Anda di halaman 1dari 19

ENDOPHTHALMITIS EKSOGEN

PASCATRAUMA PADA OCULI DEKSTRA


Kelompok D.4
Melissa / 102012226
Imanuel Sutopo / 102013046
Rayka Christin Nadeyak / 102013057
Akrestivany T / 102013329
Samdaniel Sutanto / 102013382
Maria Lorensia / 102013469
Jefri / 102013472
Sharifah Khalidah / 102014229
Nama : Tn.
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 24 Tahun
Alamat :-
Pekerjaan : buruh
bangunan
Keluhan Utama: mata sebelah kanan buram dan merah sejak 4 hari yang lalu

RPS
Pasien datang dengan keluhan mata kanan buram dan merah sejak 4 hari yang lalu
Onset : 5 Hari
Lokasi : Mata kanan
Kuantitas : Nyeri makin hebat

5 hari lalu mata kanannya terkena pantulan paku pada mata kanan saat
sedang bekerja. Terdapat nyeri yang semakin lama semakin hebat nyeri yang
dirasakan, tidak ada mual dan muntah, sejak 4 hari yang lalu keluar kotoran mata
banyak berwarna kuning pada mata kanan keluhan mulai dirasakan setelah kena
pantulan paku saat sedang bekerja 5 hari yang lalu.
RPD RPK
Riwayat alergi: -
Riwayat Trauma (+) : Mata Riwayat DM : -
kanan terkena percikan batu, Riwayat Hipertensi : -
5 hari yang lalu. Riwayat keluhan serupa : -
Riwayat alergi : -
Riwayat operasi : - R.SOS
Pasien bekerja sebagai buruh
Riwayat hipertensi : - bangunan
Riwayat DM : -
Riwayat maag : -
Riwayat obat-obatan : obat
analgesik dan salep mata
bekas saudara pasien yang
pernah sakit mata merah
Keadaan umum :
Vital sign:
Tekanan darah :
Frekuensi denyut nadi :
Frekuensi napas:
Suhu per axilla :

STATUS OFTALMOLOGIK Kamera okuli anterior dalam di


jam 9 dangkal di jam 3 tampak
visus mata kanan: 1/~ dengan cairan putih di bagian bawah
proyeksi cahaya baik setinggi 3 mm
TIO normal per palpasi Pupil irregular (tertarik kearah
Gross-palpebra edema dan luka)
spasme Lensa sedikit keruh
Conjungtiva terdapat injeksi silier Funduskopi adanya samar-samar
Cornea keruh tampak adanya red orange reflex.
robekan dari sentral kearah jam 3
sepanjang 5 mm dengan iris
terjepit di luka
Ultrasonografi
Bila pemeriksaan funduskopi sulit dilakukan (untuk melihat adanya
foreign body pada intraokular, densitas dari vitreitis dan adanya ablasio
retina)
Kultur gram
KOH 10%
Lab darah rutin
Ulkus Kornea
Keratitis e.c Bakteri
hilangnya sebagian permukaan kornea
peradangan pada kornea akibat kematian jaringan kornea.
dengan adanya infiltrasi sel Ulkus kornea biasanya terjadi sesudah
terdapatnya trauma ringan yang
radang dan edema kornea pada
merusak epitel kornea.Gejala-gejala
lapisan kornea
yang ditimbulkan olehnya bervariasi
predisposisi terjadinya keratitis tergantung dari jenis ulkus apakah
antara lain terjadi karena steril atau infektif, keadaan fisik
trauma, pemakaian lensa pasien, besarnya ulkus dan virulensi
kontak dan perawatan lensa inokulum. Ulkus akan memberikan
kontak yang gejala mata merah, sakit mata ringan
buruk, penggunaan lensa hingga berat, fotofobia, penglihatan
kontak yang berlebihan menurun dan kadang kotor
Peradangan berat dalam bola mata.

Berbentuk radang supuratif di dalam


bola mata dan struktur di dalamnya.

Peradangan supuratif di dalam bola


mata abses di dalam badan kaca.
1. ENDOPHTHALMITIS EKSOGEN

Inokulasi agen infeksius yang merupakan komplikasi dari


pembedahan okular yang membuka bola mata (49-76%)
(contohnya katarak, implantasi IOL, glaukoma, keratoplasty, eksisi
pterigium, pembedahan strabismus paracentesis, pembedahan
vitreus dll).

Trauma tembus
Terjadi dalam persentase tinggi (20%), terutama jika cedera ini
terkait dengan adanya benda asing intraokular.
Dengan temuan klinis berupa luka perforasi, infeksi berkembang
sangat cepat.
Tanda-tanda infeksi biasanya berkembang segera setelah cedera.
Agen causative paling umum adalah bakteri dari kelompok
Bacillus dan Staphylococcus.
2. ENDOPHTHALMITIS ENDOGEN
Infeksi mikroorganisme yang berasal
dari bagian tubuh lain melalui
hematogen (contoh : septik emboli,
endocarditis, urinary tract infection,
artritis, pyelonefritis, faringitis,
pneumoni dll).
Jarang ditemukan, persentase
kejadian sekitar 2-15%.
faktor predisposisi: diabetes mellitus,
gagal ginjal kronik, gangguan katup
jantung, systemic lupus eritematosus,
AIDS, leukemia, malignansi traktus
gastrointestinal, neutropenia, limfoma,
hepatitis, dan transplantasi sumsum
tulang.
agen yang paling sering : jamur
(62%), gram positive bakteri (33%),
dan gram negatif bakteri dalam 5%
Post operatif
Post operatif onset akut : coagulase negative Staphylococcus, S
aureus, Streptococcus spp, organisme gram negatif.
Post operatif onset kronik : Propionibacterium acnes, fungi seperti
candida dan aspergilus, coagulase negative Staphylococcus.
Post traumatik : bacillus spesies dan staphylococcus
species.
Endogen : Neisseria meningitidis, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli dan spesies Klebsiella.
Epidemiologi
Endoftalmitis endogen jarang terjadi, hanya terjadi pada
2-15% dari semua kasus endoftalmitis
Dalam beberapa kasus, mata kanan dua kali lebih
mungkin terinfeksi sebagai mata kiri
Sebagian besar kasus endoftalmitis eksogen (sekitar
60%) terjadi setelah operasi intraokular.
Dalam keadaan normal, sawar darah-mata (Blood-Ocular Barrier)
berfungsi sebagai pelindung dari infeksi mikroorganisme.
Pada endoftalmitis endogen maupun eksogen, mikroorganime
menembus sawar darah-mata secara langsung maupun melalui
perubahan pembuluh darah endotel yang disebabkan oleh mediator
inflamasi.
Kerusakan jaringan intraokular dapat disebabkan oleh
mikroorganisme dan/atau mediator inflamasi sistem imun.
Pada endoftalmitis endogen, mikroorganisme berasal dari bagian
tubuh lain dan secara hematogen bergerak ke arah intraokular.
Pada endoftalmitis eksogen, paparan mikroorganisme dapat berasal
dari permukaan bola mata yang menginfeksi saat adanya perlukaan
akibat insisi atau trauma.
Endophthalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul
lensa, iris, retina, atau koroid.
Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua jaringan okular,
mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi bola mata.
Selain itu, peradangan dapat menyebar ke jaringan lunak orbital.
Gejala :
Mata merah
Nyeri pada mata
Penglihatan kabur
Fotofobia
Lakrimasi
Kornea Edema
Tanda :
Kelopak mata bengkak dan
eritema
Hipopion
Konjungtiva tampak
khemosis
Kornea edema, keruh,
tampak infiltrat
Iris edema dan keruh
Eksudat pada vitreus
TIO dapat meningkat atau
menurun Hipopion
Tujuan primer dari terapi endophthalmitis adalah eradikasi infeksi,
mencegah komplikasi, memperbaiki visus.

Tujuan sekundernya adalah meringankan gejala, mencegah


panopthalmitis, mempertahankan integritas bola mata, memperbaiki
barrier.

Ketika diagnosa sudah dapat ditetapkan, konsultasi ke ahli mata atau


ophthalmologist sangat diperlukan.
Tatalaksana Medikamentosa
Antibiotik :
Gram (+) : Vancomycin
Gram (-) : Gol. Aminoglikosida (Gentamycin, Tobromycin, Amikacin).
Cara pemberian:
topical, subconjunctival, intravitreal, intravenous.
Cara yang paling dianjurkan adalah intravitreal, karena sebagai modalitas
terapi.

Antibiotik Intravitreal
Drug of Choice :
1. Vancomycin (1mg/0,1ml) + Ceftaxidime (2,25mg/0,1ml)
2. Vancomycin (1mg/0,1ml) + Amikacin (4mg/0,1ml)
3. Vancomycin (1mg/0,1ml) + Gentamycin (200mg/0,1ml)
Antibiotik Intravena :
- Tidak memegang peran utama
- Membantu menambah dan mempertahankan antibiotik
intravitreal
Antibiotik Sub-konjunctiva
- Konsentrasi pada aqueous baik, sedangkan pada vitreous
kurang baik
- Antibiotik yang dapat digunakan : B lactam, Vancomycin,Getamycin
Kortikosteroid :
Dexamethasone 400ug/0,1ml. Berfungsi untuk :
- Membatasi kerusakan jaringan
- Mengurangi efek toksin dari intraocular cytokine

Terapi suportif
Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga
hematropine 2% 2 3 hari sekali.
Obat-obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan
peningkatan tekanan intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau
Timolol (0.5 %) 2 kali sehari.

Terapi operatif
Vitrectomy
Adalah tindakan bedah dalam terapi endofthalmitis.
Bedah debridemen rongga vitreous terinfeksi menghilangkan
bakteri, sel-sel inflamasi, dan zat beracun lainnya untuk
memfasilitasi difusi vitreal, untuk menghapus membran vitreous
yang dapat menyebabkan ablasio retina, dan membantu pemulihan
penglihatan.
OD
Ad vitam : ad malam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad cosmeticam : ad malam
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi jika proses peradangan
mengenai ketiga lapisan mata (retina, koroid dan sklera)
dan badan kaca maka akan mengakibatkan panoftalmitis.
Selain itu, bisa mengakibatkan penurunan visus, kebutaan
dan rusaknya struktur bola mata.

Anda mungkin juga menyukai