Anda di halaman 1dari 14

Sanksi Pajak Dan Tindak Lanjutnya

Dan Penyelesaiannya
Nama Kelompok:
Jayanti Angelia
Kumala Dewi
Siti Alifah
Surega Sucipto
Widya R.P
Wira Lesmana
Sanksi Perpajakan
Ketentuan pengenaan sanksi pajak bermaksud
Adanya pencegahaan terhadap wajib pajak yang
Lalai,tidak sadar, dan tidak konsisten terhadap
Perpajakan. Ini berarti apabila ada wajib pajak
Yang menyimpang dari ketentuan kewajiban
Perpajakannya , maka dapat di kenakan sanksi
Yang bersifat administratif sampai dengan sanksi
Pidana . Sanksi administratif tindak pidana perpajakan
berupa : denda,bunga,dan kenaikan
Sedangkan sanksi pidananya berupa denda pidana,
Kurungan,penjara.
Sanksi Administratif
Denda
Sanksi denda adalah jenis sanksi yang paling
banyak
ditemukan dalam UU Perpajakan. Terkait
besarannya, denda dapat ditetapkan sebesar
jumlah tertentu, presentasi dari jumlah tertentu,
atau suatu angka perkalian dari jumlah tertentu.
Pada sejumlah pelanggaran, sanksi denda ini akan
ditambahkan dengan sanksi pidana. Pelanggaran
yang dikenai sanksi pidana ini adalah pelanggaran
yang sifatnya alpa atau disengaja
N MASALAH CARA MENAGIH/MEMBAYAR
O
1 Tidak / terlambat memasukkan / STP ditambah Rp 100.000,- atau Rp
menyampaikan SPT. 500.000,- atau Rp 1.000.000,-

2 Pembetulan sendiri, SPT tahunan SSP ditambah 15%


atau SPT masa tetapi belum di sidik.

3 Khusus PPN: SSP/SPKPB ditambah 2% denda dari dasar


a. Tidak melaporkan usaha
b. Tidak membuat / mengisi pengenaan
faktur
c. Melanggar larangan membuat
Faktur (PKP yang tidak dikukuhkan)

4 Khusus PBB: STP + denda 2% (maksimum 24 bulan).


a. STP, SKPKB tidak / kurang
dibayar atau terlambat dibayar SKPKB + denda administrasi dari selisih
b. Dilakukan pemeriksaan, pajak pajak yang terutang
kurang dibayar
Bunga 2% per bulan
Sanksi administrasi berupa bunga dapat dibagi menjadi bunga
pembayaran, bunga penagihan dan bunga ketetapan.
-Bunga pembayaran adalah bunga karena melakukan pembayaran
pajak tidak pada waktunya, dan pembayaran pajak tersebut
dilakukan sendiri tanpa adanya surat tagihan berupa STP,
SKPKB dan SKPKBT. Dengan demikian bunga pembayaran
umumnya dibayar dengan menggunakan SSP
-Bunga penagihan adalah bunga karena pembayaran pajak yang
ditagih dengan surat tagihan berupa STP, SKPKB, SKPKBT
tidak dilakukan dalam batas waktu pembayaran.
-Bunga ketetapan adalah bunga yang dimasukkan dalam surat
ketetapan pajak tambahan pokok pajak. Bunga ketetapan
dikenakan maksimum 24 bulan
N MASALAH CARA PENAGIHAN/
O PEMBAYARAN
1 Pembetulan sendiri SPT (tahunan SSP/STP
atau masa) tetapi belum diperiksa.
2 Dari penelitian rutin: SSP/STP
PPh pasal 25 tidak/kurang dibayar. SSP/STP
PPh pasal 21, 22, 23, dan 26 serta PPn
SSP/STP
yang terlambat bayar.
SSP/STP
SKPKB, STP, SKPKBT tidak/kurang
dibayar atau terlambat dibayar.
SPT salah tulis/hitung.
3 Dilakukan pemeriksaan, pajak kurang SSP/SPKB
dibayar (maksimum 24 bulan).

4 Pajak diangsur/ditunda; SKPKB, SKKPP, SSP/STP


STP.

5 SPT tahunan PPh ditunda, pajak kurang SSP/STP


dibayar.
Kenaikan
Jika melihat bentuknya, bisa jadi sanksi
administrasi berupa kenaikan adalah sanksi yang
paling ditakuti oleh Wajib Pajak. Hal ini karena bila
dikenakan sanksi tersebut, jumlah pajak yang harus
dibayar bisa menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa
kenaikan pada dasarnya dihitung dengan angka
persentase tertentu dari jumlah pajak yang tidak
kurang dibayar.
Jika dilihat dari penyebabnya, sanksi kenaikan
biasanya dikenakan karena Wajib Pajak tidak
memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan
dalam menghitung jumlah pajak terutang.
N MASALAH CARA
O PENAGIHAN/PEMBAYARAN
1 Dikeluarkan SKPKB dengan penghitungan secara SKPKB ditambah kenaikan 50%
jabatan: SKPKB ditambah kenaikan 100%
a. Tidak memasukkan SPT: SKPKB
(a) SPT tahunan (PPh 29) 50% PPh pasal 29
(b) SPT tahunan (PPh 21, 23, 26 dan PPN) 100% PPh pasal 21, 23, 26, dan PPN
b. Tidak menyelenggarakan pembukuan sebagaimana SKPKB
dimaksud dalam dalam Pasal 28 KUP 50% PPh pasal 29
c. Tidak memperlihatkan buku/dokumen, tidak 100% PPh pasal 21, 23, 26, dan PPN.
memberi keterangan, tidak mem-beri bantuan guna
kelancaran pemerik-saan, sebagaimana dimaksud
dalam pasal 29
2 Dikeluarkan SKPKBT karena: ditemukan data baru, data SKPKBT 100%
semula yg belum terungkap setelah dikeluarkan SKPKB.

3 Khusus PPN: SKPKB 100%


Dikeluarkan SKPKB karena pemerik-saan,
dimana PKP tidak seharusnya mengompensasi
selisih lebih, meng-hitung tariff 0% diberi restitusi
Sanksi Pidana
a. Denda pidana
Sanksi berupa denda pidana dikenakan kepada Wajib Pajak dan diancamkan
juga kepada pejabat pajak atau pihak ketiga yang melanggar norma. Denda
pidana dikenakan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran maupun
bersifat kejahatan.
b. Pidana kurungan
Pidana kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang bersifat
pelanggaran. Dapat ditujukan kepada Wajib Pajak, dan pihak ketiga. Karena
pidana kurungan diancamkan kepada si pelanggar norma itu ketentuannya
sama dengan yang diancamkan dengan denda pidana, maka masalahnya
hanya ketentuan mengenai denda pidana sekiat itu diganti dengan pidana
kurunga selama-lamanya sekian.
c. Pidana penjara
Pidana penjara seperti halnya pidana kurungan, merupakan hukuman
perampasan kemerdekaan. Pidana penjara diancamkan terhadap kejahatan.
Ancaman pidana penjara tidak ada yang ditujukan kepada pihak ketiga,
adanya kepada pejabat dan kepada Wajib Pajak.
Yang Dikenakan Norma Sanksi Pidana
Sanksi Pidana
1. Setiap Orang Kealpaan tidak menyampaikan Didenda paling sedikit 1
SPT atau menyampaikan SPT kali jumlah pajak terutang
tetapi tidak benar/tidak lengkap yang tidak atau kurang
atau melampirkan keterangan yg dibayar dan paling banyak 2
tidak benar. kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang
dibayar, atau dipidana
kurungan paling singkat 3
(tiga) bulan atau paling lama
1 (satu) tahun.
Sengaja tidak menyampaikan Pidana penjara paling
SPT, tidak meminjamkan pem- singkat 6 bulan dan paling
bukuan, catatan, atau dokumen lama 6 tahun dan denda
lain, dan hal-hal sebagaimana paling sedikit 2 kali jumlah
dimaksud dalam pasal 39 KUP. pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar dan
paling banyak 4 kali jumlah
pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar.
Pidana tersebut ditambahkan 1
kali menjadi 2 kali sanksi
pidana apabila seseorang
melakukan lagi tindak pidana di
bidang perpajakan sebelum
lewat 1 tahun, terhitung sejak
selesainya men-jalani pidana
penjara yang dijatuhkan.
Melakukan percobaan untuk Pidana penjara paling singkat 6 bulan
melakukan tindak pidana me- dan paling lama 2 tahun dan denda
nyalahgunakan atau menggu-nakan pa-ling sedikit 2 kali jumlah restitusi
tanpa hak NPWP atau PPKP yang dimohonkan dan/atau
sebagaimana, atau me-nyampaikan kompensasi atau pengkreditan yang
Surat Pemberi-tahuan dan/atau dilakukan dan paling banyak 4 kali
keterangan yg isi nya tidak benar jumlah restitusi yang di-mohonkan
atau tidak lengkap, dalam rangka dan/atau kompensasi atau
menga-jukan permohonan pengkreditan yang dilakukan.
restitusi atau melakukan
kompensasi pajak atau
pengkreditan pajak.
Sengaja tidak menyampaikan SPOP Pidana kurungan
atau menyampaikan SPOP tetapi selama-lamnya 6 bulan
isinya tidak benar sebagaimana dan atau setinggi-
dimaksudkan da-lam pasal 24 UU tingginya 2 kali jumlah
PBB. pajak terhutang.
Dengan sengaja tidak me-nyampaikan SPOP, a. Pidana penjara
mem-perlihatkan/meminjamkan selama-lamanya 2 tahun
surat/dokumen palsu, dan hal-hal lain dan atau denda setinggi-
sebagaimana diatur dalam pasal 25 ayat 1 tingginya 5 kali jumlah pajak
UU PBB. yang terutang.
b. Sanksi (a) dilipat dua
kan jika sebe-lum lewat
satu tahun terhitung se-jak
selesainya menjalani
sebagian/ seluruh pidana
yang dijatuhkan me-lakukan
tindak pidana lagi.
2.Pejabat Kealpaan tidak memenuhi kewaji-ban Pidana kurungan selama-
merahasiakan hal-hal sebagai-mana lamanya 1 tahun dan atau
dimaksud dalam pasal 34 KUP (tindak denda setinggi-tingginya
pelanggaran). Rp. 25.000.000,- (dua puluh
lima juta rupiah).
3. Pihak Sengaja tidak memperhatikan atau Pidana Kurungan selama-
Ketiga
tidak meminjamkan surat atau do- lamanya 1 ta-hun dan atau
kumen lainnya dan atau tidak me- denda setinggi-tingginya Rp.
nyampaikan keterangan yang diper- 2.000.000,- (dua jut rupiah).
lukan sebagaimana dimaksud da-lam
pasal 25 ayat 1 huruf d dan e UU PBB.

Catatan:
1. Pidana penjara dan atau denda pidana (karena melakukan
tindak kejahatan terhadap perpajakan) dapat dilipatduakan, apabila
melakukan tindak pidana perpajakan sebelum lewat satu tahun,
terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana
penjara yang dijatuhkan.
2. Penuntunan tindak pidana terhadap pejabat hanya dilakukan
apabila pengaduan dari orang yang kerahasiannya dilanggar. Jadi,
pidana terhadap pejabat merupakan delik aduan.
3. Tindak pidana perpajakan tidak dapat dituntut setelah lampau 5
tahun.
Kesimpulan
Sanksi dalam perpajakan itu ada 2, yaitu sanksi administrasi
dan sanksi pidana. Tiap-tiap sanksi mempunyai konsekuensi
yang bertujuan agar Wajib Pajak mendapatkan ganjaran dari
perbuatan melanggar pajak yang dilakukannya, dan diharapkan
konsekuensi tersebut mengakibat-kan efek jera dan tidak
mengulanginya lagi.
Perbedaan di antara keduanya terletak pada konsekuensinya.
Pada sanksi administrasi, konsekuensi nya adalah pembayaran
kerugian kepada negara berupa bunga dan kenaikan,
sedangkan pada sanksi pidana, konsekuensinya adalah siksaan
atau penderitaan. Konse-kuensi dari sanksi admnistrasi
berupa denda, bunga, dan kenaikan. Konsekuensi dari sanksi
pidana adalah denda pidana, pidana kurungan, dan pidana
penjara.

Anda mungkin juga menyukai