Total 55 100
2 Bila tidak, dimana membuang kotoran
1. sungai/parit 6 28.5
2. dikebun/pekarangan rumah belakang 13 62
3. disembarang tempat 2 9.5
Total 21 100
3 Bila ya, jenis jamban apa yang digunakan
1. Leher Angsa 14 41.1
2.Cemplung 20 58.9
Total 34 100
4 Tempat penampungan tinja disalurkan
kemana
1. septic tank 8 23.5
2. parit 26 76.5
Total 34 100
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Dusun IV terletak di perbatasan kota antara Kota Medan dengan
Kabupaten Deli Serdang dan termasuk wilayah Desa Amplas, Kecamatan
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Adapun letak Dusun IV Desa Amplas, berdasarkan batas-batasnya adalah :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bandar Klippa
Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Amplas
Sebelah Timur berbatasan dengan Tanjung Morawa
Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Amplas

Secara administratif jumlah penduduk Dusun IV pada tahun


2017 mencapai 487 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 124 KK.
Berdasarkan jenis kelamin, penduduk yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 253 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 234 jiwa. Berdasarkan tempat tinggal,
sebanyak 53 KK bertempat tinggal di rumah sewa dan 71 KK
bertempat tinggal di rumah milik sendiri.
5.2 Hasil Penelitian

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Pendidikan Frekuensi (n) Presentasi (%)
SD 27 49.1
SMP 16 29.1
SMA 12 21.8
Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan


tingkat SD adalah 27 responden (49.1%), yang berpendidikan tingkat SMP adalah 16
responden (29.1%), dan yang berpendidikan tingkat SMA adalah 12 responden
(21.8%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi (n) Presentase (%)
Petani 23 41.8
Peternak 5 9.1
Pedagang 20 36.4
IRT 7 12.7
Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai


petani adalah 23 responden (41.8%), yang bekerja sebagai pedagang adalah 20
responden (36.4%), yang bekerja sebagai ibu rumah tangga adalah 7 responden
(12.7%), dan yang bekerja sebagai peternak adalah 5 responden (9.1%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Keluarga
Kepemilikan Jamban Frekuensi (n) Presentase (%)
Tidak 21 38.2
Ya 34 61.8
Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilki


jamban yaitu 34 orang (61.8%) dan responden yang tidak memiliki jamban yaitu 21
orang (38.2%).

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Responden


Tentang Tindakan BAB Sembarangan Kategori Pengetahuan
Kategori Pengetahuan Frekuensi (n) Presentase (%)
Tidak Baik 30 54.5
Baik 25 45.5
Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.4 tentang pengetahuan responden diatas, setelah


dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden tentang
tindakan buang air besar sembarangan menunjukkan bahwa responden yang
memiliki pengetahuan tidak baik yaitu 30 responden (54.5%) dan responden yang
memiliki pengetahuan baik yaitu 25 responden (45.5%).
Tabel 5.5 Distribusi Responden Mengenai Kategori Pengetahuan Berdasarkan
Kuesioner

No Pengetahuan Benar Salah Jumlah


n % n % n %
1. Pengertian buang air besar 32 58,2 23 41,8 55 100
sembarangan
2. Tempat yang tepat untuk 54 98,2 1 1,8 55 100
buang air besar
3. Apakah BAB sembarangan 33 60,0 22 40,0 55 100
dapat mencemari lingkungan
4. Pengertian jamban keluarga 13 23,6 42 76,4 55 100

5. Jenis jamban keluarga yang 36 65,5 19 34,5 55 100


dianjurkan dalam kesehatan
lingkungan
6. Mengapa jamban harus 12 21,8 43 78,2 55 100
memiliki septic tank
7. Jarak penampungan tinja 45 81,8 10 18,2 55 100
dengan sumber air bersih
yang memenuhi syarat
kesehatan
8 Manfaat BAB di jamban 33 60,0 22 40,0 55 100

9. Syarat atau standart 13 23,6 42 76,4 55 100


bangunan atas jamban/WC
yang memenuhi syarat
kesehatan
10. Syarat atau standart 7 12,7 48 87,3 55 100
bangunan tengah
jamban/WC yang memenuhi
syarat kesehatan
11. Syarat atau standart 11 20,0 44 80,0 55 100
bangunan bawah
jamban/WC yang memenuhi
syarat kesehatan
12. Syarat jamban keluarga yang - - 55 100 55 100
memenuhi syarat kesehatan
13. Apa yang kita perlukan saat 11 20,0 44 80,0 55 100
buang air besar
14. Dapatkah BAB sembarangan 49 89,1 6 10,9 55 100
menularkan penyakit
15. Penyakit yang ditularkan 13 23,6 42 76,4 55 100
melalui tinja
16. Melalui media apa saja tinja 16 29,1 39 70,9 55 100
dapat menularkan penyakit
17. Apakah yang menyebabkan 42 76,4 13 23,6 55 100
penyakit melalui tinja
18. Cara memutus rantai - - 55 100 55 100
penularan penyakit melalui
tinja
19. Dapatkah air sumur yang - - 55 100 55 100
tercemar oleh tinja dari
orang yang BAB
sembarangan
20. Tempat penampungan tinja 16 29,1 39 70,9 55 100
disalurkan
Berdasarkan tabel 5.5 tentang gambaran pengetahuan responden dengan
tindakan buang air besar sembarangan menunjukkan bahwa pada umumnya
responden benar pada pengetahuan tentang tempat yang tepat untuk
buang air besar yaitu 98,2%, jarak penampungan tinja dengan air bersih
yaitu 81,8% dan buang air besar sembarangan dapat menularkan penyakit
yaitu 89,1%. Seluruh responden salah pada pengetahuan tentang syarat
jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan yaitu 100%, cara
memutus rantai penularan penyakit yaitu 100% dan dapatkah air sumur
yang tercemar oleh tinja dari orang yang buang air besar sembarangan yaitu
100%.

5.3 Pembahasan
Distribusi pendidikan responden diatas, setelah dilakukan pengolahan
data maka diketahui bahwa pendidikan responden menunjukkan lebih banyak
responden berada pada kategori pendidikan SD yaitu 27 responden (49.1%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triyono pada
tahun 2014 bahwa pendidikan responden menunjukkan lebih banyak
responden berada pada kategori pendidikan SD yaitu 37 responden (51.3%).
Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Meiridhawati pada
tahun 2012 bahwa pendidikan responden menunjukkan lebih sedikit
responden berada pada kategori pendidikan SD yaitu 20 responden (21.0%).
Distribusi pekerjaan responden diatas, setelah dilakukan pengolahan data
maka diketahui bahwa pekerjaan responden menunjukkan lebih banyak
responden berada pada kategori petani yaitu 23 responden (41.8%). Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triyono pada tahun 2014
bahwa pekerjaan responden menunjukkan lebih banyak responden berada
pada kategori pekerjaan yaitu 50 responden (69.4%). Sedangkan penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian Meiridhawati pada tahun 2012 bahwa pekerjaan
responden menunjukkan lebih sedikit responden berada pada kategori petani
yaitu 35 responden (36.8%).

Distribusi kepemilikan jamban keluarga sehat responden diatas, setelah


dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa responden yang memiliki
jamban yaitu 34 responden (61.8%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Triyono pada tahun 2014 bahwa responden yang memiliki
jamban yaitu 45 responden (62.5%). Sedangkan penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Meiridhawati pada tahun 2012 bahwa yang memiliki jamban
yaitu 46 responden (48.4%).
Distribusi pengetahuan responden diatas, setelah dilakukan
pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden tentang
tindakan buang air besar sembarangan menunjukkan bahwa lebih
banyak responden berada pada kategori pengetahuan tidak baik yaitu 30
responden (54.5%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Triyono pada tahun 2014 bahwa lebih banyak responden
berada pada kategori pengetahuan tidak baik yaitu 39 responden (54.1%).
Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Meridhawati pada tahun 2012 bahwa lebih banyak responden
berada pada kategori pengetahuan tidak baik yaitu 86 responden (90.5%).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai hubungan karakteristik
individu dan kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan buang air besar
sembarangan di Dusun IV di Desa Amplas tahun 2017, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan tingkat pendidikan, bahwa responden yang berpendidikan
tingkat SD yaitu 49.1%, yang berpendidikan tingkat SMP yaitu 29.1%, dan
yang berpendidikan tingkat SMA yaitu 21.8%.
2. Berdasarkan pekerjaan, bahwa responden yang bekerja sebagai petani yaitu
41.8%, yang bekerja sebagai pedagang yaitu 36.4%, yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga yaitu 12.7%, dan yang bekerja sebagai peternak yaitu 9.1%.
3. Berdasarkan kepemilikan jamban keluarga, bahwa responden yang memiliki
jamban keluarga yaitu 61.8% dan yang tidak memiliki jamban 38.2%.
4. Berdasarkan kategori pengetahuan responden tentang tindakan buang air
besar sembarangan, bahwa pengetahuan responden yang dikategorikan baik
yaitu 45.5% dan pengetahuan responden yang dikategorikan tidak baik yaitu
54.5%.
6.2 Saran

1. Diharapkan kepada pemerintah agar membangun jamban umum sebagai


sarana/tempat untuk buang air besar bagi masyarakat yang belum mampu untuk
memiliki jamban keluarga diusulkan dari rapat musyawarah perencanaan dan
pembangunan tingkat desa/kecamatan.
2. Usulan alokasi dana dari desa untuk pembangunan jamban umum di desa tersebut.
3. Diusulkan adanya arisan jamban sehat untuk mengumpulkan biaya pembuatan
jamban umum di desa tersebut.
4. Kepada petugas kesehatan agar menyusun rencana kerja tentang kesehatan
lingkungan dalam melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat yang belum
memiliki jamban dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan
lingkungan khususnya tentang jamban melalui suatu pelatihan yang
berkesinambungan agar program kesehatan khususnya kesehatan lingkungan
sehingga dapat berjalan sesuai apa yang menjadi harapan.
5. Melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya perilaku
membuang air besar dan dampaknya terhadap kesehatan yang berpotensi sebagai
penyebab dari penyakit dan tentang pentingnya memiliki jamban keluarga.
6. Kepada masyarakat diharapkan untuk mengubah tindakan Buang Air Besar
Sembarangan, masyarakat dapat membuat jamban darurat di belakang rumah. Saat
bekerja di ladang, dapat membuat lubang galian tempat membuang tinja sehingga
tinja tidak mencemari, tidak perlu BAB di sungai atau tempat terbuka lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkunan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
2. Depkes RI. 2009. Pedoman Nasional Tentang Jamban Sehat. Cetakan: Keenam. Jakarta
3. Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta
4. Maryinani, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Untuk Mahasiswa Kesehatan dan
Petugas Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
5. Meiridhawati. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Jamban Community Led
Total Sanitation (CLTS) Di Kenagarian Kurnia Selatan Kecamatan Sungai Rumbai Kabupaten
Dharmasraya. Padang : UNAND.
6. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Cetakan : Kedua. Jakarta. PT Rineka
Cipta.
8. Pemerintah Indonesia, Bill and Melinda Gates Foundation, Water and Sanitation Program-East
Asia and Pacific (WSP-EAP). 2009. Informasi Pilihan Jamban Sehat. Jakarta. World Bank
Office Jakarta.
9. Presiden RI, 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2012 Tentang Sistem
Kesehatan Nasional. Jakarta
10. Sherwood, L. 2015. Fisiologi Manusia. Edisi. 6.Jakarta : EGC
11. Sigalingging, Lasrobema. 2016. Hubungan Karakteristik Individu dan Kepemilikan Jamban
Keluarga Dengan Tindakan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Desa Sosor Tolong
Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016. Skripsi. Medan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.
12. WHO/UNICEF. 2010. Progress on Sanitation and Drinking Water, 2010 update. Geneva.
DOKUMENTASI PENELITIAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
Thank You

Anda mungkin juga menyukai