Anda di halaman 1dari 39

Sampit, 15 April 17

Trauma and acute


abdomen
Pendahuluan
Di AS Trauma abdomen paling banyak terjadi pada
umur di bawah 45 tahun
Lebih dari 1/2 pasien trauma terjadi akibat
kecelakaan lalu lintas. Lain-lain : terjatuh, luka
tembak dan luka tusuk, keracunan, luka bakar, dan
tenggelam
Pada pemeriksaan kita harus menentukan ada
trauma organ intra abdomen atau tidak, dan apakah
perlu intervensi operasi segera atau observasi

Emergency Laparotomy :
Abdominal gunshot wounds 75% - 90%
Stab wounds 25% - 35%
Blunt trauma 15% - 20%
Trauma Abdomen dibedakan atas :
Trauma Tumpul
Trauma Tajam / Luka tembak
TRAUMA ABDOMEN

Blunt Trauma Penetrating Trauma


Aortic rupture Laceration of blood
vessels
Splenic rupture
Splenic rupture
Liver rupture or laceration
Liver rupture or
Diaphragmatic tear laceration
Pelvic fracture Kidney laceration
Intestinal tear Intestinal lacerations
Bladder rupture Bladder rupture
Trauma tumpul
Mortalitas 10 - 30 %
- disertai cedera pada sistem lain
- perdarahan interna mungkin sangat berat
- cedera mungkin tidak terdeteksi dalam
pemeriksaan
- gejala yang tampak dini menandakan
cedera yang berat

Waspada akan kemungkinan terjadinya syok !!!!!!


Mekanisme Cedera
Fraktur dari organ padat
- perdarahan
Mekanisme Cedera
Fraktur organ berongga
- resiko tinggi terjadinya peritonitis
Mekanisme Cedera
Robekan organ pembuluh darah dan
mesenterium

Ruptur Vena Cava Inferior

Robekan mesenterium
Trauma tembus
Luka Tembak Luka Tusuk

Bullet Laying in Retroperitoneal

Luka tembak memiliki resiko mortalitas lebih tinggi karena kerusakan


organ dalam abdomen lebih berat
Semua luka tembus abdomen

Harus dievaluasi di RS
Luka tembus

Penyebab kematian :
Syok hipovolemik
Cedera pada organ dalam abdomen
Sepsis dan / atau peritonitis
- penyebab kematian lanjut
Alat bantu Diagnostic

Riwayat trauma dan pemeriksaan fisik


Laboratorium
Foto polos abdomen ?
Diagnostic peritoneal lavage (DPL)
Computerized tomography (CT scan) dan
ultrasound (USG)
Laparoskopi
Riwayat trauma
Informasi tentang mekanisme trauma
Pada kecelakaan lalu lintas, kecepatan dan arah dari
kecelakaan (kendaraan),penggunaan seat-belts
Pada gunshot wound; kaliber dan muzzle
velocity dari senjata, jumlah tembakan, jarak
antara senjata dengan korban
Mekanisme cedera
Sangat penting
Memberikan informasi tentang :
- jenis cedera
- eksistensi luka
- besarnya gaya yang terlibat
Faktor-faktor penting :
- senjata atau obyek yang digunakan
- jarak
- gaya penyebab
Pemeriksaan Fisik
Lokasi trauma pada abdomen
Pada 30% dari pasien yang membutuhkan
intervensi operatif segera pada awal bisa saja
normal.
Tanda tanda peritonitis merupakan
mandates untuk laparotomy
emergency tanpa menunggu hasil-hasil tes-
tes diagnostik.
Oleh karena itu, pemeriksaan abdomen yang
teliti, sistematik sangat dianjurkan pada setiap
kasus-kasus trauma abdomen
Palpasi dan perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan rektal
Diagnostic peritoneal lavage
Root and colleagues 1965; metode
pemeriksaan ini yang cepat, murah, akurat,
aman untuk menilai baik pada trauma tumpul
atau trauma tembus abdomen
Indikasi DPL
1. gejala klinik yang meragukan
2. kesadaran pasien menurun setelah trauma
kepala atau intoksikasi

Kontra-indikasi DPL
Absolute: indikasi yang jelas untuk
tindakan laparotomi
Relative: secara teknik sulit dilakukan
seperti kegemukan, pembedahan
abdominal sebelumnya, kehamilan lanjut
Penilaian DPL
Indeks + +
- Aspirat
Darah > 10 ml > 5 ml
Cairan Isi usus -

- Lavase
Ery. > 100.000/mm3 > 50.000/mm3
Lek > 500/mm3 > 200/mm3
Enzim Amilase 20 IU/L -
Alk. Fosfatase IU/L -
Empedu Konf. Biokimia
Blunt Abdominal Trauma - DPL
Sensitivity:
Hemoperitoneum: 83 98%
Mean sensitivity: 95%
Enteric injuries: 82%
Nontherapeutic laparotomies
(False Positives)
Rate: 13 54%
Indikasi
Computerized tomography (CT)
Pasien dengan keadaan umum yang stabil
Delayed presentation gejala muncul lebih
dari 24 jam setelah trauma
Hasil DPL yang meragukan
Kecurigaan trauma retroperitoneal seperti
adanya hematuria tanpa trauma urethra atau
buli-buli
Liver lacerations

Pancreas lacerations
Kontra indikasi CT scan
Absolute; adanya indikasi untuk laparotomi
dan kehamilan
Relative; allergy terhadap media kontras
Imaging in Blunt Abdominal Trauma
CT Scan
Sensitivity:
Solid organ injury: 97%
Enteric injury: 64 94%
Diaphragmatic injury: 61%
Pancreatic injury: 30%
Ultrasound (USG)
More operator dependent
Dengan peningkatan resolusi ultrasound,
prosedur jadi lebih cepat, non invasif, murah
USG dapat dengan cepat menunjukan cairan
bebas intraperitoneal dan trauma organ padat,
mampu mengevaluasi daerah retroperitonium,
USG kurang mampu untuk mengidentifikasi
perforasi organ berongga.
Ultrasound (USG)
Accuracy : 86 97 %
Sensititas : 88 91,7 %
Spesifisitas : 94 99 %

Dapat mendeteksi darah 70 cc


Laparoscopy
Modern minimally invasive surgery
Aplikasi diagnostik dan terapeutik
Hemodinamik harus stabil
Kelemahan laparoskopi pada trauma
abdomen

Membutuhkan anestesi umum


Resiko pneumothraks pada
ruptur diaphragma
Resiko emboli gas pada
trauma vena-vena besar
Algoritma Penanganan
trauma tumpul abdomen

observe
Penanganan non operatif
Pada pasien hemodinamik stabil
60 70% trauma tumpul organ padat dapat
ditangani secara non operatif, angka
kesuksesan lebih dari 90%
Screening pasien dengan CT scan
PENANGAN OPERATIF

INDIKASI;
1. Shock hemorragik
2. Penanganan non operatif gagal
3. didasarkan pada pemeriksaan fisik,
stabilitas hemodinamik, hasil imaging,
pengalaman klinik sebelumnya (surg).
Algoritma trauma tembus abdomen
Indikasi operasi
trauma tembus abdomen

Tanda-tanda vital tidak stabil


Eviserasi organ intraperitonial
Tanda-tanda peritonitis
Selamat
Belajar

Anda mungkin juga menyukai