Anda di halaman 1dari 24

TINDAK

PIDANA
PAJAK
Tindak Pidana = Delik
(Latin = Delictum dan Belanda = Delict)

1. Perbuatan Pidana (Prof. Mulyatno)


2. Pelanggaran Pidana (M.H. Tirtaamidjaja)
3. Peristiwa Pidana (E. Utrech)

KBI
perbuatan yang dapat dikenakan hukuman
karena merupakan pelanggaran terhadap
undang-undang; tindak pidana
BAB VIII UU KUP (Ketentuan Pidana)
Pasal 38 KUP
Setiap orang yg karena kealpaannya :
a. Tidak menyampaikan SPT; atau
b. Menyampaikan.......,tp isinya tidak benar /
tidak lengkap / ..........
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara.....didenda....., / dipidana
kurungan paling singkat 3 bln / paling lama 1 thn
Pasal 39 KUP
(1) Setiap orang yg dengan sengaja :
a. Tidak mendaftar diri.....NPWP / NPPKP
b. Menyalagunakan....NPWP / NPPKP
c. Tidak menyampaikan SPT
d. Menyampaikan SPT isinya tidak benar
e. Menolak dilakukan pemeriksaan
f. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau
dokumen yg palsu atau dipalsukan
g. Tdk menyelenggarakan pembukuan / pencttan
h. Tdk menyimpan buku, catatan / dokumen....
i. Tdk menyetorkan pajak yg tlh dipotong/dipungut
sehingga dapat menimbulkan kerugian
pd penerimaan negara dipidana dng
pidana penjara paling singkat 6 bln &
paling lama 6 thn dan didenda paling
sedikit 2x dan paling banyak 4x jml
pajak terutang yg tdk / kurang dibayar.

(2) Pidana ayat (1) ditambah 1x jk belum


1 thn mengulanginya
(3) Setiap org yg melakukan percobaan
utk melakukan tindak pidana menyala-
gunakan NPWP atau NPPKP,.....dll.
......dalam restitusi / kompensasi /
pengkreditan pajak,..................
- dipidana penjara paling singkat 6 bln
dan paling lama 2 thn
- dan denda paling sedikit 2x dan
paling banyak 4x restitusi / kompen-
sasi / pengkreditan pajak yg dilakukan
Pasal 39A KUP
Setiap orang yang dengan sengaja :
a. Menerbitkan dan/atau menggunakan FP, bukti
pungutan pajak, bukti pemotongan pajak, &/atau
bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan
transaksi yang sebenarnya; atau
b. Menerbitkan FP tetapi belum dikukuhkan sbg
PKP, dipidana penjara paling singkat 2 thn &
paling lama 6 thn serta denda paling sedikit 2x
& paling banyak 6x Faktur Pajak, bukti
pungutan pajak, bukti pemotongan pajak,
dan/atau bukti setoran pajak
Pasal 40 KUP

Tindak pidana perpajakan tidak


dapat dituntut setelah lampau wkt
10 thn sejak saat terutangnya
pajak, berakhirnya Masa Pajak,
berakhirnya Bagian Tahun Pajak /
berakhirnya Tahun Pajak ybs.
Pasal 41 KUP

(1) Pejabat....alpa....pasal 34.


(kerahasiaan WP) pidana kurungan
paling lama 1 thn & denda paling
banyak Rp 25 juta.
(2) Pejabat....sengaja...pasal 34.........
pidana kurungan paling lama 2 thn &
denda paling banyak Rp 50 juta
Pasal 41A KUP
Setiap orang yabg wajib memberikan
keterangan / bukti sbgmn dimaksud
dlm psl 35 (pihak ketiga wajib memberikan
keterangan/bukti yg diminta), tetapi dgn
sengaja tdk memberikan / memberikan
tapi tidak benar, dipidana paling lama
1 tahun dan denda paling banyak
Rp 25 juta.
Pasal 41B KUP

Setiap orang yang dengan sengaja


menghalangi / mempersulit penyidikan
tindak pidana dibidang perpajakan
dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 tahun dan denda paling banyak
Rp 75 juta.
Pasal 41C KUP
(1) Setiap orang yg dengan sengaja tidak
memenuhi kewajiban psl 35A ay (1)....
pidana kurungan paling lama 1 thn atau
denda paling banyak Rp 1 milyar.
(2) Setiap orang yang dengan sengaja
menyebabkan tdk terpenuhinya
kewajiban pejabat atau pihak lain dlm
pasal 35A ay (1)....pidana kurungan
paling lama 10 bln / denda paling banyak
Rp 800 juta.
Pasal 41C KUP
(3) Setiap org yg dgn sengaja menyebabkan
tidak terpenuhinya kewajiban pejabat atau
pihak lain dlm pasal 35A ayat (1)......pidana
kurungan paling lama 10 bln / denda paling
banyak Rp 800 juta.
(4) Setiap orang yg dgn sengaja menyalagu-
nakan data dan informasi perpajakan
sehingga menimbulkan kerugian negara
dipidana kurungan paling lama 1 thn atau
denda paling banyak Rp 500 juta.
Pasal 43 KUP
(1) Ketentuan sbgmn dimaksud dlm Psl 39 & 39A,
berlaku juga bagi wakil, kuasa, pegawai dr
WP, / pihak lain yg menyuruh melakukan, yg
turut serta melakukan, yg menganjurkan, /
yg membantu melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan.
(2) Ketentuan sbgmn dimaksud dlm Psl 41A &
41B berlaku juga bagi yg menyuruh melaku-
kan, yg menganjurkan, / yg membantu mela
kukan tindak pidana di bidang perpajakan.
Pasal 43A
(1) DJP berdasarkan informasi, data, laporan, dan
pengaduan, berwenang melakukan pemeriksaan
bukti permulaan sebelum dilakukan penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan
(2) Dlm hal terdapat indikasi tindak pidana di bidang
perpajakan yg menyangkut petugas DJP, MenKeu
dpt menugasi unit pemeriksa internal di lingkungan
DepKeu utk mlkkan pemeriksaan bukti permulaan.
(3) Apbl dr bukti permulaan ditemukan unsur tindak
pidana korupsi, pegawai DJP yg tersangkut wajib
diproses menurut ketentuan Hukum Tindak
Pidana Korupsi
Pasal 44A KUP
Penyidik...psl 44 ay (1) menghentikan
penyidikan....psl 44 ay (2) huruf j, dlm hal:
1. Tidak terdapat bukti yg cukup atau
2. Bukan merupakan peristiwa tindak
pidana perpajakan, atau
3. Peristiwanya telah kadaluwarsa, atau
4. Tersangka meninggal dunia
Pasal 44B KUP

(1) Untuk kepentingan penerimaan


negara, atas permintaan MenKeu,
Jaksa Agung dapat menghenti-
kan penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan paling lama
dalam jangka waktu 6 bulan sejak
tanggal surat permintaan
Pasal 44B KUP
(2) Penghentian penyidikan sbgmn
dimaksud pd ayat (1) hanya
dilakukan setelah WP melunasi
seluruh utang pajak yg tidak / kurang
dibayar / yg tdk seharusnya
dikembalikan & ditambah dgn sanksi
denda sebesar 4x jml pajak yg tdk /
kurang dibayar / tdk seharusnya
dikembalikan
Psl 1 butir 2 KUHAP (Psl 1 angka 31 KUP)

PENYIDIKAN :
serangkaian tindakan penyidik dalam hal
dan menurut yg diatur dlm UU utk mencari
serta mengumpulkan bukti yg dgn bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yg
terjadi & guna menemukan tersangkanya
Alat Bukti : Pasal 1866 KUHPerdata
1. Bukti tulisan
2. Saksi-saksi
3. Persangkaan-persangkaan
4. Pengakuan, dan
5. Sumpah

Alat Bukti : Pasal 184 KUHAPidana


1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
Sistem Pembuktian
1. Sistem Bebas
Hakim tidak terikat pada alat-alat bukti
yg sah, asal saja ada keyakinan pada
hakim, maka hakim dapat menjalankan
dan menghukum seorang terdakwa
atas kesalahannya yg di dasarkan pd
alasan yg dapat dimengerti dan yg
dapat dibenarkan oleh pengalaman
sekalipun tidak cukup bukti.
Sistem Pembuktian
2. Sistem Positief-wettelijk
Hakim hanya boleh menentukan kesalahan
tersangka apabila ada bukti minimum yg
dibutuhkan UU.
3. Sistem Negatief-wettelijk
Seseorang akan dihukum bila ada keya-
kinan pada diri hakim itu sendiri yang
didasarkan pada alat-alat bukti yg sah.
Pasal 1 butir 11 KUHAPidana
Putusan pengadilan
Pernyataan hakim yg diucapkan dlm
sidang pengadilan terbuka, yg dpt berupa
pemidanaan / bebas (tidak terbukti scr
sah & meyakinkan) / lepas dari segala
tuntutan hukum (terbukti, tetapi perbuatan
itu tdk mrpkan suatu tindakan pidana -> perdata,
adat atau dagang) dlm hal serta menurut cara
yg diatur dlm UU.
Pasal 183 KUHAPidana
(Putusan hakim harus memenuhi 3 hal)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 alat


bukti yg sah,
2. Hakim memperoleh keyakinan bahwa
tindak pidana benar telah terjadi, dan
3. Terdakwalah yg telah melakukan
tindak pidana tsb.

Anda mungkin juga menyukai