Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering
terjadi di payudara. Epidemiologi Di Indonesia data penyakit FAM masih belum lengkap, namun diperkirakan tiap tahun mengalami peningkatan. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas melaporkan pada periode 1993-1995 terdapat sebanyak 503 kasus fibroadenoma (47.5%) dari 1.059 kasus kelainan payudara wanita (Wahid, 2012). Data dari Jakarta Breast Center, klinik di Jakarta yang mengkhususkan untuk penanganan keluhan pada payudara, menunjukkan bahwa dari 2.495 pasien yang datang pada tahun 2001 sampai 2002, ternyata 79% menderita tumor payudara jinak dan hanya 14% yang menderita kanker (Diananda, 2009). Etiologi Hingga kini, perkembangan fibroadenoma seringkali dikaitkan dengan hormon reporduksi, namun penyebab munculnya fibroadenoma belum diketahui secara pasti. Beberapa pendapat mengatakan bahwa fibroadenoma adalah respon tidak normal tubuh wanita terhadap hormon estrogen. Ketika wanita berada dalam masa reproduksi, maka fibroadenoma ini akan lebih sering muncul. Patofisiologi Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus-lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen FAM ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil. Manifestasi klinis Tidak terasa sakit. Berbentuk bundar dengan tepi tumor yang jelas. Mudah digerakkan ketika disentuh. Benjolan yang bisa terasa kenyal atau agak keras. Prinsip diagnosis Bergantung pada karakterisktik benjolan yang ditemui dan usia pasien, maka biasanya akan disarankan pasien untuk menjalani salah satu dari beberapa tes ini: Ultrasonografi payudara. akan disarankan tes ultrasound untuk wanita di bawah 40 tahun. Sebab jaringan pada payudara wanita di bawah 40 tahun yang lebih padat membuat hasil uji mammografi sulit dianalisa. Dari hasil ujian ini memungkinkan menganalisa apakah benjolan pada payudara berisi cairan atau padat. Mammografi. akan menganalisis gambar fibroadenoma pada jaringan payudara pasien yang diambil dengan menggunakan sinar X. Tes ini lebih efektif pada wanita berusia 40 tahun ke atas. Biopsi. Jika benjolan tidak bisa didiagnosis pasti dengan mammografi dan ultrasound, maka akan disarankan tes biopsi payudara. akan diambil sampel jaringan dari dalam benjolan untuk dianalisa di laboratorium. Tatalaksana Pada dasarnya fibroadenoma tidak memerlukan pengobatan. Berdasar pemeriksaan klinis, tes pencitraan, dan tes biopsi, akan disarankan pilihan prosedur untuk menangani fibroadenoma. Jika dianggap benjolan tersebut bersifat abnormal dari tes yang sudah dilakukan, maka prosedur pengngkatan fibroadenoma adalah: Lumpektomi. Prosedur pembedahan untuk memotong atau mengangkat benjolan fibroadenoma dari payudara. Jaringan yang diangkat tersebut akan di bawa ke laboratorium untuk diperiksa apakah terdapat sel-sel kanker. Cryoablation. Dalam prosedur ini, akan dimasukkan alat tipis mirip tongkat ke benjolan fibroadenoma untuk menyemburkan gas yang akan membekukan jaringan. Meski telah diangkat, fibroadenoma masih bisa muncul kembali. Diperlukan pemeriksaan fisik dan tes biopsi untuk memastikan benjolan tersebut adalah fibroadenoma atau kanker. Prognosis Fibroadenoma mamma tidak termasuk kanker. Fibroadenoma mamma dapat terulang hingga 20% pada perempuan. Sebuah jumlah kecil dapat hilang dengan sendirinya.